All Chapters of Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!): Chapter 41 - Chapter 50
54 Chapters
Suami Idaman
Aku seperti menemukan kembali duniaku yang telah lama hilang aktivitas bekerja sekaligus hobi yang telah lama aku rintis. Menjadi wanita karir bukan mimpiku, tapi jalan yang tidak sengaja aku capai di saat-saat tersulit dalam kehidupanku. Mas Amar kembali mengijinkan aku untuk mengatur toko online sebelum aku melahirkan. Setelah melahirkan rencananya aku akan fokus mengurus anak dan suami di rumah. Dengan kondisi kehamilanku yang lemah Mas Ammar mempermudah pekerjaanku dengan mempekerjakan seorang pekerja paruh waktu untuk beres-beres di rumah.  Semua untuk meringankan pekerjaan Mama juga, di usianya sekarang mama lebih mudah lelah sehingga sudah tidak terlalu mampu untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Waktu berlalu begitu cepat kontrakan rumah di komplek beberapa hari lagi habis, aku bersama maa Ammar dan seluruh karyawan akan segera pindah ke ruko yang mas Ammar berikan saat ulang tahunku h
Read more
Rena Tiada
Aku berdiri memperhatikan kerumunan orang-orang dari kejauhan. Setelah aku bertanya siapa yang berteriak dan tak mendapat jawaban. Penasaran akhirnya meskipun dengan langkah sedikit ragu kaki ini mulai mendekat, berjalan menuju arah kerumunan.  Satu-persatu orang yang melihatku mundur memberikan jalan agar aku bisa mendekat kearah seseorang yang berada di tengah-tengah kerumunan. Seorang laki-laki memakai kaos hitam berjongkok dan menangkupkan kedua telapak tangannya di wajah. Samar-samar terdengar sesegukan, saling bersahut dengan suara musik dari sound system yang berada tepat di depan kami berkumpul. "Siapa dia, Mas? Apa dia mas Satya?" tanyaku. Mas Ammar segera menarik tanganku agar aku berdiri tepat di sampingnya. "Mas Satya kenapa kenapa berteriak?" tanyaku lagi penasaran. "Kami belum sempat bertanya, sejak tadi berteriak dia l
Read more
Titik Terendah
Aku hanya bisa melihat situasi di rumah duka malalui video yang Mas Ammar kirim. Sedih sekali melihatnya, ternyata Rena sudah tidak punya ayah, adik ya juga banuak. Setelah Rena sakit entah siapa yang membiayai merska. Apa Mas Satya?" pikirku. Benar-benar tidak pernah aku bayangkan sebelumnya jika Rena akan pergi secepat ini. Usianya masih sangat muda, ia juga begitu energik dan masih memiliki banyak mimpi. Sayang, selama ini jalan yang ia tempuh memang sedikit menyimpang. Aku bisa melihat Mas Satya cukup terpukul, meskipun Rena adalah cinta keduanya setelah dulu mas Satya pernah mencintaiku. Aku tahu mas Satya menyayangi Rena, karena itulah dulu dia rela meninggalkan aku dan kedua anak-anak kita. Rasa kekeluargaan di perusahaan memang sangat kental. Saat acara pengundian doorprize kemarin pemenang sepeda motor nomornya sudah mas Ammar dapatkan. Nomor pilihannya ternyata nomor yang Putri pegang.
Read more
Teriakan tengah Malam
Bisa membuat orang-orang di dekat kita senang adalah salah satu kebahagiaan tersendiri untukku dan Mas Ammar. Tawa dan keceriaan mereka adalah kebahagian terbesar untuk kami.  Orang-orang yang ada di balik kesuksesanku dan mas Ammar harus ikut menikmati hasil kerja keras kità bersama-sama. Sesampainya di parkiran penginapan bisa terlihat senyum mengembang dari setiap orang yang satu persatu keluar dari dalam bus. "Hari ini kami tidak akan membatasi kegiatan kalian semua untuk berlibur. Semua bebas beraktivitas dengan keluarga masing-masing. Pada malam kedua baru kita akan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan," terang Mas Ammar. "Wah! Terima kasih sekali, Mas Ammar dan mbak Gina memang bos ter-the best yang selama ini aku punya," cerocos Ayu. "Ah si Ayu mah muji-muji biar cepet naik gaji," goda Mas Galih. "I
Read more
Kelahiran Gaza
Aku seperti de javu peristiwa 4 tahun lalu kembali aku alami hanya saja kini situasinya berbalik. Jika dulu saat aku melahirkan Cantika Mas Ammar mengantarku sebagai sopir taksi online kini mas Satya yang mengantarku. Mas Ammar sedang mengadakan pertemuan dengan kolega di luar kota Rencananya kami akan membuka cabang gerai parfum lebih banyak. Sebagai pemilik perusahaan tentunya tugas ini tidak bisa Mas Ammar wakilkan pada siapapun. Keluarga kami tidak memiliki sopir, Mas Galih yang biasa kumintai tolong sedang sakit. Pilihan terakhir aku meminta bantuan Mas Satya. Kebetulan tengah malam dan aku kesulitan mendapatkan taksi ataupun taksi online. Untuk menjaga fitnah dan salah paham aku berangkat ke rumah bersalin ditemani Mama Mas Ammar. Seperti biasa Cantika dan Bramma dititipkan pada mbak Ivi. Meskipun Bramma sudah besar dan bisa menjaga adiknya tetap aku merasa lebih aman jika mereka dalam pen
Read more
Tampan Kombinasi
Aduh maaf sekali, Nak Ammar, jadi ngabring (banyak orang) begini. Tadinya cuma mama sama bapak yang mau pergi tapi ini 2 ponakan Gina maksa ingin ikut, maklum mereka dari kecil belum pernah pergi ke kota," ucap Mama. "Tdak apa-apa, Mah. Di sini kan ada banyak kamar lagi pula jarang-jarang kan Cantika dan Bramma bertemu saudara, biar mereka kenal satu sama lain," jawab Mas Ammar. "Apa kabar, Ibu besan? Lihat! Cucu kita tampan sekali," ujar Mama mertua. "Alhamdulillah kabar kami semua baik, Aduuhh ... cucu nenek kasepnya ( gantengnya) mirip sekali dengan Nak Ammar," puji mama. "Ish! Lihat atuh, neneknya juga kan cantik-cantik. Sudah pasti cucunya ganteng," potong mama mertua. Seperti biasa saat berkunjung mama dan bapak pasti membawa hasil panen. Bermacam-macam sayuran dan buah-buahan, satu yang tak pernah Mama lupa adalah lompong atau bata
Read more
Kehancuran Satya
PoV Satya Hari dimana saat Maryam dilahirkan adalah saat terberat dihidupku. Rena merasakan mulas begitu hebat tapi tak kunjung melahirkan, sampai akhirnya Dokter memutuskan untuk memilih jalan operasi karena kondisi Rena tidak mungkin untuk melahirkan secara normal. Rena cukup lama tak sadarkan diri hingga tak mungkin bisa mengejan. Tangisan pertama Maryam tidak memberikan sedikitpun senyuman di bibir mungil Rena. Rena seperti lupa segalanya tatapannya kosong, yang ia ingat hanya kebenc*annya pada Gina. Rena hanya mengoceh menyebut nama Gina setelah itu histeris. Sempat terbesit dibenakku, tentang sebuah "karma". Aku pergi menemui Gina, meminta maaf atas nama Rena. Gina memaafkan semuanya dan Alhamdulillah Gina dan Ammar berbaik hati untuk
Read more
Kebersamaan
Aku tahu sebagai Bapakku, bapak pasti sangat sakit hati dengan apa yang pernah mas Satya lakukan padaku.Aku dan Mas Ammar akhirnya hanya saling melempar pandangan, bingung harus menempatkan mas Satya dimana? Karena hanya dua pekerjaan yang kita miliki di toko dan di gerai parfume  milik Mas Ammar.________Pucuk dicinta ulam pun tiba, saat aku dan Mas Ammar bingung untuk mempekerjakan Mas Satya dimana? Mas Fahad datang menengok Gaza. Bukan suatu kebetulan, aku percaya jika semua ini adalah takdir yang sudah diatur oleh Allah.Mas Fahad membutuhkan kan beberapa orang sopir untuk bekerja di kantornya. Kantor tempat mas Fahad bekerja memang bagian dari pemerintahan, tidak mudah orang bisa bekerja di sana.Meskipun melalui beberapa tahapan tes aku dan Mas Ammar akan membujuk mas Satya untuk melamar di tempat Mas Fahad, bukan semata-mata menjauhkannya dari keluarga kami. Nam
Read more
Dilema
"Kenapa kalian begitu ingin aku bekerja di tempat orang Arab itu? Apa pekerjaanku di toko tidak benar? Aku nyaman disini bersama kalian, teman-teman yang bagiku sudah seperti keluarga," rengek Mas Satya.Jujur sebenarnya aku dan Mas Ammar juga tak tega, semua bukan semata-mata nasihat bapak tapi memang pekerjaaan di tempat Mas Fahad gajinya lumayan."Mas jangan salah faham, aku dan Gina ingin Mas Satya maju. Coba saja dulu, nanti kalau gak lolos seleksi Mas boleh kerja lagi disini," bujuk Mas Ammar."Mas ingat, ada Maryam yang butuh banyak biaya. Di kantor Mas Fahad banyak fasilitas dan tunjangan yang nanti bisa dimanfaatkan, bekerja denganku mau sampai kapan? Aku tidak bisa memberikan banyak, Mas," terangku."Fahad adik iparku, Mas jangan khawatir dia orang baik. Aku akan menitipkan Mas pada Fahad jika memang nanti lolos seleksi," jelas Mas Ammar.Mas Satya termenung, lalu berjalan kearah
Read more
Hilangnya Cantika
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan follow, subscribe, rate dan tap love. Terima kasih.Hari ini ada meeting dengan beberapa orang reseller di ruko, aku terlambat menjemput Cantika hampir seperempat jam. Di usia Cantika yang ke tiga tahun aku sengaja memasukannya pre-school agar dia banyak teman dan tidak jenuh di rumah terus.Kakiku lemas saat Security penjaga sekolah mengatakan sudah tidak ada lagi siswa di dalam sekolah. Cantika ke mana?"Maaf, Bu Cantika sendiri yang menhampiri orang yang menjemputnya. Dia langsung berlari keluar gerbang lalu memeluk laki-laki bertopi itu," jelas security yang berjaga."Bagaimana ciri-ciri orang itu? Dia bawa mobil atau motor?" selidikku."Aku tidak terlalu memperhatikan, hanya fokus dia bertopi soalnya dia berdiri di seberang sana," tunjuk security.Aku tidak bisa diam saja, diantar security menemui guru dan kepala se
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status