(Un)fortunately, You are my DESTINY !

(Un)fortunately, You are my DESTINY !

Oleh:  ryunee samaya  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
2 Peringkat
29Bab
1.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Novel romantis ini bercerita tentang Alya purnama, seorang gadis miskin berusia sembilan belas tahun. Di usianya yang masih sangat muda, ia dihadapkan pada kenyataan kalau sang adik yang begitu ia sayangi mengidap penyakit bocor jantung dan kanker darah stadium tiga. Alya yang begitu mencintai adiknya berusaha keras untuk mendapatkan biaya pengobatan agar adiknya bisa sembuh. Takdir mempertemukannya dengan seorang pemuda bernama Langit Marvelino Sastra Wijaya, seorang pengusaha kaya yang angkuh, sombong dan brengsek. Pertemuan pertama mereka yang tak terduga mengawali kisah cinta dua manusia berbeda status sosial ini. Langit yang selalu dikelilingi wanita sexy, cantik dan berasal dari kalangan sosialita terpaksa harus menjadikan Alya kekasih rahasianya karena perjanjiannya dengan sang oma. Alyapun tak dapat menolak karena hutang budinya pada keluarga langit. Keduanya yang terpaksa menjalani hubungan tanpa cinta membuat banyak masalah muncul. Tak hanya dari mereka berdua, masalah juga datang dari pihak luar. Ada Dyana, model yang merupakan kekasih langit yang selalu siap dengan rencana liciknya untuk menyingkirkan Alya. Ada juga Revan Anggara, dokter muda yang sejak SMU menaruh hati pada Alya tak mau membiarkan Alya tersiksa hidup bersama pria brengsek seperti Langit. Juga Aline, ibu kandung langit yang sangat membenci orang miskin seperti Alya. Seiring berjalannya waktu, benih cinta tumbuh diantara keduanya. Alya dan Langit yang awalnya saling membenci berubah jadi saling cinta. Disaat mereka mulai meyakinkan diri untuk bersatu. Tiba-tiba muncul Alana, wanita dari masa lalu Langit.Wanita yang pernah menggores luka yang teramat dalam pada hati pria nyaris sempurna itu. Alana datang menjanjikan cinta yang dulu begitu diharapkan Langit darinya. Kemunculannya membuat hubungan langit dan Alya kembali rumit. Alya kembali meragukan cinta Langit untuknya sedangkan Langit bingung memilih antara Alya dan Alana, kedua wanita yang punya arti penting dalam hidupnya.

Lihat lebih banyak
(Un)fortunately, You are my DESTINY ! Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Ryunee Samaya
bismillah... keep spirit
2021-09-14 01:00:41
1
user avatar
Ryunee Samaya
bismillah... smoga diterima dg baik oleh masyarakat
2021-08-31 10:56:22
1
29 Bab
1. KIAMAT KECIL ITU TIBA
Bangsal rumah sakit telah sepi karena waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Hanya satu dua orang lalu lalang di putaran bangsal. Di sudut lorong rumah sakit seorang gadis muda duduk di lantai sambil menangis tersedu. Suaranya terdengar serak, matanya bengkak pertanda terlalu banyak menangis. Gadis itu terlihat memegang tas lusuh di pangkuannya. Tas lusuh yang sebenarnya tak layak pakai lagi karena sudah terlihat sobek di beberapa sisi dan tali tas yang sudah tersambung dengan peniti. Gadis itu terus menangis, menangisi nasib yang selalu mempermainkan hidupnya. Masih kurangkah penderitaannya selama ini?   Alya Purnama, nama gadis itu, Ayahnya meninggal saat Alya berumur delapan tahun dan si bungsu Nadine belum genap setahun. Sang ayah yang meninggal akibat penyakit paru-paru basah yang ia derita. Penyakit yang sebenarnya sudah lama bercokol di tubuhnya tapi tak dirasakan karena sibuk mencari nafkah untuk istri dan kedua anaknya. Kepergian ayah yang meningg
Baca selengkapnya
2. NAMAKU ALYA DAN AKU KUAT BAGAI KARANG DI LAUTAN
“Bu Aline, saya tidak melihat anda masuk tadi. Apa anda lupa mengetuk pintu?”Ada nada tak suka dari intonasi suara dokter Ridwan saat menyapa wanita itu. “Ooh, maaf dok, tadi pintu ruangan dokter terbuka jadi saya masuk saja.”Ujar wanita itu dengan gaya yang elegan. “Saya juga mendengar apa yang dokter dan gadis ini bicarakan dan saya siap memberikan jalan keluar.”Ujarnya seraya berjalan ke arah Alya dan dokter Ridwan. “Jalan keluar?” Dokter Ridwan bertanya. “Ya, saya yang akan membayar semua biaya rumah sakit adik gadis ini.” “Maksud ibu Aline apa?” Dokter Ridwan bersuara. Masih dengan posisi berdiri, wanita itu menjawab pertanyaan dokter Ridwan. “Saya akan membiayai seluruh pengobatan adik gadis manis ini bila ia mau berbisnis dengan sa
Baca selengkapnya
3. NADINE, BERTAHANLAH !
Alya bergegas keluar dari ruangan dokter Ridwan. Dia berjalan setengah berlari menuju sebuah ruangan di ujung bangsal rumah sakit. Sesampainya di ujung lorong rumah sakit matanya menoleh ke kiri, semakin mendekat ke sebuah ruangan bercat hijau muda. Kakinya melepas sendal yang ia kenakan dan masuk ke ruangan itu. Ruangan inilah yang bisa membuatnya tenang. Disinilah ia bisa menangis sejadi - jadinya tanpa malu dilihat orang. Di ruangan inilah tempat ia bersimpuh memohon petunjuk sang Khalik akan semua masalah yang tengah ia hadapi. Sejak Nadine dirawat di rumah sakit ini, Alya menjadi akrab dengan ruangan ini. Ya, hanya mushola rumah sakit ini tempat Alya menangis dan bedoa untuk jalan keluar dari masalah yang sedang ia hadapi. Alya terduduk di lantai mushola. Bulir bening itu mulai luruh dengan deras ke pipi gadis berusia sembilan belas tahun itu. Hatinya perih mendengar penawaran yang keluar dari mulut wanita itu. Sebegitu rendahnya kah dirinya sampai ia harus
Baca selengkapnya
4. BETAPA KECILNYA DUNIA
Ojek yang membawanya Alya berhenti di sebuah perumahan mewah di pusat kota Jakarta. Alya turun dan membayar ongkos ojek seraya mengucapkan terima kasih pada abang ojeknya. Perlahan gadis berambut panjang itu berjalan mendekati pagar, ooh bukan pagar...tepatnya pintu gerbang rumah mewah ini. Jalan Kenari Nomor delapan belas, gadis itu mengeja alamat yang tertera di selembar kertas yang diberikan dokter Ridwan. Lalu mencocokkannya dengan alamat yang terpahat rapi di depan gerbang berwarna keemasan itu. Benar ini rumahnya. Bathin Alya. Lalu gadis itu memencet bel yang ada di depannya. Aah, untungnya satpam perumahan mewah ini mengajarkan Alya bagaiman menggunakan bel rumah di komplek mewah ini. Ini bukan bel sembarang bel. Bel praktis yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan satpam di dalam sana. “Asalamuallaikum pak” Sapa Alya di depan bel.“Waalaikumsalam. Mbak siapa ya?”“Saya Alya pak. Saya
Baca selengkapnya
5. With the Imperious man
With the Imperious man Langit berjalan menuju ke parkiran mobil diikuti oleh Alya. Tampak mobil Fortuner berwarna merah maroon. Langit membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobilnya sedangkan Alya hanya berdiri diam di samping pintu mobil. Langit menoleh ke arah Alya dengan wajah kesal. “Heii kamu, mau berdiri di situ sampai sore?” Alya kaget tapi tak urung ia membuka pintu mobil lalu berusaha masuk ke dalamnya. Karena mobil Fortuner lumayan tinggi jadi Alya agak berjinjit saat hendak menaiki mobil dan ‘Braaak” Alya kehilangan keseimbangan dan jatuh terjengkang ke luar mobil. Langit yang melihat kejadian itu hanya diam saja seperti tak ada keinginan untuk menolong, malah ia asyik dengan handphonenya. Alya yang kesakitan berusaha bangkit. Sepertinya kakinya terkilir. Saat ia sudah berdiri sempurna. Suara Langit kembali terdengar dari dalam mobil. “
Baca selengkapnya
6. LANGIT DAN KEMARAHANNYA
Langit dan kemarahannya “Oooh, shit...shiiit!!!” Berulang kali makian keluar dari mulut Langit sambil sesekali tangannya memukul stir mobil. “Sial, kok bisa-bisanya gue dipermalukan sama perempuan miskin seperti dia! Dasar perempuan sialan! Loe lihat nanti, gue bakalan balas loe lebih kejam dari apa yang loe lakukan hari ini.”Makinya tak berhenti. Langit melirik jam yang ada di pergelangan tangannya. “Tuh, telatkan gueee... Aaaah, shiiit!!!” Lalu laki laki berhidung mancung sempurna itu menambah kecepatan laju mobilnya menuju kantor. Jam menunjukkan pukul sebelas lewat sepuluh menit saat mobil langit berhenti di depan lobi kantor. Segera langit turun dari mobil dan melemparkan kunci mobil ke satpam yang berjaga. Ia berjalan tergesa memasuki kantor. Beberapa pegawa
Baca selengkapnya
7. SHOCKING NEWS
7. Shocking NewsAngkot berhenti tepat di seberang lorong tempat tinggal Alya. Gadis berambut panjang itu turun dan segera menyeberang menuju lorong rumahnya. Ditelusurinya lorong itu sekitar lima belas menit lalu sampailah ia di sebuah rumah sedehana, kalau tak mau dikatakan jelek. Rumah usang yang seperti sudah lama tak di perbaiki. Bagian depan terlihat pintu rumah yang sudah soak disana sini. Dan ada sebuah kursi yang tak kalah usangnya dengan daun pintu rumahnya. Gadis itu menggapai gagang pintu dan mendorongnya. Terkunci, Apa ibu belum pulang kerja ya? Alya melirik benda di pergellangan tangannya. Sudah jam satu. Biasanya jam sebelas ibu sudha di rumah. Karena hanya ibu hanya mengantarkan cucian yang dekat-dekat sini. Kalau yang agak jauh Alya lah yang mengantarkannya. Lalu Nadine kemana? Biasanya jam setengah satu ia sudah sampai di rumah. Alya risau. Ia mindar mandir di depan pintu rumah.   “Al...”Suar
Baca selengkapnya
8.MENGHADAPI KENYATAAN YANG MENYAKITKAN
Menghadapi kenyataan yang menyakitkan Sepeninggalan kedua guru Nadine, Alya mengajak bu Kartika untuk kembali duduk di sebelah ranjang Nadine. Ada raut khawatir di wajah keduanya. Kekhawatiran yang sama yaitu tentang hasil pemeriksaan Nadine. “Semoga Nadine cepat sembuh ya Al. Ibu gak tega lihat Nadine seperti ini. Ibu takut Nadine kenapa kenapa.”Ujar bu Kartika dengan suara serak. “Alya yakin Nadine bisa segera sembuh buk Tenang saja.. Yang penting sekarang kita berdoa. Memohon pada Allah untuk kesehatan Nadine.”Jawab Alya. Gadis itu berushaa menenangkan sang ibu. Bu Kartika menggenggam tangan Alya yang diikuti oleh Alya yang juga menggenggam tangan sang ibu. Keduanya saling berpandangan namun tak sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya. Mereka hanya saling memandang dengan raut wajah penuh kekhawatiran. Lalu keduanya larut dalam
Baca selengkapnya
9. AL, YOU ARE NOT ALONE
Alya, You are not alone Alya berjalan pelan menelusuri  bangsal rumah sakit dengan langkah gotai. Fikirannya masih tertuju pada kata-kata dokter Ridwan. ‘Delapan juta! Nominal yang tidak sedikit untuk orang seperti Alya. Bagaimana ia bisa mendapatkannya dalam waktu yang singkat?’ Di depan Alya tampak kursi tunggu pasien. Gadis itu berjalan mendekati kursi dan duduk di salah satu kursinya. Mungkin ada baiknya ia menenangkan diri dulu. Fikirannya yang kalut tentu akan memberikan efek yang tidak baik pada ibunya nanti. Sebaiknya ia menenangkan diri dulu sebelum menyampaikan kondisi kesehatan Nadine pada ibu agar ibu tidak ikut-ikutan panik. ‘Pletaak’ Bunyi benda jatuh di belakang Alya. Gadis sembilan belas tahun itu menoleh. Tampak seorang ibu yang sedang menggendong anaknya berusaha meraba-raba tongkat yang jatuh tapi tak berhasil
Baca selengkapnya
10. MENCARI JALAN KELUAR
Langkah kaki Alya sampai di depan pintu ruangan Nadine. Gadis manis itu sejenak menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya lalu tangannya meraih gagang pintu menuju ranjang Nadine. Disana sang ibu sedang duduk dengan raut wajah khawatir. Rasa sedih kembali menyeruak di hati Alya. ‘ Bagaimana perasaan ibu kalau aku ceritakan tentang keadaan dan biaya pemeriksaan Nadine’Alya berkata dalam hati. “Nadine belum siuman buk?” Kata Alya. Bu Kartika yang tak menyadari kedatangan anak sulungnya itu menoleh ke arah Alya dan segera ia menghapus air mata di kedua pipinya agar Alya tak melihatnya. “Eh,  iya Al, Nadine belum siuman. Kata susternya mungkin sebentar lagi.”Jawab ibu dengan senyum dipaksakan. Alya tersenyum untuk menutupi gundah hatinya. Ia menarik kursi yang ada di sebelah sang ibu dan menghempaska
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status