All Chapters of Kesatria Mawar: Chapter 41 - Chapter 50
98 Chapters
Bagian 41
Bagian 41Suara berisik membuat Gulzar Heer membuka mata, tetapi dengan cepat menutupnya lagi. Dia seketika mendengkus. Wajah cantiknya memerah seperti tomat."Ck! Baru kekasih saja, kalian sudah melewati batas. Aku yang sudah bertunangan dengan Fay malah tidak bisa berciuman dengannya karena dia sangat pemalu," gerutu Gulzar Heer.Bagaimana dia tidak kesal? Baru berpindah tempat sudah harus menyaksikan adegan tak biasa. Gulzar Heer dihadapkan pada kemesraan Ayzard dan Asytaria yang tengah memadu kasih. Akhirnya, dia terus menutup mata dan berusaha menulikan telinga dalam waktu yang cukup lama. "Aku mencintaimu, Ayzard," bisik Asytaria."Aku juga," balas Ayzard.Gulzar Heer perlahan membuka mata. Firasatnya mengatakan dua orang itu telah selesai dengan aktivitas mereka sebelumnya. Benar saja, Asytaria dan Ayzard hanya berpelukan di bawah selimut tebal. “Kapan aku bisa menikahimu, Asy?” gumam Ay
Read more
Bagian 42
Bagian 42Ayzard terus berlari menembus hutan. Darah dari kakinya membentuk jejak-jejak mengerikan di tanah. Gulzar Heer mengikuti dengan malas. Sikapnya yang selalu tegas dalam menghadapi masalah, membuat kesalahpahaman beruntun sepasang kekasih itu terasa sangat konyol.Gulzar Heer memang sempat tidak peka dengan perasaan Pangeran Fayruza. Namun, ketika hubungan mereka terjalin, dia tak pernah membiarkan pertengkaran berlarut-larut. Setelah mendinginkan kepala beberapa saat, dia akan mengajak Pangeran Fayruza berbicara baik-baik untuk menyelesaikannya sampai tuntas. Sama halnya, jika ada hal tak disuka dari sang pangeran, dia akan langsung mengungkapkannya dengan jujur.“Asy! Tunggu!” Teriakan Ayzard membuyarkan lamunan Gulzar Heer.Punggung Asytaria sudah terlihat. Ayzard menambah kecepatan larinya. Tak lama kemudian, dia berhasil merengkuh tubuh sang kekasih ke dalam pelukan. Asytaria tersentak, lalu meronta.&ldquo
Read more
Bagian 43
Gulzar Heer sudah berpindah tempat lagi. Dia kembali berada di pondok milik Ayzard dan harus menyaksikan kemesraan dua sejoli itu lagi. Ya, Asytaria memang tengah menyandarkan kepalanya di dada bidang sang kekasih sembari menghela napas berat berkali-kali.“Apa yang membuat kekasihku semurung ini?” bisik Ayzard lembut. Tangannya tak henti mengusap rambut Asytaria.“Ibu masih tak terima jika aku ikut pemberontakan, Ayzard,” keluh Asytaria sebelum menceritakan masalahnya.Seminggu sudah berlalu sejak dia mengutarakan rencana pemberontakan. Namun, Varya masih marah besar. Ibu angkatnya itu terus bungkam dan memasang raut wajah dingin sepanjang hari. Sagha juga tidak jauh berbeda. Meskipun tidak melakukan penolakan langsung, sang ayah angkat sering kali memintanya untuk mempertimbangkan kembali rencana pemberontakan.Ayzard menyentil hidung Asytaria.“Kau tahu aku pun sebenarnya tidak setuju, tapi ya, menghalangi niat seor
Read more
Bagian 44
Gulzar Heer menghela napas berat. Tak ingin terbawa suasana, dia melesat masuk ke istana, sangat mudah karena bisa menembus dinding dan mampu bergerak dengan kecepatan tinggi bagaikan terbang. Tubuhnya bahkan langsung menuju lokasi Asytaria tanpa susah-susah mencari, seolah-olah sudah diatur seperti itu.Ternyata, Asytaria berada di sebuah kamar dengan aroma menyengat nan memabukkan. Gulzar Heer refleks menutup hidung dan menahan napas. Dia mengenal aroma kamar itu, tanaman khas yang dibakar dalam bentuk dupa, mengandung afr*disiaka, sehingga dapat meningkatkan h*srat dan menyebabkan seseorang hilang kendali atas diri.“Ck! Untuk apa menahan napas. Aku, kan, tidak akan terpengaruh dengan apa pun yang ada di sini,” gerutu Gulzar Heer setelah menyadari kekonyolannya. Wanita-wanita yang dikirim untuk raja tidak semuanya pergi dengan sukarela. Gulzar Heer sempat melihat beberapa dari mereka menangis saat memasuki gerbang istana. Mungkin oleh karena itul
Read more
Bagian 45
Darah merembes, lalu menetes di lantai marmer, meninggalkan bercak-bercak merah berbau amis. Asytaria terbelalak. Gulzar Heer pun tak kalah kaget."Ketua!" seru Asytaria.Ya, saat genting tadi, Ketua Kelompok Mawar tiba-tiba datang dan melompat ke tengah pertarungan. Dia menghadang pedang pengawal putra mahkota, hendak menangkis, tetapi sudah terlambat. Akhirnya, perutnya menjadi korban."Ketua, kenapa ...."Si ketua terkekeh."Seorang ayah akan selalu melindungi anak-anaknya," ucapnya sambil mengacungkan jempol dan menyengir lebar.Putra mahkota mendecakkan lidah, lalu tertawa sinis. "Bodoh sekali!" ejeknya. "Matilah kalian bersama!" Dia mengangkat tangan, hendak memberikan isyarat penyerangan."Tidak semudah itu, Putra Mahkota."Ketua Kelompok Mawar menyeringai. Sebelum para pengawal sempat menyerbu, dia mencabut belati di paha dan melem
Read more
Bagian 46
Bagian 46Seperti dugaan Gulzar Heer, pertarungan tak terelekkan. Satu embusan angin membawa api melesat cepat ke arah Asytaria. Gadis itu refleks melompat tinggi dan melakukan gerakan salto di udara. Dia pun berhasil menghindar meski nyaris terkena serangan. Api menghantam kaktus yang langsung terbakar habis.Untunglah, Asytaria memiliki orang tua angkat pengendali api dan angin. Dulu, mereka sering latihan bersama, sehingga dia sudah terbiasa menghadapi  serangan-seranagn serupa. Namun, Asytaria tampaknya juga menyadari tingkat kemampuan dua pendendali di hadapannya jauh lebih tinggi daripada Varya dan Sagha.“Kakak, awas di bawah!” seru Kian.Terlambat! Pasir yang diinjak Asytaria telah bergerak cepat membelenggu kaki dengn kuat. Di saat bersamaan, api  terembus lagi ke arahnya. Beruntung, Kian dan pengendali air dari Kelompok Mawar bertindak cepat. Kian memotong batang kaktus dengan cepat, sementara si pengedali
Read more
Bagian 47
 Gulzar Heer terus mengekori Leah, menembus hutan, hingga akhirnya, mereka tiba di pondok Ayzard. Pemuda itu tampak tersenyum riang sambil memberi makan rusa kesayangannya. Dia juga menyanyikan lagu cinta yang indah dengan pipi bersemu.“Kak Ayzard, Kak Ayzard!” panggil Leah dengan manja.Ayzard menoleh.“Ada apa, Leah?”sahutnya malas.Namun, Leah memang bebal dan pantang menyerah. Dia menggayut di lengan Ayzard dan menggumam manja, “Aku melihat Asy di kota, Kak. Dia melihat-lihat festival. Sepertinya, pemberontakannya berhasil. Apa Kakak tidak ingin bertemu dengannya? Apa Kakak tidak merindukannya?”Ayzard melepas paksa pelukan Leah.“Tentu saja, aku sangat rindu. Kami berjanji akan bertemu besok.”“Bukankah besok terasa lama. Kenapa Kak Ayzard tidak datang tiba-tiba untuk memberinya kejutan? Dia pasti akan senang.”Ayzard menggeleng. Dia
Read more
Bagian 48
 Gulzar Heer mengembuskan napas lega. Dia berpikir paling tidak, iblis kegelapan itu tidak bisa menguasai Ayzard, sehingga tidak ada bencana mengerikan seperti kejadian Ghumaysa. Kesalahpahaman sepasang kekasih ini bisa diselesaikan dengan membicarakannya baik-baik.Sementara itu, Ayzard memejamkan mata. Semilir angin mempermainkan rambut panjang hitam legamnya yang halus dan berkilau. Dia mengecup kalung dalam genggaman, membuat Gukzar Heer semakin tenang. Namun, harapan tinggal harapan.“Lamban sekali, biar aku yang meraihmu.”Suara meremangkan bulu kuduk terdengar dari kabut hitam. Perlahan, kabut itu menjalar di tanah. Tak lama hingga, Ayzard yang masih terpejam diselemuti kegelapan. Dia tersentak dan berusaha meronta, tetapi berakhir dengan kesia-siaan.“Sial, apa ini? Hei, lepaskan aku!”“Jangan marah, Ayzard. Aku hanya membantumu dan kau tidak akan menyesal bergabung denganku. Wanit
Read more
Bagian 49
Gulzar Heer mendengkus. Entah kenapa dia malah lebih geram dengan sikap Asytaria dibandingkan iblis kegelapan sendiri. Gulzar Heer sangat mencintai Pangeran Fayruza, juga rela mengorbankan nyawa. Namun, jika kekasihnya membahayakan dunia, dia tak akan segan menghabisi lelaki itu dengan tangan sendiri.Gulzar Heer menghela napas berat melihat Asytaria yang semakin lemas. Darah dari luka tipis di leher gadis itu mulai menetes ke tanah. Namun, Asytaria masih menatap Ayzard dengan sorot mata penuh harap dan memancarkan kerinduan mendalam.“Ayzard ... aku percaya kamu ... akh  ... ugh ...,” ucapnya susah payah.Ayzard menyeringai. Kuku runcing mencuat dari jemarinya. Jika tidak segera tersadar, Asytaria sudah dipastikan akan bernasib seperti Leah. Gulzar Heer memalingkan muka saat Ayzard menghunus cakar ke arah Asytaria.Trang!Gulzar Heer tersentak. Bunyi besi berdenting jelas bukan suara jantung yang tertusuk. Dia mengalihkan
Read more
Bagian 50
  Asytaria terduduk. Keempat pengendali elemen menghentikan ritual pembangkitan kekuatan pedang suci. Mereka serempak menghampiri Asytaria yang tampak sangat lemas. Dia terbatuk beberapa kali, hingga darah menyembur dari mulut, juga mengalir dari lubang hidung. “Yang Mulia!” Si pengendali air berseru. “Anda baik-baik saja?” Pengendali angin mengenggam jemari Asytria. “Jelas-jelas Yang Mulia terluka! Tidak perlu ditanya lagi,” omel pengendali api. Keduanya pun saling melotot. Hampir saja mereka saling menyerang. Untunglah, si pengendali tanah yang selalu tenang segera menengahi. Sementara itu, Pengendali air segera melakukan penyembuhan. Namun, mana-nya terpental, sama sekali tidak dapat menembus kulit Asytaria. Dia menggunakan kekuatan penglihatan tajam agar bisa melihat aliran darah dan mana dalam tubuh, hanya beberapa saat dan langsung terperanjat. “Ratu ... apakah Anda sudah tidak suci lagi hmm
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status