Semua Bab Kesatria Mawar: Bab 11 - Bab 20
98 Bab
Bagian 11
“Pertandingan dimulai!” Seruan wasit membahana, membuat para penonton bersorak girang dan bertepuk tangan.Sementara itu, di arena, kedua pangeran menghunus pedang. Bunyi besi beradu membuat ngilu. Pangeran Fayruza terdorong ke belakang beberapa langkah. Sebenarnya, dia sudah cukup kesulitan mengangkat pedang, bahkan harus menggunakan dua tangan. Entah kenapa keadaannya memang terlihat kurang baik. Wajah tampan dengan sorot mata lembut itu tampak kuyu dan lelah.Pangeran Ardavan menyeringai melihat adiknya terdesak. Dia langsung melancarkan serangan bertubi-tubi. Punggung Pangeran Fayruza hampir saja tertebas. Untunglah, dia berhasil menghindar. Namun, baru saja Pangeran Fayruza bernapas sejenak, Pangeran Ardavan kembali merangsek maju. Satu sabetan pedang berhasil menyayat lengan baju zirah. Sorakan penonton membahana."Pangeran Ardavan!""Pangeran Fayruza jangan mau kalah!"Gulzar Heer menggemeletukkan gigi. ”Ck! Pa
Baca selengkapnya
Bagian 12
 Aroma rumput basah menyegarkan paru-paru. Arena kompetisi gegap-gempita. Sorakan-sorakan menaikkan tensi. Kemarin, babak penyisihan selesai menjelang malam. Namun, hujan lebat turun semalaman, sehingga pertandingan final akan dilaksanakan pagi ini.Kini, dua pemenang masing-masing grup telah berdiri berhadapan di arena. Grup pertama dimenangkan oleh Pangeran Ardavan. Sementara Pangeran Heydar menjadi sang juara di grup kedua. Putri Arezha tampak cemas di kursi kehormatan. Shirin bahkan sampai memucat. Gulzar Heer tak ikut menonton karena menjaga Pangeran Fayruza yang diharuskan kembali ke istana Kerajaan Khaz untuk memulihkan kondisi.“Pertandingan final antara Pangeran Ardavan dan Pangeran Heydar dimulai!” seru wasit.Sorakan-sorakan penonton membahana, lebih nyaring daipada pertandingan-pertandingan sebelumnya. Beberapa dari mereka bahkan melakukan taruhan. Meskipun Pangeran Heydar yang namanya tersohor dalam peperang
Baca selengkapnya
Bagian 13
 “Apa?” Teriakan Pangeran Ardavan menggelegar setelah mendapat laporan dari pemuda berpakaian serba hitam.Pemuda itu adalah mata-mata yang diutus untuk mengamati kondisi rakyat. Dia melaporkan pamor Pangeran Fayruza yang semakin melejit. Bahkan, ada rumor dukungan beberapa kelompok agar pangeran ketiga tersebut bisa dinobatkan menjadi putra mahkota meskipun harus melawan tradisi turun-temurun.“Maaf, Pangeran. Begitulah informasi yang hamba dapatkan,” sahut si mata-mata.“Argggh!”Pangeran Ardavan meraih patung emas penghargaan kompetisi berpedang dan melemparkannya. Pemuda mata-mata memiringkan kepala ke kiri. Patung emas melewati sisi kanan tubuhnya dengan kecepatan tinggi, lalu menubruk tembok, menimbulkan retakan cukup panjang sebelum jatuh ke lantai.“Bagaimana bisa mereka lebih mendukung Fayruza yang hanya membagikan makanan? Aku sudah membagikan banyak harta untuk rakya
Baca selengkapnya
Bagian 14
Buuuk!Tinju Gulzar Heer meninggalkan lebam di pipi bercodet pembunuh bayaran. Farzam langsung menjauhkan putrinya. Sebagai kesatria Pangeran Fayruza, tindakan anarkis Gulzar Heer bisa menjadikan tuduhan palsu semakin kuat. Aula istana mulai riuh. Seperti dugaan Farzam, bisikan-bisikan tak sedap mulai bersahutan.“Sepertinya, Pangeran Fayruza benar-benar membayar mereka.”“Rasanya tidak mungkin pangeran yang begitu lembut–”“Bisa saja Pangeran Fayruza dihasut Pangeran Heydar. Lihatlah, Nona Gulzar yang begitu bernafsu membunuh para penjahat itu untuk menutup mulut mereka!”Gulzar Heer menggeram. Dengkusan napas kasarnya terdengar samar. Ratu Azanie terkulai tak sadarkan diri. Pangeran Fayruza berusaha menenangkan Pangeran Heydar yang mulai terbakar amarah.Sementara itu, Putri Kheva mengepalkan tangan dan melirik curiga kepada suaminya. Perkataan si penjahat sangat tidak masuk akal. Orang bodoh mana
Baca selengkapnya
Bagian 15
"Ck! Apa semuanya akan baik-baik saja? Bagaimana kalau gagal ...."Putri Kheva menggigiti ujung kuku. Dia juga mondar-mandir dalam kamar dan beberapa kali hampir menubruk dinding. Putri Manvash terkekeh, lalu membimbing sang kakak untuk duduk di tepian tempat tidur.“Tenang saja, Kak, pasti akan berjalan lancar. Kita tunggu saja dengan sabar di sini. Besok, pasti akan ada kehebohan di istana,” cetusnya. Bibir kemerahan menyeringai, membuat kesan manis di wajah Putri Manvash raib entah ke mana.Ya, malam ini, rencana busuk akan dijalankan, memfitnah Gulzar Heer dan Shirin. Dua gadis itu akan dibuat tertidur, lalu dinodai lelaki jahat yang disewa Putri Manvash. Namun, kejadiannya akan dibuat seolah terjadi atas dasar suka sama suka sehingga mereka berharap akan menghancurkan kepercayaan Pangeran Heydar dan Pangeran Fayruza. “Apa akan berhasil? Si kesatria memang bisa dibuat tertidur dengan sihir, tapi, pelayan itu bisa saja punya per
Baca selengkapnya
Bagian 16
Kerajaan Arion benar-benar dilanda kericuhan. Namun, tak seperti harapan Putri Manvash, keributan bukan disebabkan adanya kesatria wanita dan pelayan yang tertuduh berbuat mesum. Pagi ini, justru tiga mayat ditemukan dalam kondisi mengenaskan.Raja Faryzan pun mengadakan pertemuan di aula utama. Petinggi-petinggi istana saling berbisik saat dua sosok diminta memasuki aula. Ya, sebagai pemilik kamar tempat penemuan korban, Gulzar Heer dan Shirin harus memberikan kesaksian.Setelah memberikan sambutan singkat, Raja Faryzan bertanya dengan penuh penekanan, " Gulzar, berikan penejlasan tentang mayat dengan leher patah dan kepala pecah yang ditemukan di kamarmu!"Gulzar Heer seperti biasa menjawab tenang dengan wajah datarnya, “Hamba juga tidak tahu apa yang terjadi, Yang Mulia. Hamba tiba-tiba mengantuk sekali tadi malam dan langsung tertidur. Hamba bermimpi berburu bozkou dan mematahkan leher hewan itu, juga membantingnya ke tanah. Ketika terbangun pagi ini,
Baca selengkapnya
Bagian 17
Alun-alun kota telah ramai. Rakyat berdesak-desakan hendak menyaksikan hukuman mati pangeran keempat dan selir kelima. Beberapa dari mereka tak segan melempar tomat busuk, telur busuk, terompah, bahkan batu. Penjahat yang tega memfitnah Pangeran Fayruza tentu akan mendapat kemarahan dari rakyat, padahal ibu dan anak yang malang itu hanyalah kambing hitam Pangeran Ardavan. “Matilah dasar penjahat!”Telur busuk tepat mengenai punggung pangeran keempat, pecah meninggalkan jejak lendir berbau di baju lusuh. Selir kelima berusaha menghalau lemparan-lemparan berikutnya dari tubuh sang putra. Namun, dia langsung disergap para pengawal. “Pergilah ke neraka!” Satu seruan penuh kebencian kembali dilontarkan.Buuk!Batu seukuran kepalan tangan menimpa kening pangeran keempat ketika menaiki tangga panggung pemancungan. Darah segar merembes menguarkan bau anyir. Pengawal mendorong kasar agar sang pangeran mempercepat langkah.
Baca selengkapnya
Bagian 18
Putri Arezha menyapukan kuas. Perlahan, padang bunga lengkap dengan panorama dua sejoli yang tengah berangkulan mesra berpindah ke kulit binatang yang menjadi media lukisnya. Ya, dia memang tengah menjadikan Pangeran Heydar dan Shirin sebagai objek lukisan. Namun, ada tujuan lain yang tersimpan dari acara melukis hari itu.Alasan hendak melukis pemandangan hanya akal-akalan sang putri. Tujuan sebenarnya adalah mendorong suksesnya pernyataan cinta Pangeran Fayruza. Putri Arezha sendiri yang memilih tempat paling romantis, Padang Bunga Merilion. Konon katanya, jika berhasil menyatakan cinta di tempat ini, hubungan akan langgeng hingga maut memisahkan. “Lukisannya sudah selesai, ayo!”Putri Arezha memberi isyarat kepada Shirin dan Pangeran Heydar. Mereka pun segera mengendap-endap, lalu bersembunyi di balik pohon. Terlihat jelas Pangeran Fayruza melangkah ragu ke arah Gulzar Heer yang tengah telentang di hamparan bunga.Pangeran Fayruza dud
Baca selengkapnya
Bagian 19
Wajah Pangeran Heydar masih terlihat dongkol saat mereka memasuki aula utama istana. Dia memang berniat untuk langsung pergi ke Kerajaan Asytar demi merebut kembali Putri Arezha dan Shirin. Namun, Pangeran Fayruza melarang dan menyarankan untuk terlebih dahulu melaporkan kejadian itu kepada Raja Faryzan. Gulzar Heer tak banyak bicara, hanya mengekori kedua pangeran dengan waja datarnya.“Salam hormat kami kepada Matahari Kerajaan,” cetus ketiganya saat berdiri di depan singgasana.Raja Faryzan yang tadi tengah berbicara serius dengan ratu, Pangeran Ardavan, dan Farzam seketika mengerutkan kening. “Kenapa kalian hanya datang bertiga? Di mana Arezha?”Pangeran Heydar langsung berlutut. “Maafkan kami, Yang Mulia. Kami diserang orang-orang misterius dan lengah. Putri Arezha diculik oleh penguasa Kerajaan Asytar.” “Apa?”Raja refleks berdiri. Wajahnya merah padam. Sementara Ratu Azanie menjerit histe
Baca selengkapnya
Bagian 20
Gulzar Heer pun menjelaskan rencananya. Sebelumnya, saat mereka mengirimkan surat ke Kerajaan Asytar, dia dan Pangeran Fayruza sempat melakukan penyelidikan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Delaram menuju istana Kerajaan Asytar, sementara mereka berkeliling kota.Dari hasil penyelidikan, mereka menemukan alasan sulitnya Kerajaan Asytar ditembus. Ya, ada batu sihir yang sengaja ditanam untuk perlindungan. Pangeran Fayruza bisa melihat perisai raksasa melingkupi negeri tersebut. Penyerangan dari luar hanya akan menjadi tindakan boodh karena akan diserap atau bahkan bisa berbahaya jika ada sihir pembalik.“Jadi, bagaimana kita menembusnya?” sergah Raja Faryzan yang sudah tidak sabar."Menghancurkan batu sihirnya dulu, Yang Mulia," jelas Gulzar Heer.“Kami juga sudah menemukan lokasi batu sihirnya, sedikit mengejutkan memang. Batunya ada di bagian dalam atap penginapan yang juga rumah bordil, mungkin untuk mengecoh musuh.” Pa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status