All Chapters of Pandu Kesatria Genda Yaksa: Chapter 21 - Chapter 30
130 Chapters
Senapati Gukurajma Menemui Barunda
  Diam-diam, Senapati Gukurajma menaruh rasa iri terhadap Pandu. Ia sangat khawatir jika Pandu akan menyaingi dirinya, sehingga tumbuh niat jahat dalam diri pria paruh baya itu. "Aku harus memancing Pandu agar keluar dari istana ini, dan aku akan memerintahkan kepada Barunda agar mencelakai Pandu," kata Senapati Gukurajma sambil mengamati Pandu yang tengah berjalan bersama Panglima Durga menuju ke arahnya. Panglima Durga tersenyum lebar memandang wajah sang senapati. Setelah dekat, ia pun langsung menyapa Senapati Gukurajma, "Selamat malam, Senapati. Sedang apa kau di sini?" Panglima Durga membungkukkan badan ke arah Senapati Gukurajma yang tengah duduk di pendapa istana. "Aku sengaja menunggumu di sini, aku ingin berbincang santai menikmati malam," jawab Senapati Gukurajma tersenyum lebar. "Duduklah!" sambungnya mempersilahkan Panglima Durga untuk duduk. "Terima kasih, Senapati," sahut Pa
Read more
Tugas untuk Barunda
Senapati Gukurajma meletakkan tangannya di atas pundak Barunda, lalu berkata, "Maukah kau mengajak Pandu keluar dari istana?" tanya sang senapati. "Untuk apa, Senapati?" tanya Barunda masih belum mengerti dengan ucapan sang senapati. "Untuk mencelakai dia! Jika perlu kau bunuh saja anak muda itu!" jawab Senapati Gukurajma. Dalam pikiran dan jiwa prajurit senior itu, seketika tumbuh rasa ragu, takut, dan khawatir untuk mengiyakan titah Senapati Gukurajma. Seperti yang ia ketahui, bahwa Pandu merupakan seorang prajurit yang diangkat langsung oleh sang raja, tidak mudah bagi siapa pun untuk berusaha menyingkirkan Pandu. "Aku diberi tugas yang tidak masuk akal ... bisa celaka aku jika Prabu Surya Darma Wihesa mengetahui perbuatanku," batin Barunda. "Hei! Kenapa kau diam? Apa kau tidak mau menjalankan tugas ini?" bentak Senapati Gukurajma menatap tajam wajah Barunda. "Buka
Read more
Teror Kepada Wira Karma
Di tempat terpisah, tepatnya di kediaman Wira Karma—ayah Pandu. Malam itu, Wira Karma dan Damara tengah berbincang santai bersama Reksa Pati dan juga Jalamangkara. Mereka tengah membicarakan Pandu yang sudah menjadi punggawa kerajaan."Aku sangat bangga denganmu, Wira," desis Damara mengarah kepada Wira Karma.Wira Karma hanya tersenyum saja menanggapi perkataan dari Damara. Kemudian, Jalamangkara mulai angkat bicara, "Apakah Pandu anak tunggal, Aki?" tanya Jalamangkara mengarah kepada Wira Karma."Benar, Jala! Pandu adalah putra semata wayangku, dari usia lima tahun dia sudah ditinggal oleh ibunya," jawab Wira Karma lirih. "Istriku meninggal karena mengalami sakit keras sewaktu aku masih menjabat sebagai kepala regu prajurit di istana kerajaan," sambung Wira Karma menuturkan."Pandu memiliki jiwa kesatria dan akan menjadi seorang pemimpin hebat. Aku yakin sekali dengan perkembangan Pandu, dia pasti akan mendapatkan kedudukan tinggi di kerajaan Gend
Read more
Ki Warka Dikeroyok Orang Tidak Dikenal
Damara dan yang lainnya langsung bangkit, dan segera berlari menuju arah suara tersebut. Tampak seorang pria paruh baya tengah bertarung dengan maut, sekujur tubuhnya penuh luka. Wajahnya pun hampir tertutup oleh darah yang terus mengalir dari keningnya. "Ki Warka!" teriak Damara langsung berlari menghampiri Ki Warka yang sudah dalam kondisi lemah tak berdaya. "Bawa ke rumahku secepatnya!" pinta Wira Karma. Dengan demikian, Damara langsung mengangkat tubuh pria paruh baya itu. Ia bersama yang lainnya segera membawa Ki Warka  ke rumah Wira Karma. Tubuh Ki Warka dibaringkan di atas bebalean yang beralaskan tikar. Tampak darah segar terus mengalir dari luka di bagian kening dan pergelangan tangan kanannya pria paruh baya itu. "Ambilkan air hangat dan kain bersih, Reksa!" perintah Damara. "Iya, Paman." Reksa Pati bangkit dan langsung masuk ke dalam rumah. Ti
Read more
Raja Mengangkat Pandu Menjadi Pemimpin Pasukan Keamanan
Di istana kerajaan, saat itu tengah digemparkan oleh sebuah kabar tentang peristiwa pembunuhan terhadap dua orang prajurit. Mereka terbunuh ketika melaksanakan tugas dari sang raja untuk memantau wilayah perbatasan.Pelaku pembunuhan itu adalah Andaresta dan beberapa orang anak buahnya. Mereka sengaja melancarkan serangan tersebut, ketika dua prajurit itu terpisah dari rombongan mereka, sehingga dimanfaatkan dengan baik oleh Andaresta dan anak buahnya.Meskipun demikian, dari pihak istana belum mengetahui dengan pasti siapa pelakunya, dan para prajurit yang ada di kepatihan Turi Yaksa Mekar tengah dipersiapkan untuk melakukan tugas menyisir ke pelosok-pelosok wilayah tersebut, guna mencari keberadaan para pelaku pembunuhan itu."Sebaiknya kau saja yang berangkat ke perbatasan, Panglima!" perintah sang raja mengarah kepada Panglima Durga."Baik, Gusti Prabu. Hamba akan melaksanakan tugas ini dengan baik," jawab Panglima Durga menjura kepada sang raja.
Read more
Pandu Panglima Termuda Kerajaan Genda Yaksa
Demikianlah, maka keputusan itu pun langsung disahkan oleh sang raja yang tentu sudah mendapatkan persetujuan dari seluruh pejabat istana yang hadir. Karena sang raja sudah meminta saran kepada para pejabat istana sebelum memutuskannya.Demikianlah, maka sang raja langsung memerintahkan salah seorang prajurit untuk memanggil Pandu agar segera menghadap dirinya saat itu juga."Prajurit!" panggil sang raja mengarah kepada salah seorang prajurit yang tengah berjaga di pintu ruangan tersebut."Iya, Gusti Prabu," sahut prajurit itu membungkukkan badan seraya memberi hormat kepada junjungannya."Kau panggil Pandu sekarang, agar segera menghadapku!" perintah sang raja."Daulat, Gusti Prabu." Prajurit itu menjura, kemudian undur diri dari ruangan tersebut untuk segera melaksanakan titah sang raja."Beruntung sekali Pandu, baru beberapa hari saja berada di istana sudah mendapatkan kepercayaan dari sang raja untuk menjadi seorang pemimpin pasukan keam
Read more
Barunda Bersama Pendekar Bayaran
Panglima Durga tersenyum lebar menatap wajah sang kesatria muda yang kini sudah mendapatkan kepercayaan dari sang raja untuk menjadi seorang pemimpin prajurit menggantikan posisi kedudukannya.Lalu, sang panglima menjawab lirih pertanyaan Pandu, "Benar sekali, Pandu. Di masa berdirinya kerajaan Genda Yaksa tiga kali pergantian kekuasaan hanya memiliki seorang panglima saja. Salah satunya adalah ramamu dan juga pamanmu.""Aku pun tidak menyangka bahwa raja akan memberikan kepercayaan ini kepadaku," desis Pandu meluruskan pandangannya ke wajah sang panglima. "Padahal aku ini belum memiliki pengalaman apa-apa untuk menjadi seorang pemimpin prajurit," sambung Pandu lirih.Panglima Durga tersenyum lebar sambil memegang pundak Pandu. Lalu berkata, "Kau jalankan saja tugas ini dengan baik! Percayalah Sanghyang Widhi pasti akan memberikan petunjuk dan kemampuan pada dirimu, Pandu!" tandas Panglima Durga menyemangati Pandu."Terima kasih, Panglima."Tanpa m
Read more
Sikap Sombong Dumaya
Setelah panjang lebar berbincang dengan pendekar bayaran tersebut, dan sudah mencapai kesepakatan. Maka, Barunda langsung pamit kepada Wiriadinata, saat itu ia langsung kembali ke istana dan segera melaporkan tugasnya kepada sang senapati. "Bagus sekali! Itu tandanya, Pandu akan segera dilenyapkan dari muka bumi ini," kata Senapati Gukurajma menanggapi laporan dari prajurit setianya itu. "Kau tenang saja! Meskipun tugas melenyapkan Pandu bukan kau sendiri yang melakukannya. Aku akan tetap menaikan jabatanmu kelak jika semua sudah tercapai segala tujuanku!" tegas sang senapati menambahkan. Senapati Gukurajma sangat yakin jika pendekar bayaran itu dapat melaksanakan tugas dengan baik. Sehingga, ia berkesimpulan bahwa Pandu akan segera binasa di tangan pendekar tersebut. "Terima kasih, Senapati. Semoga saja Wiriadinata dapat melaksanakan tugas ini dengan sempurna," ucap Barunda lirih. "Kau sudah aku percaya untuk mengemban tugas ini. Ini rahasia kita ber
Read more
Pertarungan Pandu dengan Wiriadinata
Dengan cepat, Pandu meloncat tinggi menghindari sebongkah batu yang melesat hampir mengenai tubuhnya. Batu tersebut dilemparkan oleh Dumaya dengan kekuatan tenaga dalam yang sangat besar. "Dumaya benar-benar nekat melakukan tindakan seperti ini," desis salah seorang kawannya yang menyaksikan detik-detik serangan yang dilakukan oleh Dumaya terhadap sang panglima. "Kita lihat saja!. Apakah Dumaya akan berhasil memancing Panglima Pandu keluar dari tempat ini," sahut kawan yang lainnya. "Jangan memaksaku untuk melakukan tindakan tegas terhadapmu, Ki Sanak!" seru Pandu sudah kembali menginjakkan kakinya di atas tanah. "Hahaha! Aku tidak takut dengan ancamanmu itu, Panglima. Jika kau bersedia untuk bertarung denganku, maka aku akan merasa senang sekali," sahut Dumaya benar-benar bersikap benawat. Sejatinya, Dumaya mulai melancarkan aksinya untuk memancing amarah Pandu. Setelah itu, ia akan memancing Pandu untuk mengejarnya ke bibir hutan yang tidak
Read more
Kekuatan Tenaga Dalam Pandu
Pandu tidak membiarkan serangan tersebut berkembang lebih pesat lagi. Dengan segenap kekuatan yang ia miliki, Pandu terus melakukan serangan balasan terhadap Wiriadinata. Sehingga Wiriadinata mulai terdesak dan jatuh tersungkur.Dengan demikian, Pandu memanfaatkan dengan baik kesempatan itu. Kaki kanannya langsung menyapu dengan tendangan keras yang berkekuatan tinggi. Namun, Wiriadinata bergerak dengan sempurna dalam menghindari tendangan dari Pandu. Tubuhnya melesat ke udara."Hahaha...!" Wiriadinata tertawa lepas mengejek Pandu yang baru saja gagal melakukan serangan terhadap dirinya.Beberapa saat kemudian, Wiriadinata kembali menginjakkan kaki di atas tanah, maka berkatalah ia, "Kau masih belum dapat mengimbangi ilmu kesaktianku wahai, Panglima!" Wiriadinata berdiri angkuh dan bersikap jemawa seraya membusungkan dada di hadapan Pandu.Melihat sikap sombong pendekar itu, Pandu hanya tersenyum-senyum saja dalam menanggapinya. Meskipun ucapan Wiriadinat
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status