Semua Bab Detektif Cinta Roselia: Bab 1 - Bab 5
5 Bab
Prolog
Seorang perempuan berjalan menyusuri koridor sekolah. Sepatu pantofelnya beradu dengan lantai keramik menimbulkan suara tuk tuk tuk. Perempuan itu memakai rok span selutut warna hitam, dan kemeja putih lengan panjang. Rambutnya diikat kuncir kuda.Tangannya menyentuh dinding tembok bercat putih seiring dia berjalan. Beberapa anak segera berhenti dan menunduk saat melihatnya. Dia pun ikut menunduk dan memberikan senyum ramah.Hari ini adalah materi yang menyenangkan dan paling dia tunggu-tunggu untuk diberikan kepada muridnya.Sebuah cita-cita.Tema inilah yang memberikan hidupnya penuh dengan kejutan-kejutan asam manis. Dia tidak akan bisa melupakan peristiwa penting hari itu. Dia jadi bertanya-tanya, apakah materi yang akan dibawakannya hari ini, juga akan membuat hidup murid-muridnya mengalami lompatan kehidupan seperti dia?Namun satu hal yang pasti. Dia tidak boleh mematikan impian anak-anak, seberapapun konyol impian itu. Karena tidak ada yang
Baca selengkapnya
Pesan
Ping!Sebuah pesan masuk ke ponsel khususnya. Gadis itu membuka laci dan mengambil ponsel. Sebuah permintaan datang.Selamat malam, detektif Cinta. Perkenalkan namaku Maya. Aku seorang gadis yang akan dijodohkan oleh keluargaku. Lelaki ini adalah seorang keturunan Turki. Aku belum tahu bagaimana orangnya. Aku hanya diberitahu dia sering nongkrong di Cafe Jodoh. Aku ingin kau mencari bukti bahwa dia bukan lelaki baik. Karena aku sudah jatuh cinta dengan lelaki lain. Dia sering memakai jaket hijau. Bisakah kau melakukannya?“Menarik,” gumam Roselia di atas cangkir coklat hangatnya.Dia meletakkan cangkirnya setelah beberapa seruputan. Dia menggeret kursi dan duduk menghadap laptop. Dia mencari lokasi Cafe Jodoh yang dimaksud.Letaknya ada di Jalan Mangga Tiga Raya blok IV Jogjakarta. Cukup jauh dari rumah Roselia. Roselia perlu persiapan khusus untuk melakukan pengintaian. Semua biaya akan dibebankan kepada klien.Sudah ti
Baca selengkapnya
Cafe Jodoh
Ibu Kos Roselia sudah memutari seluruh kos miliknya. Setiap lorong dia amati sampai nyaris copot matanya. Namun tidak ketemu. Di mana tadi dia meletakkan kunci kamar itu.Gadis ini menemukannya, tidak sampai sepuluh menit mencari. Gadis ini benar-benar pintar mencari barang.“Di mana Mbak kuncinya?” tanya ibu kos.Roselia menunjukkan sebuah tempat yang luput dari perhatian ibu kos. Di jari kelingking milik perempuan paruh baya itu.Ibu kos melihat ke arah mana Roselia menunjuk, ke tangannya. Ketika dia melihat sebuah ring bulat dan sebuah kunci bergantung di ring tersebut.“Astaga, bagaimana bisa ada di sini?” teriak ibu kos heran.Roselia hanya tersenyum kecil. Dia tidak tahu bagaimana bisa kunci itu tergantung di jarinya, dan dia tidak sadar sama sekali.“Maklum Mbak, sudah tua,” kata ibu kos malu. Dia mengucapkan terima kasih pada Roselia. Kemudian Roselia kembali ke kamarnya.Matanya meny
Baca selengkapnya
Halim
Roselia sudah menemukan targetnya. Lelaki itu duduk bersama beberapa temannya di meja dekat kolam renang. Lelaki dengan baju biru yang mirip dengan foto yang dikirim oleh klien.Roselia akan mengamatinya sebentar, dan menentukan taktik untuk mendekatinya. Dia pindah ke lantai satu dan bergerak pelan, tanpa membuat orang lain curiga. Dia berpura-pura mengambil foto interitor Cafe Jodoh.“Anda youtuber ya?” tanya salah seorang pramuniaga yang mengawasi gerak gerik Roselia.“Bukan, saya hanya suka Cafenya. Jadi saya ingin menentukan tempat foto yang cantik untuk diupload di media sosial.”“Pesanan Mbak Daisy sudah siap," kata pramuniaga yang lain.“Iya,” kata Roselia menjawab lirih. Dia bukannya tidak bisa bersuara keras. Namun akan berlawanan dengan konsep penampilannya hari ini.“Mbak, bisa minta tolong fotokan?” kata seorang lelaki berjaket merah yang mencegatnya menuju konter. “Sep
Baca selengkapnya
Salah Orang
Roselia memasuki toilet setengah berlari. Bagaimana mungkin, Halim mengenali dirinya. Roselia mematut ke cermin. Dia memeriksa riasan maupun baju yang dipakainya. Semuanya tidak sama setiap harinya. Kenapa, kenapa Halim bisa mengenalinya?Roselia harus segera pergi dari sini dan menyusun rencana lain. Roselia melepas kacamata dan wignya. Dia menejejalkan keduanya ke dalam tas. Dia keluar dari toilet. Begitu memasuki lorong, Roselia kaget, Halim berdiri di sana.“Sedang apa kau? Kau penguntit ya?” Roselia meletakkan tasnya di depan dada. Halim tertawa. “Bukannya kebalik, kau yang menguntitku,” balas Halim.Halim bergerak maju, Roselia mundur dan merapat ke dinding. Tasnya di dekap erat di dadanya. “Apa… apa yang mau kau lakukan?” kata Roselia gemetar.Roselia terjepit di dinding, dan berdiri diapit dua tangan Hamil. Roselia merapatkan tasnya ke dada.“Kalau kau melepas wig ini, aku baru b
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status