Semua Bab Bangkitnya Sang Ahli Pedang: Bab 51 - Bab 60
199 Bab
Berburu dan Keputusan
Kau tahu betapa menyakitkannya telingaku mendengar semua ocehan Tanka sejak pagi? Mendengar semua penentangannya membuat telingaku panas. Bahkan sekarang rasanya aku ingin secara terang-terangan memarahinya. Karena kau tahu, berbicara menggunakan telepati dan secara nyata sangat berbeda. Aku ingin memberitahukan pada semua orang mengenai Tanka agar aku tidak uring-uringan seperti orang stres. Ini bermula karena aku mengatakan pada Verion akan mengirim Sunny ke hutan kegelapan. Tanka menginginkan bersama Sunny lebih lama lagi. Akhirnya aku menunda mengirim Sunny. Tentu saja Tanka senang. Tapi yang membuatku menunda keberangkatan Sunny adalah perkataan Tqnka yang mengatakan kami berdua membutuhkan
Baca selengkapnya
Arachne dan Mengambil Keuntungan
“Sunny, apa kau tidak masalah tidak kutemani?”Aku melirik ke arah Sunny. Sebuah gua besar yang tampak seram di depan kami dengan jaringan laba-laba itu sudah pasti sarang Arachne. “Tidak apa, Ayah. Percayalah padaku ““Baiklah.”Sebelum Sunny masuk ke dalam gua, aku mengusap kepalanya beberapa kali, lalu dia terbang ke dalam gua bersama dengan Tanka di atasnya. Aku menatap gua itu walaupun Sunny dan Tanka telah menghilang. Pendengaranku belum ada menangkap suara keributan. “Mari kita latihan.”Mendengar hal itu, Verion bersiap-siap untuk bermeditasi. Tapi aku memandang&
Baca selengkapnya
Wilayah Vernanses
Beberapa jam lagi kami tiba di Vernanses. Verion mengatakan untuk berangkat bersama sebagai rombongan, tapi aku tertawa menanggapinya.Verion akan melakukan perjalanan dengan sedikit memutar, karna ada urusan keluarganya yang harus diselesaikan. Sedangkan aku harus seperti tujuan semula.Krieeet! Kereta kami berhenti. Ada masalah apa lagi? Seharusnya tidak ada masalah yang butuhkan tenaga, karena jika begitu, mereka cukup berani menyerang di dekat area masuk yang banyak prajuritnya. Tapi pikiranku tidaklah salah. Mereka adalah perampok yang sedikit gila. Apakah mereka kuat hingga berani melakukan ini? &ldq
Baca selengkapnya
Jaga Dirimu, Sunny
Sebelum matahari menunjukkan dirinya, aku sudah bangun dan menuju ke teras untuk melamun sebentar di tengah dinginnya udara pagi.Aku tidak mengantuk. Kemudian aku merenggangkan badan dan mengambil pedangku untuk berlatih. Yang namanya kebiasaan memang susah diubah. Ketika aku telah berada di tempat latihan, ada seseorang yang telah berlatih. Itu adalah Verion. Aku tersenyum melihat hal itu. “Apa kau tidak bisa tidur?”Aku sengaja tidak memujinya. Tapi kemudian dia membalikkan kata-kataku. “Bukannya kau yang tidak bisa tidur, Akion?”Sunny dan Tanka yang mengikutiku kembali tidur di bawah
Baca selengkapnya
Hubungan yang Erat
Aku tidak melakukan kekerasan pada Verion. Tapi dia berjalan menciut disampingku. Aku tahu apa yang dia pikirkan, bagaimana jika kesatria keluarga Kingston meremehkan, dan membully ksatriaku? Sepanjang dia bersamaku, Verion tahu berapa banyak orang yang memandangku dan Sankessy rendah. Jika saja mereka bertindak sendiri dengan merendahkan, maka mungkin Verion bahkan sanggup membungkuk  untuk mereka. Sebenarnya, aku tidak memikirkan hal buruk. Aku telah melihat mereka, mata mereka ramah, memperlakukan aku setara dengan tuannya. Menghormatiku seperti bangsawan lainnya. Jadi, jika mereka melakukan hinaan, kurasa itu hal yang tidak mungkin. Ketua Kesatria mereka adalah orang yang penuh hormat. Pastinya dia memahami bahwa dia membawa nama keluarga
Baca selengkapnya
Pelayanan Kekaisaran
Sudah lama aku tidak berbicara bebas dengan Tanka. Menahan suaramu untuk tidak keluar adalah hal yang sangat sulit. “Bagaimana bentuk ke kaisaran sekarang? Siapa rajanya?”“Kau tahu, Caesar dan raja pertama berperang bersama.”“Semua orang tahu mengenai cerita itu. Tapi, cerita seorang pahlawan tergantikan menjadi keluarga yang miskin.” Aku tersenyum kecil ketika menundukkan wajah untuk melihatnya. “Dia sangat baik hati. Sejujurnya aku tidak menyukai raja pertama.”“Kenapa?”“Dia buruk. Dia menganggap Caesar adalah saingan.”“Bukankah itu bagus?&r
Baca selengkapnya
Seorang Saintess
Aku terus berjalan saja. Tapi dia menghentikanku dengan omong kosongnya.  “Bukankah itu adalah Baron Sanktessy yang miskin?” Aku menatapnya. Dewa, tidak bisakah aku tenang sebentar? Kenapa terlalu banyak orang seperti ini dihidupku?  “Apa kau mampu memasukkan uang di sini? Semua orang tahu betapa miskinnya kalian.” Dia menyeringai.  Aku mengambil napas saat dia menjeda hinaannya.  “Semua orang juga tahu bahwa aku seorang sowrdmaster dan menebas kepalamu adalah perkara mudah.” “Apakah kau tak pernah membaca berita? Itu pasti tidak mungkin, 'kan? Pantas rambutmu seperti jamur kotoran.” Aku meliriknya dengan kehinaan. 
Baca selengkapnya
Bertemu Orang Yang Dikenal
"Apa kau tidak akan menjawabku?”Lihatlah sikapnya yang sok berkuasa. Aku menggerakkan sedikit tengkukku, rasa tegang mendatangiku. Setelah itu aku memandang sang putri dengan tersenyum. “Halo Tuan Putri Sang Saintess yang Agung, maafkan aku yang sedikit terlambat menyapamu dan menjawab pertanyaanmu. Itu karena aku begitu terpesona dengan keindahanmu”Dia terkejut, entah karena senyuman yang tidak pernah lihat sebelumnya, atau karena omong kosongku barusan. Sudut bibirnya terangkat sedikit, tapi dia bisa bersikap anggun. Seorang yang mendapatkan pendidikan terbaik, dia pasti memahami etiket bangsawanbangsawan. “Terima kasih atas puji
Baca selengkapnya
Basa Basi Bangsawan
Aku sedang memakai bajuku ketika angin bertiup dengan kencang dan masuk melalui jendela kamar yang terbuka lebar. Tanka menggigil, tapi tidak denganku. Aku merasa beruntung karena susunan otot-otot ini seperti batu bata yang menghalangi angin menembusnya. Ini sejuk. Pembuluh darah di baliknya bekerja baik, membawa darah dari jantung keseluruh tubuh, mengikat oksigen dengan baik dan menghangatkan tubuhku. Ketika aku menyentuh dadaku, pembuluh darah di dalamnya berdenyut. Aku mengancingkan kancing kemejaku. “Ayah, aku berhasil membunuh tiga ogre.” Dari hutan Kegelapan Sunny mengabariku pencapaiannya hari ini. Dia adalah anak yang rajin
Baca selengkapnya
Lelucon Bangsawan
Di depanku telah tersedia teh Earl Grey yang disediakan dengan sangat baik. Dan scone, biskuit, dan cake manis.  Pelayanan pria Marquis Gallhant yang menyiapkan semua dengan baik. Semua ditata dengan baik.  Kami duduk melingkar di meja bundar, seketika aku mengingat tentang kesatria meja bundar. Saat meminum teh tersebut, aku tersenyum  samar sekilas. Namun Marquis Gallhant yang mempunyai mata tajam menangkapku.  “Apa yang Anda senyumkan, Akion?” tanyanya tanpa basa basi. “Hanya sebuah ingatan masa lalu, Marquis Gallhant.” Dia tidak menyerah, tetap mengajukan pertanyaan lagi padaku. “Ingatan seperti apa? Apakah itu sesuatu yang lucu?” Aku tersenyum tipis
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
20
DMCA.com Protection Status