Diancam calon mertua, membuat Clarice Lucille terpaksa mau menikah dengan Reynand Wirata, seorang tuan muda arogan sang pewaris tunggal Wirata Group. Banyaknya kejutan dan rahasia yang disembunyikan Clarice, ternyata diam-diam malah membuat Reynand jatuh cinta kepada istri culunnya. Namun bagaimana jika orang terdekat mereka tanpa sadar telah menjadi batu sandungan dalam rumah tangga mereka? Akankah mereka bisa mempertahankan rumah tangga mereka, ketika cinta siap memberikan mereka kebahagiaan?
Lihat lebih banyakRatusan topi kelulusan telah mewarnai langit UCLA yang pagi ini tampak begitu cerah, semua wisudawan dan wisudawati bersorak gembira atas kelulusan mereka semua.
"Selamat atas kelulusanmu," ujar seseorang lelaki lewat sambungan telepon yang baru saja diterima oleh Clarice."Hemm ...." sahut Clarice datar, ia sama sekali tidak antusias dengan kelulusannya."Kedengarannya kamu tidak begitu senang, haruskah aku menjemputmu sekarang dan membawamu pergi ke pantai?" tawar laki-laki tersebut."Tidak perlu, Alvin. Kamu lanjutkan pekerjaanmu saja, sebentar lagi aku juga akan pulang.""Baiklah, kalau begitu hati-hati di jalan.""Iya." Setelah mengatakan itu, sambungan langsung terputus.Setelah memasukkan ponselnya ke dalam tas, Clarice langsung membalikkan tubuhnya dan bersiap pergi meninggalkan halaman tersebut.Namun, baru saja beberapa langkah Clarice berjalan, ada seseorang yang memanggilnya."Clarice Lucille." Suara lembut seorang wanita yang terdengar menenangkan setiap orang yang mendengar suaranya.Sedikit ragu Clarice berhenti, kepalanya yang setia menunduk, kini dengan berani mulai membalikkan tubuhnya menghadap orang yang memanggilnya. Namun, meski gadis itu mau membalikkan tubuhnya, Clarice tidak mau mendongak untuk melihat wajah orang tersebut.Clarice yang memakai kacamata dengan potongan rambut bob itu, bagaikan gadis buruk rupa yang takut jika orang itu akan kabur begitu melihat wajahnya. Namun, alasan sebenarnya Clarice tidak ingin banyak orang bisa menghafal wajahnya, oleh sebab itu ia jarang melakukan kontak mata dengan lawan bicaranya."Maaf, ada keperluan apa?" tanya Clarice lirih, yang tanpa berniat sedikit pun ingin berbasa-basi."Bisa bicara sebentar? Ada sesuatu yang penting yang harus kami sampaikan," balas wanita tersebut.Sejenak Clarice mendongak, untuk memastikan siapa orang yang mengajaknya bicara. Hanya beberapa detik saja karena ia cukup terkejut dengan kedua orang yang berada di hadapannya saat ini.Pikirannya sedang menerka-nerka, kira-kira apa yang ingin disampaikan sepasang suami istri ini? Seseorang yang begitu berpengaruh di negara ini."Baik, silakan," sahut Clarice sopan.Wanita itu tersenyum. "Kita membutuhkan tempat, tidak mungkin kami melamar kamu dengan posisi seperti ini."Clarice semakin terkejut mendengar ucapan wanita itu, lalu kemudian ia tertawa dalam hati. "Ternyata salah orang," batin Clarice."Maaf, Anda salah orang, saya permisi."Setelah membungkukkan badan sopan, Clarice langsung berbalik."Hei, kami tidak salah orang," ujar wanita itu mencegah kepergian Clarice.Clarice hanya menoleh, lalu ia tersenyum seraya mengangguk, sebagai ganti ucapan permisi, lalu kemudian ia mulai melangkahkan kakinya.Namun, baru saja mendapatkan satu langkah, wanita itu memanggilnya dengan nama lengkap yang membuat Clarice membeku di tempatnya."Clarice Lucille ... alias Keynara ... alias Kiyomizu Ayumi ... kita tidak salah orang bukan?" tanya wanita itu seraya menyeringai.Secepat kilat Clarice memperhatikan sekitarnya, takut ada yang mendengar nama aslinya, lalu dengan cepat ia membalikkan tubuhnya kembali menghadap sepasang suami istri itu lagi."Sebelumnya saya minta maaf, Tuan dan Nyonya Wirata, saya tahu kalian orang yang berkuasa di negara ini, tapi saya mohon belas kasih kalian, tolong biarkan saya pergi dari negara ini dengan selamat, saya janji tidak akan menginjakkan kaki saya lagi di negara ini."Clarice menduga wanita busuk itu sudah mencium keberadaannya di negara ini, jadi wanita itu mencoba melenyapkan nyawanya lewat penguasa yang berada di hadapannya ini."Sepertinya kamu salah paham, kita bukan berada di pihak orang yang kamu takutkan itu, maka dari itu kamu harus ikut dengan kami, kami akan menawarkan sesuatu yang bisa menyelamatkan hidupmu dari orang-orang yang berniat mencelakakan kamu," jelas Azkia."Sebaiknya jangan berpikir terlalu lama, kamu tidak ingin menjadi sorotan bukan?" tanya Deffin datar.Sontak Clarice melihat pemandangan di sekitarnya, semua orang kini telah memperhatikan mereka bertiga, bagaimana bisa orang yang paling berpengaruh di negara ini telah mengajaknya bicara? Itulah yang pasti ada di pikiran semua orang."Baiklah," ujar Clarice mengalah, ia harus mencoba mendengarkan dulu apa yang ingin disampaikan kedua orang ini, dan sebuah tawaran untuk menyelamatkan hidupnya, apakah memang ada?Mereka bertiga menuju salah satu restoran bintang lima di negara ini, tempat privat untuk mereka juga telah disediakan oleh pihak restoran.Setelah mendudukkan diri masing-masing, tanpa basa-basi Clarice langsung menanyakan apa maksud perkataan Azkia tadi."Maaf, Nyonya. Bisakah Anda jelaskan tentang perkataan Anda tadi? Tawaran apa yang bisa menyelamatkan hidup saya?"Azkia terkekeh geli, lalu ia menjawab, "Bisakah kita makan dulu? Kamu santai saja di tempat ini, buatlah dirimu nyaman, karena sampai sekarang rahasiamu masih tetap aman."Clarice bukannya tenang, dia malah semakin merinding mendengar kalimat terakhir Azkia, seperti mengandung makna, untuk saat ini masih aman, tapi nanti jika ia salah sedikit saja, rahasianya selama ini akan langsung terbongkar."Maaf, Nyonya. Tapi saya belum lapar," tolak Clarice halus."Apa susahnya menuruti perkataan istriku?! Dia hanya memintamu untuk makan, dari tadi Kau seperti ingin cepat pergi, seolah kami akan membunuhmu!" ujar Deffin sedikit kesal.Deffin kesal karena Azkia sangat antusias ingin menemui gadis di hadapannya ini, namun gadis ini malah ingin cepat kabur dari mereka. Tidak menghargai sama sekali, pikir Deffin.Buru-buru Clarice langsung meminta maaf, lehernya terasa tercekik karena sudah menyinggung penguasa negara ini, Clarice melupakan fakta bahwa tidak ada yang boleh membuat istri tuan Deffin kecewa."Sayang, jangan berbicara seperti itu, kamu menakuti calon menantu kita," ujar Azkia sambil tertawa, ia mencoba mencairkan perasaan takut Clarice.Clarice bisa sedikit bernapas lega mendengar perkataan Azkia. Namun, perkataan Azkia selanjutnya bagaikan pisau beracun yang tak kasatmata dan kemudian telah menikam jantungnya."Baiklah, langsung saja. Kami memberikan pilihan untukmu, kami memberi tawaran, jika kamu mau menikah dengan anak kami, kami akan menjamin keselamatan hidupmu, bahkan kami akan membantumu menghancurkan orang-orang yang sudah berbuat jahat kepadamu dan keluargamu." Azkia menghentikan ucapannya sejenak."Tapi, jika kamu menolak tawaran kami, kami pastikan setelah pergi dari tempat ini, mereka akan bisa langsung menemukanmu, dan bisa jadi ini adalah hari terakhirmu bisa bernapas di dunia ini, jadi apa pilihanmu?"***Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, kini Reynand dan Clarice langsung pergi menuju ke salah satu pusat perbelanjaan di kota tersebut.Karena ini adalah kali pertama mereka keluar bersama sebagai pasangan suami istri yang sebenarnya, maka mereka akan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.Clarice dan Reynand tidak hanya akan berbelanja saja, mereka berdua juga akan menonton sekaligus makan malam di dalam mall tersebut."Sayang, tolong ambilkan yang itu," ujar Clarice seraya menunjuk botol shampo yang jauh dari jangkauan tangannya."Yang mana? Yang itu, baiklah." Meski setuju untuk membantu Clarice, namun Reynand bukannya mengambil botol shampo tersebut, ia malah dengan santainya mengangkat tubuh Clarice, hingga membuat tinggi Clarice sejajar dengan rak tempat shampo itu berada."Reynand! Apa yang kamu lakukan?" pekik Clarice yang terkejut ketika tubuhnya tiba-tiba terasa melayang. Pipinya pun lantas memerah karena malu sebab orang-orang banyak yang menoleh ke arahnya.Reynand
Beberapa hari kemudian...Setelah luka Reynand benar-benar sembuh, Reynand dan Clarice hari ini akan bekerja kembali. Namun, posisi Clarice bukan lagi sebagai asisten Reynand, akan tetapi ia berstatus sebagai seorang istri yang mengikuti ke mana pun langkah suaminya pergi."Sayang, kenapa kamu tidak pakai ini saja?" Reynand menenteng sebuah rambut palsu dan kacamata yang biasanya Clarice pakai. Melihat istrinya terlihat sangat cantik tanpa memakai kedua benda tersebut, membuat Reynand jadi khawatir jika nanti istrinya akan dilirik laki-laki lain."Tidak mau, lagi pula semua berita tentang diriku sudah mencuat ke publik, jadi untuk apa lagi memakai kedua benda tersebut," sahut Clarice seraya merapikan lagi rambutnya. Setelah dirasa cukup rapi, Clarice langsung berbalik. "Sudah selesai. Ayo, kita berangkat sekarang." Clarice tertawa ketika melihat Reynand memajukan bibirnya, lalu kemudian ia segera menggandeng tangan Reynand dan mengajaknya keluar dari penthouse mereka.Clarice bukanny
Sedangkan di tempat lain, Reynand dan Clarice baru saja tiba di apartemen mereka. Mereka berdua langsung berpisah dari rombongan Deffin setelah sampai di California."Sayang, tolong antar aku ke kamar mandi," pinta Reynand manja, padahal lukanya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Clarice mengangguk, lalu kemudian ia membantu Reynand berjalan hingga menuju ke kamar mandi.Reynand sudah mengganti nama panggilan untuk Clarice menjadi 'sayang' sejak di rumah sakit waktu itu. Sedangkan Clarice sendiri masih malu jika harus memanggil dengan sebutan yang sama."Kamu bisa sendiri kan? Kalau begitu aku keluar ya?" Clarice tampak kikuk ketika melihat Reynand menurunkan resleting celananya, ia buru-buru berbalik, namun Reynand mencegahnya."Sayang, jangan pergi dulu, setelah ini tolong bantu aku mengelap tubuhku," ujar Reynand yang sudah merasa tidak nyaman dengan tubuhnya yang terasa lengket, sebab sudah dua hari ia tidak mandi."Hah? Tapi--" Wajah Clarice memerah ketika membayangkan Reyna
Masame terbangun ketika merasakan ada benda jatuh di atas kepalanya, lalu kemudian ia mengucek matanya dan terkejut ketika melihat benda yang menimpa kepalanya itu adalah sebungkus roti.Masame buru-buru mengambil roti tersebut seraya tersenyum senang. Namun, di detik kemudian, wajahnya kembali muram saat melihat roti itu ternyata sudah berjamur."Tuan, apakah Anda tidak salah memberikan saya roti ini? Roti ini sudah berjamur," ujar Masame pelan."Tidak, memang itu. Tapi, kalau kamu tidak mau ya sudah, buang saja. Padahal Bos memberikan roti itu agar bisa menambah sedikit tenagamu di saat masa hukumanmu nanti," sahut penjaga itu dengan santai."Apa? Tapi, bukan dengan roti kedaluwarsa juga kali. Dan, masa hukuman? Memangnya akan ada hukuman apa lagi? Dan bukankah saat ini aku juga sudah dihukum?" batin Masame yang merasa kesal, namun ia tidak berani mengutarakannya.Masame mengira ia hanya akan dipenjara seperti ini saja, dan ia tidak mengindahkan obrolan para anggota Black World di
Sesampainya di Markas Black World, Masame langsung dibawa ke penjara khusus pendosa kelas berat. Meskipun, sebenarnya Masame termasuk melakukan kesalahan kecil, karena sebenarnya ia tidak sengaja melukai Reynand. Namun, tetap saja orang yang akan dicelakainnya adalah menantu Wirata Group.Penjara kelas berat ada di ruangan terbuka, di dalam sebuah lingkaran jeruji besi yang luas dan berukuran tinggi. Lalu kemudian di dalamnya ada bilik penjara yang hanya cukup dimasuki oleh satu orang saja.Sekarang cuaca sangat terik, jadi Masame bisa merasakan panas sinar matahari yang langsung membakar kulitnya. Begitu juga ketika malam nanti, Masame pasti akan merasa sangat kedinginan di dalam bilik penjara itu sendirian. Karena rombongan Deffin belum pulang dari Jepang, maka untuk sementara Masame hanya menerima siksaan yang ringan tersebut."Tu-tuan, apakah saya tidak diberi makan siang?" tanya Masame ketika ada seseorang yang berjalan lewat di sampingnya, seraya membawa seember besar potongan d
"Reynand!!!" Clarice terkejut ketika Reynand memeluknya dan memutar tubuhnya, hingga Reynand malah mengorbankan pinggangnya sendiri untuk menerima tusukan pisau tersebut.Door ....Lalu tidak lama kemudian sebuah tembakan melesat cepat ke arah kaki Masame, hingga kemudian membuat Masame terjatuh di lantai.Deffin sengaja tidak menembak Masame tepat di kepalanya, karena ia ingin menghukum Masame atas perbuatannya yang telah melukai putra semata wayangnya."Brengsek! Bawa dia ke markas Black World!" perintah Deffin dingin. Semua orang sontak bergidik ketika mendengar suara Deffin, sebab sudah sejak lama mereka tidak melihat aura Deffin yang mengerikan seperti ini.Lalu kemudian beberapa orang anggota Black World langsung membawa Masame pergi. Sedangkan Deffin langsung menghampiri anaknya yang masih berada di dalam pelukannya Clarice."Ayah." Suara Reynand terdengar lemah, namun ia masih bisa tersenyum."Kerja bagus," puji Deffin bangga, lalu kemudian ia mengambil alih tubuh Reynand dan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen