Semua Bab Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?: Bab 51 - Bab 60
74 Bab
Eps. 51 – Pacar Pura-Pura  
(Sekar)            Aku menguap di depan Laras. Siang hari ini sangat sulit bagiku. Mataku pun terlihat bengkak dan Laras mulai curiga dengan apa yang terjadi, karena Laras meneleponku pagi-pagi dan mengajakku untuk rapat. Untungnya rapat agak telat dan menunggu klien yang datang dari Australia.          “Elo nggak apa-apa kan, Kar?” tanya Laras curiga. Dia menatap mataku yang bengkak.          “Nggak apa-apa. Semalam gue nonton film di kamar hotel dan filmnya sedih. Walaupun lebih sedih kisah hidup gue sih.” elakku mencoba untuk bercanda.          “Elo nggak berurusan dengan Kevin?”          “Gue sempet ketemu semalam. Gue kurang suka
Baca selengkapnya
Eps. 52 – Muncul Rasa
(Mahesa)            Sekar membuka pintu dengan cepat, sedangkan aku duduk di sofa. Aku mendengar langkah kaki masuk ke dalam ruangan.          “Sekar, ternyata kamu disini? Lama banget sih kam…” Kevin menghentikan langkah dan juga ucapannya ketika dia melihatku. Aku hanya menoleh ke arahnya. Ekspresi Kevin kaget bukan kepalang seperti melihat hantu. Aku tahu dia sangat syok melihatku berada di kamar Sekar.          “Ngapain kamu ke sini?” tanya Sekar.          “A…Aku hanya mengecekmu.” jawabnya Kevin terbata-bata.          “Mengecek seorang perempuan dengan memencet bel dengan membabi buta malam-malam beg
Baca selengkapnya
Eps. 53 – Tidak Memberontak
(Sekar)            Aku betul-betul memindahkan semua barangku ke kamarnya. Apa yang merasukiku hingga aku patuh dengan pria ini?          “Ke kamar 201 VIP Bungalo. Bersihkan. Sementara saya mau sarapan.” ucap Mahesa di telepon ke resepsionis. “Kiano sudah berangkat? Oh, sama Lina?”          Aku tidak tahu sedekat apa Mahesa dengan karyawan di hotel ini. Atau memang dia benar-benar pemilik hotel ini. Aku menatapnya dari atas sampai bawah. Dia tidak seperti pemilik hotel. Tampangnya urakan sekali.          “Kenapa kamu melihatku seperti itu?” Dia meletakkan telepon ke tempatnya. Dia sadar aku memperhatikannya.          &ldquo
Baca selengkapnya
Eps. 54 – Terbebani
(Sekar)            Aku selalu melingkarkan tubuhku jika suhu kamar berubah menjadi dingin. Padahal selimut tebal sudah menutupi tubuhku. Dalam tidurku, aku selalu mendengar suara deburan ombak dan suara seorang pria. Pria itu muncul di depanku dan memelukku erat.          “Sekar, I miss you so much.” ujarnya masih memelukku. Dia membelai rambutku dengan pelan.          Tiba-tiba aku merasakan kehangatan seperti pelukan yang nyata. Lalu aku membuka mataku. Aku berada di dalam pelukan Mahesa!          “Sekar bangun.” ucapnya pelan. Dia membelai rambutku. “Kamu tidak mau mengerjakan pekerjaanmu?” tanyanya.          Ter
Baca selengkapnya
Eps. 55 – Kamu Tidak Ada
(Sekar)            Aku tidak yakin dengan perasaanku ketika bersama Mahesa. Sikapku seperti orang yang dimabuk cinta. Tunggu cinta? Secepat itukah perasaanku padanya? Dia itu menyebalkan. Seenaknya mengklaim bahwa aku pacarnya. Seenaknya menyuruhku tidur dengannya. Seenaknya menciumku. Menyuruhku ini itu. Anehnya, aku tidak menolak walaupun ada beberapa yang membuatku risih. Aku suka ketika dia memelukku. Ada perasaan nyaman. Seperti hal itu pernah terjadi padaku sebelumnya.          Beberapa hari ini aku selalu pulang malam dan sibuk sekali. Aku tidak sempat bertemu Mahesa dan selalu menemuinya di hotel. Kegiatannya hanya di hotel. Aku rasa dia memang pemilik hotel ini. Dia cukup banyak berinteraksi dengan beberapa karyawan. Seorang wanita cantik akhir-akhir ini mengikutinya. Dia yang selalu mendatangi kamar kami d
Baca selengkapnya
Eps. 56 – Menyelinap
(Mahesa)             Kedua tanganku memegang pinggiran pembatas besi, kemudian kakiku selangkah demi selangkah menapak ke tanah, lalu aku melepas kedua tanganku. Kakiku sudah lumayan membaik. Bahkan hari ini, aku sudah tidak menggunakan tongkatku untuk membantuku berjalan. Aku hanya berpegangan kepada Kiano dan berjalan dengan santai. Seorang terapis memberikan gerakan-gerakan terapi untuk kakiku selanjutnya saat aku berbaring di sebuah kursi panjang. Karena ruangan terapi di sini berdinding kaca, tidak sengaja aku melihat Sekar melewati lorong ruang terapi. Dia berjalan menatap lurus ke depan. Pasti dia akan menemui psikiater.           Refleks, aku menelpon Sekar tanpa memikirkan hal-hal tidak terduga ke depannya. Sempat beberapa kali aku meneleponnya tapi tidak diangkat. Karena penasaran dan kesal dia tidak meng
Baca selengkapnya
Eps. 57 – Rapuh
(Mahesa)             Ponselku berdering terus-terusan. Siapa sih yang meneleponku tiada henti? Aku keluar dari kamar mandi dengan terburu-buru. Tahu kan? Kakiku tidak berfungsi dengan baik yang satunya?           Sekar.           Semenjak kemarin aku pulang ke Jakarta, aku tidak pernah mengangkat telepon dari Sekar. Bahkan membalas chat-nya. Aku tidak berani melihatnya. Nampaknya, aku harus memberinya waktu lebih banyak untuk berpikir, agar aku bisa masuk kembali ke dalam kehidupannya, ketika dia siap walaupun dengan ingatannya yang hilang.           Aku kembali pada terapi kakiku hampir setiap hari. Sibuk mengurusi perusahaanku dan mencoba beberapa game baru untuk diluncurkan. Lalu aku juga ingin m
Baca selengkapnya
Eps. 58 – Tamu Hubungan Keluarga
(Mahesa)            KLONTANG!          Sebuah nampan besi kecil jatuh di dekat kaki Derry.          “Sorry…sorry.” teriaknya dari dapur. Dia terlihat sedang memasak sesuatu tapi tersenggol dengan nampan yang ada di atas pantry. Aku melongok ke arah dapur. Apartemen kini terlihat berantakan. Kiano mengambil alih meja kerjaku dan terlihat serius mengerjakan sesuatu di komputer. Aku? Sibuk dengan game-ku. Aku stuck di level yang sama. Entah game ini terlalu sulit atau memang aku yang sedang tidak fokus hingga aku membanting stick game-ku.          SHIT!          “Hey. Nggak ada yang le
Baca selengkapnya
Eps. 59 – Rencana yang Berhasil
(Sekar)            Beberapa masakan yang Ibu hidangkan memang semuanya pesan. Aku menyarankan agar tidak memasak, karena akan capek sekali untuk membereskan semua piring-piring kotor setelah tamu pulang. Lagipula, Ibu dan Ayah tidak membicarakan siapa yang akan datang. Jadi, aku pikir aku pun akan menggunakan pakaian yang santai. Celana jeans dan kemeja pendek.          “Sekar! Kamu kok pakai baju kayak gitu sih?” Ibu membuka pintu kamar dan berteriak dari pintu.           “Ha? Emangnya kenapa, Bu?” Tanganku yang sedang memegang sisir seketika terhenti. Ibu sepertinya terlalu berlebihan memarahiku untuk urusan kecil seperti ini.          “Kamu kan bisa pakai baju yang lebih sopan, form
Baca selengkapnya
Eps. 60 – Dikurung I
(Sekar)            Kejadian semalam seperti mimpi. Bahkan aku pun tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Selesai makan malam, aku langsung masuk kamar. Baik Reni dan Ibu pun tidak ada yang melihat keadaanku di kamar. Saking kesalnya aku melempar semua barang-barangku berhamburan di kamar.          Pagi harinya, setelah Reni pergi ke kantor, aku keluar kamar dan duduk di dapur. Ibu melewatiku seperti biasa seolah-olah tidak ada permasalahan.          “Bu, apa Ibu sama Ayah kenal sama Bapaknya Mahesa sebelumnya?”          “Enggak.”          “Jadi baru kenal semalam? Baru ketemu semalam?” Aku memastikan. Takutnya memang Ibu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status