All Chapters of (Un)fortunately, You are my DESTINY !: Chapter 11 - Chapter 20
29 Chapters
11. JANGAN PATAH SEMANGAT AL
  Alya baru saja menyelesaikan sholat magribnya saat pintu rumah diketuk dari luar. Gadi muda itu bergegas membuka mukena, melipatnya asal-asalan dan segera menuju pintu.   “Assalamualaikum” Ujar seseorang dari luar sana dan sepertinya Alya mengenal suara itu. “Waalaikumussalam” balas Alya sambil membuka kunci pintu dan membukanya. Tampak dihadapannya bu Santi tetangganya sedang berdiri mengenakan baju daster warna merah dan sebuah mangkuk di tangannya.   “Iya buk” Kata Alya sambil mempersilahkan tetangga sebelah rumahnya itu masuk.   “Habis sholat ya Al” sapa bu Santi seraya masuk ke dalam rumah dan duduk di sebuah kursi usang yang ada disana.   “Iya buk, abis sholat magrib tadi” jawab Alya. “Oh iya, tadi ibu dengar ada suara air hidup di belakang, ibu fikir kamu sudah pulang. Alya mengangguk sambil tersenyum.   “Ini Al” kata
Read more
12. IKHTIAR ALYA
Jam di tangan Alya menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit saat motor yang dikendarai bu Santi berhenti di sebuah rumah mewah yang ada di komplek sebelah. Alya melepaskan helm lalu turun dari motor sedangkan bu Santi  juga melepaskan helm hijau dari kepalanya lalu merogoh saku bajunya dan mengeluarkan secarik kertas dari sana. “ Kayaknya bener ini rumahnya Al.”Ujar bu Santi dengan mata yang masih memandang ke secarik kertas yang di pegangnya.Alya agak mendekat ke bu Santi yang belum turun dri motornya lalu melihat alamat yang tertulis di secarik kertas yang di pegang bu Santi. ‘komplek kenanga blok sembilan nomor 35.’Alya membaca dalam hati alamat di kertas yang dipegang bu Santi. “Iya bu, sesuai dengan alamat yang diberikan wak Kalsum”Kata Alya mengiyakan perkataan bu Santi. Bu santi mengangguk lalu turun dari motornya da
Read more
13.SYARAT MENJIJIKKAN DARI SANG RENTENIR
13.   “Syaratnya apa tante?”  Alya tak sabar mendengar lanjutan kalimat tante Altum. Teringat olehnya Nadine yang terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit dan wajah tua ibu yang pastinya menunggu kabar baik darinya.   “Syaratnya gampang kok. Gampang dan enak” Sekali lagi tante Altum menampakkan senyum culasnya pada kedua perempuan dihadapannya ini. Alya dan bu Santi salin berpandangan saat  mendengar apa yang dikatakan tante Altum.   “Loe boleh pinjem sama gue berapapun yang loe mau asalkan loe mau kerja sama gue” Ujar tante Altum sambil memandang Alya dengan intens.   “Kerja? Kerja apa tante ?”  tanya Alya sedangkan raut wajah bu Santi yang ada di samping Alya sudah menampakkan perubahan karena ia mengerti pekerjaan apa yang akan ditawarkan  tante Altum kepada gadis muda seperti Alya.   “Kerja di cafe gue yang baru. Minggu
Read more
14. MALAIKAT BAIK YANG MISTERIUS
14.Hari masih pagi saat Alya turun dari angkot yang membawanya ke rumah sakit tempat dimana Nadine dirawat. Ia memberikan beberapa lembar ribuan kepada supir sebagai ongkos perjalanan. Gadis itu memandang bagian depan rumah sakit yang di cat warna putih tulang. Perlahan ia melangkahkan kakinya memasuki gerbang rumah sakit. Beberapa mobil dan motor terlihat masuk dan keluar parkiran rumah sakit. Beberapa orang juga tampak berjalan keluar masuk pada pintu yang telah disediakan. Rata-rata mereka menunjukkan wajah sedih, mungkin mereka memikirkan keluarga mereka yang sedang dirawat di rumah sakit ini. Sama seperti Alya yang bingung dengan biaya pemeriksaan lanjutan Nadine. Kalau banyak orang bilang sangat sulit menemukan wajah bahagia di rumah sakit, mungkin kalimat itu benar adanya. Memang nyatanya hanya wajah sedih dan tegang yang kita temui di rumah sakit. Hampir tak bisa menemukan raut bahagia di rumah sakit kecuali rumah sakit persalinan yang mungkin awal masuk akan menunju
Read more
15.TERIMA KASIH MALAIKAT YANG BAIK HATI
15.“ maaf sus, tapi... kami belum membayar biayanya” jawab Alya. “Tapi biasanya kalau dari dokter sudah mengintruksikan untuk melakukan tindakan lanjutan berarti seluruh biaya sudah diselesaikan ibu, mbak.” “Maksudnya sus?”tanya Alya tak mengerti sedangkan bu Kartika yang tak mengerti apa-apa hanya melongo. “Iya, kalau sudah ada catatan dari doketr untuk mengadakan tindakan selanjutnya berarti semua biaya sudah dibayarkan.” kata suster. “Tapi kami belum membayarnya dok”sekali lagi Alya berkata kalau ia belum membayarkan biaya pemeriksaan lanjutan Nadine. “Kalau masalah itu saya kurang tahu mbak. Untuk lebih detailnya mungkin mbak bisa tanyakan pada bagian administrasi di depan” Kata suster. “Kalau begitu saya kesana dulu ya mbak” kata Alya. 
Read more
16. PERTEMUAN KEDUA
  Hai readers, aku ingetin ya kalau bab 16 ini adalah lanjutan dari bab 4.Di bab 4 diceritakan kalau  Alya hendak melamar kerja di salah satu rumah mewah. Ia tak tahu kalau rumah itu rumahnya oma rosie, wanita setengah baya yang ia tolong satu bulan yang lalu.Penasaran sama ceritanya??? Buruan baca ya guyssss...***“Lho, Alya?”Wanita setengah baya yang ternyata oma Rosie itu rupanya mengenali Alya. Alya yang sudah lebih dulu melihat wanita setengah baya itu memberikan senyum lebar sembari berkata “Oma yang di pasar itu kan? Oma  yang kemarin dijambret di pasar dekat terminal?”Kata Alya memastikan. “Iya, ini oma Al. Ya Allah gak nyangka kita bisa ketemu lagi”ujarnya terlihat gembira. Oma Rosie berjalan mendekati Alya. 
Read more
17. SERASA ADA AYAH DISINI
 Alya menarik nafas dalam-dalam dan mengehmbuskannya perlahan. Ada sedikit lega di hatinya. Walau sampai saat ini ia belum mendapatkan uang untuk biaya operasi Nadine tapi setidaknya ia sudah mendapatkan pekerjaan yang akan membantu hidup keluarganya. Selain biaya untuk operasi, Nadine juga butuh biaya untuk menstabilkan kesehatannya. Ia butuh asupan makanan, vitamin dan tempat tinggal yang layak dan Alya harus bekerja keras untuk itu. Ia tak bisa mengandalkan sang ibu untuk memenuhi kebutuhan mereka bertiga. Ia yakin ia bisa berjuang untuk keluarganya. Alya melangkahkan kakinya menuju ruangan dimana Nadine dirawat. Kali ini langkah kakinya terasa agak ringan karena ia membawa kabar baik untuk kedua orang yang ia cintai itu, Ya, ia sekarang sudah mendapatkan pekerjaan dirumah oma Rosie, ibu pasti senang mendengarnya. “Assalamualaikum” sapa AlyaDi ruangan ibu sedang menyuap Nadine yang tampak sudah lebih sehat
Read more
18. PEKERJAAN BARU ALYA
18.Hari masih pagi saat Alya sampai di depan rumah oma Rosie. Hari pertama kerja tentu dia tak boleh terlambat. Perlahan ia menuju gerbang megah rumah oma Rosie. Tangan Alya terulur untuk memencet bel otimatis di depan gerbang rumah. Ditahannya bel dengan jari telunjuknya. Beberapa detik kemudian terdengar suara seorang laki-laki yang tentu saja satpam di rumah oma Rosie.“Selamat pagi, siapa ya?” Tanya pak satpam.“Saya Alya pak, Alya Purnama” jawab Alya.“ Oh, mbak asisten rumah tangga oma Rosie yang baru ya?” Tanya pak satpam memastikan.“ Iya pak, saya Alya, asisten rumah tangga oma Rosie yang baru” jawab Alya.‘Pasti oma Rosie sudah memberitahukan tentang aku kepada para pekerja di rumah ini’fikir Alya.“Tunggu sebentar ya mbak. Saya buka dulu”  Suara pak satpam kembali terdengar.“Iya pak”Tak sampai sat
Read more
19. PERKENALAN DENGAN SEISI RUMAH
Oma Rosie dan tiga orang lainnya sudah ada di ruangan keluarga saat Alya dan mbok Darmi datang. Seorang laki-laki seumuran dokter Ridwan tampak asyik berbicara di lewat telepon genggamnya  sambil berdiri di dekat jendela. Di sofa hijau muda ada juga oma Rosie dan seorang wanita seumuran ibu Alya sedang asyik mengobrol dan yang terakhir ada seorang gadis muda yang mungkin tua beberapa tahun dari Nadine tampak mengetik sesuatu di tablet yang ia pegang.“Permisi” kata mbok Darmi.Semua yang ada di ruangan keluarga menoleh ke arah Alya dan mbok Darmi kecuali gadis muda yang masih tetap asyik dengan tabletnya.“Ini mbak Alya nya oma” kata mbok Darmi.“Oh iya mbok, Alya silahkan duduk disini. Mbok boleh kembali bekerja ya mbok”Kata oma Rosie.Laki-laki setengah baya yang tadi asyik berbicara di lewat telepon genggamnya sudah duduk di sebelah gadis muda yang sedang memegang tablet.“Sudah dulu
Read more
20. PERTENGKARAN LANGIT DAN DYANA
20.Langit baru saja mematikan mesin mobilnya saat ringtone telepon genggamnya berbunyi tanda panggilan masuk yang khusus ia gunakan untuk nomor oma Rosie. “Kenapa ya oma menelpon pagi-pagi seperti ini” fikir Langit.Namun tak urung diangkatnya panggilan dari oma sambil berjalan menuju lift kantor. “Hallo oma” sapa Langit setelah menekan tombol hijau pada telepon selularnya.“Lang, kamu dimana?” tanya oma.“Aku baru sampai kantor oma” jawab Langit.“Beneran sudah sampai kantor?” Tanya oma lagi.“Iya oma” jawab Langit sambil memencet tombol pada lift yang akan membawanya ke ruangan atas.“Sudah di kantor atau baru bangun tidur?” tanya oma lagi.“Ya ampun oma curigaan banget sih oma. Apa perlu aku videoin suasana kantor sepagi ini?”Langit menekankan kata “sepagi ini&r
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status