Semua Bab Terpaksa Menikahi Om-Om: Bab 11 - Bab 20
98 Bab
Bab 11. Cinta Ryuji
Taiga melempar kertas dan tepat mengenai Ryuji yang tengah melamun.  Ryuji menoleh. "Apa sih? Ganggu aja," ketusnya membuang kertas itu sembarangan.  "Jangan ngelamun. Perhatikan penjelasan pak Jiro. Mau maju di depan tapi gak bisa?"  Ryuji mengangguk. "Iya-iya dasar cerewet," Ryuji menatap pak Jiro yang menjelaskan aljabar.  *** Saat bel istirahat berbunyi, Ryuji melangkah menuju kelas 12 Ipa 1.  "Aoi, ada Ryuji. Sana, kayaknya ngajak istirahat bareng," Haruka bisik-bisik, takut Fumie bangun.  Aoi menutup buku Fisikanya. Akhirnya setelah dua hari tidak bertemu Ryuji, kalau saja tidak ada Makoto pasti waktunya hanya untuk Ryuji.  Aoi menghampiri Ryuji. "Jadi kangen gak masuk dua hari," Aoi tersenyum kikuk.  "Sakit ya?" Ryuji mengecek dahi Aoi, normal. 
Baca selengkapnya
Bab 12. Kenapa cuek?
"Jelas itu urusan saya Aoi!" tegas Makoto marah.  Langkah Aoi berhenti, menoleh menatap Makoto.  "Silahkan hukum saya sekarang kalau memang anda benar pak Makoto," pungkas Aoi berani, apa Makoto sengaja membuat peraturan sendiri? "Ok," Makoto mengangguk. "Beridiri disitu dengan satu kaki selama pelajaran saya," Makoto mendekat, membisikkan sesuatu yang membuat Aoi diam tak berkutik. "Dan itu, sampai pelajaran saya selesai!" Aoi melangkah sesuai perintah Makoto, mengangkat satu kaki sampai pelajaran bahasa Jepang selesai.  "Pak Makoto killer juga ya?" "Aku kira dia sabar loh. Tapi pas Aoi di anterin Ryuji ke kelas, udah marah gitu aja. Kan aneh ya?" Aoi juga berpikir seperti itu. Kenapa Makoto bisa se-marah itu dan tega menghukumnya?  Selama dua jam itu lah, kaki Aoi pegal. Aoi berusaha menyeimbangi tubuhnya, tapi... Bruk! Dengan sigap Makoto menangkap Aoi yang limbung.  "
Baca selengkapnya
Bab 13. Siapa yang jahil?
Ryuji masih tidak percaya bahwa Aoi adalah anak Amschel.  "Kenapa Aoi nyuruh aku tutup mulut? Bukannya bagus kalau semua siswa di SMA Sakura tau?" tapi Ryuji akan menurut apa yang di sampaikan Aoi, mungkin ada niat tersembunyi.  "Kalau itu maunya Aoi, aku janji gak akan ngasih tau siapa-siapa," Ryuji tersenyum memandangi lock screen wallpaper Aoi yang ia ambil dari I*******m. *** Seorang cewek duduk di gazebo rumah menatap kerlip bintang, membayangkan senyum seseorang yang selama ini ia kagumi sejak lama. Dia adalah Ryuji Sakuma. Cowok tampan kapten basket yang memiliki kekasih bernama Aoi.  "Apa aku kurang cantik sampai Ryuji memilih Aoi," Nakura menatap coklat batang itu dengan nanar, percuma saja ia berikan secara diam-diam kalau pada akhirnya berakhir di tempat sampah.  Kedua alis Nakura menyatu. Sebelumnya Aoi dan Ryuji saling benci. Rasanya tidak masuk akal langsung sama-sama jatuh cinta.  "Liat
Baca selengkapnya
Bab 14. Mantan
Nakura mengajak Rumi di Wagyu Restaurant sepulang sekolah. Ia ingin merencanakan sesuatu yang cemerlang. "Apa sih Naku? Cepetan! Kalau Ryuji, aku pulang aja deh," Rumi beranjak dari duduknya, Nakura menahan tangan Rumi. "Kamu bisa pesan sepuasnya disini Rum. Aku yang bayar," mungkin dengan cara ini, sangat ampuh membuat Rumi menurut. Rumi tersenyum senang. "Nah, kalau gitu aku mau aja deh," dasar tukang makan, tapi Rumi akan menjalankan apa saja setelah semuanya terpenuhi. "Aku mau mengaku sebagai mantan Ryuji. Biar Aoi memutuskan hubungannya. Aku ada ide, tapi kamu yang ngedit fotonya. Terus aku jelasin ke Aoi, kalau Ryuji masih belum bisa move on dari aku. Gimana? Faham kan?" tanya Nakura sedikit ragu, masalahnya Rumi lambat dalam berpikir. Rumi masih memakan salmon steak dengan lahap. Kata-kata Nakura bagaikan angin lalu. Tak ada sahutan, Nakura kesal. "Rumi, dengerin aku gak sih?"R
Baca selengkapnya
Bab 15. Terlalu Possesif
Karin menyibak selimut yang membalut tubuh Aoi. "Aoi, bangun sayang. Makoto nungguin kamu di bawah tuh. Mama sama ayah mau keluar kota, jaga diri baik-baik ya?" Karin mengecup kening Aoi. Aoi terbangun. "Ma, kok mendadak sih? Jangan pergi ma, aku di rumah sama siapa? Masa sendirian?" Aoi meraih tangan sang mama. Menahannya agar tidak pergi."Kan ada Makoto. Dia yang bakal jagain kamu disini. Kalau mau masak, di kulkas udah mama isi semua. Masakin juga Makoto ya? Belajar jadi istri yang baik. Mama berangkat dulu ya? Ayah udah nungguin tuh," Karin melepas tangan Aoi yang berusaha menahannya. "Ma! Jangan tinggalin aku! Masa harus sama Makoto sih! Mama!" teriak Aoi saat mamanya sudah menghilang menuruni tangga. Aoi menuju ruang tamu, lagipula hanya Makoto. Tidak masalah kalau bangun tidur dan ileran. Kalau Ryuji, perlu dandan dan cantik. Makoto menatap Aoi. Rambut berantakan, dan mata yang setengah terb
Baca selengkapnya
Bab 16. Sama sama pdkt
Aoi berangkat pagi-pagi demi menghindari Makoto. Untung saja pria itu tidurnya pulas di ruang tamu. "Enaknya ngapain ya?" Aoi gabut, apalagi kelas masih sepi. Haruka dan Fumie memasuki kelas. Keduanya terkejut melihat Aoi yang sudah ada di kelas. "Aoi? Tumben banget berangkat pagi," Haruka meletakkan tasnya yang sangat berat itu. Rasanya pegal di hari Senin, pelajaran banyak, upacara di campur Matematika dan Fisika. "Males ah sama dia. Apalagi kemarin. Maunya sih berdua aja sama Ryuji. Tapi om-om nyebelin itu ganggu!" Aoi curhat dengan berapi-api. "Kencan gitu sama Ryuji?" tanya Fumie. Aoi mengangguk. "Iya. Aku sama Ryuji pingin naik kincir angin, tapi om nyebelin itu ngajak nonton bioskop. Filmnya aja aku gak suka," Aoi menggerutu. "Kamu sama Ryuji jauhan terus ya kalau aku liat-liat," celetuk Fumie setelah berpikir beberapa saat kemudian. Benar juga. Tapi mau bagaimana lagi? Mak
Baca selengkapnya
Bab 17. Acara bazar dengan pacar
Aoi meletakkan pulpennya di kotak pensil. Akhirnya selesai juga latihan soal Fisika. "Kalau di ulang-ulang gini kan jadi tambah faham," sudah kebiasannya sepulang sekolah membuka buku pelajaran hari itu. Ting!Aoi melihat notifikasi dari grup kelas. Kelas 12 Ipa 1 GroupMadokaDenger-denger telinga gue nih, besok ada bazar buku loh. Kuy lah borong komik sepuasmu7:00 pmYunaBazar? Lo tau darimana? Bukannya udah ya satu bulan kemarin? Masa ada lagi?7:01 pmHikariLiat aja besok. Jadi bakal ada jamkos nih. Seneng gak? Seneng gak? Iyalah7:01 pmAnda@haruka @fumie beli berapa buku? Awas di borong haha7:02 pmHarukaBeli buku detektif itu. Penasaran nih sama season 2 giimana7:03 pmFumieJangan lupa ajak orang yang tersayang. Hehe, ups kode nih. Peka ya7:03 pm"Orang yang tersayang?" Aoi berpikir sejenak. Siapa ya?&n
Baca selengkapnya
Bab 18. Di spesialkan
"Lepasin gak?!" Aoi meronta. "Atau gue teriak maling aja. Ma-""Teriak aja. Aku kan disini guru, wle," Makoto memeletkan lidahnya. Aoi kesal. "Tau ah! Mending gue gabung sama sahabat aja daripada bapak!""Hei! Panggil saya mas. Biar udah nikah nanti terlatih. Faham?" rasanya aneh di dengar, terlalu muda karena dirinya baru 24 tahun. "Gak mau! Bapak aja wle," sekarang gantian Aoi yang mengejek Makoto. "Berani ya kamu. Sini aku cubit pipinya! Hei! Jangan lari Aoi!" Makoto mengejar langkah Aoi yang berlari kecil, rasanya mudah menangkap cewek itu, tapi demi Aoi senang Makoto memperlambat langkahnya. Keduanya menjadi sorotan. "Romantis banget gak sih?""Terus Ryuji gak cemburu kan liat ini?"Sampai Aoi tak sengaja menabrak Ryuji yang berdiri mengobrol dengan Syougo dan Taiga. "Punya mata gak-eh? Aoi, jangan lari-lari. Kalau jatuh aku yang sedih," awalnya Ryuji marah, tapi setelah ta
Baca selengkapnya
Bab 19. Gara gara PR
Aoi kesal, bukannya Makoto menjelaskan materi pelajarannya malah fokus memandanginya. Seisi kelas pun berbisik heran. "Kenapa Aoi gak nerima cinta pak Makoto aja?""Kan lumayan juga punya pacar pintar bahasa Jepang. Iya gak?""Iya lah! "Haruka menenangkan Aoi. "Gak usah dengerin mereka. Emang cewek suka gitu. Iri," Haruka berbisik lirih. Karena mata jeli Makoto itu ikut memperhatikannya. "Aoi. Bisa maju ke depan menjelaskan materi ini?" Aoi menghela nafasnya. Pasti ini modus lagi. Dengan langkah malas, Aoi maju. Menjaga jarak dari Makoto. Aoi diam. "Aoi. Jelaskan kalimat positif dan negatif Mada," Makoto berusaha sabar. Ia tau Aoi sengaja tidak menjawab. "Kalau kamu tidak bisa menjelaskannya, berdiri  saja disini," tegas Makoto tak mau tau. Padahal tulisannya sangat jelas di papan tulis. "Saya akan mengulangi lagi penjelasannya. Perhatikan baik-baik," Ma
Baca selengkapnya
Bab 20. Surat ancaman
Nakura melihat story Instagram Ryuji, sebuah kata-kata yang di tulis. Kalau aku jadi durinya mungkin kamu tangkainya, tapi dia kelopak bunga yang lebih berkuasa daripada aku. Kalau kamu hanya bulan, aku bumi dan dia matahari yang memberikan sinar hangatnya. Rasanya tak cukup aku mengutarakan perasaanku padamu. Kita selalu terhalang satu orang, dan dia akan memilikimu secara resmi. Aku sadar dan merasa tertampar, bahwa kamu dan dia akan hidup bersama-sama.Nakura merasakan sakit hati Ryuji mengutarakan itu. "Pasti ini gara-gara Aoi lagi. Tuh cewek gak tau diri banget sih! Ryuji jelas-jelas pacarku!" Nakura menatap kata-kata Ryuji itu dengan nyalang. "Liat aja, aku bakal perhitungan sama kamu Aoi," Nakura tersenyum miring. Saatnya membuat Aoi bungkam. ***"Aoi, kok daritadi gak lukis apa-apa?" tanya Haruka heran. Ya, saat ini adalah kelas melukis yang bertema perbukitan. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status