"Kita pulang dulu, Ayah, Bunda."Aku menyalami kedua orang tua yang baru saja bertemu denganku tadi. Rasanya, singkat sekali. Namun, aku juga harus pergi sekarang. Kami tidak bisa terlalu lama di sini. Ada banyak hal yang harus diurus. "Hati-hati, Sayang. Banyak sekali yang mengincar putri Bunda ini." Bunda mengusap rambutku. "Nara tolong jagain Nay, ya. Dimana pun, kamu akan ikut dengannya, kan?" "Iya, Ratu. Nara ikut dengan Nay nanti. Membantunya."Bunda tersenyum padaku. Dia mengusap kepalaku. "Kamu tenang aja. Nanti bakalan ada pengawal yang tidak kelihatan membantu kamu. Akan selalu ada pertolongan untuk anak Bunda.""Makasih, Bunda." Aku tersenyum, memeluk Bunda sekali lagi. Setelah Bunda, aku beralih ke Ayah. Dia tersenyum, terlihat bangga melihatku. "Akhirnya, setelah berpuluh-puluh tahun berpisah, kita ketemu juga, Nak. Tapi harus kembali berpisah hanya dalam pertemuan singkat."Aku menundukkan kepala. Fakta itu memang benar. Ah, aku jadi merasa bersalah sekarang. "Ini
Read more