All Chapters of The Cold Villains Lady: Chapter 11 - Chapter 20
81 Chapters
Part 11
Mikaila tidak bisa menahan sumpah serapahnya ketika ia mulai memasuki kamar, air mata tidak bisa lagi ia sembunyikan.Tubuh Mikaila menyeluruh ke ubin yang dingin, sekuat tenaga ia mencoba menahan rasa sakit tepat di ulu hatinya.Mikaila mulai terisak pelan, mati-matian ia menahan tangisannya karena ia tidak ingin ada orang lain yang melihatnya dalam kondisi terlemah.Ia pikir mungkin ia sudah mati rasa, akan tetapi ia salah besar, rasa sesak nan menyakitkan itu masih terasa nyata. Sekuat apapun ia berusaha, ia tidak bisa menghilangkan bayang-bayang kematian dirinya yang begitu tragis.Setiap hari, setiap hari ia selalu merasakan bahwa dirinya tidak berharga. Sebagaimanapun perjuangan Mikaila untuk keluarganya, mereka hanya akan tetap memandang dirinya sebagai makhluk hina."Astaga Nona." Marry berteriak panik ketika melihat kondisi Mikaila yang sudah menyedihkan, hatinya ikut merasa sakit
Read more
Part 12
"Nona ada kiriman surat dari Grand Duke Acherron," lapor Marry pada Mikaila yang saat ini sedang terduduk seraya membaca salah satu buku yang ia pinjam di perpustakaan."Taruh di mejaku Marry," ucap Mikaila tanpa mengalihkan atensinya dari buku yang ia baca."Baik Nona." Marry langsung menuruti perintah Mikaila, ia langsung menaruh surat itu di meja yang Mikaila suruh.Perlahan, Mikaila menutup buku yang ia baca, ia mulai bangkit dari duduknya. Lalu ia berjalan kearah meja dan mengambil surat yang dikirimkan oleh Xavier.Dibukanya surat tersebut, lalu ia mengambil isi surat dan membacanya.'Datang ke guild informasi lagi, aku sudah menemukan notaris terbaik di kerajaan ini.'Tertanda : Xavier Grizan de AcherronSenyum miring tercetak jelas di wajah cantik Mikaila, akhirnya ia menemukan satu orang lagi untuk membantunya dalam permainan balas dendam ini.
Read more
Part 13
Selepas meninggalkan guild informasi Mikaila sengaja berjalan melewati pasar, ia ingin melihat secara langsung para rakyat yang tengah melakukan transaksi jual-beli. Selama bertahun-tahun ia hidup, jujur saja ia tidak pernah menginjakkan kakinya di pasar yang menurutnya sangat kotor dan menjijikan saat itu. Sebagai seorang putri bungsu Duke, meskipun ia selalu diabaikan oleh keluarganya, tentu saja semua keinginannya tercukupi. Jadi Mikaila tidak pernah menginjakkan kakinya di pasar sekalipun.Gadis cantik itu terus berjalan-jalan di sekitaran pasar, mengamati keadaan dan suasana di sana, rupanya tak seburuk yang ia duga.Melihat para penjual makanan, membuat Mikaila lapar, akhirnya gadis cantik itu berjalan kearah si penjual."Berapa satunya?" tanya Mikaila pada si penjual tersebut."5 koin tembaga," jawab si penjual. Sontak saja Mikaila merasa kaget ketika mendengar harga yang disebutkan oleh si penjual, harga makanan ringan di
Read more
Part 14
"Nona anda sudah pulang?" tanya Marry tepat setelah melihat Mikaila datang menggunakan sihir teleportasi.Mikaila hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu kemudian gadis cantik itu melepaskan jubah yang ia kenakan dan memberikannya kepada Mary.Gadis cantik itu memilih untuk duduk di dekat jendela, mengambil sebuah buku di meja dan perlahan mulai membacanya."Nona ada surat undangan pesta teh dari Nona muda Deorwine," lapor Marry pada sang majikan seraya Menyodorkan sebuah surat yang sudah tercap lambang burung merpati. Lambang keluarga Marquess Deorwine.Mikaila menaruh bukunya, ia menatap Marry kemudian. "Dari Lady Serena?" tanyanya."Iya, Nona," jawab Marry sembari mengangguk hormat.Tanpa basa-basi Mikaila segera membuka dan membaca isi surat tersebut.Selintas pemikiran muncul diotaknya, ia akan memanfaatkan pesta teh ini untuk member
Read more
Part 15
Mikaila turun dari kereta kuda. Memasuki Mansion, dia melihat Carlos yang kini tengah berbincang-bincang dengan sang Duke. Entah apa yang mereka bicarakan, kemungkinan besar yang mereka bicarakan kali ini adalah politik kerajaan. Ya ... tak heran, Duke Arundell pendukung nomer satu Putra Mahkota. Dan bagi Putra Mahkota itu sendiri Duke Arundell sumber kekuatannya. Maka tak heran, Putra Mahkota mau bertunangan dengannya. Mengingat sikap serakah lelaki itu, Carlos mana mungkin mau bertunangan dengannya, meskipun dia tau bahwa Mikaila hampir mati berkali-kali hanya untuk menyelematkan nyawanya. Awalnya Mikaila ingin melewati mereka begitu saja, akan tetapi Mikaila merasa penasaran dengan reaksi Carlos saat tau bahwa Mikaila kini pulang dalam keadaan selamat. "Salam kepada sang cahaya matahari kedua kerajaan, Putra Mahkota kerajaan Valcke. Semoga dewi cahaya memberkati anda.""Dan salam kepada Yang mulia Duke Arundell semoga dewi cahaya memb
Read more
Part 16
Mikaila kini tengah membaca buku seraya meminum teh di rumah kaca peninggalan Ibundanya.Gadis cantik itu duduk dengan posisi sempurna, dia begitu indah dan cantik seperti seseorang yang keluar dari lukisan. Meminum teh sesuai dengan etiket bangsawan, dia kembali melanjutkan buku bacaannya. Rumah kaca ini merupakan peninggalan ibundanya, ada begitu banyak tanaman yang tertanam di sini. Akan tetapi yang paling banyak tertanam adalah bunga mawar putih. Ibundanya itu begitu menyukai mawar putih, karena mawar putih melambangkan cinta yang suci, murni dan abadi. Sama seperti cinta Ibunya kepada ayahnya. Saat sedang asik-asiknya membaca tiba-tiba saja suara seorang lelaki mengganggu ketentramannya."Aku tidak pernah menyangka bahwa seorang pembunuh akan berani melangkahkan kakinya ke sini."Mikaila mengalihkan atensinya ke sumber suara, di sana Evands berdiri dengan gagahnya seraya menatap Mikaila tajam.Gadis
Read more
Part 17
"Permisi Nona, Tuan Madelvine sudah datang dan membawa gaun pesanan anda." Mikaila mengalihkan atensinya dari buku yang dia baca, semenjak mimpinya itu, dia lebih suka membaca berbagai macam buku dibanding harus berurusan dengan orang-orang berotak dangkal. "Suruh dia menunggu di ruang tunggu, aku akan bersiap-siap terlebih dahulu," ucap Mikaila yang kembali memusatkan perhatiannya pada buku yang ada dihadapannya. "Baik Nona, akan saya laksanakan," ucap Marry seraya membungkuk hormat, lalu berbalik untuk mengikuti perintah majikannya. "Ah Marry tunggu sebentar," panggilnya tepat sebelum Marry keluar dari kamar Mikaila. "Ya Nona, apakah ada hal lain yang anda butuhkan?" tanyanya sopan. Mikaila menutup bukunya, lalu kemudian dia menatap Marry penuh. "Jangan lupa mengirimkan surat pada Grand Duke Acherron, untuk menemaniku dalam pesta teh yang ditempat Lady Deorwine bes
Read more
Part 18
"Lady Mikaila, tunggu ada yang ingin saya bicarakan dengan anda," ucap seorang gadis berjalan cepat menghampiri Mikaila. Mikaila menghentikan langkahnya, ia berbalik dan melihat Lady Serena yang tengah berjalan cepat kearahnya. "Ada apa Lady Serena? Adakah yang bisa saya bantu?" tanyanya sedikit bingung."Eum ini Lady, saya ingin bertanya, bolehkah anda merancang gaun khusus untuk pesta ulang tahun saya nanti? Maaf apabila ini terdengar tidak sopan, akan tetapi saya benar-benar menyukai gaun rancangan anda." Lady Serena berkata malu-malu, wanita cantik itu menundukkan wajahnya, tak berani menatap Mikaila.Sedangkan Mikaila hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti. "Well, Lady Serena keuntungan apa yang saya dapatkan setelah merancang gaun khusus untuk anda?" tanya Mikaila sekali lagi. Baik, katakanlah Mikaila perhitungan. Akan tetapi bukankah di dunia ini harus selalu ada timbal balik? Mikaila tidak mau rugi dan membuang waktun
Read more
Part 19
Mikaila segera keluar dari Mansion keluarga Deorwine. Saat dia keluar, dia sudah melihat Xavier yang menantinya.Well, tidak disangka seorang Grand Duke kejam dan yang paling ditakuti di kerajaan ini akan dengan rela menunggu dan mengantar-jemputnya seperti ini.Sebenarnya Mikaila juga tau, bahwa jika bukan karena rencana mereka, Xavier tidak mau repot-repot melakukan hal seperti ini."Salam yang mulia Grand Duke Acherron yang terhormat, semoga Dewi cahaya selalu memberkati anda," salam Mikaila ala Lady.Xavier segera membalas salam Mikaila tersebut. Lalu kemudian Xavier segera menyuruh Mikaila untuk masuk ke dalam kereta kudanya.Tak lama setelah itu, kereta kuda pun berjalan menuju Mansion Arundell."Oh ya, Grand Duke Xavier menurutmu bagaimana tentang pangeran kedua?" tanya Mikaila pada Xavier. Dia sengaja bertanya seperti itu, karena yang dia dengar Grand Duke Acherron
Read more
Part 20
Anhard tersenyum manis kala melihat kedatangan dua orang yang tidak dia sangka-sangka, dua orang yang muncul secara tiba-tiba begitu saja padahal ia tidak mengundangnya sama sekali. "Lady Mikaila, Grand Duke Acherron saya tidak menyangka dengan kedatangan tiba-tiba kalian kemari," ucap Anhard dengan nada ramah. lelaki tampan itu duduk di bangku kebesarannya. "Silakan duduk," katanya sekali lagi pada mereka.Ya, memang semenjak diberikan tanda khusus untuk masuk ke ruang milik Anhard kapan saja, Mikaila jadi sering bertemu dengan penyihir agung tersebut. "Langsung ke intinya saja, saya rasa tujuan kita sama dan musuh kita sama, jadi saya ingin kita bertiga berkerja sama untuk menghancurkan mereka." Mikaila berkata dengan datar, matanya menatap lurus pada Anhard. "Saya harap tidak ada yang protes, toh lagipula ini untuk keuntungan kalian sendiri, bukan?" lanjutnya sekali lagi.Anhard hanya mengangguk tanda setuju, sedan
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status