All Chapters of Pelakor Harus Mati: Chapter 111 - Chapter 120
139 Chapters
(Season 2) BAB 28 - Sebuah Rahasia Kecil
“Shei, apa kita harus sampai begini?” tanya Leslie panik. “Aku nggak minta kamu buat ikut,” kataku, dingin. Leslie menghela napas putus asa di kursi belakang. “Alamatnya di sini.” Dinda, yang langsung datang di hari yang sama setelah aku meneleponnya, berbicara sambil menatap peta di ponsel. Ternyata tidak terlalu sulit mencari tau sosok wanita itu. Aku hanya perlu menyerahkan fotonya ketika bersama sang anak kepada pria yang mengaku sebagai detektif swasta, berserta sejumlah uang yang tak seberapa, lalu secara ajaib kami mendapatkan alamatnya. Aku sudah mempersiapkan segala yang mungkin kubutuhkan. Jika sebuah ancaman saja takkan membuatnya mundur, aku bahkan siap melakukan apa pun untuk Kakak dan putrinya. Aku akan membuat dunia yang aman untuk mereka, meski itu artinya merelakan kebebasanku sendiri. Dinda menunjuk sebuah gang yang ada di hadapan kami. “Masuk ke sini,” katanya. Leslie terlihat semakin gelisah, tapi aku tidak peduli. Aku sudah siap menghadapi apa pun yang akan
Read more
(Season 2) BAB 29 - Sebuah Rasa
“Pak Indra, kami sudah pulang.”“Apa? Kalian?”“Ya, tadi tiba-tiba Sheila pusing. Kayaknya karena panic attact.”“Lalu kondisi Sheila sekarang?”“Sudah lebih baik. Aku dan Dinda diperjalanan antar Sheila ke rumah.”“Astaga. Syukurlah. Tolong pantau dia, Les. Saya akan ke sana secepat yang saya bisa.”“Mm… mungkin lebih baik nanti aja, Pak. Sheila baru aja tenang. Kami juga akan temani Sheila di sini.”“Oke. Kabari saya kalau ada apa pun, Les. Terima kasih karena sudah jaga Sheila.”“Iya, Pak.”“Tapi, Leslie, apa kalian sempat temui Miranda?”Leslie melirik ke arahku, meminta jawaban, saat yang bisa kulakukan hanya mematung tak bergerak.“Nggak.” Akhirnya, Leslie kembali berbicara. “Kami nggak sempat ketemu perempuan itu.”“Syukurlah. Terima kasih, Leslie.”Setelah menganggukkan kepala, Leslie menutup sambungan telepon itu.Di dalam mobil, keheningan kembali tercipta. Aku sudah meminta Dinda memundurkan mobil sejauh mungkin, hingga kami bisa melihat apa yang terjadi, tanpa dicurigai.T
Read more
(Season 2) BAB 30 - Perceraian Miranda
Tok tok.Ketukan itu memecah lapisan beku di antara kami. Kak Indra masih menatapku, meminta sebuah jawaban, ketika yang kulakukan adalah berjalan ke pintu, membiarkan Leslie dan Dinda masuk, dan mengintrupsi perbincangan yang tak ingin kulanjutkan.“Shei! Akhirnya kamu masuk kant— what the f*ck!” Suara Leslie membeku dalam keterkejutan.Kopi yang dibawa Dinda bahkan jatuh begitu saja, membuat genangan hitam di bawah kakinya. Seketika ruangan Kakak dipenuhi nyengat aroma kopi.“Astaga! Ka… kamu… sudah gila?” Leslie terbata. Manik matanya bergetar menatap wajahku.Tangan Dinda terulur dramatis, menyentuh ujung rambutku yang terpotong.“Model baru, cocok kan? Aku sudah lama mau potong model bob begini.”Bukannya menjawab, Leslie justru menutup mulutnya, lalu tetesan air mata mulai jatuh tanpa tertahan. Bahkan Dinda ikut menatap sedih.Demi Tuhan, ini hanya sebuah potongan rambut. Apakah mereka harus sedramatis itu? Aku masih hidup, bernapas dengan baik, apakah di mata mereka aku tak lag
Read more
(Season 2) BAB 31 - In Between
‘Jika kau berada di sebuah kapal yang akan tenggelam, dan hanya bisa menyelamatkan satu orang di antara ibu atau kekasihmu, siapa yang akan kau selamatkan terlebih dulu?’Kau pernah mendengar pertanyaan itu?Atau kau pernah melontarkan pertanyaan itu?Bagiku, itu adalah pertanyaan yang paling menyeramkan. Takkan kulontarkan pertanyaan itu kepada siapa pun, dengan aku menjadi salah satu pilihannya. Karena selama ini aku selalu menjadi sosok yang dibiarkan mati tenggelam.Bahkan meski hanya dalam sebuah pengandaian yang belum tentu terjadi.“Ini?” Leslie ikut menghentikan langkahnya saat aku berhenti.“Ini mobilnya?” Dinda melanjutkan pertanyaan Leslie.Lekat kutatap mobil di hadapanku. Beberapa kali aku duduk sebagai penumpang di dalam mobil itu. Beberapa kali juga aku merasa betapa amannya berada di sampingnya, hingga kupikir, akhirnya nasib buruk itu berhenti datang. Akhirnya aku menemukan
Read more
(Season 2) BAB 32 - Bagaimana Caramu Memb*nuh Orang yang Kau Sayangi?
PLAK!Kedua mataku terbelalak lebar. Suara tamparan itu menyentak tubuhku. Refleks, tanganku menyentuh pipi, tapi tidak ada sengatan rasa sakit di sana.Aku berdiri, menatap bingung tempat familiar yang juga terasa asing itu.Di mana aku sekarang?PLAK!Suara tamparan kedua membuatku menoleh.“Dasar perempuan nggak berguna! Harusnya kamu m*ti!”Betapa terkejutnya aku saat melihat sosok Dandy. Di hadapannya, Kakak tampak berlutut tengadah saat Dandy menarik rambutnya dengan keras.  “Kamu harusnya m*ti, Bianca!”“Lepas, Mas!” Kakak berusaha keras melepaskan tangan Dandy yang mencengkram rambutnya. Namun, semakin kencang usaha Kakak, semakin keras cengkraman Dandy. Ia mengangkat kembali tangannya, lalu melayangkan sebuah tamparan keras yang lain. Hingga aku bisa melihat tubuh Kakak terpelanting dengan noda darah di sudut bibirnya.‘Kakak!’ teriakku, tapi
Read more
(Season 2) BAB 33 - A Sip of Poison
Setelah memastikan wajahku tak menyisakan jejak air mata atau kesedihan yang tercipta dari mimpi buruk itu, aku turun ke ruang makan. Tempat ia menungguku.Sengatan air dingin yang mengguyurku saat mandi, membuat pikiranku sedikit lebih jernih. Kuharap, itu membuatku siap menemuinya.  Rumah dua lantai yang kami tempati semenjak menikah terasa sangat lenggang. Semua seakan terdiam melihat kedatanganku. Bahkan para pelayan hanya bergerak ketika diperintahkan, seperti tubuh tak berjiwa.Mereka menunduk saat aku tiba di ruang makan. Samar aku bisa melihat rona merah di salah satu pipi Aria. Apakah itu hukuman darinya karena lalai mengabari keberadaanku pagi tadi?Aku menarik napas panjang sebelum kembali melanjutkan langkah.Pria itu sudah duduk di depan meja makan, dengan sajian makanan mewah seperti biasa. Dua hari yang lalu, aku bahkan tidak sanggup memakan apa pun. Ketidak beradaannya membuat seluruh nafsu makanku lenyap.Siapa sangka
Read more
(Season 2) BAB 34 - Rindu
“Nona Sheila, sudah waktunya.” Suara Aria muncul dari balik pintu yang terkunci. “Acaranya akan dimulai jam 8 malam.”Aku tetap bergeming tanpa jawaban. Kutatap pantulan wajahku yang terrias sempurna di cermin. Ia seperti seorang putri yang siap menghadapi dunia dengan kecantikannya. Ia seperti gadis belia yang mampu mengalihkan pandangan semua orang karena keanggunannya.Namun, bagiku, sosok itu hanyalah sebuah cangkang tak bernyawa. Perasaan hampa membuat waktu di sekelilingku terasa melambat.“Nona Sheila.”Saat suara Aria kembali terdengar, kulirik ponsel yang masih gelap di atas nakas. Tidak ada tanda-tanda ia akan membalas pesan yang kukirimkan ke ponselnya. Tidak ada telepon, atau kabar apa pun, seperti biasa.Malam ini, aku harus menghadiri sebuah undangan peresmian hotel sebagai Nyonya Anggara Miles. Pemilik hotel itu adalah rekan bisnis Miles Group. Tentu saja nama kami tertera sebagai tamu VIP seperti seluruh keluarga Miles yang lainnya. Aku bisa membayangkan berapa banyak
Read more
(Season 2) BAB 35 - Love Is Blue
Sentuhannya membakar jiwa dan tubuhku. Belaiannya yang penuh tekanan membuat jiwaku yang sempat redup karena merindu, kini kembali hidup. Ciumannya seakan membawa ragaku melayang di atas ratusan lilin yang menyala. Semakin dalam ia menyentuhku, justru semakin deras air mataku mengalir. Rindu yang menyatu dengan rasa sakit melalap hidupku sedikit demi sedikit. Lenganku secara otomatis melingkari lehernya saat ia merengkuh tubuhku lebih rapat. Bibirku membalas ciuman panasnya, seakan tubuhku khawatir ini akan menjadi kali terakhir bagi kami. Ia adalah racun untukku. Namun kau tau, aku bahkan akan dengan senang hati untuk meminum secawan racun demi bisa bersamanya sedikit lebih lama. Meski itu artinya akan mengikis jiwaku. Aku tidak peduli jika ia memiliki wanita lain yang dicintainya. Aku tidak peduli jika ia datang hanya karena membutuhkan tubuhku. Aku tidak peduli jika ia hanya menunjukkan sisi tajam kepadaku, selama aku bisa melihatnya, itu sudah lebih dari cukup. Sebesar itu a
Read more
(Season 2) BAB 36 - Kecelakaan Miranda
Apa kau pernah jatuh cinta pada tokoh dalam sebuah kisah? Itu menyakitkan bukan? karena tidak peduli sebanyak apa harapanmu untuk bersamanya, ia hanyalah sebuah tokoh yang takkan menjadi nyata. Dan, itu lah Xei Anggara Miles untukku. Bagaimana mungkin aku tetap mencintai sosok yang kutau bukan diciptakan untukku? “I… ini tentang Bu Miranda.” Aku yakin, pria yang belakangan kuketahui bernama Davin itu tidak berniat menyakitiku. Ia berkali-kali melirik ke arahku saat menyebutkan namanya. Aku bisa merasakan ketegangan merayap naik di antara kami. Semua orang terdiam. Yang tidak mengerti hanya mampu melirik penuh tanya, sedang yang mengetahui siapa Miranda, kini saling melempar pandang gelisah. Apa mungkin mereka khawatir aku akan meledak dalam amarah? Tangan suamiku terkepal, ia melirikku sekilas. “Jelaskan itu nanti. Saya harus pergi sekarang.” Aku menoleh tak percaya kepadanya. Kelegaan merayap naik ke wajahku. Tanpa sadar sejak tadi aku menahan napas karena terlalu gugup. Kup
Read more
(Season 2) Bab 37 - Penculikan Sheila
“BOD*H! KAMU BENAR-BENAR ANAK YANG NGGAK BERGUNA!!” Brak! “Cukup, Sayang!” “B*NGSAT! INI GARA-GARA KAMU TERLALU LEMAH! LIHAT ANAK INI, DIA BAHKAN NGGAK BECUS MENGGODA ANGGARA! HARUSNYA KITA PILIH ANAK LAIN DI PANTI ASUHAN HARI ITU!” “Sayang! Ini semua bukan karena Riana. Perempuan itu datang lagi, dan ditambah ada anak ini…” “CIH! KALIAN PIKIR INI BISA JADI ALASAN?! KALAU KAMU CUKUP PINTAR MENGGUNAKAN TUBUHMU ITU, HARUSNYA KAMU SUDAH MENDAPATKAN PERHATIAN ANGGARA SEKARANG! HARUSNYA KALIAN MENIKAH DAN MEMILIKI ANAK UNTUK MENDAPATKAN WARISAN. BUKANNYA BERMAIN-MAIN SEPERTI INI! PERCUMA SAYA MENGINVESTASIKAN UANG SEBANYAK ITU UNTUK MENGURUS LINTAH NGGAK BERGUNA SEPERTI KAMU!” “Sayang! Tapi Riana juga sudah punya rencana yang lain. Kali ini pasti berhasil.” “RENCANA?! B*NGSAT! MULAI SEKARANG SAYA AKAN GUNAKAN CARA SAYA SENDIRI. SAYA AKAN B*NUH ANGGARA!” “Papa! Tolong jangan b*nuh Kak Anggara! Aku janji, aku akan perbaiki semuanya sekarang. Aku akan menikah dengan Kak Anggara! Aku
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status