Semua Bab I Stuck On You: Bab 81 - Bab 90
118 Bab
Chapter 81
Ethan segera berpaling dan menatap tajam ke arah pemuda yang memukulnya. Pemuda itu akan memukulnya lagi namun tiba tiba dia roboh karena kena tembakan bius dari salah satu pengawal Ethan. Ketika Ethan berdiri menegakkan tubuhnya, salah satu pemuda yang lain berlari sambil berteriak membawa kayu untuk memukul Ethan, namun pengawal Ethan menembak lagi ke arah pemuda itu sehingga dia roboh. Kemudian Pengawal Ethan membidik ke arah pemuda satu lagi, satu satunya orang yang belum roboh. Pemuda itu langsung angkat tangan menyerah. Panji segera menghampiri dan mengikat kedua tangan pemuda itu ke belakang punggung pemuda itu dengan tangannya.“Kali ini kalian akan celaka,” ujar Panji, ucapannya diarahkan untuk pemuda itu dan kelima temannya yang sudah roboh.Ethan mengangkat tangan ke bibirnya yang berdarah. Cuman sedikit. Pikir Ethan seraya melihat darah di jari telunjuknya. Namun tidak dengan Nadya, ia berlari dengan cepat ke arah Ethan. Kedua mata coklatnya terlihat cemas di balik kacamat
Baca selengkapnya
Chapter 82
Nadya berdiri dari sofa, ia mulai mondar mandir gelisah, sesekali tatapannya ke arah pintu dan berharap Ethan membuka pintu itu. Sudah dua jam ia menunggu di villa dan waktu sudah menunjukkan jam sebelas malam namun Ethan belum datang juga. Apa mungkin ia harus keluar mencari Ethan. Tapi bagaimana jika pada saat ia keluar Ethan malah ke sini. Itulah yang mencegahnya untuk tidak segera keluar mencari Ethan. Ia duduk lagi di atas sofa berusaha untuk tenang. Ethan pasti baik baik saja. Kata Nadya dalam hati meyakinkan diri sendiri. Ia kembali mengecek peralatan antiseptik sekali lagi untuk memastikan kalau peralatan itu sudah lengkap. Luka Ethan harus diobati dan ia sudah menyiapkan peralatan antiseptik untuk mengobati luka Ethan. Nadya tiba tiba menghela napasnya. Peralatan antiseptik itu sudah lengkap. Ia sudah lima kali mengecek peralatan itu hanya untuk mengalihkan perhatian dari pikiran buruk karena Ethan belum juga datang. Mungkin ia harus membuat jus jeruk untuk dirinya sendiri se
Baca selengkapnya
Chapter 83
Ethan tidak mau Nadya mengetahui kejadian sebenarnya karena ia tidak mau menambah pikiran Nadya yang berakibat pada kepalanya yang mengalami gegar otak ringan. Tidak ada sahutan dari Ethan, ia hanya menatap Nadya, kedua matanya berubah serius. Nadya melirik ke arah Ethan sebentar sebelum bicara lagi.“Mita bilang padaku kalau Adel meninggalkanku di hutan monyet, Adel kembali ke resort bersama dua orang turis dari Amerika.” Nadya melirik lagi ke arah Ethan. “Apakah itu benar?” “Apa kepalamu sudah baikan?” Alih alih menjawab Ethan balik tanya.Jadi itu yang membuat Ethan tidak mau membicarakan kejadian itu. Ethan mengkhawatirkan kepalanya yang mengalami gegar otak. Pikir Nadya.“Aku sudah baikan, dan sekarang katakan kepadaku apa yang terjadi di hutan monyet.”“Bisakah kita tidak membicarakan hal itu?” Ethan mengelak lagi.“Mungkin aku harus bertanya pada Adel.”Kedua mata Ethan kembali serius. “Aku tidak mau kamu dekat dekat dengan Adel.”“Lalu katakan kepadaku apa yang terjadi di h
Baca selengkapnya
Chapter 84
Ethan bergerak dalam tidurnya untuk mengubah posisi, namun tiba tiba ia terbangun dan melihat Nadya sudah tertidur pulas. Ia mengerjapkan kedua matanya untuk kembali sadar sepenuhnya, lalu ia bangun sambil memegang tangan Nadya yang masih dipegangnya. Ia sudah tertidur lama dengan posisi yang sama, Nadya pasti merasa pegal karena harus mengorbankan pahanya menjadi bantalnya. Ya ampun. Ia sangat lelah sehingga ketika kepalanya menyentuh paha Nadya langsung tertidur lelap.Ethan menurunkan kedua kakinya ke lantai dan berpaling ke arah Nadya yang tidur sambil menyandar ke sofa. Sudah berapa lama Nadya tidur seperti itu. Ia melirik jam tangannya. Jam tiga pagi. Ia menghela napasnya, tiga jam Nadya tertidur seperti itu karena dirinya. Ia bahkan tidak jadi mengatakan siapa dirinya kepada Nadya karena rasa lelah yang menguasainya. Ia tiba tiba berdecak. Dua kali ia tidak jadi mengatakan siapa dirinya kepada Nadya. Pokoknya besok aku harus mengatakannya kepada Nadya. Tegas Ethan dalam hati.
Baca selengkapnya
Chapter 85
Hati Nadya berbunga bunga ketika melangkah menuju ke tempat Spa. Ia sengaja memilih berjalan dari villa ke tempat Spa karena ia ingin merasakan udara pagi disertai hati yang senang. Hatinya senang karena pergi ke tempat Spa sangat tepat sekali dilakukan hari ini mengingat ia akan bertemu dengan Ethan nanti. Memangnya apa yang akan ia lakukan dengan Ethan. Nadya tiba tiba memukul kepalanya. Sadarlah Nad, kamu harus ingat janjimu sendiri. Peringat Nadya pada dirinya sendiri. Ia berperang lagi dengan dirinya sendiri.Rasa cintanya yang besar terhadap Ethan dan rasa senang yang dirasakan hatinya sekarang mengalahkan akal sehatnya. Mungkin sejenak ia akan mengesampingkan janjinya untuk hari ini. Nadya senyum senyum sendiri. Selain itu di Bali tinggal sehari lagi. Ia ingin memanfaatkan waktu yang tinggal sedikit itu dengan Ethan. Nadya segera melangkah dengan cepat tidak sabar unuk melakukan Spa bersama teman temannya.Ketika ia memasuki tempat Spa, ia melayangkan pandangannya ke seluruh ru
Baca selengkapnya
Chapter 86
Nadya berusaha menahan air matanya sekuat tenaga agar tidak menangis. “Kamu bohong,” kata Nadya, suaranya sedikit tercekat.“Aku tidak bohong, kamu bisa lihat di internet siapa Ethan.”Adel berhenti sebentar, kedua tangannya semakin dilipat di depan dadanya dan dagunya di angkat dengan angkuh. Ia ingin menunjukkan posisinya sebagai seorang Direktur di depan perempuan itu agar perempuan itu merasa dirinya bukan siapa siapa di depannya. Ok ia memang belum jadi Direktur tapi siapa perduli dengan itu perempuan itu tidak akan tahu kalau ia hanya seorang General Manager. “Sepertinya Ethan tidak memberitahumu karena kamu bukan siapa siapa baginya,” lanjut Adel, ia tersenyum sinis. “Lebih baik kamu pergi dari resort ini!” lanjutnya lagi dengan nada tajam.Nadya tidak dapat menahan air matanya lebih lama, tanpa kata ia melangkah pergi dari ruang tunggu Spa. Setelah di luar, ia berlari dengan kencang dan membiarkan air matanya turun mengalir deras. Ia terus berlari tanpa henti, ia tidak mem
Baca selengkapnya
Chapter 87
Hp Ethan berkali kali berdering di sampingnya, Ethan tidak mendengar hpnya berdering karena ia mematikan volume hpnya ketika sedang mengadakan pertemuan, ia juga tidak mengubah volume hpnya ke mode getaran. Ethan sangat serius membicarakan pembangunan resort dengan para investor yang menginvestasikan uangnya untuk resort The Blue Pearl Island.Baru kali ini Ethan mengadakan pertemuan dengan semua investor resort The Blue Pearl Island. Ia mempunyai rencana untuk membangun resort lebih luas dan menambah fasilitas yang belum tersedia di resort, dan ia ingin membicarakannya dengan semua investornya mengenai rencananya. Semua setuju dengan rencana pembangunannya bahkan salah satu investornya memberikan pendapat sehingga Ethan mendengarkan dengan seksama.Hpnya kemudian berbunyi lagi memberitahu ada pesan masuk. Ethan baru melihat hpnya ketika investornya yang lain memberikan tanggapan. Ethan membuka pesan di hpnya. Salah satu pengawal yang mengawal Nadya memberitahu kepadanya kalau mereka
Baca selengkapnya
Chapter 88
Adel sebal dengan temannya Ethan. Kemanapun ia pergi Panji selalu mengikutinya sehingga ia tidak bisa bergerak. Ia seolah seorang penjahat. Mungkin ia memang seorang penjahat kalau menyangkut perempuan itu. Sepertinya Panji sudah tahu perempuan itu tidak ada di resort, karena itulah ia bertingkah seperti detektif. Tiba tiba Adel mengedikkan bahunya tidak perduli. Untung saja Ethan memanggilnya sehingga ia tidak diikuti lagi oleh Panji.Adel tersenyum mengingat sekarang ia akan bertemu dengan Ethan, ia melangkah dengan anggun menuju kantor Ethan. Ia sengaja memakai baju sexy. Rok pendek dan jas yang warnanya cream dengan belahan terbuka menampakkan sedikit payudaranya yang tidak memakai bra. Ia juga memakai parfume dengan sangat banyak, ia sengaja menyemprotnya ke seluruh tubuhnya. Rambut pirangnya sengaja diikat agar memperlihatkan lehernya yang jenjang dengan jelas. Ia sedikit merubah riasannya. Riasannya tidak terlalu menor seperti biasa. Entah mengapa ia seolah tahu Ethan tidak suk
Baca selengkapnya
Chapter 89
Adel tiba tiba tertawa. Tatapan Ethan semakin dingin melihat Adel tertawa. Ucapan Ethan seolah lelucon bagi Adel. Adel tampak tidak karuan, sikap anggun yang sering diperlihatkannya seakan menghilang.“Kamu tidak bisa memecatku Ethan, hanya ayahku dan ayahmu yang bisa,” kata Adel setelah menguasai diri, ia masih terkekeh menertawakan Ethan seolah dia Komisaris Besar.“Aku bisa,” kata Ethan dingin sehingga tatapan Adel kembali fokus ke arahnya namun senyum Adel masih terpampang di bibirnya seakan mengejeknya. “Aku sudah menghubungi ayahku, aku yakin ayahku sudah menghubungi ayahmu untuk memecatmu, dan aku juga sudah memberitahu ayahmu kalau kamu ada di Bali, mungkin ayahmu sudah terbang ke sini.” Seketika senyum Adel menghilang mendengar ucapan Ethan. Kemarahannya kembali muncul.“Kamu jahat Ethan!” seru Adel marah. “Kenapa kamu lakukan itu kepadaku?!”Ethan tidak menjawab, tatapan dinginnya tidak berubah, ia membiarkan Adel menjawab sendiri pertanyaannya. Seakan tahu Adel tiba tiba m
Baca selengkapnya
Chapter 90
Nadya duduk di kursi belajar sambil menatap keluar jendela, jarinya memainkan gelang coklat dengan ukiran Tegalalang yang dipakai di tangan kirinya. Pandangannya tidak fokus ke arah pemandangan di luar jendela karena ia tidak berkeinginan untuk memandang apapun di depannya, ia juga tidak ingin melakukan apapun. Sejak kejadian itu, ia tidak bisa menulis seakan kemampuan menulisnya menghilang. Kerjaannya hanya melamun dan menangis. Kedua orang tuanya tentu tahu ia berubah menjadi seperti itu tapi mereka tidak tahu apa penyebab ia seperti itu dan mereka tidak bisa berbuat banyak, mereka hanya mengantarkan makanan dan minuman untuknya. Nadya tidak tahu pandangan sedih yang tampak dari wajah mereka saat melihatnya seakan tidak ingin hidup. Neneknya yang cerewet pun kali ini terdiam melihat cucunya. Neneknya sengaja membuat masakan kesukaannya tapi sia sia saja karena ia tidak memakannya bahkan tidak mencicipinya. Hari pertama sejak kejadian itu Nadya tidak nafsu makan. Namun neneknya dan k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status