Beberapa kilometer dari lokasi bekas perang, ada ribuan tenda yang digunakan untuk berkemah para pasukan Borlal. Di perkemahan itu sudah ada lebih dari seratus ribu prajurit yang dipimpin oleh 3 pahlawan. Mereka adalah Amura sang pahlawan tombak, Yusagi sang pahlawan perisai dan Kawa sang pahlawan busur dan panah.
"Tuan, pasukan pengintai telah kembali," ujar salah satu prajurit kepada Amura sang pahlawan tombak yang berada di dalam tenda besar.
"Suruh mereka masuk!" Amura membereskan buku dan surat yang ia baca di atas mejanya.
"Baik tuan." Prajurit itu langsung keluar dan tidak lama kemudian 2 prajurit pengintai tadi masuk.
"Bagaimana keadaan di depan sana?" Amura bertanya kepada mereka dengan masih duduk santai, sedangkan mereka belutut di depan Amura.
"Ada bekas peperangan di depan sana tuan. Namun,.." Prajurit itu ragu untuk melanjutkan bicaranya.
"Pepoh
Keesokan harinya, seluruh pasukan sudah berkumpul di pinggir kota Danir untuk menyambut tamu dari benua sebrang. Kami tidak membawa perjamuan sama sekali karena merekalah perjamuan itu. Perjamuan yang aku maksud adalah tumbal yang akan aku gunakan untuk membuat Lia berevolusi menjadi Demon Lord seperti Ratu lainnya. Selen belum mendapat kesempatan evolusi ini karena dia berumur panjang, jadi tidak begitu aku khawatirkan.Banyaknya pasukan musuh yang aku rasakan, aku bisa menebak kelanjutannya seperti apa. Erin dan Nay pasti memaksakan aku untuk berevolusi menjadi Demon Lord karena benih Demon Lord yang kami miliki masih sisa 7 dan tumbalnya juga berlimpah. Jiwa manusia hanyalah tumbal untuk kami dan tubuh mereka tumbal untuk para demon. Kami sama sekali tidak pernah membunuh orang yang tidak bersalah, tumbal kami hanyalah prajurit dari musuh."Woi Fenrir, kemarilah!" Aku memanggil Fenrir yang sedang memimpin semua pasukan serigala. Alp
"Kenapa ditembakkan di awal!? Kalau mereka langsung lenyap jadi tidak seru kan!?" Yusagi protes dengan keputusan Amura yang ingin menembakkan meriam sihir di awal peperangan."Tenang saja, tidak mungkin mereka langsung lenyap begitu saja. Aku hanya ingin mengetahui sejauh mana kekuatan mereka dengan cara menangkis sihir ini," ujar Amura yang sedang mengoperasikan meriam sihir itu.Swuuutt... Saat dinyalakan, energi sihir di sekitar mereka terserap dengan cepat ke arah meriam itu."Apa tidak apa-apa kah itu!?" Kawa cukup panik karena baru kali ini dia melihatnya."Hahaha tidak perlu seperti pengecut, hanya segitu saja kau sudah takut!?" Yusagi menyindir temannya yang sedang ketakutan."Aku baru pertama kali lihat lah!" teriak Kawa sambil berusaha menenangkan diri secara perlahan.Energi sihir terus berkumpul dan semakin kuat hingga area di sekitarnya bergetar
"Sial, aku tidak sempat menangkisnya!" umpat Yusagi yang langsung mendekati prajuritnya yang sudah tersungkur di tanah."Bagaimana keadaan mereka?" tanya Yusagi kepada prajurit lain yang sedang berusaha menolong."Mereka langsung tidak sadarkan diri tuan," jawabnya."Bawa mereka ke belakang, rapatkan barisan depan dan pasang posisi bertahan!"Pasukan Borlal langsung menutup barisan dan memasang perisai mereka dengan sangat rapat. Perlahan pasukan itu tetap berjalan ke depan dengan Yusagi masih di depan mereka..."Hah!? Sialan! Kenapa bisa digagalkan begitu saja!?" umpat Kawa saat melihat seluruh anak panahnya dilenyapkan dalam sekejap."Aku akan maju, yang bisa mengeluarkan sihir seperti itu pasti bukan orang biasa," ujar Amura sambil berlari ke arah depan pasukannya.Prak prak prak.. Amura melompati para prajurit deng
[Bob, majulah sekarang.] Noe mengabari Bob yang sedang memimpin pasukan kavaleri di bibir pantai untuk maju menyerang musuh.[Baik Yang Mulia.] Bob yang sedang menunggangi kuda berbalik arah menghadap pasukannya."Giliran kita sudah mulai, seperti perintah Paduka Al, kalian tidak boleh ada yang mati! Kita memang prajurit terlemah di sini, namun tunjukkanlah bahwa kita juga mampu bersaing! Tunjukkan kepada semuanya bahwa kita layak dipanggil sebagai prajurit Danirmala! Tunjukkan hasil latihan keras kalian semua! Kita pasukan terpilih! Pasukan Lamris, juga pasukan Danirmala!" Jade menggebu-gebu untuk memberi semangat kepada pasukannya."Saatnya kita beraksi! Serbuu!" teriak Jade sambil memacu kudanya dengan cepat dan langsung diikuti ribuan pasukannya...."Jangan sampai mereka lari menuju hutan! Tembak!" Noe berada di atas bukit untuk memberi perintah kepada pasukan yang ia bangun dan did
Pasukan kedua dari kerajaan Borlal sudah mendekat dan hanya dengan jarak beberapa kilometer saja. Pasukan mereka jumlahnya 2x lipat dari pasukan pertama dan dipimpin oleh 4 orang pahlawan. Ada Joko Satoru dengan senjata 2 buah shot gun, Alex dengan senapan runduk atau sniper, Des dengan pedang yang bisa memanjang seperti cambuk dan Priest bernama Mia sebagai support. Masing masing dari mereka memimpin 50 ribu pasukan dan Mia bersama pasukan penyembuh sebanyak 10 ribu orang saja. Tidak hanya itu, ada juga pasukan penyihir sejumlah 20 ribu orang dan juga pasukan penyihir dari gereja suci kurang dari 10 ribu orang. Di depan pasukan, ada 4 buah meriam yang sama seperti yang digunakan oleh Amura."Aku tidak setuju! Di sana masih ada pasukan kita yang masih hidup dan kau malah akan menembakan meriam itu!?" Alex menarik kerah baju Des dan juga Joko secara bersamaan."Aku juga sependapat dengan Alex, kita bisa bergegas membantu mereka!" ujar Mia.
Pasukan Borlal gelombang kedua"Kenapa tidak terjadi ledakan?" Des meneropong menggunakan snipernya dan melihat energi sihir yang amat besat tadi hilang begitu saja."Kok seperti ini!?" Joko nampak kecewa dengan kinerja meriam itu."Ohh jadi itu Ratu Danirmala yang dirumorkan, jadi mereka yang menghilangkan sihir tadi," ujar Des saat melihat para Ratu Danirmala yang sedang bersama Al."Tapi bagaimana bisa energi sebesar itu hilang begitu saja!?" Alex masih tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan.Brushh... Tiba-tiba saja dalam sekejap, hutan yang hancur karena dilewati oleh energi sihir tadi kembali seperti semua. Seakan ilusi, hutan benar-benar kembali tanpa adanya kerusakan sedikitpun."Apa yang terjadi!?" Alex kaget hingga terjatuh ke belakang."Bagaimana bisa? Aku tidak merasakan adanya ilusi, ini semua benar-benar terjadi," uja
"Aku sama Lia saja yang menjaga Al," ujar Nay sambil menarik tangan Lia yang akan berdiri."Oke!" jawab mereka dengan serempak dan langsung menghilang untuk berteleport menuju hutan Suci Danirmala...Para pasukan yang ada di pinggi hutan suci Danirmala langsung berlutut saat para Ratu mereka datang."Apa yang terjadi?" tanya Noe dengan santai kepada Oyen."Saya tidak tau Yang Mulia, tiba-tiba saja mereka berlari mendekat," jawabnya dengan masih berlutut.Terlihat pasukan musuh berlarian keluar hutan menuju padang rumput yang masih tersisa. Suara gemuruh dari teriakan dan tapak kaki mereka juga terdengar hingga pinggiran hutan Suci Danirmala.___Istana kegelapan di kota Necropolis benua CoraTerlihat pasukan raksasa sudah berkumpul dengan para demon di dalam istana. Raja kegelapan membuat lingkaran sihir teleportasi masal m
"Paduka Raja kegelapan!" teriak raksasa yang berlari ke arah kami, dia mengangkat palu besarnya lalu melompat. Gagang palu godamnya bisa meliuk-liuk elastis seperti karet, jadi saat dia hentakkan bisa menghempas lebih kuat.Raksasa bernama Cakil, dengan gelar Raja Raksasa dan juga Demon Lord. Pantas saja Raja kegelapan tidak bisa aku lihat status miliknya, rupanya bawahannya saja merupakan Demon Lord. Untuk segi kekuatan Cakil masih jauh di atas Fenrir maupun Oyen, tapi tentu saja masih di bawah para Ratuku tercinta.Crereeessttt.. Raksasa itu langsung terkena sengatan listrik saat menghantam penghalang yang aku buat. Dia terpental dan berubah menjadi wujud manusia bersamaan dengan senjatanya yang ikut mengecil."Kau tidak perlu ikut campur!" bentak sang Raja Kegelapan kepadanya."Violet, tolong ladeni dia. Perlu penghalang barier tidak?" ujarku kepada Violet yang langsung berjalan mendekati raksasa