All Chapters of DUKU (DUDA KUAT): Chapter 51 - Chapter 60
100 Chapters
50. Kabar Sakitnya Salsa
Video siaran langsung akad yang di rekam oleh Ramlan tentu saja secara otomatis sempat tersebar ke media sosial, walau setelah itu Ramlan menghapusnya, tetap saja bagi sebagian orang yang terlanjur membagikan, peristiwa menggemparkan di hari pengantin Salsa mendadak jadi trending topik baik di Instagram maupun Twitter.Banyak yang mengiba pada Salsa dan mengutuk keras Fajar. Video berdurasi hampir tiga menit itu ternyata juga sampai pada akun media sosial Satria. Dua orang wanita datang dan berteriak pada pengantin lelaki yang tidak lain adalah Fajar dan saat itu baru saja sah menjadi suami dari Salsa. Pengakuan mengejutkan wanita itu dengan suara lantang dapat didengar cukup jelas dari video. Satria terdiam dan hatinya bagai diremas kuat. Ia memang tidak berjodoh dengan Salsa, tetapi ia mengenal cukup baik wanita itu dan ia menganggap Salsa sebagai saudara. Hatinya panas dan ingin sekali memukul telak wajah Fajar. Namun sekali lagi, ia tidak berhak
Read more
51. Salsa Dijenguk Satria
"Memangnya kamu minum berapa telur ayam kampung?" tanya Bu Mae pada menantunya. "Dua butir, Bu," jawab Haya dengan suara lemah. "Madunya?""Dua sendok.""Salah, harusnya telur dua kilo di dapur itu habiskan semua. Pagi setengah kilo, siang setengah kilo, sore setengah kilo, malam setengah kilo lagi. Madunya satu botol besar yang ada di dapur. Harus dihabiskan baru kamu kuat melawan penjajah yang bernama Asep itu," terang Bu Mae sambil melipat tangannya di dada. Tidur yang tidak tuntas karena harus membawa menantunya ke rumah sakit, membuat emosi Bu Mae sedikit tidak terkontrol. Ia mengantuk dan butuh istirahat, namun sejak Satria menikah, ia tidak pernah bisa tidur lelap dalam beberapa hari. Pasti ada saja yang harus ia kerjakan tengah malam buta seperti ini. "Bu, kalau Haya kebanyakan makan telur dan minum madu, apa tidak over dosis. Haya takut bisa berkokok kalau makan telur sehari dua kilo. Nanti pas saya hamil, la
Read more
52. Salsa Dibawa Ke Singapore
Satria berjalan dengan lunglai menuju kamar perawatan istrinya. Hatinya begitu pedih melihat keadaan Salsa yang sangat tidak baik-baik saja. Kemalangan yang menimpa Salsa sangat membuatnya syok sekaligus sedih. Salsa gadis baik, berprestasi, dan bisa dikatakan sukses, tapi ia harus dipertemukan dengan lelaki seperti Fajar yang belum satu menit sah menjadi suaminya sudah membuat Salsa depresi. Satria duduk bersandar di sofa sambil menutup wajahnya dengan lengan kanannya. Air hidungnya sesekali masih ia tarik sisa menangisi Salsa di ruang isolasi tadi. Bu Mae sampai terbangun mendengar suara Satria yang seperti tengah menangis.Ia memicingkan mata, lalu menggosok kedua matanya dengan kuat. "Satria, kenapa lu?" tanya Bu Mae penasaran. Ia duduk mendekat pada putranya, lalu memegang pundak Satria dengan lembut. "Bu, Salsa ....""Iya, Salsa kenapa?" tanya Bu Mae dengan berbisik."Salsa dirawat di lantai 5 di rumah sakit ini.""Ya Allah
Read more
53. Permintaan Haya
Menyesal juga percuma. Semua sudah terlambat dan tak ada yang bisa dilakukan Satria selain meminta kepada Sang Pencipta agar Salsa diberi kekuatan dan kesembuhan. Haya melihat suaminya yang banyak diam hari ini, biasanya ia selalu saja cerewet menanyakan ini dan itu, tetapi sampai magrib menjelang, Satria hanya berbincang seperlunya dengan dirinya. Apa yang terjadi pada suaminya? Apa ada kaitannya dengan Ramlan yang beberapa kali menelepon suaminya? Ponsel Satria yang sedang diisi daya, tengah tergeletak di meja dekat brangkarnya. Rasa penasaran membuat Haya memberanikan diri untuk membuka ponsel suaminya. Kode akses membuka ponsel pun sudah ia hapal, sehingga dengan mudah ia membuka perangkat itu. Matanya naik turun menjelajah pesan masuk terutama dari Ramlan. Tak ada nama Ramlan di sana, tetapi di kontak panggilan tertera nama temannya. Apa yang terjadi? Kenapa suaminya menghapus pesan dari Ramlan? Apa ada yang disembunyikan? Apa suaminya ten
Read more
54. Sesak Napas
Satria pulang ke rumah pukul sebelas malam. Ia sengaja pulang paling terakhir bukan karena pekerjaan yang banyak, tetapi karena ingin menenangkan pikirannya. Seorang karyawan yang sudah ia anggap suadara sendiri, harus pergi dari bengkelnya hanya karena salah paham. Jika saja Haya tidak cemburu dan menganggap Salsa adalah hanya bagian dari masa lalu suaminya ini, tentu tidak akan begini jalan ceritanya. Satria masuk ke dalam rumah dengan motornya. Lalu ia mengunci pintu kembali dengan perlahan. Ia tidak mau kepulangannya membangunkan ibunya dan juga Haya yang sudah terlelap. Satria tak lantas masuk ke dalam kamar. Ia membuka baju kausnya untuk menghilangkan rasa gerah dan keringat. Satria duduk di sofa depan televisi sambil memainkan gadgetnya. Semua kontak ia periksa, maksud hati ini melihat bagaimana keadaan Salsa yang sebenarnya. Jujur di hati kecilnya masih tersisa sedikit rasa khawatir. Bukan karena ia menyukai Salsa, tetapi lebih pada rasa empati.&nbs
Read more
55. Musibah yang Menimpa Satria
Satria berteriak meminta tolong saat Haya merasakan napas yang sesak. Pundak istrinya turun naik dengan cepat, serta wajah kaku karena hanya sedikit sekali mampu menyerap oksigen."Ada apa, Satria?" tanya salah satu warga yang datang menghampiri Satria di depan rumahnya."Pak Slamet, tolong saya, Pak, istri saya sesek napas, saya mau membawanya ke rumah sakit," jawab Satria panik. "Bu Mae mana? Itu ambulan masih parkir," tunjuk si Bapak di halaman rumah Satria. "Ibu ke pasar, gak bawa HP juga, ketinggalan HP-nya," jawab Satria tak sabar."Wah, pagi gini orang semua pada repot, Sat, kamu bawa aja istri kamu ke rumah sakit, kunci ambulan ada'kan?" Satria mengangguk cepat. Kenapa ia baru sadar bisa membawa istrinya sendiri ke rumah sakit? Lalu Samudra? Balita itu masih tertidur."Samudra saya titip siapa ya?" "Tuh, Mak Piah lagi jemur giginya! Eh, maksud saya lagi jemur cucian. Titip Mak Piah aja, nanti juga ibu kamu pu
Read more
56. Usaha yang Berantakan
Satria sudah berada di bengkel utamanya; peninggalan almarhum ayahnya yang telah habis dilahap si Jago merah. Bukan hanya bengkelnya, tetapi juga tiga ruko di samping kanan dan kirinya, serta satu rumah warga. Tidak ditemukan adanya korsleting listrik setelah dicek oleh petugas. Pihak berwajib masih menyelediki penyebab utama kebakaran. Lelaki itu terduduk lemas dengan lima orang stafnya yang lain. Tak ada yang bisa diselamatkan dan tersisa dari bengkelnya. Semua hangus terbakar. Ingin sekali ia menangis, tetapi tidak bisa. Air matanya tertahan dengan keadaan hati yang seperti tengah dihantam batu besar. Entah apa yang harus ia katakan pada ibunya perihal ludesnya usaha utama keluarganya. Ia berharap ibunya tidak sakit dan syok mendengar kemalangan mereka saat ini. "Jadi bagaimana, Bos?" tanya Sapto pada Satria. "Gue bingung, To. Maaf ya teman-teman, kalian terpaksa saya rumahkan dulu, sampai saya dapat lokasi bengkel baru atau, mu
Read more
57. Fajar yang Berang
Mendengar nama Satria yang disebut istrinya, tentu saja membuat Fajar berang. Lelaki itu berhasil dikuasai oleh setan, sehingga kini ia berusaha untuk menanggalkan pakaian tidur Salsa. Wanita itu tidak melawan, ia hanya diam saja walau tubuhnya tersentak ke sana-kemari karena perbuatan suaminya. "Berani sekali kamu menyebut nama pria lain di depan suamimu? Heh? Kamu belum tahu kalau aku marah seperti apa?!"SrekSrekBaju piyama Salsa berhasil dirobek oleh Fajar. Lelaki itu melemparkan bagian atas piyama ke lantai dengan kasar. Matanya membulat sempurna saat melihat tubuh mulus Salsa yang sangat sempurna. Payuda*Anya padat berisi di balik bra yang tidak memakai busa itu. Tanpa busa pun, payuda*a Salsa sudah sangat menggodanya. Fajar semakin kalap, ia mendorong tubuh Salsa hingga terhentak di ranjang. Ia paksa kedua kaki istrinya untuk lurus dan dengan tak sabarnya, Fajar menarik celana panjang itu dengan kuat. Salsa pun kini hanya memakai
Read more
58. Satria Jujur Pada Ibunya
Satria merasa perlu merenung sejenak sebelum ia mengatakan hal yang sebenarnya pada ibunya. Lelaki itu duduk di warung kopi sambil mengisap rokok. Sudah dua jam Satria di sana dan tidak ingin beranjak. Kopi sudah berganti dengan gelas yang lain, tetapi ia belum juga menemukan cara yang tepat untuk menceritakan pada ibunya. Satria tak sanggup jika ibunya harus ikut-ikutan sakit memikirkan usaha yang dirintis suami tercintanya hangus terbakar. "Bang, tambah kopi lagi," ujar Satria pada penjaga warung. "Oke," jawab pemuda itu dengan senyuman. Tentu saja ia senang jika ada pelanggan yang nambah bergelas-gelas kopi di warungnya. Satria bahkan sudah menghabiskan satu bungkus rokok untuk menenangkan pikirannya, tetapi ia belum juga menemukan jalan keluar. Pikirannya buntu dan tidak tahu harus berbuat apa. Membayangkan bagaimana reaksi ibunya nanti membuat dirinya tak sanggup berpikir.Satria mengambil ponselnya. Sudah jam sepuluh malam dan ia t
Read more
59. Bu Mae Jatuh Sakit
Satria terpaksa melarikan ibunya ke rumah sakit akibat serangan jantung. Penyakit lama yang sudah tidak pernah kambuh, kini kembali menyerang ibunya tercinta setelah mendengar kabar usaha almarhum suaminya ludes terbakar. Lagi-lagi Samudra dititipkan di Mak Piah karena Bu Fitri sedang pulang kampung. Satria tidak punya pilihan lain, selain menitipkan anak sambungnya di sana. Dengan menggunakan mobil yang sudah lama berdiam diri di garasi, Toyota Vellfire putih, Satria membawa ibunya ke rumah sakit. Syukurlah Bu Mae ditangani dengan cepat karena Satria membawanya ke rumah sakit terdekat. Beda dengan rumah Sakit Haya yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Bep! Bep!Ponselnya berdering dan kontak istrinya yang muncul di sana.["Halo, assalamualaikum."]["Bang, ke mana? Kok belum ke rumah sakit? Saya takut sendirian tidur di sini. Kalau saya disuntik mati sama orang jahat gimana? Abang kapan datang?"]["Haya, maafin Abang,
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status