All Chapters of Terjerat Cinta Om Om: Chapter 31 - Chapter 40
139 Chapters
31. Kamar
Alisa tidak ada henti-hentinya tersenyum memandang mamanya yang sudah berada di atas tempat tidur pasien.   Saat ini mamanya masih di dalam ruangan ICU untuk pemantauan Kondisinya lebih lanjut. Bila nanti mamanya sudah sadar dan kondisi detak jantung dan sebagainya sudah baik maka akan dipindahkan ke ruangan pasien.   Alisa duduk di kursi yang diseret nya di samping tempat tidur mamanya. Tangannya tidak ada henti-hentinya memegang tangan mamanya dan mencium punggung tangan mamanya tersebut. "Nanti Saat Mama bangun pasti Mama akan merasa ada yang aneh. Tapi nanti Isa bakalan jelaskan semuanya ke mama, biar mama jangan kaget," ucapnya sambil tersenyum.   "Sebenarnya ini semua seperti mimpi bagi Isa ma. Kehadirannya seperti seorang malaikat yang menyelamatkan hidup Isa dan juga mama," ucapnya yang menyebut suaminya.   "Isa benar-benar nggak nyangka kalau mama masih ada untuk Isa," ucapnya.  
Read more
32. Pinjam baju
Attar hanya tersenyum tipis dan pergi meninggalkan istrinya. Pria itu masuk ke dalam kamar mandi. Berada berdua dengan wanita yang baru saja menjadi istrinya, membuat pria itu cukup gugup, jantungnya berdetak dengan kencang.    Disaat malam seperti ini, Attar memutuskan untuk berendam di dalam air dingin guna mendinginkan tubuhnya yang terasa panas saat berada berdua dengan istrinya. Selama ini ia selalu berfantasi dan berhalusinasi bisa berjumpa dengan gadis yang saat ini sudah menjadi istri. Saat memandang foto istrinya yang disimpannya diponselnya, ia selalu berharap bisa mengecap rasa manis bibir yang kecil dan tipis tersebut. Cukup lama ia berendam di dalam air dingin dan kemudian keluar dari dalam kamar setelah ritual mandinya selesai.   Attar Melihat Istrinya yang masih duduk di atas tempat tidur. "Apa kamu tidak mandi?" tanya nya.   "Iya om, Isa mau mandi. tapi Isa gak bawa baju ganti
Read more
33. Jangan Genit
      "Suhu air panasnya sudah saya turunkan. Maaf tadi saya lupa. Apa Kamu terkena siraman air panasnya?" ucap Attar yang terlihat begitu sangat panik   "Gak Om, Isa nggak jadi megang airnya waktu lihat asapnya banyak," ucap Alisa. Alisa sangat aku memberitahu suaminya bila tadi dirinya sempat menyentuh air panas tersebut.    Attar tersenyum saat mendengar ucapan istrinya. "Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa," ucapnya sambil dengan sengaja mengintip istrinya dari balik pintu yang menjadi tempat istrinya bersembunyi.   "Om jangan genit, om jangan intip Isa,"' ucap istrinya yang mendorong pintu tersebut agar suaminya keluar.   Attar tersenyum saat melihat pintu kamar mandi yang sudah ditutup rapat istrinya.   Alisa membuka handuk yang dipakainya dan menggantung handuk tersebut.   Alisa berdiri di bawah cucuran air sh
Read more
34. Hukuman
  Attar memandang istrinya yang duduk di atas tempat tidur. "Kamu mau apa?" tanya Attar yang akan mengambil makan malam untuk istrinya.   "Terserah aja Om," ucapnya.   Attar mengambil steak daging dan meletakkannya di atas tempat tidur. “Apa kamu suka ini?" tanyanya.   "Suka," jawab Alisa.   Atar memotong-motong daging tersebut dan memberinya saus yang berwarna kuning kecoklatan. "Di sini yang menjadi chef, wajib  memiliki sertifikat memasak tingkat dunia. Kamu boleh bebas merequest makanan apa saja yang kamu inginkan,"  ucapnya yang menusukkan daging dengan garpu dan mengarahkannya ke bibir istrinya.   Alisa hanya menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapan suaminya tersebut.   Attar makan secara bergantian dengan istrinya.   "Tadi masuk ke kamar ini, Isa lihat om pakai sidik jari." Alisa memandang suaminya. Alis
Read more
35. Tidur berdua
"by Isa tidur ya," ucapnya.     Attar menganggukkan kepalanya.     Alisa mengambil posisi paling pinggir dan membelakangi suaminya.  Selimut yang dipakainya, ditariknya hingga ke atas menutupi kepalanya.     Attar memandang istrinya yang sudah hilang di dalam selimut. Tangannya yang kekar menarik-narik selimut istrinya.     "Isa ngantuk Om," ucap Alisa.     Attar menarik turun selimut istrinya hingga kepala istrinya keluar dari dalam selimut.     Pria itu menarik tangan istrinya agar tubuh istrinya menghadap ke arahnya.     "jangan cium Isa lagi, bibir Isa sudah bengkak," Alisa menutup wajahnya dengan telapak tangannya.     "Saya merasa bahwa kamu sangat suka saya cium, sehingga dengan sengaja kamu mengulangi k
Read more
36. Morning kiss
  Nurjanah membuka matanya secara perlahan-lahan. Matanya mulai menyapu setiap sudut ruangan yang berwarna putih yang merupakan ciri khas rumah sakit. Nur sudah tidak tahu, berapa lama ia tertidur. Bahkan saat ini dia masih mempertanyakan status dan keberadaannya. Apakah dia masih hidup atau sudah mati. Apakah ini surga? pikirnya saat melihat ruangan berwarna serba putih tersebut.   "Alhamdulillah ibu sudah sadar," ucap perawat muda yang langsung mengecek kondisinya.   Nur masih diam dan memandang ruangan tersebut. Ruangan yang saat ini ditempatinya jauh berbeda dengan kamar yang ditempatinya sebelumnya. Rasanya tidak mungkin putrinya mengambil dia kamar elit.   "Kenapa ibu tidak memberi tahu kami bahwa ibu itu calon mertuanya pak Attar?" ucap perawat yang tersenyum ramah memandangnya.   Nur masih diam tanpa menjawab. Wanita yang berwajah pucat itu masih mengumpulkan segala macam ingatan
Read more
37. Senang
  Dengan malu-malu Alisa mencium pipi suaminya.     Pria yang berwajah tampan itu tersenyum tipis saat bibir istrinya yang menempel di pipinya. Pria itu tidak akan puas bila tidak menjahili istrinya.     "Sudah by," ucap Alisa ketika ia mencium pipi kiri suaminya.     "Belum ini masih berat sebelah," ucapnya yang memberikan pipinya sebelah kanan.     Alisa menelan air ludahnya dan kembali menjinjitkan kakinya untuk mencium pipi suaminya di sebelah kanan. "Sudah by," ucapnya lagi.     Attar kembali menggelengkan kepalanya. "Ini belum," ucapnya menunjukkan keningnya. Pria itu sedikit membungkukkan tubuhnya yang tinggi agar istrinya tidak kesulitan untuk mencium keningnya.     Dengan sangat patuh Alisa menuruti perintah suaminya. Alisa mencium kening suaminya dan berdo’a a
Read more
38. Pengakuan
  By, Isa mau bicara sama mama sebentar," ucap Alisa.   Attar tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Saya akan keruangan saya sebentar," ucapnya yang memandang istrinya.   "Iya by,” jawab Alisa yang tersenyum memandang suaminya.   "Nanti hubby akan menjelaskan dengan mama," ucapnya yang berbisik di telinga istrinya.   "Iya," ucap Alisa yang sedikit tersenyum.   Diciumnya kening istrinya cukup lama. Attar memandang wajah istrinya dan mengusap kepala Istrinya.   Nur yang berbaring di atas tempat tidur hanya diam memandang putrinya bersama dengan pria asing yang sudah menjadi suami putrinya. Semua ini masih terasa asing baginya. Pria yang baru dilihatnya saat ini sudah menjadi menantunya.   "Ma, saya tinggal dulu, nanti saya akan kembali ke sini," ucap Attar sambil menempelkan punggung tangan mertuanya di keningnya. &nb
Read more
39. Meminta restu
  "Pak Attar ini yang anda minta," ucap Farhan yang masuk ke dalam ruangannya.      Attar memandang barang yang diberikan oleh asisten pribadinya. "Terima kasih,” ucapnya yang kemudian berdiri dari tempat duduknya.     "Saya akan tunggu Bapak di ruang tunggu depan," ucap Farhan.     Attar menganggukkan kepalanya. Pria itu sangat malas untuk berbicara saat ini.     "Jam 9 ini kita akan  ketemu klien Pak," ucap Farhan yang mengikutinya dari belakang. Farhan berusaha mengingatkan bos nya.     "Saya tahu," jawab Attar tanpa memandang asisten pribadinya.     Atar berjalan menuju ke ruangan perawatan mertuanya yang hanya satu lantai dibawahnya. Attar meletakkan  mertuanya di kamar yang memiliki fasilitas VVIP. Attar membuka pintu yang saat ini tertutup rapat.
Read more
40. Pengawal pribadi
  Mobil yang dikemudikan Rina berhenti di depan parkiran kampus Alisa.     "Terima kasih ya Mbak, mbak Rina boleh pulang, kalau mau makan di kafe juga nggak apa-apa. Nanti Isa telpon bila jam kuliah Isa sudah selesai. Isa minta nomor telepon mbak Rina ya," ucap Alisa yang tersenyum.     "Saya tidak akan pulang ataupun makan. Saya akan menunggu di sini, hingga nona Alisa selesai kuliah," ucap Rina yang membuka sabuk pengamannya. Wanita yang memiliki ekspresi wajah dingin itu turun dari dalam mobil. Rina membukakan pintu mobil di sebelah Alisa.     "Maksud Mbak Rina apa?" ucap Alisa yang belum mengerti ucapan dari pengawal pribadinya. Alisa turun dari dalam mobilnya.     "Saya diperintahkan tuan Attar untuk mengawal Anda dimanapun anda berada," ucapnya.     "Tapi Isa kuliah Mbak. Isa gak ke mana-mana," uc
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status