All Chapters of Hello Wife, The Tyran Ceo.: Chapter 101 - Chapter 110
136 Chapters
Dia nyata?
Part belum di perbaiki. Typo bertebaran. Happy reading.***Malam ini Ellina berdiri di depan pintu apartemen yang akan dia tempati. Apartemen mewah di pusat kota yang memiliki empat puluh lantai itu selalu menjadi apartemen kedua terbaik setelah apartemen A di kota Z. Tangannya menggesekkan sebuah kartu dan pintu apartemen itu terbuka. Ruangan gelap itu menyambut tubuh kecilnya dengan tangan meraba dinding untuk menemukan saklar lampu. Ellina bernapas lega saat lampu ruangan menyala dan kemudian terpaku melihat luasnya apartemen yang akan dia tinggali. Semua perabotan yang ada tampak elegan dan sangat terawat. Dari sekali pandang saja, dia tahu bahwa semua yang dia lihat memiliki harga mahal dan di pesan dari negara luar. Masih mengamati, dia mulai melangkah dan menghidupkan satu lampu lagi agar apartemen itu terlihat jelas. Namun tubuhnya membeku, saat matanya melihat sosok Kenzie tengah duduk di sofa dan mengamati wajahnya dalam diam. Ellina menunduk dan membuat rambut panjang
Read more
Kenanganmu.
Part belum di revisi. Typo bertebaran Happy reading. ***Lander baru saja masuk dan merasakan udara yang tak nyaman. Matanya jelas melihat darah di atas meja dengan serakan gelas yang pecah. Lalu pada tangan Kenzie yang masih terluka dan tak terbalut apa-apa. "Tuan, tanganmu terluka," Kenzie mengangkat tangannya sedikit dan memeriksanya. "Ini tak sakit. Aku akan membersihkannya. Laporkan apa yang kau dapatkan,"Lander mencari kotak p3k dan memberikan pada Kenzie. Kenzie duduk kembali di atas sofa, sedangkan Lander membersihkan pecahan gelas kaca di atas meja. Setelah selesai, Lander tampak enggan karena tak melihat Ellina sedikitpun. Melihat tuannya terluka, dia menjadi khawatir pada keadaan Nona mudanya. "Tuan, Nona ...,""Dia tidur.""Luka ini,""Aku baik-baik saja. Jadi berikan saja informasimu,"Lander mengangguk dan duduk di bangku seberang Kenzie. Mereka saling berhadapan tapi bedanya Kenzie tampak fokus membersihkan luka di tangannya. "Seperti yang tuan katakan, keduanya
Read more
Tamu tak diundang.
Typo bertebaran. Part belum di revisi. ***"Aku ingat bahwa kita adalah orang asing," ujar Ellina dengan melirik Lexsi tak berminat. "Saat kita bertemu lagi, jangan menyebutku sebagai kakakmu, atau menyentuhku! Aku bukan anak dari keluarga Rexton," peringatnya sambil berlalu."Jadi kau benar-benar masih hidup?" tanya Lexsi dengan senyum tipis. Hatinya jelas berkecamuk hebat. Ada rasa tak percaya juga rasa benci yang dalam menekan jiwanya. Tapi dia memilih untuk tenang dalam menghadapi Ellina.Ellina berbalik dan tersenyum sinis. "Apa kau kecewa karena aku tidak mati?"Lexsi menarik tangan Ellina paksa. Membawa Ellina duduk dalam sebuah cafe yang sepi. Dia menatap Ellina berkali kali dan semakin menyadari bahwa gadis yang sangat ia benci itu terlihat baik-baik saja dan semakin mempesona. Itu membuat rasa bencinya naik kepermukaan, dia bahkan ingin menumpahkan teh panas yang dia pesan langsung ke wajah Ellina. Tapi dia tidak gila untuk melakukan itu semua. Dia masih mengingat bagaiman
Read more
Dia tunanganku.
Sore ini Ellina duduk manis di samping kemudi Ernest. Mereka berdua tengah menuju Maple Villa setelah akhirnya Ellina memilih mengadakan rapat singkat dengan bagian divisi IT terbaru perusahaan Ernest. Kehadirannya tak diragukan meski Ellina melihat banyak wajah baru yang baru dia temui. Namun pada akhirnya Alvian, Lykaios, dan Nero hadir dalam rapat dan lagi-lagi membuat keributan karena kedatangan mereka yang tiba-tiba. Seluruh karyawan bahkan tak bisa fokus karena mengetahui para pria yang tampan itu merupakan pewaris dari perusahan-perusahaan yang cukup baik di dalam negeri.Dan lagi-lagi Ernest mengamuk. Rapat itu belum selesai namun dia dengan cepat membubarkan melihat Ellina selesai memilih anggotanya. Itu hampir tak berubah, kecuali adanya satu orang tambahan dari Divisi IT terbaiknya selama dua tahun ini sebagai pengganti Ethan yang telah tiada. Saat ini mobil melaju dalam kecepatan sedang. Telepon Ernest bergetar pelan, dan Ellina menoleh saat melihat Ernest kesulitan menga
Read more
Rahasia besar.
* Flashback beberapa jam yang lalu*Kenzie menatap telepon genggamnya setelah sambungan telepon itu terputus. Wajahnya masih terlihat tenang dalam ruangan bernuansa abu-abu dan putih yang dipadukan dengan sangat apik. Tak jauh darinya, Lander terlihat mengamati beberapa kertas informasi yang baru saja dia dapatkan."Tuan," panggil Lander kemudian.Tanpa menoleh, Kenzie bertanya, "Ada sesuatu yang kau dapatkan?""Ini tentang masa lalu nyonya Delvina dan kecelakaan yang baru saja terjadi di keluarga Rexton."Kenzie menoleh dengan wajah datar. Menunggu Lander melanjutkan informasinya."Kecelakaan mereka benar-benar sangat mirip, tapi kami mendapatkan plat nomer sari cctv beberapa toko yang ada disana. Kami telah menelusurinya dan menemukan keluarga korban. Disini tampak terjadi keanehan.""Keanehan?"Lander mengangguk. "Keluarga dari korban mobil yang menabrak nyonya Vania dan nona Lexsi tampak hidup lebih baik setelah kematian korban. Perbedaan ini sangat jauh. Awalnya mereka hanya oran
Read more
Dia masih tunanganku.
Lander tersenyum miris mengingat tugas tuannya beberapa jam yang lalu. Saat ini tiba-tiba dia berjalan menuju Kenzie dan Ellina. Namun dengan sengaja, dia menabrakkan kakinya pada salah satu guci kesayangan Qianzie hingga pecah tepat di kaki Ellina."Oh, ya Tuhan, aku tak sengaja." teriak Lander sedikit panik. "Menyingkir," ucap Ernest langsung memeberi peringatan pada Ellina. Tatapan matanya fokus pada Ellina dengan mata terlihat sedikit khawatir. "Jangan bergerak, kacanya pecah dan berserak.""Guci kesayanganku," ujar Qianzie sedikit berteriak. Dia menutup mulutnya refleks dengan mata membulat tak percaya. Wilton segera menghampiri Qianzie dan menyentuh pundak istrinya. Menenangkan Qianzie yang siap histeris karena terlalu terkejut. Melihat kaca guci yang berserak membuat Kenzie dengan lembut menarik Ellina untuk lebih rapat ke tubuhnya. Dia mundur sedikit kebelakang agar mereka terhindar dari serakan kaca.Lander bergerak mendekat melihat Ernest yang mulai berjongkok untuk menyi
Read more
Aku pulang.
"Kak, pulanglah. Aku telah membersihkan kamarmu," kini Lexsi maju dan bersikap sangat manis, membuat Aldric tersenyum puas. "Oh, kau juga?" tanya Ellina dingin. "Hal apa yang kau siapkan di dalam kamarku? Apakah itu penuh dengan paku kecil agar melukai kakiku saat berjalan? Atau kau telah merencanakan sesuatuyang lebih besar? kino aku jadi penesaran," jawab Ellina dengan senyum dingin."Ellina," ujar Aldric dan Vania bersamaan. Tatapan Ellina beralih pada Aldric dan Vania. Satu tangannya menegang kuat meremas tas yang bergantung di pundaknya. "Maaf, tapi aku tak memiliki keluarga," ujarnya sambil berlalu."Tapi kak," kejar Lexsi. Tangannya menarik satu tangan Ellina kuat dan menahannya agar Ellina tidak pergi. Dia jelas bisa melihat bagaimana kulit Ellina mulai memerah di bawah gengaman tangannya. "Kau salah paham. Ayah sama sekali tak mengeluarkanmu dari daftar keluarga. Kita berdua sama-sama anak luar. Kau tahu, aku juga bukan anak kandung ayah, kau tak perlu berkecil hati. Kita
Read more
Ayah, dia gila!
Malam ini Ellina benar-benar kembali ke kamarnya di rumah keluarga Rexton. Dia meneliti seisi kamarnya meski tak banyak yang berubah. Selain barang-barangnya yang raib sejak dia tinggalkan dua tahun lebih yang lalu. Berdiri di dekat jendela, menatap halaman luar samping dari balik kaca jendela. Sosoknya yang ramping, dalam balutan piyama hitam tampak sangat rapuh dengan rambut panjang yang tergerai. Kedua tangannya tersilang di depan dada dengan ekspresi wajah tenang. Sangat tenang meski waktu telah berlalu dari tengah malam. "Bukankah ini lucu? Dulu aku lari bahkan ingin sekali keluar dari rumah ini, tapi hari ini, aku kembali. Kembali dan bahkan mengalami malam panjang yang buruk kembali," desis Ellina lirih. Mata Ellina terpejam rapat. Semua ingatan dari dua tahun lalu kembali terbayang. Dari awal saat dia diberi kesempatan untuk memulai kembali kehidupan. Lalu lari dari takdir yang mengikatnya bahkan harus berusaha sekuat tenaga untuk merubahnya. Tapi hari ini, dia berencana
Read more
Apakah ini benar?
Dua hari kemudian, Ellina duduk tersenyum mulut menikmati sebuah apel merah yang segar. Dia sudah tahu semuanya. Ayahnya memasukkan Lexsi ke rumah sakit jiwa. Dia bahkan tak menyangka bahwa semua akan sangat menguntungkan untuknya. Dia hanya memainkan bagiannya dan melukai dirinya tanpa takut. lawlu menyerahkan semuanya pada takdir dan hari ini dia mendapat kepuasan yang terduga. "Kau puas?" Ellina menoleh, menatap Lykaios yang masih mengupaskan apel untuknya. Tangan pria itu terulur memberikan potongan apel yang telah di kupas.meski hari mulai menjelang malam, pria itu tampak tak akan beranjak dari duduknya untuk terus memperhatikannya."Kau pasti sangat senang," imbuh Lykaios mendapat anggukan cepat dari Ellina. Mata Ellina mengerling nakal sesekali. Dua sudut bibirnya meringkuk membentuk senyum malu dengan raut wajah tidak tahu apa-apa. "Dia melewati batasnya. akwu hanya melindungi diriku,"Lykaios menggeleng dengan senyum tipis. Dia tak akan percaya pada alasan gadis di dekatny
Read more
Kontrak kerjasama.
Pagi ini Ellina terihat jauh lebih segar dan membaik. Matanya meneliti tumpukan buku juga buket bunga mawar biru lengkap dengan buket coklat yang telah tergeletak di meja nakas di samping tempat tidurnya. Tangannya tak tergerak sama sekali untuk menyentuh salah satunya. Tapi minatnya berubah baik saat pintu ruangannya terbuka dan sosok Vania masuk dengan tergesa."Kau sudah bangun?" Ellina menahan senyumnya, bertindak seolah dia benar-benar baru bangun dari tidurnya. "Oh, Ibu menungguku?" tanyanya tanpa rasa bersalah meski dia tahu Vania telah dua kali datang pagi ini untuk bertemu dengannya. Dia sengaja menutup matanya seolah tidur nyenyak dan tak tergerak pada siapapun yang datang. "Ell, kau harus membantu ibu. Ibu mohon, hanya kau yang bisa membantu,"Tatapan Ellina bergeser, seakan berminat pada permintaan Vania. Dia menahan rasa ingin tahunya dengan tatapan tak mengerti. "Apa yang bisa kubantu?""Keluarkan Lexsi dari sana. Dia tidak gila. Ayahmu tak mendengarkan permintaanku
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status