All Chapters of ISTRI CULUN KESAYANGAN TUAN AROGAN: Chapter 31 - Chapter 40
60 Chapters
31. Pulau Cinta Azkia dan Deffin
Semilir angin pantai langsung menerpa wajah Clarice, di saat ia baru saja keluar dari mobil yang ditumpanginya."Clarice, udaranya terasa segar bukan?" tanya Azkia yang baru saja keluar lewat pintu belakang, lalu disusul Deffin yang keluar dari pintu sebelahnya. Sedangkan Clarice, ia duduk di depan, lebih tepatnya di samping sopir."Iya, Bu." Clarice langsung berjalan mendekat ke arah Azkia, lalu mereka berdua berjalan terlebih dahulu untuk menikmati air laut lebih dekat lagi.Sedangkan di belakang, Deffin masih berbicara dengan sopirnya. Sepertinya Tuan Posesif itu sedang memberi beberapa pesan, sebelum akhirnya sang sopir pulang."Mungkinkah dia akan langsung kembali ke Los Angeles?" batin Clarice. Awalnya Clarice mengira ia akan pergi ke pantai yang masih di kawasan California. Namun, ternyata mereka harus naik pesawat dulu sebelum sampai ke pulau ini, pulau yang Clarice tidak tahu entah namanya apa? Namun, sepertinya ini adalah sebuah pulau pribadi."Bu, ini di mana?" Mumpung Deff
Read more
32. Keputusan Terbaik Untuk Erlena
Reynand berjalan keluar dari rumah orang tuanya dengan langkah yang gontai. Reynand sama sekali tidak memiliki niatan untuk menginap di rumah orang tuanya sendiri, padahal di situ ada banyak para pelayan yang bersedia melayani segala keperluannya. Tidak seperti di penthouse yang saat ini berubah menjadi sepi karena tidak adanya Clarice, dan juga dapat dipastikan besok tidak ada orang yang bisa diganggunya ketika membersihkan penthouse nya."Sialan! Enak sekali dirimu diajak liburan orang tuaku. Tapi, sekarang mereka pergi ke mana ya?" gumam Reynand seraya membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu.Reynand sedang mencoba menebak, di mana keberadaan orang tuanya dan istrinya saat ini, ia pun juga sudah berusaha bertanya ke semua manager hotel yang kemungkinan besar menjadi tempat penginapan mereka bertiga. Namun, hasilnya tetap nihil, mereka bertiga tidak datang ke sana.Setengah frustasi, Reynand mencoba bertanya kepada Brian, mungkin saja sekretarisnya itu tahu di mana keberadaan oran
Read more
33. Saham Perusahaan KA Group
Sudah seminggu ini Reynand bekerja keras menyelesaikan semua pekerjaan yang telah dibebankan ayahnya kepadanya. Meski begitu lelah, namun Reynand tetap menyelesaikan semuanya, tujuannya agar ayahnya mau mengajak ibu dan istrinya pulang dari perjalanan liburan mereka.Reynand tengah sibuk dengan semua berkas yang ada di atas meja kerjanya, lalu tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu ruangannya.Setelah mempersilakan masuk, sosok Brian muncul dengan membawa sebuah berkas di tangannya."Masih ada lagi?" keluh Reynand seraya menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi kerjanya, ia mendesah lelah ketika melihat masih ada separuh berkas yang belum ia baca sama sekali.Brian tersenyum. "Anda tenang saja, Tuan Muda. Ini hanya surat saham dari KA Group." Meletakkan berkas tersebut di atas meja. "Anda bisa memeriksanya nanti." Lanjutnya.Reynand sebenarnya bisa mengabaikan berkas yang baru datang itu, karena ia yakin Brian sudah memeriksanya dengan teliti. Namun, ada sesuatu yang membuat
Read more
34. Kepulangan Clarice
Deffin, Azkia dan Clarice tiba di Los Angeles ketika malam tiba. Setelah mengantar Clarice hingga sampai di depan gedung apartemen milik Reynand, sang sopir langsung membawa Deffin dan Azkia pulang ke rumah mereka.Mobil milik mertuanya sudah menjauh. Namun Clarice tidak bergegas masuk, ia tetap berdiri di halaman gedung dan seperti sedang menunggu seseorang.Tidak lama kemudian sebuah taksi datang menghampirinya."Ayo, cepat naik." Suara Alvin terdengar sedikit terburu-buru, ia takut jika mata-matanya Deffin melihatnya, padahal sudah sangat jelas, mau bagaimana pun juga Deffin tetap akan mengetahuinya. Setelah Clarice masuk dan duduk di kursi belakang, Alvin langsung melajukan taksinya menuju apartemennya.Selama di perjalanan, tidak ada pembicaraan di antara Alvin dan Clarice, Alvin hanya fokus mengemudi, sedangkan Clarice sedang duduk bersandar seraya memejamkan matanya, saat ini ia sangat kelelahan fisik maupun psikisnya.Tidak lama kemudian mereka berdua telah sampai di aparteme
Read more
35. Keracunan Makanan
Clarice mengernyit ketika tangannya terasa kesemutan, dan juga seperti ada beban berat yang sedang menindih tangannya. Lalu dengan perlahan Clarice mencoba membuka kedua matanya, ia sontak terkejut ketika melihat ada kepala seorang laki-laki yang menindih tangannya.Setelah melihat dengan jelas bahwa itu Reynand, Clarice hendak membangunkan Reynand, namun terdengar suara laki-laki lain yang sedang berjalan masuk ke dalam kamar tersebut."Kamu sudah bangun?" tanya Alvin lembut seraya membawa nampan berisi satu mangkuk bubur dan segelas air putih. Lalu kemudian ia menaruh nampan tersebut di atas nakas.Clarice mengangguk pelan, lalu kemudian ia beralih melirik Reynand, sebagai isyarat 'tolong bangunkan dia'."Oh, dia baru saja bisa tertidur satu jam yang lalu, sepertinya dia begitu khawatir denganmu," ujar Alvin seraya mengangkat kepala Reynand pelan, lalu setelah memindahkan tangan Clarice yang sudah mati rasa, Alvin meletakkan bantal di bawah kepala Reynand."Air," ujar Clarice lemah,
Read more
36. Hari Pertama Bekerja
Apa yang diharapkan Alvin, ternyata tidak bisa ia dapatkan. Alvin hanya mendengar jawaban yang kurang memuaskan dari pembicaraan yang ia dengar di antara Reynand dan kedua orang tuanya Reynand.Apalagi ketika Deffin mengatakan, bahwa ia tidak memiliki keuntungan sama sekali jika dirinya meracuni Clarice. Sontak jawaban ini, tentu saja sudah dapat meruntuhkan kecurigaan mereka semua. Iya, memang jika dipikir-pikir lagi, buat apa Deffin menyuruh orang untuk meracuni Clarice? Apa untungnya bagi Deffin?Namun, tanpa Alvin ketahui, Deffin sudah membeberkan kepada Azkia dan Reynand, tentang siapa orang yang sudah meracuni Clarice. Deffin sengaja tidak menangkap orang itu terlebih dahulu, sebab ia membutuhkan banyak informasi tentang siapa dalang di balik insiden tersebut.Deffin memberitahu Azkia dan Reynand, hanya melalui sebuah tulisan di atas kertas saja, sebab Deffin mempunyai insting bahwa Reynand sedang diawasi oleh Alvin, dan mungkin saja Alvin sudah memasang alat penyadap yang tidak
Read more
37. Asisten Yang Kurang Ajar
Clarice masih bergeming, ia sangat ragu untuk melangkah ke sampingnya Reynand. Clarice hendak mengatakan sesuatu, namun Reynand lebih dulu berbicara."Ayo, cepat!" teriaknya kesal, ingin rasanya Reynand menyeret Clarice dan mendudukkannya di kursinya, namun Reynand masih bisa menahan pemikiran itu.Clarice mendengus, lalu kemudian ia segera berjalan ke tempat duduknya. Namun, baru saja Clarice duduk, Reynand sudah memberi perintah yang membuat Clarice harus berdiri lagi."Cepat ambilkan berkas di staf sekretaris wanita, sepertinya Paman Brian menitipkan dokumen laporan keuangan di meja mereka." Meja staf sekretaris wanita ada di depan pintu ruangannya Reynand, dan itu berarti mereka sudah melewatinya ketika akan masuk ke dalam ruangannya Reynand. Lalu kenapa Reynand tadi tidak memintanya sendiri ketika mereka sedang lewat? Memikirkan ini, Clarice bisa mengambil kesimpulan, bahwa saat ini Reynand hanya ingin mengerjainya saja. Clarice tentu kesal, namun ia tidak boleh terpancing emos
Read more
38. Reynand Yang Kekanak-kanakan
Suasana ruang rapat sejenak menjadi gaduh, dengan bisik-bisik para karyawan yang mulai penasaran dengan sosok Clarice. Namun, tidak sedikit orang yang juga langsung mencibir ketika meneliti penampilan Clarice.Jika saja ada Brian yang ikut rapat hari ini, mungkin ia bisa langsung mengendalikan situasi di ruang rapat. Namun, sayangnya Sekretaris Brian tidak hadir dalam ruang rapat, sebab ia memiliki pekerjaan penting di luar sana."Apakah kamu tidak pernah sekolah? Hanya membaca saja tidak bisa!" sarkas Reynand kesal, padahal Reynand tadi sudah mengatakan, agar Clarice bergegas menuruti semua perintahnya. Tapi, sekarang Clarice sedang mencoba menolak lagi.Clarice mendengus, hal ini pun tidak luput dari pandangan semua karyawan. Sedangkan Mauren yang juga ikut kesal melihat tingkah Clarice, ia pun segera berdiri dan mengatakan, "Tuan Muda, biar saya saja yang membaca laporannya." Mauren mengakhiri perkataannya dengan senyuman manis, ia sedang menunjukkan dirinya sebagai seorang sekretar
Read more
39. Erlena Berpamitan
Rapat akhirnya selesai tepat sebelum waktu makan siang tiba, lalu kemudian semua orang kembali ke tempat kerjanya masing-masing, begitu juga dengan Reynand, dan juga Clarice.Namun, baru saja Reynand dan Clarice keluar dari lift, keduanya langsung disambut Erlena yang sedang berdiri menunggu mereka berdua dengan senyuman cerianya."Kak Reynand, Kak Clarice," sapa Erlena seraya melambaikan tangannya. Erlena tampak begitu bersemangat seperti cahaya mentari pagi yang menyinari bumi."Erlena," gumam Reynand bingung, begitu juga dengan Clarice, namun Clarice hanya membalas sapaan Erlena dengan senyuman ramahnya, sebab ia belum merasa akrab dengan Erlena, apalagi jika mengingat bahwa kemungkinan kedua orang di hadapannya ini saling memiliki perasaan. Jadi, lebih baik Clarice menjaga diri sendiri untuk tidak terlibat lebih jauh dengan urusan mereka."Tumben kamu datang ke sini?" tanya Reynand di saat Erlena datang mendekat."Iya, aku ada hal penting yang ingin dibicarakan. Oh ya, bagaimana k
Read more
40. Asisten Pribadi Atau Istri?
Gedung Wirata Group.Akhirnya jam makan siang tiba, Clarice yang sudah mulai kelaparan, ia sengaja meninggalkan ponselnya di atas meja kerjanya Reynand, agar nantinya bisa digunakan sebagai alasan bahwa ponselnya tertinggal, jika seumpama Reynand nanti menghubunginya. Sebab, Clarice tidak mau jika nanti tiba-tiba saja Reynand menelponnya, dan memintanya datang ke restoran tempat Reynand dan Erlena makan siang.Rasa trauma Clarice dengan restoran Jepang belumlah hilang, walaupun dia sudah sebesar ini sekarang. Bayangan di mana ayahnya sendiri yang waktu itu datang dengan membawa seorang wanita yang diakuinya sebagai selir, dan juga seorang anak laki-laki yang berusia tiga tahun lebih tua dari Clarice, membuat dada Clarice langsung sesak ketika mengingat kejadian waktu itu.Apalagi di hari itu, ibunya Clarice sedang berulang tahun. Bagi Clarice, hal itu tentu saja adalah hadiah terburuk yang diberikan ayahnya kepada ibunya, jadi Clarice tidak akan pernah bisa melupakan kejadian itu. D
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status