Semua Bab Menantu Super Kaya: Bab 521 - Bab 530
577 Bab
539. Melvin vs Greg
“I’m here, Madam, are you okay?” Davin keluar sembari menyunggingkan senyum kecil.“Ahh, aku kira kau akan pergi meninggalkanku dan tertawa puas begitu melihatku tidak berdaya seperti ini.”“I’m not an evil, i’m still human who have a little heart,” canda Davin. “Santai saja, aku bukan penghianat yang meninggalkanmu begitu saja.”“Ternyata kau orang yang cerewet ya ... canggungmu padaku tiba-tiba hilang. Aku menyesal kau mengungkap identitasmu lebih awal.”Setelah berbincang sejenak, suster datang dan hanya mengizinkan satu orang saja untuk menunggui di dalam ruangan.Jam malam rumah sakit diberlakukan nanti pukul delapan.Setelah berunding, Gerald yang bertindak sebagai penjaga, sedangkan Lisa akan ikut Davin pulang ke rumah.“Jaga anakku, Davin, sebentar lagi aku akan memiliki cucu.”“Mama, jangan begitu, aku kan tidak ingin i
Baca selengkapnya
540. An Curious Message
Setelah Melvin membiarkan ayahnya berlaku sesuka hati, kini dirinya mulai melawan.“Cuih, sudah lama sekali sejak aku merasakan rasa darah segar seperti ini. Terima kasih, Ayah, kau sudah membuat tenagaku pulih.”Setelah tiga kali meludahkan darah dari bibir dan lubang hidungnya ke tanah, Melvin menerjang dengan satu pukulan yang bisa dihindari oleh Paul.“Pukulan kuda beton, ternyata kau yang mengajarinya, Greg.”“Pesanku hanya satu, Paul, hati-hatilah. Pukulan yang dimiliki anakmu jauh lebih kuat daripada milikku.”Beberapa tahun silam saat Greg beradu argumen dengan Paul yang masih menyembunyikan identitasnya dan mengaku sebagai Mr. G,Mereka berdua saling terpancing emosi dan berakhir dengan adu pukul di sebuah ruang tengah kecil dekat Raeburn Place yang dijadikan sebagai ring.Tidak ada wasit, hanya tiga penonton -termasuk Hans -yang ikut menyaksikan pertarungan antar dua pemimpin Orchid sekali
Baca selengkapnya
541. Kehangatan Malam
Setelah memanjakan tubuh di sofa empuk yang menjadi singgasana Rara sehari-hari, Davin membuka pesan masuk dari Melvin.Betapa kagetnya ekspresi Davin yang langsung disambut dengan kecurigaan Lisa.Belum ada tiga langkah perempuan itu menuju dapur dan ingin membuatkan kekasihnya kopi panas, ia langsung berbalik.“Ada apa, ceritakan padaku ... sesuatu yang aneh, ataukah Melvin tertimpa suatu musibah?”“Tidak, ini lebih gawat. Keadaan semakin rumit dan aku harap kita semua baik-baik saja.”Davin menyibakkan selimutnya, bangun dan menopangkan kepalanya di siku, memandangi Lisa.Ia tidak rela jika bulu mata panjang dan tebal milik Lisa terserempet bahaya dari orang-orang Lone Werewolf.Belum lagi pertemuan pertama antara Melvin dan Paul tidak menemui titik terang dan malah mengakibatkan perpecahan baru.Setelah sebelumnya Davin yang memancing konflik, kini giliran Melvin yang sekali lagi membangunkan singa y
Baca selengkapnya
542. Kehangatan Malam 2
Dua menit fore play sudah dilakukan dan Lisa sepertinya sudah basah dan tidak tahan lagi untuk segera melakukannya.Meskipun hamil, itu tidak menyurutkan tenaganya untuk membuat Davin sampai loyoh dan tidak berdaya.Malam terus melaju, kini Lisa meminta untuk mengambil alih keseluruhan tubuh Davin.“I’m on top, Baby, give me your body and love.”“Aku sangat siap untuk memberimu semuanya.”Malam itu dilalui dengan penuh gairah, hasrat, sensual, dan tentunya penuh dengan cinta. Desahan demi desahan terus digaungkan.Rumah tiga lantai yang kosong dan hanya dihuni sepasang kekasih, raja dan ratu, seperti menyewa sebuah hotel bintang mewah dan bebas menikmati seluruh ruangan yang ada....Pagi sudah tiba dan Davin masih terbaring lemas karena Lisa memaksanya agar keluar sampai kali ketiga.Setelah mencapai puncak kenikmatannya, barulah Lisa mempersilakan Davin untuk beristirahat karena tidak tega
Baca selengkapnya
543. London Utara
Dari balik persimpangan dekat dengan The Doom kafe, samar-samar Reyhan mendengar tiga orang yang sedang berdiskusi, bahkan sampai mereka bertiga duduk di samping meja yang ia pesan.Pagi itu memang cerah, tapi mungkin informasi yang akan didapatkannya lebih cerah.Dalam kesunyian yang dibalut musik Jazz, ada sebuah pengakuan tentang sosok penghuni kebun Livingston yang hijrah menuju London Utara.Tiga orang berkaos lengan panjang dengan jaket yang sudah dititipkan itu terus mengobrol tanpa sadar Reyhan menguping.Ketiganya mungkin adalah penanam saham di salah satu kebun milik Mike dan sekarang bingung tentang kepertian lelaki itu.Sebelumnya, Davin pernah menceritakan jika ada beberapa orang yang menaruh minat untuk menggelontorkan dana guna membuat kebun yang ada di Livingston itu lebih maju lagi.Sudah seharusnya bagi Mike untuk mengganti tekhnik berkebunnya menjadi lebih upgrade karena dunia semakin maju dan teknologi makin canggih pula.Entah keberuntungan macam apa yang menimpa
Baca selengkapnya
544. Rahasia Semakin Terang
"How are you, Rey?" tanya Davin, dengan logat Skotlandia nya yang begitu khas."I'm fine, Sir.”"Is there any problem? I can find it from your face.""No, Sir, just a litte problem."Reyhan mengucapkan terima kasih pada pelayan perempuan yang mengantarkan teh daun mint miliknya, lalu menghadap Davin kembali."Apa Anda melihat tiga orang dengan topi hitam dan kaos atau jaket dengan warna yang sama?""Banyak sekali, Rey, apalagi orang-orang yang berjalan di depan Waverley Mall tadi.""Bukan itu, Tuan, ish ... maksudku tiga orang yang baru saja keluar dari kafe ini.""Mmm, sepertinya aku melihat ... mungkin tidak juga. Bagaimana denganmu, Sayang?"Lisa yang sedang melirik menu makanan di samping Davin, langsung memalingkan wajah karena sedikit terkejut."Ehh, kau tanya apa?""Tentang tiga orang berpakaian serba hitam yang baru saja keluar dari kafe ini, apa kau melihatnya?""Sepertinya tidak, tadi saat jalan, kita cuma papasan sama dua pasangan dan gerombolan anak muda yang sedang berpes
Baca selengkapnya
545. Adik Kandung Iblis Colin
Karena Lisa sedang hamil dan ingin dimanja oleh Davin, perempuan itu merengek ingin ikut menuju London Utara.Setelah dilarang, alasan lain keluar.“Aku tidak mengizinkanmu pergi sendiri dan harus ditemani seseorang.”Berbicara seperti itu kepada Davin merupakan langkah yang salah.Sebagai seorang Tuan Muda, ia bebas mengajak siapapun. Bahkan, tidak menuntut kemungkinan, Mr. Smith juga diajaknya.Tapi yang pasti, Melvin akan menemani kepergian Davin. Bisa jadi juga Reyhan atau malah Greg.Usai sarapan dan berbincang sekilas di kafe The Dome, mereka bertiga kembali ke rumah masing-masing.Tak lupa, Davin meminta Lisa agar membungkus beberapa menu yang ada untuk sarapan pagi Gerald di rumah sakit.“Bukankah ini terlalu mahal untuk papa dan mamaku?”“Sudahlah, pesan saja sekalian biar kita tidak bolak-balik turun dari mobil.”“Ehm ... saldonya tidak terbatas nih.”Lisa sejenak lupa kalau kekasihnya adalah seorang Tuan Muda Edinburgh dengan harta kekayaan yang tidak diragukan lagi.Semenj
Baca selengkapnya
546. The Dome
Seorang lelaki langsung menyerahkan sebuah bingkisan kecil dan seketika meninggalkan kafe The Dome. Pakaiannya sangat sederhana, bahkan seperti orang yang kurang berkecukupan. Dari postur tubuh dan bentuk wajah, sekilas memang lelaki itu mirip Colin, atau bahkan identik.Tapi, itu tidak semata-mata membuat Davin percaya begitu saja dengan apa yang lelaki tersebut bicarakan.“Rey ... kau kenal dengan pria satu ini?”“Tidak, Tuan, tapi dia benar-benar mirip dengan Colin.”“Wait ...”Panggilan Davin sepertinya tidak didengar lelaki itu.Tanpa pikir panjang, Reyhan berlari untuk menyusul langkah orang yang mengaku sebagai adik kandung Colin.Dan betapa terkejutnya Reyhan karena mendapat sebuah tendangan tepat di selankangan.Argh!Pria itu berlari menyusuri jalanan Princes Street yang ramai penduduk, lantas berbelok di gang kecil 20 meter setelah Waverley Mall.Reyhan masih mengerang kesakitan dan Davin membantunya berdiri.“Aku lupa, kau tidak punya ilmu beladiri.”“Brengsek... dia menen
Baca selengkapnya
547. Diskusi Singkat
“Kenapa kau membelikanku makanan mahal seperti ini? Bagiku, Haggis atau kentang goreng yang ditaburi garam dan lada hitam saja cukup.” Gerald bertanya singkat.“Kan itu bagimu, bukan bagi perempuan itu,” jawab Davin, menautkan kedua alisnya seakan menyindir Rara yang masih hobi bergelimangan harta.Semenjak mendapat perlakuan tidak senonoh dari bawahannya di Setiawan Developement, Gerald sedikit introvert dan menjadi orang pendiam.Tak pelak, perubahan sifatnya itu juga berdampak pada pola dan selera makannya.Bagi Gerald yang sekarang, makanan mahal atau murah adalah sama saja.Asal setiap gigitan kita merasakan kebahagiaan dari makanan tersebut, itu saja sudah sangat cukup, lebih dari sekedar perut kenyang.“Jangan katakan itu ... toples bulat dan ada tulisan premium.”“Iyap, itu caviar. Nikmatilah bersama Madam dan tolong,” Davin mendekatkan mulutnya ke telinga Gerald, “jaga Lisa karena masalah semakin rumit.”“Hey, apa yang kalian bicarakan sampai berbisik seperti itu. Ayolah ...
Baca selengkapnya
548. Selamat Datang, Tuan
Dua puluh menit perjalanan, Davin sudah berada di depan gerbang.Seperti biasa, ia selalu menanyakan kabar kepada ketiga satpam yang berjaga.“Bagaimana rasanya 2 hari disini, Bert?”Albert, anak buah Melvin itu diangkat Davin sebagai satpam rumah.Sepertinya tidak elok kalau menyebut lelaki itu sebagai satpam, lebih ke arah detektif pembantu atau mungkin eksekutor.“Mungkin agak susah beradaptasi, tapi ini sungguh adrenalin baru. Memang tidak sekeras ketika hidup bersama orang-orang Orchid, tapi sensasi ini berbeda.”Setelah basa-basi singkat, Davin masuk ke dalam rumah dan mengemas beberapa pakaian.Tak lupa, senter, jam tangan, sekaligus parfum beracun yang diberi Melvin waktu ada di kebun rahasia juga dibawanya sebagai senjata.Aduh!Davin menepuk jidatnya.“Aku lupa, hari ini ada meeting besar di Nayama, kenapa aku harus mengiyakan permintaan Mr. Smith untuk itu.”Pukul sembilan pagi, mungkin masih sempat.Meeting dimulai pukul satu siang, artinya masih sisa 2 jam untuk misi peng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5152535455
...
58
DMCA.com Protection Status