Semua Bab Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian: Bab 41 - Bab 50
94 Bab
Masa Depan Telah Banyak Berubah
Hayden menangkap Fuschia yang jatuh tak berdaya. Dia merasakan bagaimana kurusnya tubuh Fuschia yang sudah mungil di pelukannya. Tubuh wanita itu terasa dingin dan lemah. Sebanyak apapun ia menggoncangkan tubuh wanita itu, tidak ada respon yang ia harapkan. Tidak gentar, atau bahkan berkedut. Tubuh Fuschia terlampau dingin. Seperti tubuh manusia yang nyawanya dicabut.Dalam pikiran itu, Hayden bergegas memeriksa pernafasan Fuschia. Dia mendekatkan telinganya ke hidung Fuschia. Ketika ia mendengar suara lembut nafas Fuschia dari hidungnya, Hayden bernafas lega.Aneh. Ia tidak menyangka ia bisa merasakan kelegaan mendapati Fuschia masih bernafas. Dia membencinya, tapi!Hayden tetap memeluk erat tubuh Fuschia yang terkulai. Sekalipun dia sering memeluk wanita itu, ia tidak pernah benar-benar merasakan bagaimana pelukan itu. Jadi, sensasi ini begitu asing untuknya. Dia berusaha menyalurkan kehangatan tubuhnya pada tubuh dingin wanita itu.Para pelayan yang me
Baca selengkapnya
Tahanan Hayden
Sulit untuk menentukan kapan tepatnya Hayden menerima budak sebagai hadiah dari ayahnya, Paduka Raja. Seingatnya, ia telah memiliki budak-budak itu sedari kecil bahkan sebelum ia benar-benar belajar berpedang.Pada suatu malam, Paduka Raja mengajaknya pergi ke suatu tempat di bagian istana yang tidak  terjamah. Sebuah kuil kecil dengan penjara bawah tanah.Ketika masuk melewati pintu utara dekat pohon besar yang hampir mati, ia akan menemukan sebuah tangga. Dan dari tangga itu ia menelusuri kegelapan yang panjang.Hayden kecil sempat menahan tangis ketakutannya saat ia dibawa oleh Paduka Raja ke tempat itu. Dia tidak mengerti kenapa dibanding tempat asyik seperti hutan berburu, atau laboratorium alkemis, ayahnya malah membawanya ke tempat mengerikan ini. Tempat yang mungkin saja monster tiba-tiba muncul.Hayden kecil merekatkan genggamannya pada tangan ayahnya ketika ia mendengar suara tangisan terdengar dari dalam lorong gelap yang panjang. Dia jadi
Baca selengkapnya
Tahanan Hayden (2)
Setelah puas melampiaskan kemarahannya, Hayden kembali ke permukaan bersama Raymon. Suasana selalu sepi di sekitaran kuil kecil itu. Tidak  ada yang berani mendekat ke wilayah itu karena Hayden telah menandainya. Bahkan jika ada siapapun yang iseng penasaran, mungkin dia akan mati di keesokan harinya.Hanya beberapa pelayan eksklusif yang tahu keberadaan tahanan itu.Wajahnya diselimuti kekalutan. Gerakannya menjadi lebih tajam. Ia enggan mengakui kalau ia telah melewatkan sesuatu. Terutama perihal Fuschia yang mencintainya. Praduga bahwa ia tidak mengetahui bahwa Fuschia bermain api dengan pria lain membakar hatinya. Ia seperti kecolongan. ‘Tidak ada yang boleh mempermainkannya selain aku!’Di matanya, Fuschia adalah wanita yang sangat mencintainya dan bukan wanita murahan seperti itu. Ia telah membuktikan fakta itu berulangkali sebelum menikahinya.“Apa yang telah kulewatkan, Raymon? Apa menurutmu Fuschia wanita yang seperti itu?&
Baca selengkapnya
Aku Hamil!
“Aku… apa?”Kembali ke masa sekarang saat Fuschia baru bangun dari tidur panjangnya, lalu mengobrol singkat dengan dua peri pengelana, dan mendapati para pelayannya berlutut di sisi ranjangnya. Perutnya keroncongan, dan tenggorokannya kering. Tapi itu tidak  penting!“Aku… gimana?”Ia pikir kebun indah serupa surga dengan kunjungan seekor naga emas adalah mimpinya, tapi sekarang ia meragukan hal itu. ‘Apa yang ini nih yang mimpi?’Merri melirik Fuschia yang bingung. “Nona, maksud saya, Yang Mulia, dokter mengatakan bahwa Anda sedang dalam tahap awal kehamilan,”Fuschia sempat lupa caranya bernafas sebelum Merri membelai punggungnya dengan lembut. “Haaa… haaa,”Senyuman manis terukir di wajahnya. Bukan senyum terpaksa yang sering ia tunjukkan, tapi, sebuah senyum tulus.Fuschia merasakan kuncup bunga di hatinya mulai bermekaran satu per satu. Warnanya
Baca selengkapnya
Berbagi Kesedihan
Fuschia membuka dan menutup telapak tangannya. Ia bisa merasakan manna berkumpul di tengahnya.Berkat pelajaran singkat dari Mbayul, ia mampu memindahkan mannanya ke beberapa bagian tubuhnya dengan mudah. Dan yang paling mudah adalah mengumpulkannya di telapak tangan. Kalau dipikir-pikir, ia lumayan sering membelai perutnya tanpa sadar. Itulah mengapa ia berpikir kalau mungkin hal ini adalah pemicunya cepat hamilJujur saja, kehamilannya yang begitu cepat masih mengherankan. Ini sungguh di luar nalar manusia, sekalipun ini adalah dunia fantasi dalam novel. Benarkan ada manna terlibat di dalamnya atau tidak? Apakah manna itu berbahaya bagi pertumbuhan janinnya atau tidak?‘Ya, mungkin kau datang lebih cepat karena kau juga ingin cepat bertemu denganku, baby,’ Fuschia membelai perutnya dengan gembira.“Huh! Apa kau lapar lagi, manusia?” suara serak yang menyebalkan itu pastilah milik Tuyul.“Jangan main petak umpet denga
Baca selengkapnya
Bayi Kita
'Di mana budakmu? Penggantimu! Kenapa kau yang terus datang kesini?! Aku ingin ayah bayiku, brengsek!’Fuschia tersenyum manja pada Hayden yang segera duduk di sisi ranjang besarnya.Hayden menyelipkan rambut panjang Fuschia ke telinganya. "Dengan siapa kamu berbicara agar kamu terdengar sangat bersemangat?" tangan Hayden berpindah ke pipi tirus Fuschia.Fuschia mencengkeram selimutnya dengan kencang. ‘Si brengsek ini, grr…’Akan sangat berbahaya jika Hayden mendengar obrolannya dengan para peri pengelana. Meskipun Hayden tidak bisa melihat Tuyul dan Mbayul yang sekarang tengah memutari kepalanya seperti lalat buah, tetap saja Fuschia cemas.“Apa kau mendengarnya? Apa yang kubicarakan kepada bayi kita?”Mendengar kata ‘bayi kita’ membuat senyum Hayden sedikit retak. Kali itu, Fuschia menyaksikannya.“Aku tidak seberapa menangkapnya. Jadi, apa yang kau bicarakan dengannya?”&l
Baca selengkapnya
Keluarga Lanchaster
Bisa dikatakan, Keluarga Lanchaster adalah salah satu dari sedikit keluarga bangsawan yang menopang perekonomian Kerajaan saat terjadi wabah monster sekitar seratus tahun yang lalu. Kekayaan yang mereka tumpuk melalui perdagangan internasional berhasil membiayai sejumlah perbaikan di beberapa teritori kerajaan.Berkat kontribusinya, kepala keluarga Lanchaster yang pada waktu itu adalah seorang Baron, diangkat statusnya menjadi seorang Count dan diberi sebuah teritori di pinggir wilayah Mountravven, oleh Raja pada masa itu.Meskipun keluarga Lanchaster berada di teritori Mountravven, keluarga Lanchaster memiliki kekuatan tersendiri. Mereka bisa mengambil pajak dari wilayahnya tanpa dikenai pajak kepemilikan oleh Keluarga Mountravven, selaku keluarga utama di wilayah tersebut. Sejauh ini, dua keluarga tersebut menjalin hubungan politik dan bisnis yang baik.Setidaknya begitu yang terlihat di permukaan. Hubungan itu kian memburuk seiring berjalannya waktu, dan lebi
Baca selengkapnya
Keluarga Lanchaster (2)
Hari itu adalah malam Jum’at di minggu ke dua bulan ini, sebuah klub pria yang terletak di tengah plaza ibukota lebih ramai dari hari biasanya. Satu kereta kudan dan lainnya saling berdesakan untuk memasuki rumah besar itu. Mengantar para pria penting di panggung masyarakat kelas atas.Di tempat ini mereka akan berbagi informasi, baik itu bisnis, politik, olahraga, bahkan wanita. Informasi itu ekslusif hanya untuk orang penting ke orang penting lainnya.Yang menjadikan hari ini lebih ramai dari biasanya adalah kehadiran Duke Mountravven di antara mereka.Duke Mountravven berhasil menduduki posisi tertinggi di klub pria, menggeser Marquees Elmand, Marquees muda yang tampan dan sukses dalam bisnis kuda perangnya, yang juga adalah seorang playboy kelas kakap. Rumornya, tidak ada wanita di ibukota yang belum ia tiduri kecuali Fuschia Mountravven – putri sulung Duke Mountravven.Dan maneuver yang memposisikan seorang Duke paruh baya itu ke posisi t
Baca selengkapnya
Gelombang Pertama
Itu adalah pagi yang hangat. Aroma Bunga Lila yang tumbuh di sekitaran taman depan teras kamarku menerobos masuk ke hidungku. Aromanya menenangkan hatiku. Apalagi sudah beberapa malam ini aku akhirnya bisa tertidur pulas. Kepalaku terasa ringan sekali. Aku membelai perutku. Semoga bayiku juga merasakan betapa bahagianya pagi ini.Itu adalah pagi yang hangat. Pagi yang pas untuk melatih sihirku di Danau Hijau seperti kemarin-kemarin. Aku tidak perlu memakai pakaian tebal karena udara dingin, pun tidak  perlu membawa parasol karena panas terik matahari.Rencananya, hari ini aku akan berlatih mengontrol partikel sihir angin agar aku bisa terbang menggunakan sapu lidi seperti di film Harry Potter, sekaligus menemukan dua peri pengelana yang tidak melaporkan perkembangan tugas mereka, yang aku berikan tempo hari dan hanya makan gaji buta!Anyway, aku berpikir betapa menyenangkannya pagi hari ini, sampai,  Hayden datang untuk sarapan bersama!‘S
Baca selengkapnya
Gelombang Pertama (2)
Merri sempat kuatir karena sebulan belakangan ini nonanya bertingkah seperti orang lain. Beliau jadi lebih berani mengungkapkan isi hatinya, dan jadi lebih suka membaca! Nonanya juga jadi sering melamun. Seolah kalau dibiarkan sendirian, dia akan –poof- menghilang begitu saja. Dan Merri tidak menginginkan hal itu.Selain yang telah disebutkan di atas, nonanya juga jadi sering jatuh sakit. Padahal ketika di kediaman Mountravven yang sering tidak memberinya makan bergizi, dan diperlakukan buruk, ia selalu sehat-sehat saja.Setidaknya sekarang ia bersyukur karena kali ini, kehidupan nonanya menjadi lebih baik lagi meskipun banyak rumor buruk tentangnya menyebar.‘Aku akan belajar membaca dan menulis agar aku bisa lebih menolong nona!’ Merri menyeka kursi faforit Fuschia selagi Fuschia pergi sarapan bersama Putra Mahkota.“Bukankah Putri Mahkota kita terlihat dalam mood yang baik akhir-akhir ini?” Celetuk Tina, salah seorang pela
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status