Semua Bab Reinkarnasi Ke-dua Di Dunia Lain: Bab 51 - Bab 60
110 Bab
Part 32 : Demon Bawahan Baru
Aku berdiri sambil membuka auraku untuk membuat mereka bersemangat dan juga mengintimidasi. Walau hanya sebagian kecil yang aku buka, tapi tekanan yang keluar sangat besar sekali. Mereka semua diam tak bergeming karena menghormati dan juga menungguku angkat bicara. "Selamat datang kembali tuanku." Demon tanpa nama muncul di depanku dan langsung berlutut. "Ohh kau roh yang waktu itu?" tanyaku kepadanya. "Iya tuanku, maaf tidak bisa menjalankan tugas saya dengan baik," ucapnya dengan masih menundukkan kepala. "Jadi, apa keinginanmu?"  "Ijinkan saya melayani tuan Al sampai tuan asli saya mendapatkan kekuatannya kembali!" "Lalu apa yang akan kau lakukan jika aku dan tuanmu yang asli berselisih?"  "Saya tidak akan memihak kepada siapapun, saya sendiri yang akan menjadi pihak ketiga. Saya akan ikut berselisih jika tidak mampu meredam
Baca selengkapnya
Part 32.5 : Pembuat Senjata
Gua Cryostar   Ada lorong besar yang digunakan untuk membuat berbagai jenis senjata dan juga alat-alat dari logam. Jade mempunyai ruangan sendiri untuk membuat senjata khusus, lokasinya di lubang dinding dan berada lebih tinggi dari lorong utamanya. Di ruangan itu ada Jade dan Wull yang terlihat sedang sibuk sekali. Jade sedang memodifikasi prototipe senjata api yang telah dibuat oleh Wull, sedangkan Wull masih membuat senjata dengan sihir Alkimia miliknya. Jade membongkar ulang dan mempelajari bagian-bagian dari senjata sniper itu. Dia ingin segera menguasainya agar bisa diajarkan kepada anak buahnya.   "Jadi kau beneran Raja Dwarf?" Wull membuka pembicaraan disela-sela fokusnya melakukan pekerjaan.   "Memangnya siapa lagi!?" jawab jade sedikit kesal dan masih tetap mengerjakan tugasnya.   "Kenapa bisa patuh kepada pria itu?" ucap Wull dengan entengnya.   "Maksudmu Al!?" Jade me
Baca selengkapnya
Part 33: Timun
"Jade bilang sudah selesai membuat senjata apinya, kalian harus mengawasi pasukan bukan?" tanyaku kepada mereka yang sedang tiduran di sekitarku. Nay dan Lia di sisi kananku, Violet dan Selen di sisi kiriku, mereka bantalan menggunakan lenganku. Nia dan Noa berada tidur menghadap berkebalikan denganku, kepala mereka di sisi kanan dan kiri kepalaku sambil melihat ke arahku. Erin dan Noe melebarkan kakiku dan bantalan di paha dalamku, mereka terkadang memainkan pusaka milikku yang sudah lemas. "Baru juga ingatanmu kembali, harusnya kau memanjakan kami!" Noe menggenggam pusakaku namun tidak sampai membuatnya sakit. "Kalian selama 5 hari ini tidak membiarkan aku keluar kamar!" jawabku dengan teriakan. "Darling! Tidak usah pakai teriak juga bisa kan!?" ucap Nia dengan geram sambil merapatkan giginya. "Hahaha." Noa malah tertawa lepas. "Maaf sayangku." Aku menengok ke arah Nia dan menc
Baca selengkapnya
Part 33.5 : Ayah dan Anak
Penginapan yang letaknya tidak jauh dari tempat pelatihan, mungkin lebih tepat disebut dengan hotel. Fasilitas yang mewah dan ada juga kolam renang yang menghadap ke pantai. Di sampingnya juga ada muara sungai dengan air yang cukup tenang dan jernih. Berjejer gedung-gedung yang digunakan sebagai penginapan dan juga tempat perdagangan. Untuk sekarang, ada sekitar 10 gedung yang digunakan sebagai penginapan para pasukan Danirmala."Kenapa datang ke sini?" Jade mendatangiku yang sedang memandangi para pasukan Danirmala. Aku yang berada di lantai 10 dan juga para pasukan di ujung teluk jadi mempermudah mengamatinya."Kau bertanya seperti itu kepada Raja yang sedang mengawasi pasukannya!?" bentakku kepada Jade."Kalau Raja pada umumnya aku tidak akan bertanya, tapi ini dirimu, seorang Al," jawabnya."Hahaha capek aku, tolong pijat tubuhku," pintaku pada Jade."Punya wanita banyak kok malah minta pijat denganku," ucapnya namun tetap mengikutiku yang seda
Baca selengkapnya
Part 34 : Putra Mahkota
Beberapa kilometer dari lokasi bekas perang, ada ribuan tenda yang digunakan untuk berkemah para pasukan Borlal. Di perkemahan itu sudah ada lebih dari seratus ribu prajurit yang dipimpin oleh 3 pahlawan. Mereka adalah Amura sang pahlawan tombak, Yusagi sang pahlawan perisai dan Kawa sang pahlawan busur dan panah. "Tuan, pasukan pengintai telah kembali," ujar salah satu prajurit kepada Amura sang pahlawan tombak yang berada di dalam tenda besar. "Suruh mereka masuk!" Amura membereskan buku dan surat yang ia baca di atas mejanya. "Baik tuan." Prajurit itu langsung keluar dan tidak lama kemudian 2 prajurit pengintai tadi masuk. "Bagaimana keadaan di depan sana?" Amura bertanya kepada mereka dengan masih duduk santai, sedangkan mereka belutut di depan Amura. "Ada bekas peperangan di depan sana tuan. Namun,.." Prajurit itu ragu untuk melanjutkan bicaranya. "Pepoh
Baca selengkapnya
Part 34.5 : Manusia Adalah Tumbal
Keesokan harinya, seluruh pasukan sudah berkumpul di pinggir kota Danir untuk menyambut tamu dari benua sebrang. Kami tidak membawa perjamuan sama sekali karena merekalah perjamuan itu. Perjamuan yang aku maksud adalah tumbal yang akan aku gunakan untuk membuat Lia berevolusi menjadi Demon Lord seperti Ratu lainnya. Selen belum mendapat kesempatan evolusi ini karena dia berumur panjang, jadi tidak begitu aku khawatirkan.  Banyaknya pasukan musuh yang aku rasakan, aku bisa menebak kelanjutannya seperti apa. Erin dan Nay pasti memaksakan aku untuk berevolusi menjadi Demon Lord karena benih Demon Lord yang kami miliki masih sisa 7 dan tumbalnya juga berlimpah. Jiwa manusia hanyalah tumbal untuk kami dan tubuh mereka tumbal untuk para demon. Kami sama sekali tidak pernah membunuh orang yang tidak bersalah, tumbal kami hanyalah prajurit dari musuh. "Woi Fenrir, kemarilah!" Aku memanggil Fenrir yang sedang memimpin semua pasukan serigala. Alp
Baca selengkapnya
Part 35 : Bapak Kau Hujan Api!
"Kenapa ditembakkan di awal!? Kalau mereka langsung lenyap jadi tidak seru kan!?" Yusagi protes dengan keputusan Amura yang ingin menembakkan meriam sihir di awal peperangan. "Tenang saja, tidak mungkin mereka langsung lenyap begitu saja. Aku hanya ingin mengetahui sejauh mana kekuatan mereka dengan cara menangkis sihir ini," ujar Amura yang sedang mengoperasikan meriam sihir itu. Swuuutt... Saat dinyalakan, energi sihir di sekitar mereka terserap dengan cepat ke arah meriam itu. "Apa tidak apa-apa kah itu!?" Kawa cukup panik karena baru kali ini dia melihatnya. "Hahaha tidak perlu seperti pengecut, hanya segitu saja kau sudah takut!?" Yusagi menyindir temannya yang sedang ketakutan. "Aku baru pertama kali lihat lah!" teriak Kawa sambil berusaha menenangkan diri secara perlahan. Energi sihir terus berkumpul dan semakin kuat hingga area di sekitarnya bergetar
Baca selengkapnya
Part 35.5 : Kehidupan
"Sial, aku tidak sempat menangkisnya!" umpat Yusagi yang langsung mendekati prajuritnya yang sudah tersungkur di tanah. "Bagaimana keadaan mereka?" tanya Yusagi kepada prajurit lain yang sedang berusaha menolong. "Mereka langsung tidak sadarkan diri tuan," jawabnya. "Bawa mereka ke belakang, rapatkan barisan depan dan pasang posisi bertahan!"  Pasukan Borlal langsung menutup barisan dan memasang perisai mereka dengan sangat rapat. Perlahan pasukan itu tetap berjalan ke depan dengan Yusagi masih di depan mereka.  .."Hah!? Sialan! Kenapa bisa digagalkan begitu saja!?" umpat Kawa saat melihat seluruh anak panahnya dilenyapkan dalam sekejap. "Aku akan maju, yang bisa mengeluarkan sihir seperti itu pasti bukan orang biasa," ujar Amura sambil berlari ke arah depan pasukannya. Prak prak prak.. Amura melompati para prajurit deng
Baca selengkapnya
Part 36 : Hujan Darah
[Bob, majulah sekarang.] Noe mengabari Bob yang sedang memimpin pasukan kavaleri di bibir pantai untuk maju menyerang musuh.  [Baik Yang Mulia.] Bob yang sedang menunggangi kuda berbalik arah menghadap pasukannya. "Giliran kita sudah mulai, seperti perintah Paduka Al, kalian tidak boleh ada yang mati! Kita memang prajurit terlemah di sini, namun tunjukkanlah bahwa kita juga mampu bersaing! Tunjukkan kepada semuanya bahwa kita layak dipanggil sebagai prajurit Danirmala! Tunjukkan hasil latihan keras kalian semua! Kita pasukan terpilih! Pasukan Lamris, juga pasukan Danirmala!" Jade menggebu-gebu untuk memberi semangat kepada pasukannya. "Saatnya kita beraksi! Serbuu!" teriak Jade sambil memacu kudanya dengan cepat dan langsung diikuti ribuan pasukannya. ..."Jangan sampai mereka lari menuju hutan! Tembak!" Noe berada di atas bukit untuk memberi perintah kepada pasukan yang ia bangun dan did
Baca selengkapnya
Part 36.5 : Erin kenapa?
Pasukan kedua dari kerajaan Borlal sudah mendekat dan hanya dengan jarak beberapa kilometer saja. Pasukan mereka jumlahnya 2x lipat dari pasukan pertama dan dipimpin oleh 4 orang pahlawan. Ada Joko Satoru dengan senjata 2 buah shot gun, Alex dengan senapan runduk atau sniper, Des dengan pedang yang bisa memanjang seperti cambuk dan Priest bernama Mia sebagai support. Masing masing dari mereka memimpin 50 ribu pasukan dan Mia bersama pasukan penyembuh sebanyak 10 ribu orang saja. Tidak hanya itu, ada juga pasukan penyihir sejumlah 20 ribu orang dan juga pasukan penyihir dari gereja suci kurang dari 10 ribu orang. Di depan pasukan, ada 4 buah meriam yang sama seperti yang digunakan oleh Amura. "Aku tidak setuju! Di sana masih ada pasukan kita yang masih hidup dan kau malah akan menembakan meriam itu!?" Alex menarik kerah baju Des dan juga Joko secara bersamaan. "Aku juga sependapat dengan Alex, kita bisa bergegas membantu mereka!" ujar Mia.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status