Semua Bab Cinta Seorang Penipu : Bab 11 - Bab 20
102 Bab
Tertipu
Aku merasa bahwa seorang penipu memang tidak akan bisa mencintai seseorang. "Kenapa aku begitu bodoh? Aku mengharapkan seseorang yang tidak mungkin aku dapatkan." kataku sambil merasa kesal. Dita langsung masuk ke ruangan aku. "Maaf, ibu Alea. Saya ingin memberikan dokumen ini. Semua dokumen ini membutuhkan tanda tangan ibu." kata Dita sambil tersenyum. "Simpan saja, Dita!" kataku sambil merasa kesal. "Baik, ibu Alea." kata Dita sambil tersenyum. Dita keluar dari ruangan dan mengerjakan pekerjaan dia. Andre datang dan menghampiri Dita. "Apa Alea sedang di ruangan?" tanya Andre sambil merasa penasaran. "Ada, pak. Ibu Alea sedang mengerjakan tugasnya." Jawab Dita. Andre langsung masuk ke ruangan aku. "Andre!" kataku sambil tersenyum. "Ternyata kamu emang sedang sibuk. Maaf, aku mengganggu. Aku hanya ingin membicarakan bisnis baru." Kata Andre.&
Baca selengkapnya
Teman
"Aku hanya tersenyum karena dia wanita bodoh." kata Fauzi sambil merasa kesal."Kenapa? Apa pria itu sungguh brengsek?" tanya Alif sambil merasa bingung. "Pria itu sudah berani menyakiti kekasihnya. Seorang pria tidak bisa disebut pria sejati jika memukul wanita dia. Apalagi jika mereka saling mencintai satu sama lain." kata Fauzi sambil merasa kesal. "Ternyata begitu, apa dia cantik?" tanya Aluna sambil tersenyum. "Dia cukup cantik." jawab Fauzi sambil tersenyum."Sudah aku tebak, kamu memang sedang jatuh cinta. Aku tidak menyangka itu, Fauzi. Selamat." kata Alif sambil tersenyum. Fauzi merasa kesal dengan perkataan Alif. Fauzi langsung mengubah topik pembicaraan mereka. "Sudah, Alif. Bagaimana dengan Alea? Apa dia mengizinkan kamu untuk pergi?" tanya Fauzi sambil merasa bingung. Alif langsung berpikir bahwa aku akan sangat marah terhadap dia jika kami bertemu lagi. "Untuk apa a
Baca selengkapnya
Kelinci
Klien langsung menyuruh aku untuk memulai rapat. "Bisa kita mulai sekarang?" tanya klien sambil tersenyum. Roni berjalan menelusuri hutan dan akhirnya menemukan Alif dan Fauzi. "Kalian memang bukan teman yang setia." kata Roni sambil merasa kesal. "Roni!" kata Fauzi sambil merasa terkejut. "Akhirnya kamu sampai di sini." kata Alif sambil tersenyum. "Tentu saja, telah habis satu malam aku mencari kalian berdua. Aku sudah dikejar oleh banyak mafia. Beruntung aku bisa lolos dan sampai di hutan ini." kata Roni sambil merasa kesal. "Apa kamu pikir kita tidak dikejar oleh mafia itu? Memangnya sedang apa kami berada di sini?" tanya Alif sambil merasa kesal. "Semua ini memang jebakan yang telah dibuat oleh mereka." kata Fauzi sambil merasa kesal. "Apa kamu tahu jalan menuju tempat persembunyian kita?" tanya Alif sambil merasa penasaran. "Tahu, aku lapar. Apa kali
Baca selengkapnya
Tidur Di Rumah Dita
Zidan datang menghampiri kami. Aku merasa bingung dengan hubungan mereka berdua."Dita, aku ingin bicara berdua dengan kamu." kata Zidan sambil melihat ke arah Dita. "Maaf, aku tidak ingin bicara dengan kamu. Aku sedang sibuk. Ibu Alea ingin berbicara dengan aku." kata Dita sambil merasa kesal. Aku merasa bahwa Dita ingin menjauh dari pria itu. Aku langsung menarik tangan Dita dan membawa dia pergi. Sepertinya mereka sedang memiliki hubungan yang tidak baik."Ayo Dita!" kataku sambil menarik tangan Dita. "Baik, ibu Alea." kata Dita sambil tersenyum. Dita membawa aku ke rumahnya. "Maaf, ibu Alea. Saya membawa anda kemari karena saya sedang tidak ingin bicara dengan pria itu." kata Dita sambil merasa kesal. "Tidak masalah, aku mengerti. Siapa dia?" tanyaku sambil merasa bingung. "Dia adalah Zidan, mantan kekasih saya. Kami baru saja mengakhiri hubungan tapi dia datang menemui saya lagi. Saya bin
Baca selengkapnya
Zidan Memaksa Dita
Aku pergi ke toilet dan mencuci muka sebelum tidur. Andre masih menunggu di depan rumahku dengan sangat lama. "Di mana Alea berada? Apa dia tidur di rumah temannya? Kenapa dia tidak memberi kabar kepada aku? Benar juga, Alea tidak akan memberi kabar kepada aku. Aku ini bukan kekasih dia. Andre, kamu ini terlalu banyak berharap. Sebaiknya aku cepat pulang ke rumah." kata Andre sambil merasa lelah. Andre pergi dari rumahku dan menuju ke rumahnya. Dita mencoba menghubungi Fauzi tapi Fauzi tidak dapat dihubungi. "Kenapa dia tidak mengangkat telepon dari aku? Apa dia mengganti nomor?" tanya Dita sambil merasa bingung. Aku melihat Dita dan langsung bertanya mengenai pasta gigi. "Di mana pasta gigi kamu?" tanyaku sambil merasa bingung. "Sebentar, ibu Alea. Saya akan mengambil di lemari. Sepertinya sudah habis, saya lupa belum menyimpan ke kamar mandi." Jawab Dita. Dita langsung mencari pasta gigi dan memberikan it
Baca selengkapnya
Dita Hamil
Alif pergi dari taman itu dan menemui mereka berdua. Aku merasa gugup dan masuk ke dalam kamar hotel. Aku merasa tidak tenang dan tidak bisa tidur. "Aku mencium bibir Alif lagi. Pasti dia berpikir bahwa aku sangat mengharapkan dia. Kenapa aku sangat bodoh? Apa aku tidak bisa berhenti menyukai Alif?" tanyaku sambil merasa kesal. Aku langsung tidur karena merasa sangat lelah. Alif pergi ke kamar tidurnya. Alif merasa tidak bisa tidur. "Alif, jangan memikirkan wanita. Aku tidak ingin mencintai seseorang. Aku harus menyelamatkan ibu dari orang itu." kataku sambil merasa kesal. Fauzi pergi ke kamar tidurnya. Fauzi merasa tidak bisa tidur dan memikirkan Dita. "Ada apa ini? Kenapa aku terus memikirkan Dita? Apa sesuatu telah terjadi kepada dia? Apa aku harus memeriksa keadaan dia? Tapi aku tidak bisa pergi karena banyak mafia yang masih mengawasi kami semua. Tapi perasaan aku sangat tidak nyaman dan merasa sedih. Ada apa ini?" tanya Fa
Baca selengkapnya
Takut
Dita mulai bersikap tenang dan berhenti menangis. Fauzi langsung bertanya tentang apa yang telah terjadi. Dita merasa lebih tenang dan menceritakan semuanya. "Dita, ada apa ini? Kenapa kamu menangis?" tanya Fauzi sambil merasa bingung. "Aku hamil." jawab Dita sambil merasa sedih. Fauzi merasa terkejut saat mendengar kabar kehamilan Dita. "Apa? Kamu hamil?" tanya Fauzi sambil merasa terkejut. "Benar, aku mengandung anak dari Zidan. Setelah kamu pergi, dia selalu meminta untuk kembali. Aku selalu menolak dan mengusir dia dari rumah ini. Tapi dia selalu datang untuk menemui aku. Sampai saat itu, dia datang dalam keadaan yang sangat mabuk. Dia memaksa aku untuk melakukan itu. Sekarang aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan. Aku tidak ingin menikah dengan dia. Tapi aku tidak mungkin membiarkan anak ini lahir tanpa seorang ayah. Aku tidak akan bisa mengurus dia seorang diri." jawab Dita sambil merasa sedih.Fauzi merasa sa
Baca selengkapnya
Belajar Berpisah
Alif berjalan di taman dan melihat aku sedang duduk. "Ternyata dia sudah kembali kemari." kata Alif sambil menarik napas. Alif pergi dari taman itu dan aku melihat dia. Aku langsung memanggil dia. "Alif!" teriak aku. Alif berbalik badan dan aku langsung menghampiri dia. "Kenapa kamu ingin pergi? Apa kamu mencoba untuk menghindari aku?" tanyaku sambil merasa kesal."Benar, aku tidak ingin hidupku terganggu. Aku ingin menghindar dari kamu." jawab Alif sambil merasa kesal. "Baik, aku sudah mengerti. Aku tidak akan mengharapkan kamu lagi. Aku akan berusaha untuk bersikap seperti yang kamu inginkan. Aku akan menjauh dan mungkin akan mencintai pria lain." kataku sambil merasa kesal. Alif merasa terkejut saat mendengar perkataan aku. "Apa aku memang tidak pernah berada di hati kamu? Apa kamu memang tidak pernah berasa di pikiran kamu? Apa aku tidak penting untuk kamu?" tanyaku sambil merasa kesal.&
Baca selengkapnya
Kesepian
"Apa? Fauzi tidak akan kembali secepatnya? Dia pasti memiliki urusan penting. Kenapa tidak memberitahu kepada kita?" tanya Alif sambil merasa kesal. "Aku juga tidak tahu." jawab Roni sambil merasa kesal. "Sudah, kita hanya bisa menunggu dia. Kita tidak bisa bertindak berdua. Dia paling penting dalam tugas kita." kata Alif sambil merasa bingung."Benar, Alif. Tidak biasanya Fauzi seperti ini. Ada apa dengan dia?" tanya Roni sambil merasa penasaran. Alif menepuk bahu Roni. "Sudah, simpan pertanyaan itu saat kalian sudah bertemu. Kamu selalu ingin tahu urusan orang lain. Sebaiknya segera mencari pasangan. Kamu terlalu ingin mengetahui tentang Fauzi." kata Alif sambil tersenyum. "Aku ingin tahu hanya karena kami teman. Aku tidak merasa bahwa aku membutuhkan pasangan. Wanita itu hanya membuat kita merasa repot saja. Aku tidak ingin terlibat dengan banyak drama. Aku sudah lelah hanya dengan dikejar oleh para mafia itu." kata
Baca selengkapnya
Pengorbanan
"Maafkan aku, Andre. Aku hanya bisa menjadi teman terbaik." kataku sambil memeluk Andre. Andre hanya diam dan merasa bingung. Aku langsung melepaskan pelukan itu. "Aku bukan wanita terbaik. Kamu harus bahagia meski bukan aku wanita yang mencintai kamu. Kita masih bisa menjadi teman." kataku sambil tersenyum."Aku mengerti, Alea. Aku akan menjadi teman baik kamu. Aku akan mencoba menghapus perasaan cinta ini. Aku tidak akan memaksa kamu. Cinta itu butuh pengertian dan terkadang harus melakukan pengorbanan. Ternyata yang harus aku lakukan adalah berkorban untuk merelakan kamu." kata Andre sambil tersenyum. Andre langsung memeluk aku. Lalu, dia melepaskan pelukan itu. "Hanya satu yang aku minta dari kamu, Alea." kata Andre sambil tersenyum. "Apa itu?" tanyaku sambil merasa bingung. "Bahagia meski tanpa aku. Lakukan semua yang bisa membuat kamu bahagia." kata Andre sambil tersenyum. Andre langsung perg
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status