Apa yang diharapkan Alvin, ternyata tidak bisa ia dapatkan. Alvin hanya mendengar jawaban yang kurang memuaskan dari pembicaraan yang ia dengar di antara Reynand dan kedua orang tuanya Reynand.Apalagi ketika Deffin mengatakan, bahwa ia tidak memiliki keuntungan sama sekali jika dirinya meracuni Clarice. Sontak jawaban ini, tentu saja sudah dapat meruntuhkan kecurigaan mereka semua. Iya, memang jika dipikir-pikir lagi, buat apa Deffin menyuruh orang untuk meracuni Clarice? Apa untungnya bagi Deffin?Namun, tanpa Alvin ketahui, Deffin sudah membeberkan kepada Azkia dan Reynand, tentang siapa orang yang sudah meracuni Clarice. Deffin sengaja tidak menangkap orang itu terlebih dahulu, sebab ia membutuhkan banyak informasi tentang siapa dalang di balik insiden tersebut.Deffin memberitahu Azkia dan Reynand, hanya melalui sebuah tulisan di atas kertas saja, sebab Deffin mempunyai insting bahwa Reynand sedang diawasi oleh Alvin, dan mungkin saja Alvin sudah memasang alat penyadap yang tidak
Clarice masih bergeming, ia sangat ragu untuk melangkah ke sampingnya Reynand. Clarice hendak mengatakan sesuatu, namun Reynand lebih dulu berbicara."Ayo, cepat!" teriaknya kesal, ingin rasanya Reynand menyeret Clarice dan mendudukkannya di kursinya, namun Reynand masih bisa menahan pemikiran itu.Clarice mendengus, lalu kemudian ia segera berjalan ke tempat duduknya. Namun, baru saja Clarice duduk, Reynand sudah memberi perintah yang membuat Clarice harus berdiri lagi."Cepat ambilkan berkas di staf sekretaris wanita, sepertinya Paman Brian menitipkan dokumen laporan keuangan di meja mereka." Meja staf sekretaris wanita ada di depan pintu ruangannya Reynand, dan itu berarti mereka sudah melewatinya ketika akan masuk ke dalam ruangannya Reynand. Lalu kenapa Reynand tadi tidak memintanya sendiri ketika mereka sedang lewat? Memikirkan ini, Clarice bisa mengambil kesimpulan, bahwa saat ini Reynand hanya ingin mengerjainya saja. Clarice tentu kesal, namun ia tidak boleh terpancing emos
Suasana ruang rapat sejenak menjadi gaduh, dengan bisik-bisik para karyawan yang mulai penasaran dengan sosok Clarice. Namun, tidak sedikit orang yang juga langsung mencibir ketika meneliti penampilan Clarice.Jika saja ada Brian yang ikut rapat hari ini, mungkin ia bisa langsung mengendalikan situasi di ruang rapat. Namun, sayangnya Sekretaris Brian tidak hadir dalam ruang rapat, sebab ia memiliki pekerjaan penting di luar sana."Apakah kamu tidak pernah sekolah? Hanya membaca saja tidak bisa!" sarkas Reynand kesal, padahal Reynand tadi sudah mengatakan, agar Clarice bergegas menuruti semua perintahnya. Tapi, sekarang Clarice sedang mencoba menolak lagi.Clarice mendengus, hal ini pun tidak luput dari pandangan semua karyawan. Sedangkan Mauren yang juga ikut kesal melihat tingkah Clarice, ia pun segera berdiri dan mengatakan, "Tuan Muda, biar saya saja yang membaca laporannya." Mauren mengakhiri perkataannya dengan senyuman manis, ia sedang menunjukkan dirinya sebagai seorang sekretar
Rapat akhirnya selesai tepat sebelum waktu makan siang tiba, lalu kemudian semua orang kembali ke tempat kerjanya masing-masing, begitu juga dengan Reynand, dan juga Clarice.Namun, baru saja Reynand dan Clarice keluar dari lift, keduanya langsung disambut Erlena yang sedang berdiri menunggu mereka berdua dengan senyuman cerianya."Kak Reynand, Kak Clarice," sapa Erlena seraya melambaikan tangannya. Erlena tampak begitu bersemangat seperti cahaya mentari pagi yang menyinari bumi."Erlena," gumam Reynand bingung, begitu juga dengan Clarice, namun Clarice hanya membalas sapaan Erlena dengan senyuman ramahnya, sebab ia belum merasa akrab dengan Erlena, apalagi jika mengingat bahwa kemungkinan kedua orang di hadapannya ini saling memiliki perasaan. Jadi, lebih baik Clarice menjaga diri sendiri untuk tidak terlibat lebih jauh dengan urusan mereka."Tumben kamu datang ke sini?" tanya Reynand di saat Erlena datang mendekat."Iya, aku ada hal penting yang ingin dibicarakan. Oh ya, bagaimana k
Gedung Wirata Group.Akhirnya jam makan siang tiba, Clarice yang sudah mulai kelaparan, ia sengaja meninggalkan ponselnya di atas meja kerjanya Reynand, agar nantinya bisa digunakan sebagai alasan bahwa ponselnya tertinggal, jika seumpama Reynand nanti menghubunginya. Sebab, Clarice tidak mau jika nanti tiba-tiba saja Reynand menelponnya, dan memintanya datang ke restoran tempat Reynand dan Erlena makan siang.Rasa trauma Clarice dengan restoran Jepang belumlah hilang, walaupun dia sudah sebesar ini sekarang. Bayangan di mana ayahnya sendiri yang waktu itu datang dengan membawa seorang wanita yang diakuinya sebagai selir, dan juga seorang anak laki-laki yang berusia tiga tahun lebih tua dari Clarice, membuat dada Clarice langsung sesak ketika mengingat kejadian waktu itu.Apalagi di hari itu, ibunya Clarice sedang berulang tahun. Bagi Clarice, hal itu tentu saja adalah hadiah terburuk yang diberikan ayahnya kepada ibunya, jadi Clarice tidak akan pernah bisa melupakan kejadian itu. D
Tadi, setelah Sekretaris Brian menghubunginya, Erlena kebetulan juga sudah keluar dari toilet, jadi tanpa mengulur waktu lagi, Reynand langsung berpamitan kepada Erlena untuk kembali ke kantor terlebih dahulu.Sedangkan Erlena yang melihat Reynand seperti terburu-buru, ia tidak berani bertanya. Erlena hanya mengangguk saja, karena ia juga harus pulang dan bersiap-siap untuk keberangkatannya besok pagi.Di dalam perjalanan, Reynand tidak berhenti mengumpat, rencananya yang hanya ingin bermain-main dengan Clarice, tanpa Reynand duga, malah ada orang yang berani mengganggu Clarice. Padahal Reynand sudah mengumumkan bahwa Clarice adalah asisten pribadinya, jadi tidak akan ada orang yang mungkin akan mengganggu Clarice, namun kenyataannya tidak seperti itu.Sekretaris Brian yang mengatakan bahwa, Clarice sedang ditindas oleh staf sekretaris wanita, di cafetaria kantor, bahkan wanita itu juga sudah membuang makanan milik Clarice, membuat darah Reynand semakin mendidih karena amarah."Brengs
Sedangkan di luar ruangan pribadi Reynand, saat ini Reynand sedang menundukkan kepalanya, karena sedang dimarahi Deffin. Ayahnya itu sedang berbicara panjang lebar, yang intinya juga mengejek Reynand karena dinilai tidak becus melindungi istrinya sendiri."Kamu itu seharusnya belajar dari Ayah, belajar bagaimana cara mencintai Istri dengan benar. Sekarang mungkin kamu memang masih bisa mengatakan tidak mencintainya, tapi ketika nanti dia sudah pergi darimu, kamu baru akan tahu rasa sakitnya penyesalan itu seperti apa. Jadi, akan lebih baik mencegah daripada mengobati."Reynand mencibir ketika mendengar ini, sebab dia tidak akan pernah jatuh cinta kepada Clarice.Melihat anaknya seperti meremehkan perkataannya, Deffin melanjutkan perkataannya. "Reynand, terkadang cinta itu hadir tanpa kita sadari, bahkan perasaan kita yang awalnya sangat membenci seorang wanita. Namun, tiba-tiba saja kita bisa merasa sangat kehilangan, ketika wanita itu tidak ada di sisi kita.""Iya, Ayah. Reynand tahu
Beberapa hari kemudian, tidak ada kejadian apapun yang membahayakan nyawa Reynand, jadi Reynand hanya menganggap Clarice sok tahu saja, ia pun juga semakin kesal, karena waktu itu Clarice sudah membuat martabatnya jatuh di depan CEO GNMax, sebab bisa-bisanya Clarice membungkam mulutnya ketika ia sedang menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya di hadapan CEO tersebut.Sedangkan Clarice sendiri, setelah ia merasa khawatir dan ternyata tidak terjadi apa-apa kepada Reynand, ia merasa lega. Namun, kekhawatiran Clarice jadi beralih ke kakeknya, sebab kemarin ia sempat mendengar pembicaraan di antara Reynand dan Sekretaris Brian, bahwa pengadaan RUPS di Jepang harus diundur, karena tiba-tiba saja kesehatan Tuan Takahiro memburuk. Dan, Daisuke yang sebagai orang kepercayaan Takahiro, meminta maaf atas kejadian ini."Hei, kenapa kamu melamun saja?" teriak Reynand seraya membanting sebuah berkas di atas meja dengan cukup keras.Clarice yang tengah melamun, ia tentu terkejut. "Kamu! Mengagetka