Semua Bab Annoying Marriage: Bab 21 - Bab 30
164 Bab
BAB 21
Karina tercekat, wajah itu begitu dekat dengan wajahnya. Menampilkan sebentuk wajah dengan rahang kokoh, hidung mancung yang sialnya begitu indah dan mempesona di mata Karina. Sorot mata tajam itu berubah begitu lembut, membuat sesuatu dalam hati Karina bergejolak luar biasa. "Aduh!" Karina memekik ketika Yudha tiba-tiba menarik dan memaksanya berdiri, tangan yang tadi dia gunakan untuk menangkap tubuhnya, kini berkacak pinggang dan sorot mata itu kembali begitu tajam. "Kamu itu sembrono sekali sih? Bisa hati-hati nggak?" Omelnya yang seketika membuat rasa kagum yang sempat muncul, hancur berkeping-keping hingga tidak bersisa. "Namanya juga nggak sengaja, Dok! Galak amat sih!" Karina mencebik, segera pergi dari depan lelaki itu sambil bersungut-sungut. Ia membuka pintu mobil, naik ke dalam mobil dan segera duduk di jok samping supir. Kenapa lelaki itu sangat menyebalkan sih? Dulu ibunya ngidam apa sampai-sampai punya anak macam zombie seperti
Baca selengkapnya
BAB 22
Yudha segera menangkap tubuh itu, mendekapnya ke dalam pelukan sebelum tubuh itu jatuh tersungkur mencium tanah. Kini tubuh mereka menempel satu sama lain, kepala Karina sukses mendarat di dadanya, membuat Yudha yakin seyakin-yakinnya gadis itu tidak memerlukan stetoskop lagi untuk mendengar degup kencang di rongga dada Yudha. Karina segera melepaskan diri, membuat Yudha tersentak dan mempertahankan tangan Karina dalam genggamannya. Mata mereka beradu, dapat Yudha lihat mata yang biasanya bersorot tajam menatapnya itu kini memerah berurai air mata. "Rin ... Saya minta maaf."Mata Karina terbelalak, mulutnya setengah terbuka. Yudha lihat betul ekspresi terkejut itu. Tangan Yudha meraih satu tangan Karina, menggenggamnya dan meremas tangan itu dengan lembut. "Saya minta maaf kalau sudah bikin kamu kesel. Kita jadi nikah, kan, Rin? Please ... Cuma kamu yang bisa nolongin saya, Rin." Mohon Yudha dengan begitu tulus. Sebodoh amat dia terkesan mengej
Baca selengkapnya
BAB 23
"Karena saya nggak cinta sama Dokter!"Yudha tertegun. Dari sorot mata yang Karina tampilkan, dia tahu kalau Karina serius dengan apa yang dia ucapkan. Karina tidak mencintainya? Bukankah itu sudah terlihat dari bagaimana hubungan mereka selama ini? Tetapi meskipun begitu, kenapa rasanya hati Yudha begitu sakit mendengar kalimat yang meluncur dari mulut Karina? Yudha menghela napas panjang. Otaknya mendadak blank. Dia sampai tidak tahu harus bicara apa. Harus ngomong apa. Semua kemampuan berpikir otaknya mendadak lenyap! Yang Yudha tahu hanya satu, hatinya bisa begitu sakit dengan apa yang dia dengar dari mulut Karina."Bagaimana kita bisa menikah kalau saya sendiri tidak mencintai Dokter? Ah bukan hanya saya, Dokter pun saya rasa nggak ada perasaan cinta pada saya, bukan?"Tidak ada perasaan cinta? Apakah benar? Yudha sendiri tidak yakin. Hanya saya tiap dia tengah bersama dengan gadis ini, Yudha merasa kesal sete
Baca selengkapnya
BAB 24
Yudha membelokkan mobilnya ke minimarket, bersandar lemas di mobil setelah mematikan mesin. Matanya terpejam, dipijatnya pelipis dengan perlahan-lahan. Kepalanya pusing! Selalu pusing tiap berhadapan dengan Karina. Entah Yudha juga tidak tahu, apakah dia diciptakan Tuhan hanya untuk membuatnya sakit kepala seperti ini? Apakah dia salah satu makhluk yang Tuhan ciptakan hanya untuk menguji kesabaran Yudha? Tapi bukankah menggoda dan menguji kesabaran manusia itu adalah jobdesk para setan?“Ya ampun, Yud! Begini amat sih, Yud!” Yudha frustasi.Kenapa sih orang belum menikah selalu dipermasalahkan? Memang kenapa kalau diumur yang sekarang ini Yudha belum menikah? Belum ingin menikah? Kenapa lingkungan dan stigma masyarakat terlalu mengurusi hal macam ini? Apakah lebih baik menikah lalu bercerai daripada memutuskan untuk sendiri sampai kemudian dia benar-benar siap dan mantab untuk menikah?Cerai?Yudha mendengus perlahan. Mendengar kata cerai, hat
Baca selengkapnya
BAB 25
Yudha tertegun di tempatnya duduk. Karina bahkan sudah siap berdiri di depan gerbang kostnya. Gadis itu tampak begitu manis dan cantik dengan dress tartan warna hitam. Rambutnya dia curly bagian bawah. Membuat fokus Yudha hilang dan pasangannya hanya tertuju pada sosok itu. Mata Yudha mengikuti pergerakan Karina hingga Karina masuk dan duduk di sebelahnya. Gadis itu langsung sibuk mengenakan sabuk pengaman dan Yudha masih terpesona dengan penampilannya malam ini. "Dok? Halo?" Karina mengibaskan tangan tepat di wajah Yudha, membuat Yudha tersentak dari lamunan dan tergagap karena terkejut. "Eh ... I-iya?" Sudah Yudha pastikan, bahwa wajahnya sekarang ini pasti memerah. Yudha memalingkan wajah, kembali fokus ke depan sambil mencuri pandang sebentar pada kaca mobil dan benar saja! Wajahnya memerah, malu karena ketahuan gadis rese itu tengah menatapnya tanpa kedip. "Dokter baik-baik saja?"Mobil sudah melaju dengan Yudha yang mati-matian berusaha tenang dan cool s
Baca selengkapnya
BAB 26
"Ini enak banget, Bu!" Suara riang itu meluncur begitu saja dari mulut Karina, membuat Yudha menoleh dan menatap gadis yang duduk di sisinya. Sedetik kemudian Yudha melirik sang ibu, terlihat sangat wajah itu berseri-seri dengan senyum merekah yang sejak Karina datang tadi tidak lenyap dari wajahnya. "Ini kesukaan Yudha, Rin. Mau Ibu ajarin masaknya?"Hampir saja Yudha tersedak, untungnya dia masih bisa menahan diri. Masih membisu mengamati dua wanita yang asyik ngobrol sambil menyantap makan malam mereka. Bisa Yudha lihat Karina nyengir lebar, wajahnya begitu cantik menggemaskan kalau seperti ini. Tidak seperti beberapa saat yang lalu, begitu menyebalkan. Yudha penasaran, apa reaksi Karina dengan penawaran yang diberikan sang ibu yang hendak mengajarinya memasak. "Tapi Karin sama sekali nggak bisa masak, Bu." Desisnya dengan wajah memerah. Mampus! Bisa habis Yudha setelah ini! Tahu sendiri ibunya itu begitu cerewe
Baca selengkapnya
BAB 27
Yudha sudah masuk ke dalam mobil, begitu juga dengan Karina. Gadis itu malah menurunkan kaca mobil dan melambaikan tangan dengan senyum merekah. Yudha hanya tersenyum ketika melihat Ningsih balas melambaikan tangan dengan senyum lebar. Agaknya malam ini semua rencananya sukses! Yudha mulai membawa mobilnya melaju pergi, tugasnya masih ada satu yaitu mengantarkan Karina pulang ke kostnya. Nampak plastik yang tadi ibunya sodorkan pada Karina bertengger dengan begitu manis di atas pangkuan Karina, membuat Yudha kembali takjub, betapa gadis itu ternyata punya sisi lain. "Ibunya Dokter baik banget ya? Ramah, murah senyum, nggak kayak anaknya." Celoteh Karina yang langsung membuat Yudha mendelik kesal. "Apakah anaknya yang kamu maksud itu saya, Rin?" Yudha tersenyum kecut, mulai, kan gadis ini? Terdengar helaan napas panjang dari sosok itu, membuat Yudha menghirup oksigen banyak-banyak guna memenuhi stok sabarnya. Pasti setelah ini akan ada obrolan
Baca selengkapnya
BAB 28
Tawa Yudha pecah begitu Karina turun dari mobilnya macam dikejar setan. Tanpa mengucap sepatah kata apapun, Karina langsung melesat turun dari mobil dan berlari kencang masuk ke dalam rumah kostnya. Membuat tawa Yudha otomatis pecah melihat bagaimana polah Karina yang macam anak SD itu. Yudha berusaha menghentikan tawanya, ia bergegas membawa pergi mobil dari depan gerbang kost sebelum orang mengira yang bukan-bukan. Yudha tersenyum ketika ingat betapa cantik wajah itu ketika Yudha melihatnya secara dekat tadi. Yudha pikir bocah itu akan mengacau ketika mereka tengah makan malam tadi, nyatanya tidak! Dia malah bisa menjelma dengan begitu manis di depan Ningsih, membuat senyum itu tidak mau lenyap dari wajah Ningsih sejak kedatangan Karina tadi. "Nggak aku sangka, kamu punya sisi lain yang begitu sayang untuk dilewatkan, Rin. Atau selama ini aku yang terlalu egois menilaimu hanya dari sikap menyebalkan dan pemberontak yang selalu kau tunjukkan di hadapanku?" Yudha kem
Baca selengkapnya
BAB 29
"Sudah kau antar pulang, Yud?"Yudha yang baru saja turun dari mobil hanya tersenyum dan mengangguk, melangkah masuk ke dalam rumah, menghampiri Ningsih yang berdiri menantinya di depan pintu. "Aman, kan? Nggak kamu apa-apain anak orang, kan, Yud?" Tanya Ningsih penuh selidik pada pada anak lelakinya itu. Mata Yudha sontak terbelalak. Apa ibunya bilang? Memang Yudha hendak mengapakan Karina? Kalau mau sih Yudha ingin membawanya masuk ke dalam kamar dan .... Ah! Jangan, Yud! Jangan! Tidak boleh dia lakukan tindakan nekat itu. Yudha menghela napas panjang, "Memangnya mau Yudha apain sih, Bu? Kalau mau sudah dari dulu-dulu Yudha apa-apain." Jawab Yudha santai lalu meraih tangan ibunya, mencium punggung telapak tangan itu dengan penuh hormat. Tangan yang Yudha cium tiba-tiba melayang menarik telinga Yudha dengan gemas. Hal yang langsung membuat Yudha berteriak-teriak kesakitan. "Apa? Disuruh kawin dari kemaren-kemaren katanya no
Baca selengkapnya
BAB 30
Karina menggeliat, tubuh kekar itu menindihnya di atas ranjang. Tangan itu mengunci kedua tangan Karina di atas kepala, sementara bibir lelaki itu ... Karina hampir gila dibuatnya! Bibir Yudha dengan begitu sensual menyusuri telinga, leher hingga dada Karin. Beberapa kali bibir itu memagut bibir Karina dengan begitu liar. Seperti saat ini, bibir Yudha melumat bibirnya dengan sangat lembut. Membuat napas Karina terengah karena ciuman itu begitu posesif dan seolah tidak mau melepaskan Karina. Karina menghela napas panjang ketika bibir itu akhirnya terlepas. Mata mereka beradu, tatapan berkabut penuh gairah itu terpancar dari masing-masing mereka. "Sekarang, Rin?" Suara itu begitu lembut, seksi dan entah apa lagi, suara yang membuat Karina terpukau dan hanya mengangguk perlahan. Tampak olehnya senyum itu mengembang dia melepaskan tangannya yang mengunci tangan Karina, satu tangannya terulur ke bawa tubuh dan tidak perlu waktu lama benda hangat dan besar itu menyapa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status