All Chapters of ISTRI YANG KUCAMPAKKAN TERNYATA WANITA SUKSES: Chapter 71 - Chapter 77
77 Chapters
KEDATANGAN MAMA ANISA YANG MEMBUAT SUASANA MENJADI BERANTAKAN
Part 71 Tapi sepertinya aku tidak bisa berhenti bekerja di perusahaan PT Atmajaya Gruop. Aku tidak mau mencoreng nama baik dan malah akan di cap sebagai karyawan yang tak bertanggung jawab. Baru bekerja satu hari malah keluar.  Aku tidak mau hal itu terjadi. "Iya, Pah, Mah. Nanti akan Dira pikirkan. Kalau begitu, aku mau ke kamar dulu ya, udah gerah soalnya," ujarku beranjak pergi. "Tunggu dulu, Dira. Papa juga kesini berniat memberikan hasil omset selama satu tahun lamanya. Ini semua dari pusat mau pun cabang," Papa membuka koper lalu membuka resleting dan betapa terkejutnya aku melihat uang sebanyak itu di simpan diatas koper. "Banyak sekali, Pah!"  Aku kaget sekali. Ternyata Papa menyimpan dan tidak mempergunakannya sama sekali selama Papa menguru
Read more
TEGANG
Part 72 Aku membuka mata perlahan menatap sekeliling ruangan yang bernuansa berwarna putih. Terlihat Mama sedang menangis tersedu-sedu memeluk tubuhku. Papa terlihat menundukan kepala sambil terus mengusap air matanya yang mengalir sedih. "Pa-pa, Ma-ma ..." kataku bersuara terbata-bata. Kedua orang tuaku menatapku dan mereka menghampiriki. "Alhamdulillah ... akhirnya kamu sudah sadarkan diri, Sayang!" ujar Mama menghapus air matanya. "Kami dari semalam menghawatirkan kamu tidak sadarkan diri, sekarang bagaimana kondisi kamu? Apa masih sakit?" tanya Papa penuh perhatian. "Hanya sedikit pusing saja, Pah!" "Kalau ada yang sakit, bilang sama Mama dan Papa biar dipijit," kata Mama tersenyum m
Read more
KEBAHAGIAAN KEDUA ORANG TUA
Part 73 "Dira ...." Terdengar suara bariton laki-laki mengagetkanku, seketika aku membuka selimut dan menatapnya. "Bikin kaget saja!" kataku kesal. "Maaf," sahutnya tanpa merasa bersalah. Aku memalingkan badan tak menatapnya. "Maaf aku telat memeriksakan kesehatanmu, hari ini aku sangat sibuk sekali," ujar Dokter Marcell. "Iya, tidak apa-apa," ucapku acuh. Ia mendekati dan aku langsung di periksa olehnya. "Apa sekarang mau dilepas kain penutup kepalanya?" tawarnya, aku menatapnya. "Besok sajalah, sekarang aku mau tidur sudah ngantuk!" kataku sambil memalingkan tubuh membelakanginya. 
Read more
DILAMAR PRIA KETIGA
Part 74 Aku menghirup udara di taman Rumah sakit, menatap sekeliling dengan perasaan  tenang. Sungguh hatiku sedang merasakan kebahagian. Karena mengingat orang tuaku yang tengah berbahagia.  Aku pun sebenarnya ingin bahagia, hm ... Kalau saja Mas Pratama masih hidup aku tidak akan merasakan kesepian seperti ini, kamu pasti hidup bahagia selalu dan saling bersama-sama dalam suka maupun duka. Pernah aku berfikir ingin mengakhiri hidup karena telah kehilangan sosok suami yang begitu perhatian, tanggung jawab dan selalu membuat hari-hariku bahagia. Tapi keinginan itu tidak terwujud sebab aku masih punya keluarga yang amat aku cintai. Aku punya kedua orang tua yang baik dan penuh perhatian begitu juga punya buah hati yang begitu menggemaskan. Disisi lain aku sangat bahagia tapi di lain sisi
Read more
ZIARAH KE MAKAM
Part 75 "Betul, Dira. Mama dan Papa sangat setuju jika kamu menikah dengan Marcell," ujar Mama yang tiba-tiba datang menghampiri kami. "Tapi, Mah. Dira tidak mau," kataku menolak lamaran ini dengan sungguh-sungguh. "Kenapa emangnya? Apa ada yang kamu tak sukai dari Marcell?" tanya Pak Bayu menatapku penuh arti. "Bukan tak menyukai, Pak. Tapi saya masih ingin menyendiri saja," kataku sembari menunduk. Pak Bayu dan Marcell terdengar menghela nafas kasar, mereka mungkin mengerti tentang kondisiku saat ini.  "Kalau begitu, saya paham. Mungkin kamu masih terluka karena di tinggal pergi oleh suamimu. Saya dan anak saya hanya bermaksud baik saja, kalau tidak menerima lamaran ini saya dan anak saya mengerti akan keputusanmu. Kalau begitu saya dan
Read more
WARISAN
Aku segera membaca lembaran kertas yang sudah aku raih. Aku sangat kaget setengah mati membaca lembaran ini. Ternyata sebuah surat warisan. "Maksudnya apa, Pah?" tanyaku menatap Papa tak percaya akan isi didalam surat ini. "Ini surat warisan dari suamimu, sewaktu Pratama masih hidup ia memberikan surat ini pada Papa. Jadi, almarhum suamimu memberikan semua harta yang ia miliki untuk kamu dan anak-anakmu. Yaitu sebuah perusahaan, apartement dan seratus hektar tanah," sahut Papa memberitahu, aku sangat schok mendengar ucapannya. "Tapi, Pah. Dira sudah memeliki rumah makan dan banyak cabang dimana-mana. Dira tidak mau menerima harta ini karena Dira masih mampu membiayai anak-anak, lagi pula Papa dan Mama juga butuh harta ini kenapa merelakkan untukku?" tanyaku dengan perasaan yang sangat sedih. Beta
Read more
KEBAHAGIAAN YANG SEUTUHNYA
part 77 ''Sudah Nak, biarkan saja Papa sama Mama yang bertugas mengerjakan ini. Kamu istirahat saja jaga anak-anak, nanti pada tidak bisa diam lagi,'' ujar Papa, aku menghela nafas berniat ingin membantu tapi di larang. ''Biar Dira saja. Papa dan Mama istirahat, sepertinya lelah sekali. Dira ingin bantu,'' sahutku memegang pergelangan tangan papa. ''Ya sudah, jika kamu mau membantu. Silahkan saja, kebetulan Papa dan Mama juga sangat cape sekali ingin istirahat,'' sahut Papa duduk di kursi. ''Nah, lebih baik istirahat saja. Aku tidak mau melihat Papa dan Mama kecapekan,'' sahutku tersenyum. ''Terima kasih, Dira. Yasudah, Papa dan Mama istirahat dulu ya. Anak-anak biar Papa yang jaga,'' ujar Papa, aku hanya mengangguk saja. Papa pergi dan masuk kedalam ruangan k
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status