Semua Bab Jade : The Mighty Amethys: Bab 21 - Bab 30
126 Bab
Bagian 21 : The Great and The Forbiden
Rachel terbangun di atas lantai dingin di sebuah ruangan kosong. Gadis itu melihat sekeliling dan menemukan ruangan luas di sekitarnya dengan pilar tinggi berajar di kedua sisinya. Apakah ini bayangan yang lain? Tanya Rachel dalam hatinya. Rachel bangkit berdiri dan berjalan di sekitar ruangan itu dan menyadari dimana dia berada, Aula para Guardians. Rachel mengenali dua tangga melingkar di ujung ruangan itu dan jendela besar di arah barat yang juga sedang menunjukkan cahaya senja. Namun bedanya ruangan itu terlihat bersih dengan lantai marmer yang dingin dan dinding batu putih yang tidak Rachel ketahui jenisnya. Terlihat elegan dan tenang. Namun ketenangan itu tak berlangsung lama saat pintu besar itu didorong dari luar dan terlihat sepuluh orang masuk ke dalam ruangan itu. Rachel menatap mereka satu persatu. Rachel belum pernah melihat mereka namun dari apa yang mereka kenakan Rachel bisa menebak identitas mereka. Jubah bulu berwarna putih keperakan sepert
Baca selengkapnya
Bagian 22 : Mermaid of Thalassa
Diantara sekian banyak janji yang pernah Rachel ucapkan belum ada satupun yang berhasil dia tepati. Namun kali ini, Rachel bertekad untuk menepati janjinya. Janjinya untuk kembali ke Abendbrise, janji kecilnya dengan Aryan. Setelah bayangan masa lalu Klan Jade sirna Rachel benar-benar terbangun di ruangan itu. Aula tempat Kailani dan Lord Dixon berdebat. Sedangkan dia ingat bahwa sebelumnya dia berjalan ke hutan belakang kastil dan menemukan bagaimana para Jade mendapatkan kekuatan dan senjata mereka. Serta fakta bahwa bukan mereka yang mencari, namun kekuatan itulah yang memilih kepada siapa dia akan datang. Lupakan bagaimana caranya dia bisa berpindah tempat tapi saat Rachel bangun hari telah siang. Itu artinya dia tidak sadarkan diri selama semalaman. Rachel memeriksa ruangan itu dan mencari diantara tumpukan kertas usang tentang catatan kelahiran para anggota Klan Jade. Rachel bermaksud mencari arti ucapan mereka tentang Kelahiran yang tidak seharusnya. Siapakah yang mer
Baca selengkapnya
Bagian 23 : Devotion of Thalassa Clan
Dengan diliputi perasaan bersalah Rachel berjalan menemui Nerwin. Pemuda itu telah berdiri diam di luar sejak siang tadi. Hanya diam menatap ke depan tanpa bergerak sedikitpun. Rachel melangkahkan kedua kakinya perlahan ke belakang pemuda itu.  “Tuan Muda Nerwin,” panggil Rachel pelan. Sesaat tidak terdengar tanggapan apapun dari pemuda yang berdiri di depan Rachel. Gadis itu mencoba berdehem pelan dan kembali memanggil pemuda itu.  “Tuan Muda Nerwin,” panggil Rachel lagi.  Kali ini sosok di depan Rachel sedikit bergerak. Bahu pemuda itu terlihat naik turun sekilas sebelum terdengar helaan nafas pelan. Pemuda itu berbalik pada Rachel dan menatap gadis itu dengan tenang.  “Kau sudah selesai?” tanya pemuda itu.
Baca selengkapnya
Bagian 24 : The Spell and The Battle
Rachel hanya bisa terdiam selama perjalanan kembali ke kastil Jade. Baik Nerwin ataupun Rachel hanya saling membisu di tengah dinginnya malam. Bahkan ketika tiba di kastil pun Rachel bergegas pergi ke aula Guardians dan mengunci dirinya di salah satu ruangan. Pikirannya kembali teringat dengan kata-kata Nerwin tentang dia yang diramalkan Lord Haynsworth akan tiba di tanah Davian dan melalui ujian para Guardians. Rachel kembali mengingat bagaimana dia bisa memutuskan datang ke tanah itu. Mengingat setiap detail yang bisa Rachel temukan dari ingatannya. Hari dimana dia tiba di Abendbrise. Hari ketika dia meninggalkan kastil Irdawan dan Kenneth. Pertemuannya dengan Putri Florian. Catatan ramalan Kailani Shore di perpustakaan Kastil Irdawn. Hari dimana dia dibawa ke tanah Redrock dan hampir tidak selamat. Ingatan ketika dia kehilangan Nerissa dan semua saudaranya. Siksaan Lucinda dan Kecaman seluruh penduduk Crator. Pertemuannya dengan Kenneth dan juga Jade Amora. Mimpin
Baca selengkapnya
Bagian 25 : The Elf inside Jade
Sesuai dengan petunjuk Nerwin, hari ini Rachel tengah mengemasi barang-barangnya untuk meninggalkan Davian. Dia akan mengikuti Nerwin menemui sosok yang pemuda itu katakan mungkin mengetahui sesuatu tentang ramalan Putri Emerald Kailani. Nerwin juga berpesan agar Rachel tidak membawa terlalu banyak barang, jadi Rachel hanya mengemas beberapa pakaian ganti, mantel, dan juga senjata miliknya. Semuanya dia bungkus rapi dalam sebuah ransel kecil yang dia bawa dari Abendbrise. Mengingat tentang Abendbrise membuat Rachel merindukan coklat hangat buatan bibi Arwen, hangat perapian rumah mereka, dan suara tawa Aryan yang sangat khas di telinga Rachel. Entah kapan Rachel bisa kembali menemui mereka? “Apa yang kau pikirkan?” Suara pelan Nerwin berhasil membuat Racehl terkejut. Gadis itu beralih menatap Nerwin dengan sorotan tajam, tapi pemuda itu hanya mengangkat bahu. “Apa?” tanyanya. “Bisakah kau setidaknya bersuara saat kemari atau setidaknya jangan
Baca selengkapnya
Bagian 26 : Leaving Davian Island
Rachel berjalan mengikuti Nerwin menuju pantai. Dia sudah selesai dengan segala persiapan dan perbekalan yang diperlukan. Berjalan dengan jarak beberapa meter di belakang Nerwin dengan langkah pelan. Sesekali gadis itu akan berhenti sejenak untuk beristirahat dari hari yang terik. Lalu tak lama, suara teriakan Nerwin akan segera terdengar untuk meminta gadis itu bergegas dan selalu demikian selama beberapa kali. Rachel bahkan sampai menggeleng heran melihat betapa cepatnya langkah pemuda itu hari ini. “Hei! Bisakah kau berjalan sedikit pelan? Kaki ku tidak sepanjang milikmu!” ujar Rachel di tengah nafasnya yang terengah-engah saat mengikuti Nerwin menurun bukit. Rachel tidak ingat dia pernah melalui jalan ini sebelumnya. Jalanan yang lebih terjal dan juga lebih jauh dari yang Rachel lalui di hari pertama dia tiba
Baca selengkapnya
Bagian 27 : Black Meadow
Rachel tengah berdiri di ujung geladak kapal memandang lautan luas di depannya. Setelah Nerwin memerintahkan pasukannya berlayar, mereka segera menjalankan kapal ini dan keluar dari dalam lautan. Tepatnya berlayar di atas permukaan laut. Sehingga Rcahel bisa berdiri dengan tenang di sana sendirian sementara Nerwin sedang sibuk dengan awak kapalnya. Malam ini, bulan bersinar sangat terang di atas sana. Purnama pertama yang benar-benar bisa Rachel nikmati. Rachel tidak ingat sejak kapan, namun dia selalu menyukai bulan. Dia selalu menunggu malam tiba dan menantikan kehadiran bulan di atas sana. Sesuatu tentang bulan selalu bisa membuatnya merasa tenang. Hanya dengan melihat kehadirannya, atau memandang pendar cahaya pun bisa membuat Rachel bahagia. Tapi malam ini, Rcahel merasakan hal yang lain. Bulan yang kini sedang ia pandang terasa asing di matanya. Bulan y
Baca selengkapnya
Bagian 28 : The Old, The True, The Brave.
Rachel mamandang wanita yang berdiri di depannya dengan tatapan bingung. Wanita yang tiba-tiba muncul di depannya, menyapanya, dan juga memberi salam hormat padanya. Apakah semua elf memiliki sifat yang sopan seperti ini? Sedangkan di beberapa buku yang pernah di abaca, dia hanya tahu bahwa para elf adalah sosok yang sombong yang cenderung enggan untuk berhubungan dengan dunia luar.“Duduklah,” ucap Lady Reagen pada Rachel. Rachel menurut dan duduk disebuah kursi yang terbuat dari tanaman merambat. Rachel melirik kursi tersebut dan melihat beberapa daun masih ada disana.“Jadi, apa yang ingin kamu ketahui?” lanjut Lady Reagen.“Jade Amora, siapa pemilik aslinya?” tanya Rachel, dan segera gadis itu menyesal. Ia berpikir seharusnya dia mencari tahu tentang ramalan sang Emerald, namu
Baca selengkapnya
Bagian 29 : The Fire in Abendbrise
Rachel dan Nerwin berlayar ke wilayah Abendbrise. Selama dalam perjalanan Rachel tak hentinya berjalan mondar mandir di ruangannya. Dia terus menerus menggenggam snowdrop dengan erat. Jika sudah jenuh mondar mandir di kamar, gadis itu akan keluar dan berjalan mengelilingi kapal. Jika seseorang bertanya, dia akan menjawab bahwa dia sedang bosan. Namun bukan itu masalahnya, Nerwin dan beberapa awak kapal melihat gadis itu bertindak demikian selama seharian. Entah apa yang membuat gadis itu gelisah. Ketika senja tiba, angin mulai bertiup dengan lebih kencang, sehingga perjalanan jadi lebih cepat. Ketika bulan muncul kapal mereka telah tiba di dekat pantai Abendbrise. Rachel berdiri di ujung geladak dan melihat kota itu. Senyum gadis itu tidak bisa dia sembunyikan, setelah selama satu bulan penuh meninggalkan kota itu. Dia merindukan keluarga kecil itu di sana, Paman Freden, Bibi Arwen dan juga Aryan.
Baca selengkapnya
Bagian 30 : Meeting You, Again
Semalaman Rachel mencari keluarga paman Freden namun tak kunjung menemukan mereka. Sedangkan Nerwin dan pasukannya membantu penduduk sekitar memadamkan api. Ketika pagi menjelang seluruh api di Abendbrise telah berhasil dipadamkan.. Menyisakan puing-puing rumah yang mengepulkan asap hitam. Bahkan beberapa bangunan tidak bisa diselamatkan dan runtuh begitu saja. Nerwin dan anggota Mermaid Thalassa telah membantu menyelamatkan penduduk dan juga mengobati beberapa penduduk yang terluka. Salah seorang penduduk mengatakan bahwa pasukan Redrock tiba di kota sore itu dan langsung membakar kota dengan membabi buta. Mereka menghancurkan kereta kuda dan membunuh hewan ternak dan juga kuda mereka sehingga tidak ada yang bisa pergi jauh dari kota. Mereka juga telah membunuh walikota Abendbrise sehingga semua penduduk hanya bisa berlari menyelamatkan diri masing-masing. R
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status