All Chapters of Bangkitnya Sang Ahli Pedang: Chapter 61 - Chapter 70
199 Chapters
Hidup Bukan Hanya Tentangku
“Haaa ....” Aku mengelah napas pendek setelah mendengar berita dari Tanka barusan. Aku menyuruhnya saat aku dan Altair berjalan.“Ada apa, tuan Akion?”“Ada urusan mendadak yang merepotkan.” Mataku menajam dengan sendirinya. Aku tahu bahwa kaisar menganggap Akion dengan hina, dan dia juga pasti akan memperlakukan kesatriaku dengan buruk. Jelas saja, saat laporan Tanka datang, aku mengetahuinya bahwa mereka tidak tinggal di tempat semestinya. Mereka tinggal di gudang dengan tumpukan jerami. Itu sangat keterlaluan, apakah seorang Kaisar melupakan harga dirinya, memperlakukan rakyatnya secara tidak berharga. Bagaimana dengan makanan mereka? Tanka menjelaskan padaku mereka hanya mendapatkan bubur tidak enak dua kali sehari.&nbs
Read more
Kau Pasti Bisa Menghadapinya
Besoknya tidak ada berita tentang pertarungan uratku bersama Marquis Gallhant. Tampaknya Earl Woodsy masih mempunyai jiwa terhormat di dirinya.Pandanganku tentangnya jadi sedikit lebih baik, jika dia menuliskan tentang kejadian kemarin maka aku akan sangat waspada dengannya. Dibandingkan dengan istana timur, istana barat sangat tenang. Satu orang yang akan kutemui saat pagi adalah Altair. Dia telah menyiapkan sarapan untuk kami berdua santap. Dia tuan muda yang selalu diurusi dalam hal kecil sekali pun. Begitulah memang seharusnya bangsawan bersikap, berbeda denganku dan Akion, kami merasa sangat tidak nyaman dibantu oleh orang lain dalam mengurusi tubuh sendiri. Bangsawan lain jika mengetahui aku sedang makan sarapan di kamar Altair, maka mereka mungk
Read more
Transaksi di Pesta
Tiga hari kemudian, pesta pertemuan pembukaan akan berlangsung nanti malam. Pertama adalah anjang pertunjukkan bagi bangsawan, memperlihatkan mereka dengan setelan terbaik mereka dan mencari relasi. Bagiku, Verion dan Altair, ini seperti pesta debut kami bertiga. Aku yang tidak pernah mengadakan pesta kedewasaan, Verion yang baru saja diketahui sebagai anak dari Marquis Kingston, dan Altair yang baru mengalami hal ini sebagai utusan pertama kali. Kami bertiga mengalami pertama kali.Jadi, aku tidak begitu tahu tentang jalannya pesta nanti, karna dalam ingatan Akion pun tidak ada. Aku memakai setelan berwarna hitam. Tubuh Akion sangat pantas menggunakan warna hitam, dia tampak lebih berkarisma dan hebat. “Apa aku akan tetap di kamar?”“Kau bi
Read more
Kaisar dan Anak Emasnya
 Semua yang ada di aula berbisik membicarakan hubungan kami bertiga. Di sisiku aku punya anak dari Count Elbram, dan Marquis Kingston.  Mereka berdua memiliki aura yang berbeda, walaupun begitu ketika kami bersama semuanya tampak iri, kami memiliki aura yang sangat baik di simi. Masing-masing dari mereka sangat dekat denganku dan berbicara santai.    Sebenarnya isi pembicaraan kami sederhana. Tidak serumit dugaan mereka yang membicarakan tiga aliansi dari pihak keluarga kami.    Altair merasa telah ditipu oleh kami berdua. Ya, dia sedang merajuk dengan wajahnya yang dingin. Atau mungkin dia merasa malu karena telah bersikap tidak sopan dengan orang yang menjabat lebih tinggi dari ayahnya.   
Read more
Salju yang Mulai Berguling
“Bagaimana tawaran saya?” Dia adalah sosok rubah yang santai. Menggunakan baju tipis seolah bukanlah masalah di saat yang dingin.  Kamarku tanpa pemanas karena aku tidak membutuhkannya, tapi entahlah dengannya. Kurasa, dia yang telah dewasa di bandingkan ku mengetahui batasan dirinya sendiri.  Setelah membuatkannya tes hangat sebagai bentuk sopan santunku, dia mengajukan penawaran yang kemarin dia berikan.  Aku tidak masalah, karena Dame Genie bukanlah orang yang jahat. Ini adalah sebuah tes kecil yang bahkan membawakan hasil yang besar padaku.  Menggunakan telepati aku meminta Tanka untuk menghangatkan udara di sekitarnya saat tubuhnya tanpa sadar menggigil. 
Read more
Rapat Yang Menegangkan
 “Ada apa, Duke Rakkalan?”Matanya yang dingin masih menatapku penuh perhatian. “Kau telah berubah, Akion.” Dia tidak tersenyum sama sekali. Bahkan ekspresinya tidak terbaca. Tahukah kalian bahwa Duke Rakkalan sering disamakan dengan aku satu sama lain. Karena kami mempunyai sorot mata predator dan wajah yang dingin. Orang-orang bahkan menyebut kami sepasang ayah dan anak yang terpisah. Sayangnya, ciri fisikku yang lainnya tidak mirip sama sekali dengan Duke Rakkalan. Saat aku memiringkan wajah dengan senyum kecil dia melepaskan lipatan tangannya. “Kurasa kau sekarang lebih ekspresif.”
Read more
Merenggangkan Otot
Kami masuk ke dalam ruangan itu pagi hari, dan keluar sore hari.  Sepertinya semua bangsawan telah terlatih untuk menahan rasa lapar dengan baik, dan rasa bosan tentunya. Secara terbuka Altair memutar bola matanya sembari menatapku dengan jenuh. Apakah hadir di pertemuan terlalu cepat untuknya?  Saat aku melihat Duke Rakkalan berjalan di belakangnya, dialah masalah Altair.  “Altair, mari kita pulang.” Itu hanyalah ajakan untuk pulang ke istana bagian barat yang sepi.  Di sana kami merasa mempunyai satu gedung istana yang besar, dan bebas melakukan apa pun.  Namun, aku menghentikan langkahku, hanya untuk memperhatikan hewan mistik milik pangeran Louis
Read more
Ingatan Yang Bercampur
Setelah aku selesai mandi, seorang utusan dari Kaisar mendatangiku. Dia menyampaikan bahwa aku diperintahkan untuk menghadap Kaisar. Mungkin ini berkaitan dengan penolakanku kemarin. Jadi aku langsung mengikutinya untuk menuju istana utama. Setelah dia mengabari kedatanganku kepada Kaisar, aku baru diperbolehkan untuk masuk. Kedua pintu besar yang ada di hadapanku dibuka oleh dua penjaga.Aku berjalan di atas karpet merah yang seolah mengatakan bahwa ini dibuat oleh darah penentangnya. Sebuah peringatan dari kekuasaan monarki. Kaisar telah menungguku, dia duduk dengan santai dan tangan yang menyender pipi kirinya. “Hormat kepada matahari Kekaisaran,”
Read more
Selamat Menemukan Harta Karun Terpendam
“Apa kau baik-baik saja?” Verion langsung mendekatiku setelah dia sampai. Tangannya yang dingin menyentuh pundakku untuk memastikan apakah aku baik-baik saja. Mereka berdua tidak menggunakan sarung tangan. Mereka tampak terburu-buru. “Apa ada sesuatu yang terjadi?” Aku menanyai apakah ada masalah di istana bagian barat. “Akion, kau itu sejak pagi belum pulang.” Verion sedikit memiringkan kepalanya saat menjelaskan sesuatu. “Lalu, kenapa? Ini masih pagi, kan?”Saat itu aku lihat cahaya matahari mempunyai warna yang sedikit berbeda dari yang kuingat. Keberadaannya pun berbeda. “Ini sore?”
Read more
Hubungan Buruk
Jika ayahku adalah Duke Rakkalan, aku pastikan bahwa kami mungkin akan sering terlibat dalam adu menatap. Dalam rapat kali ini, seperti biasa, mata tajam Duke Rakkalan memandangku dengan lekat. Apa yang bisa kulakukan untuk membalas itu adalah dengan tersenyum kecil. Tapi Duke Rakkalan tidak mengendurkan tatapan tajamnya. Akhirnya, aku yang menyerah dalam adu tatap tanpa makna ini. Dan memperhatikan Julius yang mengoceh tentang keuangan Kekaisaran. Aduh, kenapa dia memprotes seakan kami yang menggunakannya? Bukannya setiap pundi-pundi uang yang keluar prioritasnya pasti di keluarga Kekaisaran? Aku memandangnya malas. Pada akhirnya aku tahu keman
Read more
PREV
1
...
56789
...
20
DMCA.com Protection Status