Semua Bab Noda di Seragam Putriku : Bab 41 - Bab 50
126 Bab
Tak Bisa Mengendalikan Diri
Mata Heru sontak membuka, kala mendengar suara seseorang berteriak. Mengerjap, mencari kesadaran dengan berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum ia tidur.Setelah Sadar sedang ada di mana dan ingat apa yang dilakukan sebelum ini, pria itu mencari sosok yang harusnya ada di sampingnya."Ke mana pengacara itu?" gumamnya sembari melepas sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya.Sebelum ke luar, Heru menyempatkan diri melihat pada arloji yang melingkar di tangan kiri."Sial, aku ketiduran lebih dari 30 menit," umpatnya kesal.Ia kemudian merogoh ponsel di hapenya. Melihat percapakan dengan Laila. Ada satu balasan dari gadis itu.[Aku sudah sampai.]Pria itu pun segera keluar mobil. Mencari Laila, dan pengacara sekali gus."Apa Laila sudah pulang? Lalu di mana pria itu?" tanya Heru celingukan mencari sosok kedua orang tersebut."Suara apa tadi? Siapa yang berteriak malam-malam begini? Apa aku cuma mimpi?" Pria itu kemudia
Baca selengkapnya
Hati dan Ucapan yang Berbeda
"Apa salahku?" Laila membulatkan mata."Kamu yang sudah membangunkan macan tidur. Jangan salahkan aku jika sesuatu terjadi di dalam sana." Aris mengucap santai dan pelan. Melirik sebentar ke arah Laila untuk melihat ekspresinya.Aris geleng-geleng. Senang. Laila tampak speechless mendengar ucapannya.Setelah sampai dan memarkirkan mobil kesayangan, Aris mulai menyiapkan barang-barang yang sudah disiapkan di ransel.Pemuda itu segera membuka pintu dan keluar. Namun, merasa ada yang salah hingga ia perlu diam sebentar, mengamati seseorang harusnya sudah mengikutinya.Saat berbalik, ia masih melihat Laila duduk manis di dalam mobil. Aris mendesah. Ada apa dengan gadis cantik itu?Tak membuang waktu ia pun mendekat dan mengetuk pintu mobil. Laila pun tersentak, dan menoleh ke arahnya."Tidak turun?" tanya Aris menautkan dua alisnya. Tampaknya Laila benar-benar takut kalau dia akan menerkamnya di dalam sana.Tak ada jawaban. Setelah
Baca selengkapnya
Aku Siap, Kak!
"Argh! Sial! Ada apa denganmu dan gadis itu?!" teriak ayah tiri Laila.Heru merasa butuh penjelasan dari pengacara, tapi penjelasannya terkesan berbelit."Kamu ini padahal pengacara, tapi kenapa ucapanmu sulit kupahami?" keluh Heru. "Mana tampilanmu lebih parah dari pada pengemis!""Ehm. Ya ... ini karena aku kesakitan!" kilahnya. Pengacara itu terus mencuci wajahnya di bawah air kran yang mengalir dengan posisi berjongkok. Untung saja di sekitar gedung itu ada kran-kran yang bisa menyala dan mengalirkan air."Apa mulutmu juga sakit?" tanya Heru sembari mencoba menghubungi nomor Laila yang tadi sempat tak bisa dihubungi. Heru merasa muak pada pengacara itu, yang kentara berusaha menutupi kejadian sebenarnya.Panggilan pada Laila tersambung. Namun, tidak juga diangkat."Sial, kenapa tak diangkat? Dia menantang ku rupanya." Heru bertanya kesal.Ia lalu beralih pada sang pengacara. "Sebenarnya apa yang kamu lakukan padanya. Ini gara-gara
Baca selengkapnya
Pelangi Untuk Laila
Barangkali ini yang dinamakan setelah hujan badai, ada kalanya pelangi hadir dalam kehidupan seseorang. Dan ia yakin pelangi dalam hidup Laila adalah Aris.❤❤❤Sekarang ini, satu-satunya cara memancing Rani, Aji dan Ardian sekaligus adalah dengan menahan Laila di sisinya.Belum lagi pria itu menyimpan ponselnya, tiba-tiba ponsel itu bergetar. Saat melihatnya, mata Heru. Buru-buru ia mengangkat panggilan paling ditunggu-tunggunya."Laila." Heru menaikkan satu sudut bibir. Merasa puas karena pada akhirnya gadis itu menghubunginya."Sudah kuduga, ia tak bisa mengabaikan ancamanku. Tinggal menyebut nama Bundanya, dia akan terbirit-birit mencariku." Pria itu menoleh pada pengacara, menyombongkan kehebatannya bisa memaksa Laila mengikuti semua kemauannya.Pengacara gelagapan karena itu. Karena sebelumnya sudah membocorkan rencana Heru pada gadis belia tersebut."Kenapa sikapmu jadi aneh begitu. Ck." Heru mendecak sembari mengklik icon berwa
Baca selengkapnya
Jangan Lepaskan, Kak!
Gadis itu sangat takut pada pikirannya. Bukan menutup kemungkinan, Aris yang sangat mengininya, tiba-tiba berbalik sangat jijik dan membencinya kalau sampai dia hamil anak Heru.❤️❤️❤️"Jadi ... apa masalah kita sudah selesai sekarang?" tanya Aris sambil menyenggol bahu Laila."Ya?" Mata Laila melebar. Ekspresinya seketika berubah."Bukannya tadi aku bilang akan bersabar sampai masalah kita selesai?" Aris menggoda Laila dengan mengingatkan kalimat yang dibisikkan sebelum ini."Kalau udah selesai kita mau ... apa?" Laila berpura-pura polos dengan ekspresi yang tengah berpikir keras."Hem?" Pemuda itu menarik kepala dan menautkan kedua alis, penuh tanya pada Laila. "Gak tau?"Laila membulatkan mata sembari menggeleng."Hem? Bener?" tanya Aris lagi. "Hem? Hem? Hem?" Pria itu menggerakkan kepala, terus menggoda.Hal itu tentu saja membuat Laila tertawa."Jadi gimana?" Aris kini bicara dengan serius. "Aku dah bayar hot
Baca selengkapnya
Kita Bareng Saja
ita Bareng Saja"Mereka pasti sedang merayakan kemenangan mereka." Heru tersenyum sinis. Pria itu kini sedang sibuk membuka galery di ponselnya."Ck. Untung saja aku menyimpan foto-foto ini."Membayangkan Aris dan Laila yang terlalu cepat merasa senang. Tanpa mereka tahu kini Heru sedang menyusun banyak rencana untuk melawan."Ck. Pemuda itu membuatku iri." Pengacara bicara pelan. Seolah sedang bicara dengan dirinya sendiri.Dia masih belum bisa melupakan sosok cantik yang membuatnya terpana, dan memandang tanpa kedip ke arah gadis itu. Andai saja rencananya semalam bisa berjalan dengan mulus, pengacara itu pasti sudah merasakan bagaimana indahnya surga dunia.Ah, kapan lagi ia bisa bertemu gadis secantik Laila? Gadis yang cantiknya alami. Tidak seperti gadis-gadis yang fashionable dengan make up tebal. Meski tahu tak gadis lagi ... paras ayunya pasti akan membuat semua pria tergila-gila."Sepertinya aku perlu baby
Baca selengkapnya
Komentar yang Menyita Perhatian
Aris senyum-senyum sendiri di depan cermin. Menatap pantulan wajah tampan di sana. Mengingat bagaimana gadis itu tersipu malu mengikutinya."Mandi bareng maksudnya?" tanya Laila membulatkan mata.Aris mengangguk. "Ya, apalagi? Dari awal kan kita mau mandi, bukan berenang.""Em, itu agak ...." Suara Laila tertahan, ketika Aris menarik tangannya begitu saja."Sudah cepat! Waktu kita tak banyak!" pemuda itu menarik Laila, yang wajahnya sudah semerah udah rebus.Senyum Aris semakin tak tertahan kala membayangkan apa yang terjadi di kamar mandi."Ish ... kenapa aku jadi seperti ini?" Ia merasa heran pada diri sendiri.Gadis yang sempat diabaikan, meski gadis itu cantik dan menjaga diri. Lalu, sangat membencinya kala harus menikahi secara paksa. Dan kini ... Aris begitu menggilainya.Untung saja Laila tak dendam dan bersikap buruk pada pria yang berkali mencampakkan, bahkan sempat menyiksanya."Hemh. Ya .... Mana bisa dia meno
Baca selengkapnya
Perang IT
"Bagaimana?" tanya Heru pada pengacara yang sibuk berbalas surel dengan temannya."Sebentar Tuan." Pria itu menjawab sambil menatap serius ke monitor. Tanpa menoleh sedikit pun pada Heru."Pokoknya jangan berhenti sampai berhasil," ucap Heru membuat pengacara makin tegang..Sudahlah dia dilarang membersihkan diri lebih dulu dan berganti pakaian yang pantas, Heru juga terus mengungkit kesalahannya dan menuntut tanggung jawab.'Ya iyalah. Kalau gak mau tanggung jawab, udah kabur gue.' Pengacara itu membatin. 'Untung saja Lo tajir,' liriknya sambil menyembunyikan kekesalan.Setelah membalas pesan terakhir, pengacara menarik tubuhnya ke kursi di belakangnya. Menyandarkan bahu hingga terasa tubuhnya yang letih terasa nyaman."Bagaimana? Sudah?" Heru tak sabar."Sabar, Tuan! Perlu proses. Hem. Jadi ini nomor semua teman sekelasnya Laila." Pria itu menyahut sembari memijat tengkuk."Gak nyangka Anda sangat cerdas Tuan. Menghajar langs
Baca selengkapnya
Tatapan Buruk Semua Orang
Heru menunggu dengan gugup. Disesap kopi panas di tangan untuk mengurangi perasaan itu. Tak sabar rasanya ingin tahu hasil dari rencana yang disusun. Kali ini Laila maupun pemuda yang melindunginya akan dipukul mundur dengan konten itu."Nah, berhasil!" pengacara berseru senang. Setelah matanya fokus lebih dari sejam, dan telinganya tersambung pada orang-orang yang mengerti IT, apa yang dikerjakan berhasil juga.Dia yakin Heru juga pasti akan sangat senang, dan melupakan kesalahan yang diperbuatnya sebelum ini."Benarkah!?" Heru berseru. Ia segera meletakkan kopi dan memajukan tubuh melongok ke arah laptop yang pengacaranya pegang.Sebuah senyuman terukir di wajahnya. Senyum lega dan kemenangan. "Ck. Heru dilawan.""Saya tak menyangka ada orang sejenius Anda.""Berapa lama lagi waktu kita?" tanya Heru."10 jam 28 menit 50 detik.""Hemh. Kita sudah menggenggam kemenangan untuk kasus Laila dsn suaminya. Sepertinya kamu juga perlu
Baca selengkapnya
Retas Perangkat
"Apa?! Lo udah kawin?!" Mata Fanno melebar sempurna."Nikah, Fan." Aris mengingatkan agar Fanno meralat ucapannya."Ah, ya. Maksud gue itu. Ck. Mana boleh kawin sebelum nikah. Haha.""Hem.""Tapi apa sebabnya? Gak asiklah nikah gak kabar-kabar.""Yah. Niatnya kan muau dirahasiain. Masa kabar-kabar?"Tak menyangka jika pemuda yang selama ini terkesan dingin seperti kutub utara, bisa menikah lebih awal dibanding yang lain."Yah, apa pun itu. Gue doain Lo bahagia, semua berjalan dengan lancar.""Thanks. Tanpa Lo gak tau deh, gue minta bantuan siapa? Emang kelewat keparat itu bapak tirinya.""Hemh. Apa Bapak tirinya cabul?""Yah. Tentu. Cuma gimana kronologinya gue gak bisa cerita. Sorry." Aris sadar bahwa aib istrinya juga adalah aibnya. Itu kenapa memilih merahasiakannya dari siapa pun."Ya, gak papa. Santai ajalah. Gue ngerti, manusia perlu privasi.""Gak nyangka Lo sebaik ini, Fann.""Serius.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status