Pov; Rindi Aku heran melihat tetangga Budhe Darma terus saja mencuri-curi pandang padaku. Seperti cowok lihat perempuan cantik saja, membuatku bergidik. Tanpa sadar aku menepuk dahi, karena pikiran ini sudah traveling tak tentu arah. Tidak sopan pada orang tua. “Kenapa, Rindi?” rupanya mama memperhatikanku. “Ah, tidak,” kataku sambil tersenyum. “Rindi, sini duduk, Nak! Sama kamu, Tih. Kakak mau bicara.” Serius sekali kakak mamaku itu, seperti ada yang sangat penting. “Kudengar kamu tidak akan kuliah tahun ini, Rindi?” “Iya, Mbak. Makanya kuantar kemari maksudnya siapa tahu bisa cari pekerjaan. Ayah Rindi kembali nganggur karena pandemic. Apa lagi anak-anakku yang lain masih pada kecil.” Dengar uraian cerita panjang mama, bikin aku ingat lagi rasa kesal karena ayah tak kasih izin buat daftar kuliah. Zaman sekarang lulusan SMA bisa apa coba? Aku mending diam saja malas nimbrung obrolan para ibu. Bosen. “Em, itu … bagaimana kalau Rindi nikah saja?” Aku terbelalak. Apa apaa
Last Updated : 2021-10-25 Read more