All Chapters of Sang Dewa Game - SVSS1: Chapter 61 - Chapter 70
244 Chapters
Bab 61: Satria vs 17 Player Level Tinggi (part 2)
Satria berhasil membelokan serangan pukulan petir, sementara itu fighter yang menggunakan pukulan air tangannya terkena tendangan Satria hingga skillnya tidak mengenai sasaran. Satria kemudian melompat mundur untuk menjaga jarak. Tapi melihat kesempatan datang akhirnya Rone dan dua wizard serta satu sorcerer langsung menggunakan sihirnya.“Greater thunder spear!” ucap Rone. Tubuhnya langsung diselimuti enam lingkaran sihir dan tongkatnya memancarkan cahaya gradasi berwarna biru petir.“Thunder rain!” teriak seorang player dengan job sorcerer. Lima lingkaran sihir langsung muncul di sekitar tubuhnya. Tongkatnya juga mendadak diselimuti oleh cahaya gradasi berwarna biru petir.“Icy burst!”“Thunder burst!” teriak dua wizard terakhir. Empat lingkaran sihir mendadak muncul di sekitar tubuh mereka. Tongkatnya juga mulai memancarkan cahaya gradasi berwarna putih dan biru petir.
Read more
Bab 62: Satria vs 17 Player Level Tinggi (part 3)
Riuh angin yang begitu dingin langsung bergemuruh mengiringi tombak hitam Satria yang melesat. Cahaya gradasi berwarna putih terus terpancar menyelimuti tombaknya, melihat hal itu dua guardian langsung maju ke depan dan menggunakan skill pertahanan miliknya. Tapi seorang player dengan job class lancer dari Squad Rone melompat ke depan seraya mengambil ancang-ancang untuk melemparkan tombaknya.“Dia meremehkan kita, itu hanyalah skill lancer level 40!” tukas lancer tersebut sembari bersiap untuk menggunakan skillnya.“Hmm.. pengetahuannya tentang skill benar-benar kurang, dia harusnya tahu kalau player level 70 menggunakan skill milik level 40 tetap saja kekuatan dan dampaknya tidak bisa disamakan dengan saat digunakan oleh level 40,” batin Satria.“Thunder lance!” teriak player tersebut sambil melesatkan tombaknya yang diselimuti oleh cahaya gradasi berwarna biru petir.“Maksimal defend!&rd
Read more
Bab 63: Dua Undead Level Tinggi
“Serang terus dia jangan biarkan lolos!” teriak Skyred.“Kalian jangan takut! Setiap orang juga pasti punya kelemahan, sekuat apapun dia!” timpal Rone sambil meminum MP potion yang dia keluarkan dari slot tasnya.“Aku memang punya kelemahan, tapi aku lebih tahu kelemahanku sendiri daripada kalian,” ujar Satria pelan sambil meminum satu lagi MP potion yang diselipkan di pinggangnya, tubuhnya masih melayang jatuh dari udara.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, tongkat hitam di tangannya kini menjadi tongkat sihir lagi tapi bentuknya berbeda dengan saat dia menggunakan job class wizard.“Jumlah mereka terlalu mengganggu, mending kalau mereka bisa menghiburku,” batin Satria seraya mengangkat tongkatnya ke atas.“Summon: undead king thunderia!” ucap Satria mengucapkan skillnya.Saat itu juga riuh angin kembali bergemuruh dari tit
Read more
Bab 64: Skill Fighter Level 70
“Fire punch!” teriak seorang fighter.“Thunder punch!” teriak satu fighter lagi sambil menghantamkan tinjunya ke tubuh undead yang memakai armor.‘Bhoommrrr’Suara dentuman terdengar saat kedua serangan mendarat ke tubuh undead, tapi pukulan mereka hanya menimbulkan asap putih saja yang mengepul. Saat menghantam armor tersebut mereka bisa merasakan kalau armor itu sudah menyatu dengan tubuh undead. Melihat hal itu Satria hanya menyeringai saja. undead yang membawa pedang petir hitam terlihat bergerak ke sisi lain menghadapi empat swordman yang menghalaunya.Kedua undead lawan juga langsung bergerak menghadapi kedua undead yang di summon oleh Satria. Suara dentuman terdengar kembali saat serangan empat swordman ditahan oleh pedang petir hitam undead thunderia. Rone yang ada di barisan belakang mulai mengangkat tongkat sihirnya ke udara untuk menyerang dua undead yang Satria panggil.&
Read more
Bab 65: Akhir Pasukan Skyred
“Jika saja kalian tidak menyerang Kota Lunar dan menyiksa para penduduknya, mungkin kalian tidak akan berhadapan denganku. Karena itulah jangan salahkan aku,” ucap Satria yang melesat menuju Rone.“Skyred!” teriak Rone seolah meminta tolong karena tidak mungkin seorang wizard sepertinya bisa bertarung jarak dekat. Sementara itu Yell langsung melompat mendekati Skyred.“Thunder punch!” ucap Satria sambil menghatamkan tinjunya yang diselimuti petir ke tubuh Rone. Saat itu juga terdengar suara dentuman keras bersamaan dengan suara retaknya armor yang dipakai oleh Rone.‘Bhoomrrr’‘Krek’“Aaarrrrrggghhh!” jerit Rone kesakitan sebelum akhirnya tubuhnya menghitam dan hancur menjadi abu setelah dihantam pukulan petir level 70 milik Satria.Melihat hal itu membuat Skyred dan Yell ketakutan sampai tubuhnya menggigil, terlebih saat melihat Satri
Read more
Bab 66: Rombongan Satria Sampai di Kota Lunar
Saat itu juga semua tawanan demi human digiring menuju Kota Lunar. Satria, Alexa dan Foxi berjalan di barisan paling depan sementara di belakangnya ada Trixi dan Luxi lalu para tawanan yang diapit oleh para pemuda dan pria warga Desa Whis. Di paling belakang berjalan dua undead yang Satria panggil, tentu saja dengan keberadaan undead itu saja tidak mungkin ada yang berani melawan lagi.Mereka berjalan terus hingga sampai ke depan pintu gerbang yang tertutup rapat. Satria langsung maju ke depan. Dia kembali mengubah job classnya ke fighter lalu menghantam pintu gerbang Kota Lunar dengan tinju kanannya. Seketika itu juga suara benturan keras terdengar, dua pintu gerbang yang terbuat dari baja terbaik dan tebal itu langsung ambruk ke depan saking kuatnya hantaman pukulan tangan kosong Satria.Ternyata di balik pintu gerbang itu sudah ada beberapa prajurit demi human yang menghadang. Mereka menghunuskan tombak dan pedangnya mengarah kepada Satria yang berjalan
Read more
Bab 67: Kerajaan Lunar (part 1)
“Aku usulkan bahwa Kota Lunar akan menjadi sebuah kerajaan mandiri yang tidak terikat dengan Kerajaan Luxurie ataupun Grimer! Kita akan mengolah tanah kita sendiri! Menjaga keamanan dan kedamaian rakyat kita sendiri! Percuma jika kita memiliki kerajaan tapi tidak peduli sedikitpun kepada rakyatnya!” tegas Satria.Mendadak suasana hening, semua orang yang ada di sana jelas-jelas sangat terkejut mendengar solusi terbaik yang diusulkan oleh Satria. Mereka masih belum ada yang bersuara, seolah-olah ingin mendengar penjelasan Satria mengapa sampai memilih solusi seperti itu. Alexa sendiri ikut terkejut karena Satria memutuskan hal seperti itu, meski begitu dia juga sadar kalau itu memang cara terbaik saat ini.“Itu hanyalah usulan dariku. Semuanya sudah aku pertimbangkan baik-baik. Jika kita tetap membentuk sebuah kota tanpa status yang tegas maka selamanya kita akan menjadi perebutan kerajaan di sekitar kita. Peperangan akan terus terjadi, sem
Read more
Bab 68: Kerajaan Lunar (part 2)
Mendengar kata-kata Satria seperti itu membuat semua orang di sana semakin tertunduk. Alexa sejujurnya benar-benar kagum dengan Satria. Entah mengapa dia merasa kalau perkataan Satria memang menggugah keberaniannya, semua kata-kata yang Satria utarakan memang masuk akal. Alexa yakin semua orang di sana juga merasakan hal yang sama.“Sekarang aku ingin bertanya lagi kepada kalian. Tentukan keputusan kalian sekarang! Mati atau hidup menjadi pengecut? Mati atau hidup di dalam siksaan? Mati atau mewariskan kesengsaraan kepada anak cucu kalian? Mati atau hidup di dalam kehinaan?” tanya Satria dengan lantang.Semua orang yang ada di sana memang belum menjawab, tapi mereka segera mengangkat kepala mereka. Tatapan mereka sudah berbeda dari sebelumnya. Mereka kini paham bahwa tidak ada gunanya juga mereka hidup jika hanya untuk mendapat siksaan, hinaan dan kesengsaraan. Percuma saja hidup jika nasib mereka ditentukan oleh telunjuk orang lain, percuma saj
Read more
Bab 69: Raja Baru
“Maaf tuan. Saya menolak usulan tuan. Apa yang saya lakukan tidaklah seberapa dengan perjuangan tuan, andaikan tuan tidak ada bersama kami mungkin saja Desa Whis dan Kota Lunar ini sudah jatuh seutuhnya ke tangan pasukan Kerajaan Grimer. Saya yakin semua orang di sini akan setuju jika tuan menjadi raja Kerajaan Lunar ini, karena tuanlah yang terkuat diantara semua yang hadir di sini,” ucap Foxi.“Ya!” saat ini sorakan semua orang kembali terdengar seakan memang lebih setuju jika Satria yang menjadi raja mereka.“Jika aku menjadi raja kalian lalu siapa yang akan berdiri di barisan paling depan medan perang? Jika musuh tahu kalau hanya rajanya saja yang kuat dan bisa diandalkan maka mereka tidak akan segan untuk memulai permusuhan dengan kita! Jika kalian mengakui aku yang terkuat di sini harusnya kalian menjadikanku orang yang akan berdiri paling depan di medan perang! Karena jika musuh tahu kalau pasukannya saja sudah kuat maka
Read more
Bab 70: Langkah Awal Memulihkan Kerajaan
Setelah selesai membereskan balai desa barulah warga Desa Whis segera pulang. Luxi juga ikut pulang karena ingin segera menemui kedua anaknya yang dititipkan kepada Miria. Di sana hanya ada Satria, Foxi, Trixi dan Alexa saja.“Sekarang apa yang harus kita lakukan?” tanya Alexa sambil menatap Indra.“Kita akan berbagi tugas. Alexa akan mengumpulkan para petualang yang bersedia untuk berperang atau menjadi prajurit sementara. Trixi akan bertugas untuk memulihkan mental warga sambil meminta bantuan beberapa petualang dengan job class priest atau cleric untuk berkeliling kota menyembuhkan warga yang terluka. Sementara itu tuan Foxi harus mencari orang-orang yang bisa dipercaya untuk mengisi berbagai yang kita butuhkan saat ini, nantinya mereka juga bisa mengisi posisi penting di kerajaan jika memang kemampuannya bisa diandalkan,” jawab Satria.“Siapapun itu dan apapun statusnya terserah yang penting dia bisa bekerja se
Read more
PREV
1
...
56789
...
25
DMCA.com Protection Status