Semua Bab Kawin Culik Sang Jenius: Bab 21 - Bab 30
109 Bab
21. Serangan Suku Perompak (2)
. . . “Tuan Silahkan.” Seorang wanita bepakaian sexy terlihat sedang menuangkan minuman anggur ke dalam gelas milik Jayden yang masih kosong itu. Sesekali, wanita itu terlihat sengaja mempertontonkan lekuk tubuhnya yang menonjol untuk menarik hati orang yang sedari tadi hanya diam saja disana. Bersama para temannya, malam ini, Jayden memang menghabiskan waktunya untuk minum di sebuah club malam di kota itu untuk melepas semua rasa lelah setelah mereka menyelesaikan rapat yang begitu menegangkan di perusahaan milik keluarganya. “Jay. Kemana saja kau hah?!” Salah satu temannya menepuk bahu pria itu sembari menggandeng seorang dancer bersamanya. Benar. Jayden sudah beberapa lama ini sudah jarang terlihat di setiap rapat perusahaan rekanan mereka. Bahkan, untuk mendapatkan persetujuan Jayden, mereka harus mengirimkan beberapa dokumen terlebih dahulu melalui asistennya. Tentu teman-temannya yang juga merupakan clients perusahaannya itu berp
Baca selengkapnya
22. Kedatangan Jayden!
. . . Pagi telah menyingsing di pulau Heina. Mawar dengan tubuhnya yang masih sedikit demam saat ini merasakan sebuah kehangatan dari kedua lengan kekar yang saat ini sedang memerangkap seluruh tubuhnya. Rasanya benar-benar sangat nyaman seakan ia adalah anak ayam yang sedang didekap dalam perlindungan induknya. Tanpa sadar menggesekkan hidungnya ke dada lapang itu, Mawar memilih melanjutkan tidurnya karena saat ini dirinya tidak memiliki cukup tenaga untuk terbangun. Sebelumnya, semalam saat Mawar telah pingsan di ruang bawah tanah. Tanpa Mawar ketahui, peperangan dipantai itu semakin memanas saat rakyat suku Henai membalas serangan dari para perompak dengan anak panah yang mereka miliki. “Tetua. Panah kita hampir habis!” Teriak seseorang yang saat ini telah berada di pinggir pantai di depan rumah itu berada. Ya. Mereka semua telah berhasil menyerbu, sehingga mereka bisa menguasai pesisir pantai itu! Tetapi sepertinya, kemenangan seme
Baca selengkapnya
23. Ulah si Tua Bangka Li!
. . . Ketika sedang memutar rekaman video tangkapan burung hantu itu beberapa hari yang lalu, tiba-tiba Jayden mencium adanya sesuatu yang tidak beres. Disana, dipantai itu! Beberapa hari yang lalu rupanya ada seorang penyusup yang telah melihat keberadaan Mawar di kediamannya. “Shit!” Jayden terlihat memperbesar layarnya untuk melihat lebih rinci siapa pria yang sedang mencari kerang disana dengan mengenakan pakaian adat suku Henai. Tidak mungkin. Setelah mengetahui ciri-ciri orang itu, Jayden kemudian melajukan kembali video itu sampai disaat para tetua menghampirinya. Dan benar saja, pria penyelundup itu juga ada disana! Mengeratkan gigi-giginya yang mulai bergemeretak, Jayden kemudian mengunduh sebuah rekaman dari satelit yang dimilikinya hingga ia mendapati penampakan dua orang dipulau kecil yang sepertinya dikenalnya. Apakah itu adalah si tua bangka Li?! Batinnya dalam hati sembari melihat penyelundup kurus yang juga ada bersama
Baca selengkapnya
24. Mulai Terpesona?
. . . Mawar yang telah terbangun dari tidurnya samar-samar dapat mendengar suara riuh dari luar rumah yang ditinggalinya. Tunggu. Dimana dirinya saat ini?! Meraba-raba sekitarnya, Mawar mendapati dirinya sedang berada di atas ranjang berukuran king size milik Jayden. Apa yang terjadi?! Semalam, Mawar mengingat jelas bahwa dirinya berada pada ruang bawah tanah bersama bibi Hans di-iringi suara anak panah yang terus menghantam rumah mereka. Lalu dimana suku perompak itu?! Dengan tergesa-gesa Mawar lekas beranjak dari tidurnya, tetapi dirinya merasakan sebuah rasa nyeri pada lengannya yang telah diperban dengan sangat rapi. Apakah bibi Hans yang melakukannya? Lalu bagaimana perompak itu bisa pergi begitu saja dan membiarkan mereka selamat?! Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiran wanita itu sehingga dirinya kemudian segera bangun perlahan-lahan dari sana untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Keluar dari kamar yang ditinggal
Baca selengkapnya
25. Kekhawatiran Rasyid
. . . Brak! Sialan! Umpat Mawar dengan lirih. Ia tidak menyangka jika dia akan mempermalukan dirinya sendiri seperti itu. Tidak! Ia tidak boleh tenggelam dalam pesona bocah brengsek ingusan itu. Tidak boleh!! Menepuk-nepuk pipinya, Mawar mencoba mengingatkan dirinya sendiri yang sepertinya mulai melakukan hal-hal diluar kendalinya sebelum akhirnya ia melihat Jali sedang membersihkan lantai yang ada disana. Nging! “Hai. Jali.” Sapa Mawar kepada robot yang telah mengedipkan lampu hijaunya tersebut. Melihat Jali merespon perkataannya, sebuah senyuman seketika timbul di wajah Mawar. “Eh. Aku sangat bosan. Kau tahu tempat yang bagus tidak untuk bersenang-senang?” Mawar bertanya sembari duduk berjongkok menghadapi robot yang sepertinya mengerti dengan maksud perkataannya. “Baik. Kalau begitu tunjukkan kepadaku ya.” Pintanya kepada Jali yang langsung dibalas dengan sebuah kedipan lampu berwarna hijau. Nging! Dari sana,
Baca selengkapnya
26. Berciuman (1)
. . . “Eh…?” Mawar yang saat ini tertidur di bawah pohon palem yang ada di taman bukit itu merasakan sesuatu menyentuh perutnya. Jali, robot itu sungguh sangat jahil! Pikirnya dalam hati. “Jali, jangan begitu.” Gerutunya tidak senang dengan keusilan robot bulat itu yang ia kira sedang bermain dengannya. Memiringkan tubuhnya, Mawar kemudian dapat merasakan sesuatu itu kembali menyentuh pahanya hinga ia merasa sangat terganggu. “Jali, sejak kapan sih kau jadi usi-“ Sebelum ia bisa mengatakan ‘usil’, rupanya kata-katanya itu terpotong begitu saja saat dirinya melihat sosok pria busuk yang ingin dihindarinya telah berdiri disampingnya sambil memegang sebuah cabang kayu kecil yang dipakai untuk membangunkannya. “Apakah enak tidur disini?” Kata Jayden kemudian sembari menyentuhkan ujung cabang itu ke bahu Mawar untuk menyibak rambut panjangnya yang tertiup angin itu ke belakang. “Enak! Tentu saja enak! Dasar kau brengse-“ Mawar sanga
Baca selengkapnya
27. Berciuman (2)
. . . “Ehem! Nyonya. Silahkan makan dulu.” Mengaburkan pemikiran Mawar akan salep serangga, bibi Hans yang sepertinya mengetahui segala hal itu kemudian meraih tangan Nyonyanya yang bangun dari sofa itu untuk menuju ke meja makan yang telah disiapkannya. Perlahan, Mawar yang berjalan kesana dapat melihat pria berkaos hitam dan bercelana putih itu tengah berfokus dengan makanannya diujung meja yang disebelah sana. Sedangkan diujung yang berseberangan, Mawar yang duduk menunggu makanannya, sepertinya tidak tahu dengan apa yang harus ia katakan karena barusaja ia juga melihat bibir pria itu membengkak! Tidak! Apakah kejadian di mimpinya adalah sebuah kenyataan?! Mawar kemudian mengedip-ngedipkan matanya kembali untuk mengingat-ngingat kejadian tadi siang dimana ia dan Jali berada di taman bukit yang ada di belakang rumah. Setelah itu, ya, ia sedikit bertengkar dengan Jayden karena pria itu menyentuhnya dengan ujung cabang kayu dengan sembarangan.
Baca selengkapnya
28. Berbaikan? (1)
. . . Malam harinya, Mawar telah menyelesaikan rutinitasnya sebelum tidur. Dengan rambut panjangnya yang telah dikeringkan dengan hairdryer, ia kemudian keluar dari kamar mandi dan bergegas menempatkan dirinya di atas lantai dingin yang hanya beralaskan karpet bulu berwarna putih. Bagi Mawar, keberadaan karpet itu sudah cukup baginya untuk tidur dibandingkan dengan pengalaman di malam pertamanya yang tidur di atas lantai tanpa memakai sehelai alas apapun. Membaringkan tubuhnya berlawanan arah dengan ranjang utama di kamar itu, Mawar sedikit mengernyitkan alisnya karena ia menindih lengannya yang masih terluka akibat goresan anak panah yang semalam didapatkannya. Sedikit menahan sakit, Mawar teringat akan obat-obat pereda nyerinya yang malam ini belum sempat ia minum sehingga ia kemudian beranjak bangkit dan menuju ke mini bar disudut kamar itu untuk mengambil segelas air dan beberapa butir obat. Jayden yang sedang sibuk dengan laptopnya di ata
Baca selengkapnya
29. Berbaikan (2)
. . . Membaringkan tubuhnya disamping Mawar, Jayden kembali melihat bahu wanita itu yang masih naik turun. Apakah wanita itu masih menangis? Lantas, Jayden mulai teringat dengan kata-katanya yang pedas pada wanita itu di meja makan sebelumnya. “Ciuman itu hanya sebuah kecelakaan.” Jayden tiba-tiba teringat dengan kata-kata yang diucapkannya kepada Mawar sebelumnya. Dalam hatinya, ia membatin, apakah Mawar sekarang masih terluka dengan perkataan itu?! Sebenarnya, tentu saja, dirinya tidak bercanda dengan ciuman itu. Ia sungguh-sungguh ingin menciumnya dari sejak dirinya dipanggil Jali! Bahkan dahulu, disetiap mimpinya, ia selalu memimpikan bisa berciuman dengan Mawar. Katakanlah bahwa sejak kuliah, dengan penampilannya yang culun itu, dia telah menjadi pria mesum dengan mimpi-mimpinya yang basah terhadap wanita itu. Tetapi begitulah adanya. Mawar, dahulu memang selalu menjadi fantasinya! Menyesali perkataannya yang sepertinya telah mere
Baca selengkapnya
30. Kode Rahasia (1)
. . . Ting! “1134.xxSPY.” Sebuah pesan terdengar pada dini hari yang seketika membangunkan Jayden dari tidurnya. Sedikit mengamati kode rahasia yang sempat dibacanya, pria itu kemudian bergegas menyambar jaket dan perlengkapannya untuk segera pergi menuju ke suatu lokasi yang misterius. “Tuan. Apakah saya perlu membangunkan Nyonya?” Tanya Bibi Hans yang telah menunggu pria itu di depan pintu utama. “Tidak perlu. Berikan ini padanya.” Pinta Jayden yang membuat bibi Hans bertanya-tanya setelah membaca beberapa poin catatan pada kertas yang ditulisanya. “Tuan. Apakah anda yakin?” bibi Hans sebenarnya masih bingung dengan isi catatan itu sehingga ia ingin memastikannya sekali lagi. Dirinya tentu tidak mau melakukan kesalahan apapun yang mungkin disebabkan oleh kesalahan dalam membaca atau semacamnya. “Tentu saja. Aku pergi dulu.” Terangnya sembari berlalu dari rumah itu. Jayden saat ini, ketika dirinya terbangun dan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status