Semua Bab The Nine Tails of Time Traveler: Bab 61 - Bab 70
75 Bab
Bellona diculik.
           Felix yang mendekap kekhawatiran dalam semunya berjalan. Seseorang telah membuatnya spontan naik untuk tidak berdiam diri. Tubuh Bellona yang sudah dibawa menghilang akhirnya mengurung dirinya pada jalan buntu. Tak kuasa menahan hati, ia pun berlari sekencangnya mengejar si ketua geng tersebut. Bersinggah di sudut jalanan, tampangnya mewarnai sekujur wajah dengan raut kebingungan. Salah satu tangannya mengusap kepala secara perlahan. Keningnya bertautan tampak cemas. “Aduh, ke mana sih si Genji? Bellona mau dibawa ke mana ya?!” gerutunya gusar. Tangannya kembali merogoh saku celana, kemudian tak bosan-bosan dirinya untuk menghubungi Nevan. Panggilan yang entah sudah ke berapa kalinya. Felix bahkan tidak pernah menyerah untuk terus menghubungi Nevan. ***            Sementara itu, Nevan yang sedang sibuk pada sebuah acar
Baca selengkapnya
Akhirnya Nevan datang.
          Keduanya saling menatap, antara Felix dan Kim Dae Jung. Ketika Felix mulai resah setelah berjam-jam memutar dan berlari untuk menemukan si penjaga gumiho. Akhirnya, Kim Dae Jung mulai memahami dengan ucapan Felix.“Kalau begitu, itu pasti ulah Go Jo Woo,” ungkap Kim Dae Jung.  “Benarkah? Lalu, bagaimana kita bisa mencarinya?” keluh Felix mengernyitkan dahinya.Kim Dae Jung membukakan pintu rumahnya, lalu mendongakkan dagu sekali agar Felix dapat menurutinya. “Ayo, kita masuk dulu!” pungkasnya.Felix dengan sigap mengikuti langkah Kim Dae Jung untuk menaruh kantong belanjaan. Memasuki rumah Kim Dae Jung yang berada di beberapa lantai apartemen. Felix masih saja terlihat lebih mengkhawatirkan dari sebelumnya.Kim Dae Jung meletakkan beberapa bungkusan ke dalam kulkas. Dirinya secepat beranjak sambil memperhatikan kening yang saling bertautan ada di h
Baca selengkapnya
Tusukan Go Jo Woo.
          Cho Ye Joon menyiapkan posisi serangan awal. Seluruh kawasan mulai antusias saling berjaga aman. Go Jo Woo mengambil tindakan memasuki penjara Bellona. Dia menjerit pada sosokk Genji. “Serang dia, Bodoh!” serunya melengking.Genji yang tak sempat menoleh mulai mendapat perlawanan dari Cho Ye Joon. Pukulan pertama Cho Ye Joon menghantam keras wajah Genji. Tonjokan yang sampai memiringkan wajah Genji hingga ke balik tubuhnya.Cho Ye Joon menguasai pertahanan pertama. Genji yang melayang karena dorongan keras Cho Ye Joon, akhirnya mulai bersikap tegas. Kepalan tangan yang menggenggam bulat spontan membalas.Kedua mata Cho Ye Joon mencelang lebar, menahan serangan balik tersebut. Kepalan tangan membulat terhenti dari tangan kokoh Cho Ye Joon. Tatapan mata geram mulai melempar sengit. Genji pun memutar kuat tubuhnya ke depan Cho Ye Joon berada. Pusaran angin yang sangat kuat mengibas tubuh Cho Ye Joon
Baca selengkapnya
Masuk dunia dimensi buatan.
          Kerutan yang semakin melengkung dengan bahak tawa yang memekak telinga. Rasanya memuakkan suasana di antara kehadiran si pria dua kepribadian ganda. Bellona tetap saja memperhatikan secara detail dari ketawanya yang menggelegar. Akhirnya Nevan berhenti, sedangkan Cho Ye Joon hanya meringis diam sambil menatap gemas. Wajahnya mulai menatap Bellona yang tersenyum dengan indah. Tawanya berhenti. “Kenapa? Kamu ngejek aku?” tanya Nevan gelisah. “Nggak, elo sedikit lucu dari biasanya. Tapi, lo juga luar biasa banget!” puji Bellona tanpa emosi. Tiba-tiba, Nevan terdiam sambil mendengar bisikan dari jiwa yang menyatu itu. “Nevan, aku ingin mengajak pacarmu melihat keindahan rumahku yang dulu,” gumam Cho Ye Joon. “Hah?” sahut Nevan sesaat. Matanya tiba-tiba merangkak turun, lalu menaikkan kembali pandangan mengarah Bellona. Seraya tangannya menyentuh pergelangan si wanita itu dengan lembut. Nada ci
Baca selengkapnya
Saling bersama dan memahami.
      #Selamatmembaca!               Nevan yang masih duduk bersama dengan Bellona menempuh perjalanan menuju tempat tinggal mereka. Di dalam sebuah bus kecil, keduanya saling menatap dengan menahan senyuman. “Napa lo ngelirik gue kayak gitu sih?” keluh Bellona tersipu malu, sesekali wajahnya berpaling dari tatapan Nevan yang terus menyoroti. “Emangnya nggak boleh?” sahut Nevan masih saja bertingkah dan tidak berubah posisi tatapan. Kepalanya memang menyorot penuh ke samping dirinya berada. Sementara Bellona mulai resah dari kelakuan Nevan yang sedikit menggombal. Salah satu tangannya menepis pipi Nevan, mendorongnya sampai ke lain arah. Nevan akhirnya merunduk, sambil membulatkan kedua tangannya, mengepal. “Malu juga kan diperhatiin lama-lama,” sambung Nevan genit. “Lah elo sih ngeliatinnya lama banget! Gue kan jadi risih,” gerutu Bellona memalingkan wajah. “Kalo dipikir-p
Baca selengkapnya
Kasus yang menjadi misteri.
            Nevan memegangi batu giok kecil, mengepalnya bulat-bulat. Matanya mulai memperhatikan jelas raut dari wajah Kim Dae Jung—si penjaga gumiho itu sendiri. Dalam kepalan yang dipenuhi dengan niat mantap. Seakan rembulan menjadi kesaksian di tengah malam. Rencana demi rencana menjadi pilihan selanjutnya. Namun, si musuh dari belakang tetap mengejar. “Jaga batu ini baik-baik! Lusa, kita harus segera bergegas pergi ke dalam gua itu,” pinta Kim Dae Jung merunduk pelan. Tatapan mata yang sangat berani, membalikkan badan lalu meninggalkan Nevan termenung seorang diri. Cho Ye Joon mulai memperlihatkan diri dari dalam tubuh Nevan. “Hei, kenapa kau melamun saja? Simpan benda itu di tempat yang aman,” tegur Cho Ye Joon kepada Nevan. Sontak, Nevan terkinjat atas suara yang dikejutkan untuk dirinya. Nevan pun kembali menyimpannya ke dalam saku kemeja yang ada di depan dada. Tubuhnya be
Baca selengkapnya
Sudah tidak biasa.
            Nevan mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah batu giok berwarna hijau tampak biasa, tetapi lebih bersinar dari umumnya. Dalam genggaman Nevan, ia pun menunjukkannya ke depan Felix berada.“Kita cuma butuh nyatuin batu ini sama jam antik itu. Di dalam tempat itu akan memperkuat kekuatan dari dalam batu supaya bisa membuka lorong waktu sekaligus ngeluarin gumiho dari tubuh gue,” ungkap Nevan kepada Felix.Tatapan Felix masih saja memperhatika ke arah batu yang ditunjukkan oleh Nevan. Dia kembali menutupi batu tersebut dengan genggaman tangannya.Sementara Felix mendongakkan wajah menatap rupa dari sahabatnya.“Gue pasti akan bersiap!” tegas Felix meranggul sekali.***            Dari dunia yang berbeda. Dari alam yang menyatukan energi dua elemen yang tidak bisa disatukan. Satu dunia
Baca selengkapnya
Transfer racun belati.
                Tubuh Nevan yang terjengkang di atas lantai jalan tepat di depan gerbang rumah Felix. Kedua temannya hanya menatap keheranan kenapa tubuh sekuat Nevan bisa saja jatuh pingsan. Yang tidak masuk akal terjadi. Keduanya saling menatap. Tanpa harus menunggu lama lagi, Bellona segera meraih lengan Nevan untuk membantu posisi terbaring segera terbawa. Tanpa harus ada tekanan apapun, Felix pun turut membantu. Namun, Bellona merasakan hal aneh yang bereaksi dari dalam tubuhnya. Spontan ia merasakan hal sedemikian rupanya perubahan. Kedua tangannya yang sempat menyentuh lengan Nevan kini runtuh. Terlepas dari lengan Nevan, sehingga tubuh Nevan kembali jatuh. “Aaaargh!” ringisnya dengan ekspresi yang menyakitkan. Felix menatap curiga dari perubahan tubuh Bellona. Keningnya berkerutan mellihat yang baru saja terjadi. “Bel, e lo kenapa?” tanyanya terheran. Be
Baca selengkapnya
Ritual pencarian.
            Kedua jiwa saling mengobrol, meresapi perasaan mereka masing-masing. Dari hubungan yang pernah terjalin indah dan sempurna. Seakan runtuh, terbuai oleh satu pertanyaan kebimbangan. Wajah itu lebih terlihat menegang. Ketika mulut telah melebar, kini giliran rahangnya mengatup perlahan. Cho Ye Joon meruntuhkan segala pandangan setelah mendengar lontaran kata Nevan. Mungkin, hati lebih sensitif dari sebuah penglihatan. Perasaan sungguh lebih tertekan dengan sangat mendorong keinginan. Raga hanya menampung segala beban kekuatan. Namun, mereka tak lagi melangkah akibat sebuah lara. “Kau benar!” sahut Cho Ye Joon melusuh. “Aku mengerti,” timpal Nevan. “Kau mungkin satu raga denganku. Walau kita berbeda, kurasa kita memiliki tujuan dan kisah yang sama,” lirih Nevan merunduk lesu. “Kim Dae Jung, aku ingin bicara dengannya.” Kepalanya seakan terbawa oleh pemikiran yang jauh. Bah
Baca selengkapnya
Dua kehebatan buah Lam gaib.
            Suasana yang telah diperlihatkan dengan jelas di depan pandangan batinnya. Nevan melewati malam setelah mengadakan ritual sesaat. Kini, ia pun bergegas perlahan layaknya manusia normal kembali.Nevan berhenti di sudut jalan perkotaan. Terbias lampu jalanan mengiringi langkah menyelinap di antara wajah cerianya.Rona berkilauan gemerlapnya redup malam. Dirinya mengelilingi pandangan ke seluruh pandangan mata. Seisi perkotaan menemaninya pada tujuan yang sudah ditemukan.Kedua tangannya mengepal bulat. “Go Jo Woo, kau memang cerdik dan licik!” geramnya memandangi kegeraman di kala malam menyelimuti.Langkahnya kembali tergerak menuju kepulangan. Di sisi pertemuan yang menjadi kisah akhir dari musuhnya.Senyuman miring dengan tatapan sinisnya. “Heuh! Kau pikir akan menang?” sebutnya meledek. Nadanya terdengar menyeru semangat. Menutupi malam menjadi kesenduan ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status