Lahat ng Kabanata ng Cinta Seorang Penipu : Kabanata 31 - Kabanata 40
102 Kabanata
Bersalah Kepada Andre
Pelukan Alif memang terasa hangat tapi aku lelah mencintai tanpa dicintai. Aku memutuskan untuk melepaskan Alif dan mempertahankan Andre. Aku langsung melepaskan pelukan Alif."Pergi kamu dari rumah aku! Menjauh dari aku!" teriak aku dengan sangat marah. "Apa kamu yakin jika aku harus pergi?" tanya Alif sambil tersenyum. "Benar, aku tidak ingin melihat wajah kamu lagi. Aku ingin mempertahankan Andre bukan kamu. Mencintai kamu itu membuat aku merasa sakit." jawabku sambil meneteskan air mata. Alif pergi dan aku langsung mencoba menghubungi Andre tapi tetap tidak diangkat. "Andre, maafkan aku. Aku memang jahat." kataku sambil menangis. Alif pergi dan menuju rumahnya. Roni melihat Alif sangat kesal. "Ada apa, Alif?" tanya Roni sambil merasa bingung. "Tidak ada." jawab Alif dengan sangat marah.Alif langsung masuk dan mengunci pintu kamar tidurnya. "Kenapa aku menjadi seperti ini? Kenapa ak
Magbasa pa
Menolak Keinginan Ibunya Zidan
Aku pergi ke kantor dan semua pegawai sudah berdiri untuk menyambut aku. Aku melihat Dita tidak berada di kantor. "Di mana Dita?" tanyaku sambil merasa penasaran. "Maaf, ibu Alea. Saya tidak tahu keberadaan Dita." jawab pegawai itu sambil merasa bingung. "Baik, saya akan pergi ke ruangan." kataku sambil tersenyum. Saat masuk ke dalam ruangan, aku mendapatkan kabar dari Dita. Dita tidak masuk karena ibu dari Zidan sedang sakit. "Apa? Dita pergi bersama Zidan? Kenapa bisa itu terjadi?" tanyaku sambil merasa bingung. Klien penting datang menemui aku ke ruangan kerja."Selamat pagi, ibu Alea!" kata pak Boni. "Selamat pagi, pak Boni!" kataku sambil tersenyum. "Saya ingin membicarakan mengenai bisnis baru kita." kata pak Boni sambil tersenyum. "Tentu saja, silakan duduk!" kataku sambil tersenyum. Pak Boni duduk dan memberikan kontrak kerja sama. Aku membaca dan menyetujui isi
Magbasa pa
Tentang Tamara
Dita merasa tidak tega saat melihat ibunya Zidan. Tapi Dita tetap menolak pernikahan itu dan mengatakan bahwa dia sudah memiliki calon suami. "Maaf, ibu. Aku tidak bisa, aku sudah memiliki calon suami. Dia akan menikah dengan aku. Tapi aku tidak akan melarang Zidan dan ibu untuk bertemu dengan anak ini. Hanya saja aku tidak bisa menerima Zidan kembali. Aku harap ibu bisa mengerti keputusan aku ini." kata Dita sambil merasa sedih. Ibunya Zidan merasa kecewa saat mendengar perkataan Dita. "Kenapa? Kenapa kamu begitu egois dan tidak memberikan kesempatan kepada Zidan? Zidan sangat mencintai kamu." kata ibunya Zidan dengan sangat marah. Dita hanya diam dan merasa kesal terhadap Zidan. Dita mencoba menahan amarah. "Ibu tetap ingin kalian berdua menikah. Ibu tidak akan membiarkan anak itu memiliki ayah lain selain Zidan." kata ibunya Zidan dengan sangat kesal. Zidan hanya tersenyum saat mendengar perkataan ibunya. Dita sema
Magbasa pa
Kabar Mengejutkan
"Apa kamu sudah merasa sangat nyaman saat bersama aku? Jangan sampai kamu terlalu nyaman, aku tidak akan bisa melepaskan kamu." kata pria itu sambil tersenyum."Kamu memang menyebalkan." kata wanita itu sambil tersenyum. Mereka seakan mengingatkan kebersamaan aku dengan Alif. Aku langsung pergi ke kamar mandi. "Maaf, saya harus ke kamar mandi sebentar." kataku sambil tersenyum. "Silakan, ibu Alea." kata pak Joko sambil tersenyum."Jangan lama." kata Andre sambil memegang tanganku. "Baik." kataku sambil melepaskan tangan Andre. Aku pergi ke kamar mandi. Saat ingin keluar dari kamar mandi, seorang pria masuk ke dalam kamar mandi. Ternyata dia adalah Alif."Alif!" kataku sambil merasa terkejut. "Alea!" kata Alif sambil tersenyum. Alif mengunci pintu dan mendekati aku. Alif menatap mata dan menarik wajahku ke depan wajahnya. Aku merasa terkejut dan berpikir bahwa dia akan mencium bibir aku. Aku m
Magbasa pa
Menjadi Satpam
"Bukan begitu." kata Fauzi sambil merasa bingung. "Sudah, kamu masih saja berani berbohong. Tadi kamu sendiri yang mengatakan bahwa wanita itu hamil." kata Roni sambil merasa kesal. Mereka semua masuk ke dalam rumah. Fauzi langsung mencoba menjelaskan semuanya. "Dengarkan aku! Semua ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Roni. Aku tidak pernah melakukan itu terhadap wanita. Aku hanya berusaha untuk membantu dia." kata Fauzi sambil merasa gelisah. "Sudah, jujur saja!" kata Roni sambil tersenyum. "Sungguh, aku tidak membuat dia hamil. Pria brengsek itu yang membuatnya hamil." kata Fauzi sambil merasa kesal. Roni merasa terkejut saat mendengar perkataan Fauzi. "Apa? Seorang Fauzi? Penipu yang paling lembut dan baik. Dia mengatakan brengsek. Kamu sudah membuat aku merasa terkejut. Ada apa ini?" tanya Roni sambil merasa terkejut. "Sepertinya teman kita ini sedang jatuh cinta terhadap wanita itu." jawab
Magbasa pa
Tujuan
Salah satu mafia berbisik dan menyuruh mafia yang lain untuk pergi karena tidak ingin terlibat dengan masyarakat."Baik, pak. Maafkan kami." kata mafia itu sambil merasa kesal. Mafia itu langsung pergi dari sekolah itu. Roni dan Fauzi merasa lega dan menarik napas. Alif hanya tersenyum saat melihat itu. Satpam kembali dan menemui Alif. "Ternyata kamu benar. Mereka bukan orang baik. Mereka mengatakan bahwa kamu adalah penipu dan bertiga. Padahal kamu sedang sendiri dengan saya." kata satpam sambil tersenyum. Alif hanya diam karena dia memang penipu. Alif tidak bisa merasa benar dan tidak bersalah. Dia langsung pamit dari hadapan satpam itu. "Maaf, saya harus pergi. Saya memiliki urusan penting." kata Alif sambil tersenyum. "Sebaiknya kamu memang harus pergi. Tidak baik jika lama berada di sekolah. Guru akan merasa curiga dengan kamu." kata satpam sambil tersenyum. "Terima kasih, pak." kata Alif sambil tersenyum.&n
Magbasa pa
Tidak boleh membuang barang mahal!
"Itu berarti istri anda sangat mencintai anda. Anda harus menjaga perasaan dia dengan baik." kataku sambil tersenyum. "Benar, pasti itu. Saya senang sekali bisa berbicara banyak dengan anda. Selamat tinggal, ibu Alea." Kata klien itu. Klien itu pergi dan aku langsung masuk ke dalam mobil. Saat dalam perjalanan, aku merasa seperti orang bodoh saat mengingat pembicaraan tadi dengan klien itu. "Aku menyuruh dia untuk menjaga perasaan istrinya. Tapi aku sendiri, aku tidak bisa menjaga perasaan ini kepada Andre. Aku masih mencintai Alif. Semua ini terasa seperti memukul diri sendiri. Aku berbicara dengan omong kosong. Semua itu tidak bisa aku lakukan di dalam kehidupan percintaan ini. Menyebalkan." kataku sambil merasa kesal. Saat sampai di rumah, aku langsung masuk ke dalam rumah. Alif sudah berada di rumahku. "Selamat datang, Alea!" kata Alif sambil tersenyum. "Untuk apa kamu datang kemari?" tanyaku sambil merasa kesal.&
Magbasa pa
Mulai Terbuka
Andre hanya tersenyum dan melihat wajah Tamara. "Kamu masih belum berubah, Tamara. Kamu wanita paling bijak selama aku mengenal seseorang." kata Andre sambil tersenyum. "Benarkah? Aku tidak begitu bijak. Kamu terlalu berlebihan." kata Tamara sambil merasa malu. Saat malam hari, aku mencoba menghubungi Andre. Tapi telepon Andre tidak bisa aku hubungi. "Kenapa ini? Apa ada sesuatu dengan Andre?" tanyaku sambil merasa bingung. Saat pagi hari, aku bersiap dan langsung keluar dari kamar tidur. Alif datang ke rumahku. Dia membawa masakan untuk aku. Aku sangat terkejut saat melihat dia ada di depan rumah. "Alif!" kataku sambil merasa terkejut. "Alea, aku membawakan makanan untuk kamu." kata Alif sambil tersenyum. "Kenapa kamu berada di sini? Apa kamu masih akan memaksa aku?" tanyaku sambil merasa kesal. Alif mendekat dan mencium bibir aku dengan sangat lama. Aku merasa terkejut dan mencoba me
Magbasa pa
Kotak Makan Siang Dari Alif
Dokter pergi dan Fauzi langsung menemui Dita. "Apa perut kamu masih sakit?" tanya Fauzi sambil merasa khawatir. "Tidak, hanya sebentar saja. Setelah diperiksa, aku sudah merasa tidak sakit. Aku harus pergi dari rumah sakit sekarang. Aku harus bekerja." kata Dita sambil berdiri. Fauzi melarang Dita untuk kerja."Ayo kita pergi ke rumah!" kata Fauzi sambil tersenyum. Fauzi langsung menarik tangan Dita. "Tidak, aku harus pergi ke kantor. Bagaimana kamu ini?" tanya Dita sambil merasa kesal. "Jangan, kamu harus istirahat." jawab Fauzi sambil merasa kesal. Mereka menaiki taksi dan Dita mengatakan tujuan ke kantor aku. "Tidak, kita harus pulang." kata Fauzi sambil merasa kesal. "Tidak, aku ingin ke kantor." kata Dita sambil merasa kesal. "Kamu harus mengikuti perkataan aku." kata Fauzi sambil merasa kesal. "Tidak, siapa kamu?" tanya Dita sambil merasa bingung. 
Magbasa pa
Alif Cemburu
Benar, aku diberikan ini oleh seseorang." kataku sambil tersenyum. "Pasti ini dari pak Andre." kata Dita sambil tersenyum. Mendengar nama Andre disebut, itu membuat aku merasa semakin bersalah. Aku merasa seperti wanita jahat kepada dia. Aku harus menemui dan meminta maaf kepadanya. Aku merasa khawatir dengan keadaan hati Andre sekarang. Aku tidak ingin Andre melakukan sesuatu yang aneh atau mungkin dia akan pergi dari luar negeri.  "Kenapa ibu Alea melamun?" tanya Dita sambil merasa bingung. "Tidak ada, ini bukan dari Andre." jawabku sambil tersenyum. Dita merasa terkejut saat mendengar bahwa kotak makan siang ini bukan dari Andre. "Bukan dari pak Andre? Lalu, ini dari siapa?" tanya Dita sambil merasa bingung. "Ini dari Alif." jawabku sambil tersenyum."Sebentar, saya seperti tidak asing mendengar nama itu disebut. Apa mungkin saya mengenal dia?" tanya Dita sambil merasa bingung. "Dia itu t
Magbasa pa
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status