Semua Bab Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?: Bab 21 - Bab 30
74 Bab
Eps. 21 – Meminta Penjelasan
 (Mahesa)            Aku mendengar semua perkataan Kevin, si bajingan ini. Ketika dia melemparkan kata bahwa dia masih mencintai Sekar, seluruh darahku berdesir ke kepala seakan-akan harus meledak saat itu juga. Aku menarik napasku dan mencoba untuk masuk ke dalam rumah.          “Apa Anda tidak memikirkan sesuatu hal bahwa Sekar sudah menikah dan Anda mengatakan seperti itu di rumah orang tuanya dan Anda tidak ada sangkut pautnya lagi dengan keluarga ini.” ujarku datar. Tidak ada perkataanku yang meninggi. Aku berusaha tenang. Aku berjalan melewati Kevin dan mendekat ke arah Sekar. Kevin hanya tertawa dan tidak terkejut dengan kedatanganku. Aku pikir, Kevin datang dan sengaja membuat keributan. Sekar yang terkejut dengan kedatanganku langsung merangkul lenganku.   &nb
Baca selengkapnya
Eps. 22 – Pingsan  
 (Mahesa)            Keringatku mulai muncul di seluruh badanku. Mungkin bantal pun sudah basah. Aku seperti tidur di sauna. Panas sekali. Suhu ruangan yang panas ditambah… oh Sekar memelukku! Tanpa sadar aku tersenyum sendiri. Aku melepaskan handuk yang menempel di dahiku. Mungkin semalam aku tertidur dengan satu posisi saja. Sekarang aku membetulkan posisiku. Menghadap Sekar. Ternyata selain suhu ruangan yang panas, ada juga suhu dari Sekar yang berada di tubuhku. Cukup lama aku menatap Sekar. Dia tidak bergeming sedikit pun ketika aku membetulkan posisi tidurku hingga menghembuskan napasku ke wajahnya. Sepertinya dia kelelahan karena aku menyusahkannya semalaman.          Pelan-pelan aku bangun. Rasa lapar melandaku. Hanya aku tidak nafsu makan sejak kemarin. Pikiranku masih berkecamuk mengenai Kevin yang mene
Baca selengkapnya
Eps. 23 – Ngambek
  (Sekar)            Aku mengganti seprei dengan susah payah. Memasangnya sendirian. Aku mulai membersihkan beberapa sudut di meja rias dan lemari buku. Aku juga membuka pintu balkon yang ada di ruang kerja dan dapur. Balkon di apartemen ini panjang sekali. Jadi aku mulai mencuci beberapa baju dengan mesin cuci yang berada dipojokan balkon dekat dapur, nyaris berdebu karena lupa aku tutup dengan kain penutup. Aku juga mematikan AC di seluruh ruangan agar keseluruhan apartemen ini berganti udara. Aku menatap pandangan yang langsung menghadap ke apartemen. Banyak sekali rumah-rumah warga dan beberapa gedung yang menjulang tinggi. Apartemen ini berada di lingkungan elit. Tidak begitu ramai dan lingkungannya tertata rapih. Aku masih bisa mendengar suara klakson kendaraan di bawah sana samar-samar.          Derr
Baca selengkapnya
Eps. 24 – Hati-hati dengan Keluargamu Sendiri  
 (Mahesa)            Jantungku berdegup kencang, napasku memburu, dan perutku masih terasa perih karena asam lambungku masih belum reda juga. Aku masih mencium aroma rambut Sekar. Aku memeluknya erat walaupun dia tidak membalas pelukanku. Sepertinya aku salah berbicara. Aku memang kelewatan. Aku cemburu. Perasaan itu menyesakkan dadaku.          “Sekar. Bukan maksud aku menuduhmu…” Suara yang keluar terdengar takut-takut. Khawatir akan menyakitinya lagi. Sekar mendorong dadaku. Aku terdorong ke belakang. Aku melihat wajah Sekar yang sudah basah karena air matanya. Aku betul-betul menyakitinya. Dia berbalik lagi dan aku berhasil mencegahnya lagi.          “Lepasin!”          “Seka
Baca selengkapnya
Eps. 25 - Berteman
 (Mahesa)             Aku bangun lebih pagi dari biasanya. Mungkin seharian kemarin aku banyak tidur saat diinfus. Aku menuju dapur dan meminum dua gelas air. Sekar masih tertidur pulas. Aku duduk di pinggiran tempat tidur dan menatapnya lama. Aku memainkan rambutnya yang panjang tergerai acak. Membetulkan selimutnya dan…memotretnya. Indah sekali. Aku mengingat sejak kapan aku mulai menyukai Sekar. Apa karena terbiasa melihatnya setiap hari? Kalau begitu, jika aku dihadapkan dengan banyak wanita setiap hari mungkin aku akan jatuh cinta dengan semua wanita yang kutemui. Aku mengacak-acak rambutku sendiri. Akhirnya aku memutuskan untuk mandi. Selesai mandi aku masih mendapati Sekar tidur pulas. Dengan hanya berbalut handuk saja, aku duduk kembali di pinggiran tempat tidur dan menatapnya lama.&nbs
Baca selengkapnya
Eps. 26 – Obat Herbal yang Memabukkan
 (Mahesa)            Aku menginjak pedal gas dengan pelan. Di dalam mobil menuju apartemen, aku dan Sekar tidak berbicara satu patah kata pun. Sekar kesal ketika tahu aku meminum kopi. Dia tidak berhenti mengomel saat aku menemaninya berbelanja. Jadi, malam menjelang ketika aku selesai melakukan rapat di kantor dan kebetulan aku harus menemui beberapa orang yang ada di salah satu pusat perbelanjaan di ibukota, mengecek ballroom yang ada di mall tersebut untuk acara launching nanti. Setelah aku bertemu dengan manajer mall, aku dan Kiano memutuskan untuk ke salah satu kedai kopi yang terkenal. Waktu aku masuk ke kedai kopi dan sempat mengantri, aku melihat Sekar dan Kevin duduk berdua sedang bercengkrama.          Perasaan tidak suka membuncah di pikiranku. Apa yang dila
Baca selengkapnya
Eps. 27 – I'll Make You Love Me
 (Kevin) Dua minggu sebelumnya,             Aku melihat layar ponselku berkali-kali. Sudah hampir tiga puluh menit aku menunggu di parkiran di sebuah gedung pusat perbelanjaan. Beberapa minggu yang lalu, aku dihubungi oleh seseorang yang ingin membantuku mendapatkan Sekar kembali. Yang aku tahu pasti, kesempatan itu langsung aku ambil. Dia mengaku kakak tidak sedarah, Mahesa, suami dari Sekar. Kami intens sekali bercakap-cakap via telepon dan akhirnya kami memutuskan untuk bertemu. Di sini.           Seseorang mengetuk kaca mobilku dan aku langsung membukanya.           “Kevin?” tanyanya.           “Brian?” Aku memastikannya.           &n
Baca selengkapnya
Eps. 28 – Terjatuh  
(Sekar)              Aku masuk ke ballroom dengan gugup. Ini pertama kalinya aku menghadiri acara formal seperti ini, sebagai istri orang, seorang CEO, pemegang saham, dan merangkap pemilik perusahan. Pastinya kehadiranku sangat dinanti-nanti. Aku membuat dandananku menyesuaikan Mahesa. Formal. Tidak banyak yang kukenal dari peluncuran game pertama kali oleh perusahaan Mahesa. Teman-temanku yang pasti datang karena sudah diundang oleh Mahesa sendiri dan Kamila yang memang sengaja kuhubungi untuk datang. Lalu, aku melihat Lina menghampiriku setelah dia berbicara sebentar dengan Kiano di depan pintu, karena Kiano harus mendampingi Mahesa.           “Sebetulnya aku lebih suka kamu nggak dandan.” bisik Mahesa dari belakang. Membuat bulu kudukku berdiri. Aku tidak datang bersamanya tadi. Aku hanya datang sendiri.
Baca selengkapnya
Eps. 29 – Over Protective
(Mahesa)            Aku berdiri menghadap Kevin, memasukkan kedua tanganku ke dalam kantong celana karena berusaha tidak mengepalkan tinju padanya. Setelah acara peluncuran, aku mendapati kabar oleh Derry bahwa Sekar berada di tempat yang berbeda, yaitu di kolam renang di Mall yang sedang direnovasi pula. Tercebur. Tidak bisa jalan.          “Apa elo ada masalah dengan Sekar?” tanya Kevin. Berani-beraninya dia bertanya seperti itu. Aku bermasalah dengan Sekar atau tidak itu pun bukan urusannya. “Kenapa hal seperti ini bisa terjadi?” lanjutnya. Dia menuntutku dengan berbagai macam pertanyaan dan tuduhan. Suami yang tidak becus menjaga istrinya dan terlalu gila kerja. Aku hanya diam. Menatapnya tajam. Kevin mungkin sadar semua urat-urat di dahiku muncul karena menahan emosi yang tidak tertahankan. 
Baca selengkapnya
Eps. 30 – Pencemburu
(Mahesa)  Aku membuka pintu ruangan kerja Papa. Ruangan yang tidak pernah berubah dari dulu. Walaupun ada beberapa perabotan yang diperbaharui mengikuti jamannya. Aku melihat Papa duduk membaca sebuah koran. Matanya melihatku masuk dan kembali melihat koran yang dibacanya. Aku otomatis duduk di depannya. Duduk saja. Menunggunya untuk berbicara.“Jadi bisa dijelaskan apa yang terjadi sama Sekar?” Dia melipat koran dan meletakknya di meja depannya. Nampaknya koran yang dibacanya adalah koran yang terbit di sore hari karena ada sebuah berita peluncuran game-ku.“Seseorang mendorongnya jatuh ke dalam kolam renang.”“Kenapa bisa begitu?” Papa mengerutkan dahinya.“Not sure. Dia dapat sms dari seseorang dan waktu ke lokasi dia di dorong.”“Sudah liat cctv?”“Nggak ada cctv.” jawabku singkat.Papa m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status