Semua Bab Ditandai Sebagai Tumbal Saat Pulang Kampung : Bab 41 - Bab 50
62 Bab
41. Kesempatan Kedua
Di Dusun Gelap ... flashback kejadian beberapa hari lalu .... Tampak seorang wanita bertubuh tambun tengah mengompres kening seorang perempuan muda yang terbaring di ranjang kayu. “Dia sudah bangun?” tanya pemuda kurus yang mampir menjenguk. “Panasnya sudah turun, hanya masih terus tidur begini,” jawab wanita itu sembari perhatikan wajah si perempuan pucat. Tak berapa lama setelah pemuda itu pergi, mata kecil yang terpejam itu membuka. Pandangannya mengabur, mengerjap beberapa kali mulai bisa jelas ia lihat sekitar. Sebuah ruang asing baginya, berdinding papan cat kapur putih dan langit-langit yang langsung terlihat atapnya. Pandangannya beralih pada seorang yang duduk tak jauh dari ujung kakinya. Wanita itu tengah menjahit.  “Ughh,” erangnya
Baca selengkapnya
42. Salah Paham
Dukuh Gelap …. Mata kecil perempuan yang berdiri di sisi telaga itu berbinar, ternyata perkataan wanita yang merawatnya sangatlah benar. Telaga sekarang berair bersih, jika kita melempar nasi terlihat ikan-ikan berebutan menyantapnya. Bibir Suci tersenyum kemudian tertawa kecil, merasa terhibur oleh gerombolan ikan yang mengharap makanan darinya. Ia sengaja datang dengan semangkuk kecil nasi sisa tadi. “Eh, Dek Suci di sini.” Seorang lelaki kurus muncul, ikut mencomot nasi yang dibawa Suci lalu melemparkan ke sudut lain telaga. “Sudah kuat jalan ke sini?” tanya Supri sambil jalan kembali mendekat. “Iya, Mas. Ini pertama aku beranikan diri ke sini lagi …” Suci masih merasa takut dengan suasana sekitar, karenanya ia menunda beberapa hari ke sini. “terima kasih banyak ya Mas Supri, seandainya aku mati, mungkin ngga
Baca selengkapnya
43. Pernikahan
Lima tahun pertemanan mereka, baru kali ini Juju merasa sangat gugup membuat perut terasa mulas.  “Gu-gue kira yang nikah sama Bang Hanif itu loe …, Ni.” Juju hampir tertawa merasa sudah konyol dengan pikiran sendiri. “makanya pas saudara pada ngomongin tentang rencana nikahnya Bang Hanif gue menjauh. Gue belum siap loe jadi milik orang,” kata Juju di sela senyum lebarnya. Nilam melirik sebentar lalu menunduk. Di saat begini Juju terasa kembali seperti semula, paling bisa mencairkan suasana. “Jadi, beneran loe nunggu gue lamar?” Juju mengintip wajah merah di balik kerudung itu. Nilam berpura-pura kesal. “Tau,” katanya sembari melangkah ke kursi kerja. Duduk di sana berpura melihat layar. Padahal Juju tau ekor mata Nilam tercuri ke arahnya. Dari pantulan cahaya layar datar itu, tampak sekali
Baca selengkapnya
44. Dendam
Di kamar pengantin suasana canggung terasa. Meski sudah akrab lama Nilam dan Juju sama-sama merasa sangat gugup. Nilam memilih mandi untuk menyegarkan badan, walaupun jam sudah menunjuk angka sembilan. Ia terbiasa mandi malam karena tak betah tidur dengan badan lengket keringat. Rambut panjang coklat itu basah sekeluarnya dari kamar mandi. Mayang indah yang telah ditutupi akses terlihat oleh pria lain itu, membuat Juju menelan saliva berkali-kali, meredam rasa yang bergejolak di dada. Lelaki yang baru menyandang status sebagai suami itu terpaku duduk di sisi bed. "Gak mandi?" tanya Nilam melihatnya dari pantulan kaca. "Eh, iya." Gegas Juju ke kamar mandi. Menikmati guyuran air yang terasa menyegarkan badan dari lelah acara seharian tadi. Saat keluar, ia kemudian mengajak Nilam salat sunah dua rak
Baca selengkapnya
45. Makhluk Hitam Menggila
Nilam diantar Juju sampai ke halaman restoran. Juju langsung balik setelah Nilam mencium punggung tangannya, karena ia giliran masuk shift siang nanti. Langkah kaki Nilam melambat saat lewat pintu samping, lorong menuju area karyawan masuk. Tempat yang tak asing untuknya selama bertahun-tahun, tapi kali ini terasa berbeda. Begitu kakinya menapak di dalam, terasa ada desir halus aneh menjalar, napasnya juga jadi sedikit sesak. Seperti ada bau menghalangi rongga napas. Terasa pengap dan sulit meraup udara. “Ciee, ehemm, pengantin baru dateng." Leli yang tengah merapikan dandanan nyengir melihat Nilam kaget. Rupanya Nilam tidak sadar tadi temannya di lagi ngaca di cermin dekat jendela itu. "Ngagetin aja." "Pasti ngelamun. Tuan Hwa tuh pesen tadi begitu loe datang langsung ke ruangannya” “Eh, iya, Li
Baca selengkapnya
46. Masalah Baru
  Saat di tempat lain sedang ramai pencarian anak gadis yang hilang, di rumah Juju sebaliknya. Hanya ada hening dari masing-masing penghuni yang berwajah tegang. Mereka semua berdiri melihat Nilam dan Juju baru masuk rumah dengan wajah kusut tertekuk. Ini sudah pukul 11 malam. Ada Mak Lumpit, Enyak Nurmi, dua sepupu Juju menunggu keduanya di ruang keluarga sejak tadi. Peluk penuh kasih sayang segera menyambut pasangan itu. Nurmi, juga Mak terisak haru mereka kembali ke rumah. Mata Juju basah saat ibunya memeluk sangat erat, terbawa haru oleh isak Enyak di dadanya itu. “Yang sabar, Tong. Enyak percaya Jagoan Enyak ini anak baek. Enyak percaye,” yakin Nurmi di sela tangis sambil merangkum wajah Juju, megusapnya penuh kasih. Wajah kusut Juju mencoba memberi senyum. “Iya, Nyak. Maafin Ju
Baca selengkapnya
47. Bayang Itu?
Di kamar hotel berbintang lima, lelaki berkulit putih bersih terlelap di samping wanita berbibir merah alami hanya tertutup selimut. Seperti tersadar wanita berambut gelombang sebahu ini mengkerut alis melihat sekitar. Kenapa aku di sini? Ia kembali melihat atasannya itu ada di sebelahnya. Pak Malvin?! Lagi-lagi ia terlupa bagaimana bisa menghabiskan malam dengan bosnya ini. Di kamar hotel yang sama. Segera ia bangun, ke kamar mandi membersihkan badan lalu kembali berpakaian. Ya Tuhan kalau Mas Allan tau ini gimana? Hatinya resah merapikan dandanan dengan peralatan palet make-up yang selalu tersedia di dalam tas. Ini sudah ke sekian kali ia pergi dengan alasan lembur, atau
Baca selengkapnya
48. Pengintai Gaib
Juju memang nakal dan manja, ia suka melihat Nilam malu saat diperlakukan begini. Mereka terlihat seperti pasangan baru pacaran. Pacaran halal yang sedang hangat-hangatnya. Ia berhasil mengembalikan keceriaan istri dengan hujanan sentuhan bibir di tiap senti wajah bening itu, sebelum keluar kamar. Membiarkan Nilam bersiap, lelaki muda memakai kaus panjang warna tosca ini ke belakang, akan izin dengan ibunya sebelum pergi. Kehilangan Mak membuat Juju makin merasakan arti seorang ibu. Ia tak mau pergi sebelum mengabari akan ke mana pada enyaknya tercinta. Nilam keluar kamar dengan gaya casual. Denim trousers coklat tua dengan atasan blouse putih ditutup cardigan warna kulit. Pashmina abu-abu dan tas mungil selempang melengkapi penampilannya membuat Juju dan ibunya menatap tanpa kedip. “Sayang … abang makin cinta nih lihat cantik b
Baca selengkapnya
49. Firasat
"Argh!" Mengerang kesal. Lelaki yang betah melajang tanpa ikatan pernikahan itu segera bangkit dari tempat tidur. Suara si tua itu terdengar jelas sangat memaksa untuk kembali bergerak. Membuatnya yang biasa memerintah merasa menjadi bawahan makhlu gaib itu. Tubuh berotot padat efek rutin nge-gym ini segera terlihat saat membuka baju, melemparkan kaus dan celana sembarang pada keranjang di sisi kamar mandi. Setelah menyalakan shower, ia memasang badan di bawah guyuran airnya. Sambil merasakan kucuran segar air ia masih mendengar jelas perintah-perintah bersuara tua itu mengarahkan apa saja cara yang harus dilakukan. Dasar set*n apa ia punya teropong si cewek itu lagi apa?!  Gerutu hatinya masih kesal. Pertama ditunjuk cara menemukan Nilam dulu ia terpaksa harus naik bus, be
Baca selengkapnya
50. Berusaha
Juju dan Nilam tadi sempat berhenti di sisi trotoar beberapa meter di depan kejadian. Sebelum mobil Malvin keluar jalur sampai naik ke bahu jalan, terasa angin secepat kilat mengenai punggung Nilam, membuat motor seperti terdorong lebih cepat ke depan. Nilam sempat memekik, merasa terpaan cukup kencang mengagetkannya. Juju refleks melirik spion dan menyeimbangkan kuda besi agar tak jatuh. Kejadian cepat itu disadari bisa saja membahayakan mereka. Keduanya berhenti mengira supir di balik kemudi itu dalam pengaruh obat atau alkohol sampai berkendara ugal-ugalan seperti itu. Setelah memastikan Nilam baik-baik saja, Juju kembali akan mengarah ke tempat laundry mereka. Namun, pikirannya merasa ada yang tak wajar sudah terjadi, hanya belum mendapat jawaban apa atas dugaan itu. Apa ya yang kerasa aneh?
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status