Semua Bab The Cold Villains Lady: Bab 41 - Bab 50
81 Bab
Part 41
"Jika ratu adalah otak dari semua ini. Berarti cara yang harus kita lakukan pertama-tama adalah mencari tahu kelemahan ratu terlebih dahulu, jika iya kita ingin menggunakan metode membuat menderita secara perlahan." Leonard menyuarakan pendapat, dia menatap ketiga orang lainnya menunggu persetujuan. Mikaila mengangguk. "Ya, benar. Tapi tidak perlu susah-susah mencari tahu apa kelemahan ratu. Karena saya sudah tahu," ujarnya dengan nada yang terdengar misterius."Apa itu Lady? Apakah itu Carlos?" tanya Leonard lagi.Mikaila tersenyum miring, seraya menggelengkan kepalanya. "Tentu saja bukan, Irene tidak pernah menganggap Carlos, dia hanya mengganggap Carlos hanyalah alat. Irene begitu mencintai Kevlan. Otomatis kelemahan Irene adalah orang yang dicintainya tersebut." "Kita memiliki dua rencana. Rencana pertama, buat Kevlan membenci Irene, rencana kedua dengan cara ... membunuh Kevlan agar Irene menderita," lanjutnya lagi. Ketika me
Baca selengkapnya
Part 42
Kevlan mencari-cari Mikaila di mansion keluarga Arundell bagai orang linglung. Seperti orang bodoh dia menanyai para pelayan di mana keberadaan Mikaila. Akan tetapi para pelayan tidak mengetahui keberadaan sama sekali.  Anthonio dan Edward yang melihat Ayahnya seperti itu. Langsung menghampiri Ayahnya tersebut.  "Ayah, ada apa? Mengapa seperti ini?" Anthonio bertanya lebih dulu.  "Adik kalian, di mana?" tanya Kevlan pada kedua putranya.  "Evands, ada di ruang hukuman Ayah, Ayah yang menyuruh kami untuk menghukum Kevlan," jawab Edward dengan ekspresi sedikit heran.  Kevlan menggelengkan kepalanya. "Bukan, bukan Evands. Tapi Mikaila."  Anthonio dan Edward nampak bingung. Mengapa tiba-tiba ayahnya menanyai Mikaila sampai seperti ini. Hati Kevlan merasa tak tenang, entah mengapa seperti ada seseorang yang memberikan bisikan bahwa putrinya benar-benar pergi.  "Kemungkinan ... dia di kamarny
Baca selengkapnya
Part 43
"Bagaimana? Apakah kalian berhasil menemukan Mikaila?" Kevlan langsung bertanya pada Edward dan Anthonio. Yang dijawab dengan gelengan kompak dari mereka. Kemarin, Kevlan sudah mengerahkan seluruh orang suruhannya termasuk kedua putranya untuk mencari Mikaila. Akan tetapi bagai orang yang hilang ditelan bumi, Mikaila sama sekali tidak bisa ditemukan. Kevlan juga ikut mencari, bahkan semalaman ini dia tidak tidur karena  terus memikirkan Mikaila. Jujur saja dia merasa khawatir, dia bertanya-tanya apakah putrinya tinggal dengan nyaman diluar sana? Kevlan merasa frustasi. Bahkan kini kantung mata terlihat jelas dibawah matanya. Padahal sebentar lagi, mereka akan pergi ke hutan dekat perbatasan untuk menyerang persembunyian makhluk kegelapan atas titah raja. Tapi dia masih sibuk pergi mencari Mikaila. "Ayah, tenanglah cepat atau lambat aku akan menemukan Mikaila." Edward segera berkata menenangkan. Dia juga turut merasa bersalah a
Baca selengkapnya
Part 44
Pagi ini, istana digaduhkan dengan sikap berubahnya Carlos. Semenjak dia terluka saat melakukan penyerangan di hutan dekat perbatasan tiga hari yang lalu, dia bersikap aneh. Setelah bangun dan sembuh pasca tak sadarkan diri itu, dia mengurungkan dirinya di kamar seharian.Karena kejadian itu juga, para rakyat dan para pejabat memuji Leonard karena dianggap sebagai sang penyelamat, tidak hanya karena dia yang memberitahukan kepada raja tempat di mana persembunyian para makhluk kegelapan, tapi juga saat penyerangan berlangsung, dia dan Xavier menjadi yang paling gagah dan memberantas semua makhluk kegelapan secara membabi buta. Mikaila yang mendengar berita ini sudah tertawa keras, dia bahagia. Pasti saat ini Carlos sedang depresi karena banyak orang-orang yang mulai kehilangan kepercayaan terhadapnya. Posisinya sebagai putra mahkota sekarang sudah mulai terancam."Hahaha, tidak saya sangka Yang Mulia Leonard begitu berguna." Mikaila tersenyum miring, rencan
Baca selengkapnya
Part 45
Carlos menatap wajahnya di cermin, dia tidak pernah mengerti apa yang terjadi. Dia telah mati dibunuh oleh Helena dan orang yang sangat dia percaya, akan tetapi sekarang ... dia hidup kembali. Carlos tidak pernah melupakan apa yang dikatakan oleh Helena saat itu. "Carlos, kau begitu bodoh. Dari awal sampai akhir aku tidak pernah mencintaimu, kau hanyalah alat. Dan sekarang tugasmu sudah selesai. Maka kau harus mati." Helena terkekeh saat melihat Carlos yang sudah tidak berdaya. "Selain bodoh kau juga idiot, membunuh wanita yang mencintaimu secara tulus demi seorang wanita yang berniat membunuhmu sedari dulu."Mengingat hal itu, membuat Carlos mengepalkan kedua tangannya erat. Pancaran matanya menunjukkan dendam yang sangat dalam. Bayangan Helena yang bergelung diatas tempat tidur dengan orang yang paling dia percaya membuat dia semakin marah. Dia sungguh tidak percaya, dua orang yang sangat dia percaya ternyata adalah orang
Baca selengkapnya
Part 46
Carlos menuju ke sebuah taman, taman itu sangat indah, dan di depan taman itu terdapat sebuah danau yang berwarna biru yang sangat cantik. Tempat ini adalah adalah tempat kesukaan Mikaila, dia mengetahui tempat ini tepat sebelum hari pengesekusian Mikaila. Mengingat dia sendiri yang menyuruh Mikaila mati dengan cara meminum racun, membuat hati Carlos lagi-lagi merasa sakit. Tanpa sadar mata Carlos menangkap sosok seorang gadis yang sedang duduk di kursi taman, sambil bernyanyi. Suaranya begitu indah dan merdu, setiap lagu yang keluar dari mulut gadis itu membuat Carlos begitu tenggelam dalam rasa penyesalannya. "Mikaila," panggil Carlos sambil berjalan mendekati sosok gadis itu. Pakaian Carlos yang biasa terlihat begitu rapih, kini terlihat kotor dan acak-acakan. Peluh, membasahi pipinya. Karena dia berlari begitu kuat seperti orang yang kehilangan akal. Merasa namanya dipanggil, Mikaila mengalihkan atensinya dari danau, ia kini me
Baca selengkapnya
Part 47
Mikaila bangun dari tidurnya, napasnya sedikit memburu. Karena dia lagi-lagi bermimpi hal yang sama secara berulang-ulang. Tentang perang, mayat-mayat bergelimpangan, tangisan, dendam dan amarah yang bercampur menjadi satu. Lagi-lagi dia melihat sesosok seorang pria yang mati dalam dekapannya, dan anehnya, dia seolah merasakan itu adalah hal yang nyata, sampai-sampai dia ikut menitihkan air mata. Dia sendiri tidak mengerti apa maksud dari semua ini, jika mimpi ini terjadi satu atau dua kali itu mungkin adalah hal yang wajar, tapi ini ... berulang kali, bahkan hampir setiap hari. Seolah mimpi ini adalah sebuah petunjuk, akan tetapi dia tidak mengerti arti dari petunjuk ini.'Tok tok tok'"Nona, Pangeran Leonard, Grand Duke Xavier dan Tuan Anhard sudah menunggu anda di luar," ucap Marry balik pintu. Mikaila mendesah kasar, dia mengumpat pelan karena lupa bahwa ternyata mereka telah membuat janji untuk membahas tentang langkah selanjutnya yang ha
Baca selengkapnya
Part 48
Peresmian butik milik Mikaila begitu sukses di kalangan bangsawan, banyak sekali para bangsawan khususnya para gadis datang ke peresmian tersebut. Hanya dalam sekali debut, begitu banyak gaun-gaun yang terjual. Bahkan setelah tiga hari peresmian butik pun, butik Mikaila masih dikerumuni oleh banyak orang. Mereka menyukai desain gaun yang Mikaila ciptakan.Saat ini Mikaila tengah bersantai sambil meminum segelas teh yang telah dibuat oleh Marry, dia sedikit kelelahan karena akhir-akhir ini begitu sibuk. Tak lama, Mikaila mendengar suara ketukan pintu dari luar, karena dia sudah tahu bahwa Marry tidak ada dan mereka hanya tinggal berdua. Membuat Mikaila mau tak mau bangkit dari posisi duduknya saat ini, dan melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. Dia pikir orang yang datang ke rumahnya ini adalah orang yang biasanya datang ke sini. Akan tetapi dia merasa sedikit terkejut ketika pintu terbuka malah menampilkan sosok lelaki pa
Baca selengkapnya
Part 49
Helena merasa marah, dia membanting apa saja yang ada di kamarnya. Dia sungguh kesal, dia tidak mengerti apa yang terjadi sampai-sampai keluarga Arundell dan juga Carlos menjauhinya. Belum lagi desakan dari ratu untuk segera menjalankan rencananya. "Sialan, semuanya sialan!" Helena terus berteriak seperti orang gila, dia menarik seprai di kasurnya lalu mengacak-acaknya begitu saja. Tadi dia pergi ke istana mencoba untuk menemui Carlos, akan tetapi lelaki itu malah tidak ingin menemuinya dan menyuruh para penjaga mengusirnya. Lalu setelah itu dia pergi ke rumah keluarga Arundell, akan tetapi para pelayan di sana mengatakan bahwa mereka mencari Mikaila. "Mikaila, ini semua pasti karena dia!" desis Helena tajam, sikap Carlos yang menjadi aneh pun itu karena dia bertemu Mikaila. Kenapa semua orang malah berbalik mendukung wanita gila itu, harusnya mereka tetap membenci Mikaila karena dia memang pantas dibenci. Sedetik kemu
Baca selengkapnya
Part 50
"Phillen, apakah wajahku sekarang terlihat jelek? Ini sakit sekali." Helena merengek seperti anak kecil. Dia menatap sebuah luka yang ada di dagu juga di pipinya, melalui cermin. Ini semua karena sayatan belati yang diberikan oleh Xavier. "Tidak Helena, bagiku kau tetap yang tercantik," balasnya dengan tersenyum lembut. Dia begitu berhati-hati saat mengobati luka yang ada di wajah cantik Helena."Tapi ... wajahku ada bekas luka, aku pasti tidak cantik lagi dan kau pun pasti akan meninggalkanku." Helena memanyunkan bibirnya, dia menunduk. Dan bulu matanya mengerjap-ngerjap menghalau air mata yang berjatuhan. Dengan lembut, Phillen menangkup wajah mungil Helena. "Tidak, bagaimana mungkin aku bisa meninggalkanmu sedangkan, setiap harinya aku terus memikirkanmu?""Pembohong," ujar Helena tak percaya. Dia memalingkan wajahnya kesamping. Tidak ingin melihat Phillen secara langsung. "Jika aku berbohong. Bagaimana mungkin aku bertahan sej
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status