Semua Bab Sang Dewa Game - SVSS1: Bab 41 - Bab 50
244 Bab
Bab 41: Kota Lunar Diserang!
Esok harinya Satria dikejutkan karena rombongan tukang bangunan yang menemuinya. Mereka bilang hari ini sudah siap untuk merobohkan bangunan milik Lixia, karena merobohkan saja memang tidak perlu peralatan khusus. Ternyata tukang bangunan yang menjadi pemborong kemarin langsung mengumpulkan pekerjanya agar bisa cepat selesai seperti keinginan Satria.Hari itu Satria sendirian pergi ke Kota Lunar bersama rombongan tukang bangunan. Sementara itu Lixia, Miria dan Nekora tetap tinggal di Desa Whis untuk memeriksa tanaman di sekitar rumahnya. Di Kota Lunar Satria menyaksikan bahkan membantu perobohan dan pembersihan puing-puing bangunan, para pemilik toko dan tetangga Miria tampak heran. Mereka mungkin berpikir keluarga Lixia tidak bisa membayar hutangnya hingga kediamannya dihancurkan.Siang harinya semuanya sudah selesai, puing-puing bangunan sudah dibereskan. Mereka akhirnya beristirahat sambil memakan bekal yang mereka bawa dari desa. Hal itu benar-benar men
Baca selengkapnya
Bab 42: Invasi Kerajaan Grimer
Foxi memerintahkan semua wanita dan anak-anak untuk berkumpul di dekat kediamannya sebab disana juga ada Luxi serta Trixi yang bisa melindungi mereka, di sana juga pekarangannya jauh lebih luas dibandingkan yang lainnya. Sementara para pria yang ada di desa diperintahkan untuk bersiap-siap andaikan keadaan genting juga sampai ke desa mereka. Semua warga langsung bubar untuk menjalankan instruksi yang diperintahkan kepala desa mereka.“Kalian semua siapkan senjata kalian, kemungkinan terburuknya mungkin musuh yang menyerang Kota Lunar juga akan datang kemari,” teriak Foxi kepada para pria yang masih berkumpul di balai desa. Mereka langsung membubarkan diri untuk bersiap membawa perlengkapannya masing-masing.“Kelihatannya tidak ada yang perlu aku khawatirkan di sini,” batin Satria seraya menatap ke arah barat. Tampak percikan-percikan api muncul di langit, jika diperhitungkan kemungkinan jaraknya sudah melewati Kota Lunar.
Baca selengkapnya
Bab 43: Solo vs Satu Pasukan Perang
‘Wwrrr’‘Bress’Tiga tebasan Satria langsung melesat menyapu setiap archer yang ada di dekatnya, suara riuh angin terdengar menderu mengiringi tebasan Satria. Tanah yang dilewati tebasannya langsung meninggalkan lubang yang memanjang dan dalam. Tubuh pasukan archer demi human yang tertebas langsung hancur terpotong-potong.“Serang dia!” terdengar suara seorang pria berteriak dari barisan depan.“Jangan biarkan dia mengacak-acak formasi kita!” sambung pria tersebut yang kemungkinan adalah pemimpin pasukan.“Aku tidak akan membiarkan kalian mengacau lebih jauh lagi! Kalian akan membayar mahal penyerangan kalian!” teriak Satria yang terus bergerak menghabisi lawannya satu persatu.Dua regu swordman, satu regu lancer dan satu regu fighter yang semuanya adalah demi human langsung bergerak menuju kepada Satria. Tapi Satria tanpa gentar langsung mengangk
Baca selengkapnya
Bab 44: Skill Swordman Level 70
“Ini buruk,” ujar Alexa saat melihat beberapa penduduk desa sudah terluka.“Tuan Foxi, maafkan aku tapi bisakan mereka bergerak di belakangmu?” tukas Alexa. Sambil menangkis serangan-serangan dari lawannya yang mendekat.“Ya. Itu adalah tugas seorang guardian,” jawab Foxi.“Semuanya, berlindunglah dibelakang tuan Foxi! Serang lawan yang mendekat saja!” perintah Alexa sambil mengangkat pedangnya tinggi-tinggi.“Fire slash!” teriak Alexa sembari menebaskan pedangnya.Saat itu juga pedangnya langsung diselimuti oleh api yang membara sebelum akhirnya dilesatkan menghantam para guardian yang mencoba bertahan. Suara dentuman keras langsung terdengar, tiga guardian langsung terpental meski tidak mengalami luka. Satu guardian tamengnya langsung hancur seketika.Para warga desa langsung membuat formasi di belakang Foxi sesuai arahan Alexa. Mereka membentuk
Baca selengkapnya
Bab 45: Satria Mengamuk di Medan Perang
Alexa melihat sekelilingnya, semua prajurit demi human yang mengepungnya terlihat ikut berlutut malah ada yang tiarap karena guncangan tanah yang terjadi. Melihat hal itu Alexa pikir itu mungkin adalah kesempatan terbaiknya untuk menyerang, dengan cepat Alexa menggenggam pedangnya di samping kiri lalu melebarkan kedua kakinya dengan kaki kanan sedikit ditekuk ke depan, perlahan dia mencoba membiasakan diri dengan guncangan tanah yang masih terasa.“Lost slasher!” teriak Alexa sembari mengayunkan pedangnya bersamaan dengan kakinya yang menghentak hingga tubuhnya melesat menuju lawan-lawannya yang belum siap. Pedangnya diselimuti oleh cahaya gradasi berwarna putih, riuh angin langsung terdengar menderu mengiringi langkah Alexa. Hembusan angin terasa begitu dingin.‘Srret’Dalam sekali hentakan Alexa sudah berhasil menebas tujuh orang yang masih belum siap bertarung karena fokus mengamankan diri dari guncangan, mereka pasti
Baca selengkapnya
Bab 46: Pasukan Musuh Akhirnya Mundur
“Keparat!” gerutu pemimpin pasukan yang langsung berdiri di tunggangannya.Pemimpin pasukan terlihat menghunuskan pedangnya serta mengambil ancang-ancang untuk menebaskan pedangnya. Sementara itu pasukan demi human lainnya segera menyingkir dari dekat Satria yang mulai mengangkat pedangnya.“Thunder slash!” teriak pemimpin pasukan demi human seraya menebaskan pedangnya yang diselimuti oleh petir.“Thunder slash!” teriak Satria sambil menebaskan pedangnya yang memancarkan cahaya gradasi berwarna biru petir.Kedua tebasan jarak jauh langsung beradu satu sama lain sampai menimbulkan dentuman keras. Tanah di sekitar benturan langsung berhamburan ke udara. Tapi tebasan Satria nyatanya lebih kuat dan tidak bisa ditahan begitu saja karena masih melesat menuju pemimpin pasukan lawan. Pemimpin pasukan tersebut langsung melompat menghindari tebasan Satria.‘Sret’Tebas
Baca selengkapnya
Bab 47: Satria Membongkar Rahasia
“Dahsyat sekali,” ujar Foxi sambil menatap Satria yang memutarkan pedang di tangannya.“Tidak salah lagi, skill tadi juga Satria yang menggunakannya,” batin Alexa sambil bangkit setelah getaran tanah reda sepenuhnya. Semua warga desa juga ikut bangkit di belakang Foxi.“Tuan, sebaiknya kita bawa semua barang-barang musuh itu ke desa untuk berjaga-jaga. Aku yakin musuh tidak akan tinggal diam saat mendengar laporan kalau satu desa tidak bisa mereka kuasai,” ucap Satria seraya menatap Foxi. Sontak saja Foxi kaget bukan main karena dia tidak menyangka jika Satria adalah orang yang mengamuk di barisan pasukan musuh tersebut.“Ba-baik. Ayo semuanya! Bawa semua senjata dan perlengkapan mereka!” perintah Foxi kepada para pria warga Desa Whis. Mereka langsung bersorak gembira dan berlarian untuk memungut semua senjata, armor dan barang-barang yang dibawa para demi human. Semuanya langsung sibuk tanpa ada
Baca selengkapnya
Bab 48: Kabar dari Kota Lunar
Kini suasana di Desa Whis sudah mulai tenang kembali. Semua warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Hanya saja para pria dan pemuda desa harus berjaga di beberapa titik yang ditunjuk oleh Foxi. Untuk memberikan tanda bahaya mereka membawa lonceng di masing-masing regunya, mereka juga membawa senjata milik para prajurit demi human yang mereka kumpulkan. Mereka juga diperintahkan bergantian untuk berjaga oleh Foxi, saat sebagian tidur maka sebagian lagi berjaga di masing-masing regunya.Satria sendiri kini berada di balai desa bersama dengan Foxi, Alexa dan Trixi. Sementara adik-adiknya Trixi ada di rumah bersama ibunya. Nekora juga ada di kediaman yang Satria beli bersama dengan Lixia dan Miria. Mereka bertiga terlihat berbincang, terutama Trixi yang terlihat sangat penasaran karena Satria bisa menggunakan skill swordman meskipun jobnya sendiri adalah seorang priest.Satria bilang kalau kemungkinan bola Kristal yang ada di gedung asosiasi petualang it
Baca selengkapnya
Bab 49: Keputusan Kerajaan Luxurie
Satria, Foxi, Trixi dan Alexa kembali duduk di balai desa sambil menunggu kabar dari Toru dan mengawasi keadaan di sekitar. Cukup lama mereka menunggu hingga beberapa kali Trixi dan Alexa tampak menguap karena mengantuk.“Sebaiknya kalian tidur saja, jangan paksakan tubuh kalian,” kata Foxi.“Tidak ayah, aku masih bisa kok. Hanya saja sudah lama rasanya tidak begadang begini,” jawab Foxi sambil menutup mulutnya.“Tidurlah, jangan pernah memaksakan diri kalian. Dunia ini tidak begitu berharga dibandingkan kesehatan kalian,” ucap Satria.“Yang Satria katakan benar. Biarkan kami yang berjaga di sini, lagipula aku yakin Satria saja sudah cukup untuk mengatasi masalah selanjutnya,” tukas Foxi seraya tersenyum menatap Satria.Mendengar hal itu Trixi dan Alexa saling memandang satu sama lain sebelum akhirnya pamit untuk kembali ke kediamannya dan beristirahat sesuai dengan yang
Baca selengkapnya
Bab 50: Skyred Sang Pemimpin Pasukan
Pagi berlalu cukup lama bagi Satria dan Foxi. Langit terlihat masih gelap, tapi fajar sudah tampak menyingsing di ufuk timur. Saat itulah Toru kembali menghubungi mereka berdua, Satria sedikit heran sebab dia sebenarnya meminta Toru menghubungi mereka lagi jika penyerahan wilayah dari Kerajaan Luxurie selesai. Meski begitu kali ini Satria mencoba untuk berkomunikasi secara langsung dengannya, sementara itu Foxi kembali mengumpulkan para pria dan pemuda di desa untuk berdiskusi diluar balai desa mengenai langkah selanjutnya yang akan mereka ambil.“Apakah ini tuan Toru yang menjabat sebagai ketua asosiasi petualang?” tanya Satria setelah memegang bola cahaya yang datang mendekatinya.“Ya. Apakah kau pemuda bernama Satria?” tukas Toru yang suaranya terdengar seperti seorang pria paruh baya seumuran Foxi.“Benar, ada apa tuan?” tanya Satria.“Aku ingin mendengar rencanamu sekarang. Aku akan me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
25
DMCA.com Protection Status