All Chapters of GADIS NAKAL ITU MILIKKU! : Chapter 11 - Chapter 20
121 Chapters
Bab 11 : Grace Pergi?
Kevin, Mark, dan Vanes, ketiganya berada di rumah Edward, dan Edward tak ada di sana. Sudah pukul tiga pagi dini hari. Edward masih belum menampakkan batang hidungnya sama sekali. Terdengar suara langkah kaki menuju ke arah mereka yang sedang duduk di bar dalam rumah Edward. “Ke mana Ed?” Kevin menoleh perlahan, seorang pria tua berwajah mirip dengan Edward sedang berdiri sembari berkacak pinggang. Betul sekali, dia adalah Jason, ayah dari Edward. “Tadi dia pamit untuk pergi ke suatu tempat, sebentar lagi dia pasti kembali,” jawab Kevin berusaha menutupi, sedangkan dia sendiri tak tahu ke mana Edward saat itu. “Dua orang anak laki-laki yang kumiliki, semuanya berkepala batu. Untung saja mereka tidak tinggal bersama saat ini, jika tidak akan setiap hari aku mencemaskan keduanya,” ujar Jason. “Oh ya, bagaimana kabar Ethan, Mr. Jas?” Jason menatap Kevin dengan gayanya yang angkuh dan dingin, “Dia baik-baik
Read more
Bab 12 : Aku Tak Waras?
Sepertinya Grace benar-benar membenci Edward, bahkan dia menghapus nomor Edward yang berada di handphonenya, sebenarnya, dia hanya ingin melepaskan semua penat di Northville, melupakan semua kejadian buruk yang belum lama menimpanya. Dia tak mungkin berlama-lama di Northville karena masih ada urusan hutang piutang yang sama sekali belum tertuntaskan, dan dia juga harus mulai bekerja di bar pada awal bulan. Grace sendiri sudah sampai di Northville beberapa jam yang lalu. Hatinya sedikit merasa tenang. Kota kecil itu memang tak memilki penduduk yang padat, tapi entah kenapa meski hanya sebuah kota kecil, sejak dulu Grace senang berada di sana. “Mungkin sudah saatnya aku membuka lembaran baru. Aku tak peduli lagi dengan semuanya. Begitu aku kembali ke Detroit, jangan harap, kalian akan melihat Grace yang dulu,” ujar Grace bermonolog seorang diri. Dia tak akan membiarkan siapa pun merendahkannya lagi begitu dia kembali nanti. Padahal dia tak sadar profesinya nant
Read more
Bab 13 : Ethan Kembali
Seandainya saja Edward bisa memutar kembali waktu. Dia ingin tak ada gadis bernama Grace yang masuk ke dalam lembar kehidupannya. Dia ingin semuanya kembali seperti 'tak pernah terjadi apa pun' dan menjalani kehidupan normal seperti dulu. Meski menyangkal seribu kali, tapi semua tahu, Edward memiliki rasa terhadap Grace. Gadis yang selalu dianggapnya tolol dan setengah sinting, justru itu yang membuatnya tertarik. "Ed," panggil Vanes. "He-em, kau mau mengatakan apa?" "Aku sedang membayangkan, jika saat ini Ethan berada satu atap denganmu, lalu dia melihat Grace. Bagiku Grace itu unik, dia cantik, dan sebenarnya dia itu tidak bodoh, apa menurutmu Ethan akan mengejar gadis itu?" Kenapa harus membawa-bawa Ethan yang mungkin sudah bahagia bersama Karen? Seperti tak ada pembahasan lain. Sudah cukup bagi Edward. Satu penghalang bernama Kevin, dia masih bisa menghadapinya, tapi kalau sampai muncul seorang lagi dan itu Ethan ... dia tak akan hab
Read more
Bab 14 : Kerinduan Edward
Grace dan Kevin terlihat bahagia dan sangat menikmati kebersamaan yang dilewati, Kevin menemani Grace ke sebuah taman hiburan. Grace tak pernah luput dari pandangan Kevin, ke mana dia melangkah, tatapan matanya akan selalu mengikuti Grace. “Grace,” panggil Kevin. Grace yang sedang bercanda dengan seorang anak kecil, menoleh ke arah Kevin. Sungguh, mau berpakaian seperti apa pun, pemuda di hadapannya ini benar-benar terlihat menarik. Belum lagi pembawaan Kevin yang selalu membuat hati Grace merasa tenang. Tatapan matanya yang begitu teduh, tutur katanya yang sopan, sikapnya yang manis, dan lembut selalu berhasil membuat hati Grace bergejolak. “Ya, ada apa?” “Hmmm, kemari, aku ingin memberimu sesuatu,” sambung Kevin, meminta Grace mendekat. Ada sesuatu yang memang sudah dipersiapkan Kevin untuk Grace sejak beberapa hari sebelumnya. “Apa yang kau sembunyikan di belakang tanganmu?” tanya Grace ketika melihat satu tangan Kevin berada di belakang pu
Read more
Bab 15 : Ethan Bertemu Grace
Okay, Ethan sudah terlalu muak dan mual berasa di dalam pesawat selama puluhan jam belum lagi dia harus transit dan menunggu lagi di ruang tunggu, kepalanya terasa sakit, dan pada akhirnya dia pun sampai di kota tercinta.  "Sepertinya... Aku tak akan langsung ke rumah besar yang tampak seperti sangkar buatku, hmmm...," ujar Ethan sambil tersenyum penuh arti.  Sebetulnya, Ethan malas kembali ke rumah itu, tapi ada rasa rindu untuk kembali dan bertemu dengan Edward—adik satu-satunya—untuk melihat seperti apa keadaan Edward sekarang.  Ethan memanggil taksi, dan meminta pengemudi itu mencarikan hotel untuknya, padahal kalau dipikir-pikir untuk apa dia menyewa hotel, sedangkan kedua orangtuanya memiliki banyak hotel yang tersebar di daerah itu. Entahlah apa pikiran anak orang kaya satu ini.  * Grace baru saja selesai berbelanja beberapa keperluan dari Walmart, dan waktu dia di sana hanya tinggal satu minggu, seandainya saja dia
Read more
Bab 16 : Pertemuan Pertama
Seorang pria berjas hitam tergesa-gesa memasuki pintu rumah Edward, kemudian beranjak naik ke lantai dua menuju kamar di mana Edward berada. Dia mengetuk pintu kamar beberapa kali namun masih belum juga menerima jawaban. Tadi siang Mr. Jason memberitahukan perihal kedatangan Ethan, dan memintanya memberitahu Edward.  "Masuklah," jawab Edward menanggapi ketukan dari luar pintu.  "Tuan Ed, Ethan akan segera kembali dari Inggris ke Detroit, saat ini menurut kabar, dia masih dalam perjalanan" ujar pengawal Edward. Edward menoleh dan menjawab dengan agak malas, "Ah, maksudmu, kakakku kembali bersama calon istrinya?" "Bukan, tapi sendiri. Karen telah membatalkan pernikahan, Mr. Jason memintanya kembali, dan Ethan memutuskan untuk kembali tinggal bersamamu." “Membatalkan pernikahan? Kenapa bisa batal, setahuku Ethan sangat mencintai Karen. Kalau benar Ethan sudah membatalkan pernikahannya, berarti dia mampu melakukan seg
Read more
Bab 17 : Pesona Ethan
“Hah, memangnya aku peduli? Aku tak peduli berapa harga mawar itu, aku tak peduli berapa harga dirimu, yang aku tahu ... aku tak suka melihatmu di sini!” Ethan memajukan wajahnya sedikit lagi sehingga hidung keduanya saling bersentuhan, dia tak tahu betapa Grace merasa jantungnya ingin melompat keluar dari tubuh karena kelakuan Ethan padanya, dia benar-benar tak bisa berkutik, Ethan menguncinya dengan ketat, tak ada ruang untuk bergerak melepaskan diri. “Grace, kau membawa kawanmu?” Tiba-tiba Mrs. James membuka pintu dan keluar, dia terlihat begitu senang melihat kehadiran pemuda ganteng yang bersama Grace, Mrs. James mengira dia adalah kawan Grace. “Nenek, dia—“ “Senang bertemu Anda, saya adalah kawan—“ Ethan melepas kedua tangannya kemudian melirik Grace, dia belum tahu nama gadis yang dikejarnya daritadi. “Grace?” tanya Mrs. James. “Ya, saya kawan dari Grace, Anda terlihat menarik sore ini, perkenalkan ... saya Ethan,” ujar Ethan se
Read more
Bab 18 : Pergi Bersama Ethan
Ethan mengempaskan tubuh ke atas kasur, hari itu dia benar-benar merasakan lelah yang teramat sangat, tapi ada rasa senang di hatinya. “Gadis itu sedikit aneh, serampangan, tapi unik. Karen tak seperti dia yang selalu menuruti segala kemauanku, tak pernah membantah, tapi gadis itu selalu membantahku, dia memiliki karakter sendiri yang bisa membuat siapa pun tertarik padanya, hmmm ...,” ujar Ethan berbicara sendiri seraya menatap langit-langit kamar. Ethan melirilk jam yang berada di telepon genggam, dilihatnya sudah hampir pukul setengah tujuh malam, dia sudah berjanji akan menemani Grace pergi ke pesta perayaan hari jadi Keluarga Steward, dia tak ingin membuat wanita tua itu menjadi kecewa jika dia tak datang atau sampai terlambat. Ethan membuka koper, dan memilih beberapa pakaian formal, entahlah ... dia sendiri tak paham kenapa dia menuruti wanita tua itu, padahal dia bukan siapa-siapa Grace dan baru saja saling mengenal dalam waktu beberapa jam, tetapi wa
Read more
Bab 19 : Gadis Lain Di Hati Kevin
Valerie memesan sebotol champagne, dia memerhatikan Kevin sejak tadi, sepertinya Kevin tak bergairah sama sekali meski saat ini sedang berhadapan dengannya. Kevin lebih banyak diam, tak mengatakan sesuatu apa pun, dan membuat canggung keadaan. “Kev,” panggil Valerie pelan. “Ya?” jawab Kevin. “Apa kau merindukanku?” “Tentu saja,” jawab Kevin dengan nada datar, dia terlihat sangat dingin di hadapan Valerie saat itu. “Ehmmm, aku menginginkannya,” ujar Valerie tersipu. “Menginginkan cumbuanku?” “Ya, apalagi?” Kevin mendekati Valerie di sofa dan duduk di samping Valerie, “Katakan kau mencintaiku, Valerie,” pinta Kevin dengan nada memelas. “Aku menyukaimu, Kevin,” kata Valerie sembari menarik kerah baju Kevin untuk mendekat, lebih dekat ke arahnya. “Bukan, bukan rasa suka, aku ingin kau bisa mencintaiku,” balas Kevin. Valerie menarik kepala Kevin, Kevin memejamkan kedua matanya, bisa dirasakannya bibir
Read more
Bab 20 : Jangan Kalian Sentuh Gadisku!
Valerie menyambar sebuah handuk di atas kursi, membalut tubuhnya, kemudian mengejar sosok Kevin yang sudah berjalan menuju pintu. Valerie menahan tubuh Kevin dengan mendekapnya dari arah belakang, membuat langkah Kevin terhenti. “Kau tidak seperti Kevin yang kukenal, “ ujar Valerie dengan lirih. Kevin menundukkan kepalanya, tak tahu apa yang ingin dikatakan, “Aku tak memiliki alasan tepat untuk kujelaskan, Val.” “Apa karena gadis itu?” tanya Valerie. Pertanyaan Valerie membuat Kevin terpaku diam, tak mampu menggerakkan kedua kakinya untuk melangkah lebih jauh, bagaimana Valerie bisa tahu mengenai Grace? Siapa yang sudah mengatakannya kepada Valerie? “Darimana kau bisa mengatakannya?” “Aku sudah tahu semuanya, Kevin, meski kau tak mengatakan apa pun.” “Katakan padaku, siapa yang memberitahumu?” “Edward,” jawab Valerie singkat. Kevin melepas kedua tangan Valerie yang melingkar di pinggangnya, ada amarah yang kini
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status