All Chapters of KEJUTAN UNTUK SUAMIKU: Chapter 11 - Chapter 20
111 Chapters
11. Part 11
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 11Bu Salma menunjukkan wajah muram sepanjang acara pernikahanku dengan Ulfa. Sedikit pun ia tidak mau tersenyum.Sebelum pesta pernikahan sempat terjadi perbedaan pendapat antara Bu Salma dan Ulfa--anak satu-satunya.Mereka berbeda pendapat mengenai konsep pernikahan."Bu, aku mau pernikahan ini diadakan secara besar-besaran. Aku, kan anak tunggal," ucap Ulfa."Tidak perlu, Ul. Kita mengadakan pesta pernikahan yang sederhana saja." "Tapi, Bu ....""Sudah! Tidak perlu ada yang diperdebatkan lagi. Ibu tetap ingin mengadakan pesta pernikahan yang sederhana, yang penting sah, baik secara agama maupun negara." Bu Salma tetal pada pendiriannnya."Ibu, kan pernah bilang ingin melihatku menikah dengan memakai baju pengantin yang mewah seperti yang ada tivi-tivi itu?""Itu dulu, tetapi sekarang sudah berubah." "Kenapa?""Karena kamu menikah dengan lelaki yang tidak ibu suka.
Read more
12. Part 12
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 12"Baiklah, Mas. Aku izinkan kamu membawa mobil itu yang penting kamu segera pergi dari sini, tetapi namanya pinjam dan yang namanya pinjam harus dikembalikan," ucap Ulfa dengan tangan bersedekap."Terima kasih, Ul." Aku berbalik dan menyusul Mama dan Anisa yang sudah berada di luar.Aku mengajak Anisa pulang ke rumah Mama. "Kalau tahu hanya diajak tinggal di rumah ini aku pasti tidak akan mau menikah denganmu, Mas." Anisa menghempaskan bokongnya di kursi dengan kasar."Terus maumu apa sekarang?" tanya Mama lembut. "Aku nggak mau tahu pokoknya kamu harus bisa mendapatkan rumah itu kembali," "Sepertinya itu tidak mungkin, Nis. Aku sudah menyerahkan rumah itu secara suka rela tanpa ada yang memaksa." "Kok bisa-bisanya, sih, Mas, kamu menyerahkan begitu saja rumah itu padanya." Anisa uring-urungan."Aku pikir aku akan hidup bersama selamanya. Mana aku tahu ka
Read more
13. Part 13
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 13"Mas, suruh mijitin kok malah tidur?" teriak Anisa tepat di telingaku sambil menepuk lenganku."I--iya, maaf, aku ngantuk banget ini." Aku mengucek mata yang terasa berat. Tadi malam aku tidak dapat tidur nyenyak karena tidur di luar. Tega sekali Ulfa.Aku kembali memijit kaki Anisa meskipun sambil menahan kantuk yang tak tertahankan. Berulang kali wanita yang baru kemarin kunikahi itu menepuk lenganku saat aku terlelap dan berhenti memijitnya.Terdengar pintu diketuk. Aku segera membukanya, ternyata Ulfa yang datang."Mas, aku minta maaf dan setelah kupikir-pikir aku mau menerima Anisa sebagai madu karena sadar aku tidak akan bisa punya anak." Ulfa menghambur ke pelukanku."Syukurlah kalau kamu menyadarinya. Terima kasih, ya, Sayang." Aku membelai rambutnya yang wangi."Kalau begitu sekarang kita pulang ke rumah. Ajak Anisa dan kita akan tinggal bertiga dalam satu atap menjadi keluarga yang damai dan ba
Read more
14. Part 14
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 14"Iya, Mbak. Aku juga ingin pintar memasak agar disayang oleh Mas Reyhan." Anisa menunduk. "Kamu nggak pinter masak sudah disayang suami karena bisa hamil dan sebentar lagi punya anak, sedangkan aku ...." Ulfa tidak melanjutkan kata-katanya, ia menunduk dan matanya berkaca-kaca. "Kamu ini bicara apa, Sayang? Aku tetap sayang dan cinta kamu selamanya meskipun tidak bisa hamil dan punya anak. Cintaku padamu tidak pernah berubah dan pudar ditelan waktu. Apapun yang terjadi aku akan tetap mencintaimu." Aku mengusap pundak istri pertamaku itu dengan lembut."Aku wanita cacat, Mas. Aku tidak sempurna." Bulir bening itu meluncur bebas dari sudut mata Ulfa. Ia terisak."Ssttt." Aku menempelkan telunjuk di bibirnya yang bergetar, kemudian beralih mengusap pipinya yang sudah basah oleh air mata."Kamu tidak boleh ngomong kaya gitu. Bagiku, kamu adalah wanita sempurna." Aku tersenyum. Mata kami beradu, aku lega
Read more
15. Part 15
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 15Aku menghela napas perlahan dan mencoba menetralisir pikiran yang mulai berkecamuk. Kuturunkan kaki Anisa dari pangkuanku dengan hati-hati dan berdiri."Lho, Mas. Katanya mau mijitin?" Anisa cemberut.Aku merasa mimpi barusan begitu nyata. Mungkin ini memang suatu pertanda Ulfa sudah berubah pikiran."Mas?" Anisa menggoyangkan lenganku, tangannya ia gerakkan ke kiri dan ke kanan di depan wajahku."Iya, kenapa?" "Kamu melamun?" Aku tidak menjawab pertanyaan Anisa dan kembali duduk di kursi. Kupijit kepalaku yang mendadak nyut-nyutan.Terdengar suara pintu diketuk sehingga membuatku tersentak. Itu pasti Ulfa. Dia benar-benar datang dan mau memaafkan aku. Sepertinya aku berbakat untuk meramal masa depan. Tadi berharap Ulfa datang dan sekarang menjadi kenyataan."Ya, sebentar." Aku beranjak dan menjawab dengan senyuman. Kupersiapkan senyum terbaikku untuk menyambutnya..
Read more
16. Part 16
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 16"Wah, ada banyak makanan ini?" ucap Mama yang baru keluar kamar. Tanpa sungkan ia mengambil satu potong ayam."Satu aja, ya, Ma. Ini semua milikku." Anisa menjauhkan makanan dari jangkauan Mama."Memangnya kamu sanggup menghabiskan semua makanan ini?" tanya Mama dengan dahi berkerut."Kalau sekali makan memang nggak habis, tetapi, kan bisa dimakan nanti?" "Nggak baik menyimpan makanan untuk nanti-nanti. Lebih baik kita makan saja, nanti bisa pesan lagi." Mama menganbil puzza yang ada di dekat Anisa."Oke, deh, kalau gitu nanti Mama yang pesan, ya?" "Siip," "Aku dah kenyang. Mau istirahat sekarang. Mama bereskan semuanya, ya!" Anisa beranjak dari duduknya dan melenggang masuk kamar. "Nis, masa iya Mama suruh bereskan ini semua?" "Terus siapa? Aku, kan lagi hamil?" tanya Anisa santai."Sudahlah Rey, Anisa benar, dia lagi hamil dan butuh istira
Read more
17. Part 17
 KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 17"Itu sepertinya tidak mungkin, Bu. Kalau aku tinggal di sini, siapa yang akan menempati rumah kami?" Ulfa mendongak."Benar juga, ya. Baiklah kalau kalian tidak mau tinggal di sini, tetapi Ibu mohon kalian sering jenguk Ibu, ya?" "Iya, Bu, pasti.""Kalau boleh tahu, sebenarnya ibu menginginkan aku untuk menikah dengan siapa?" tanya Ulfa. Sebuah pertanyaan yang sama denganku."Alif Amar,""Alif Amar? Siapa dia, Bu?" tanya Ulfa. "Dia adalah seorang pemuda yang baik, sholeh, dan petani tulen serta giat bekerja di sawah," papar Bu Salma."Oh, Alif yang rambutnya agak keriting itu, ya?" Ulfa manggut-manggut."Bukan hanya ibu yang menginginkan ia untuk menjadi menantu karena ia memang sosok pemuda yang ... Ah sudahlah lupakan saja tentang Alif. Sekarang kamu sudah punya Rey meskipun ia bukan seorang petani yang bisa melanjutkan menggarap sawah bapakmu yang lu
Read more
18. Part 18
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 18"Dek?" "Sayang?" "Jangan panggil sayang lagi padaku, Mas. Memanggil sayang tidak pantas bagi seorang yang sudah membuat hati luka." "Aku, kan sudah minta maaf? Bukankah kamu pernah bilang kalau manusia adalah tempat salah dan lupa? Dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah minta maaf dan mengakui kesalahan. Sekarang tugasmu adalah memaafkan aku dan menerima Anisa sebagai madu." "Silahkan kamu pulang, Mas. Mungkin aku masih bisa memaafkan untuk selain pengkhianatan," jawab Ulfa sambil tetap menatap layar laptop di depannya."Dek, aku melakukan ini juga untuk kita. Aku ingin kita punya anak dengan menjadikan Anisa sebagai istri. Aku melakukan ini karena terinspirasi dari film India yang sering kita tonton bersama tentang seorang istri yang sadar diri karena tidak bisa punya anak dan membiarkan suaminya menikahi wanita lain agar punya anak. Aku ingin kamu menjadi wanita seperti tu
Read more
19. Part 19
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 19"Dari mana, Rey?" Mama menyambutku ketika aku baru sampai rumah."Dari toko, tetapi Ulfa tidak mengizinkan masuk," jawabku lemas. "Kok bisa?" tanya mama dengan nada tinggi. "Ya, bisa lah, toko itu, kan atas nama dia. Lagi pula modal untuk mendirikan toko itu memang dari Ulfa dan aku tidak ikut membantu sedikitpun." "Itu artinya kamu tadi diam alias tidak melawan saat Ulfa melarang masuk ke toko itu?" "Melawan seperti apa maksud Mama?""Ya, seharusnya kamu kekeuh bilang kalau toko itu juga milikmu. Masa iya kalah sama perempuan?" "Ini bukan soal kalah atau menang, Ma, tetapi ini soal hak milik." "Sekarang pesananku mana?" Mama menadahkan tangan sambil menatapku dengan tatapan tajam."Pesanan apa, sih, Ma?" "Biasanya kamu selalu bawakan Mama roti selai saat pemasok datang. Ini kenapa enggak? Sudah mulai lupa dengan Mama? Ingat, Rey, kamu
Read more
20. Part 20
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 20"Mas, besok kita ke dokter kandungan, ya?" Anisa menoleh sebentar."Kenapa? Perut kamu sakit?" Meski kesal, tetapi aku tetap ingin menunjukkan kalau aku adalah suami yang pengertian.Anisa menggeleng."Kalau tidak sakit, kenapa mengajak ke dokter kandungan?" tanyaku dengan dahi mengernyit."Ye, kamu pikir yang boleh ke dokter hanya orang sakit." Anisa mengerucutkan bibir."Terus mau ngapain? Tidak mungkin mau belanja, kan kalau ke dokter?" "Aku mau USG, biar tahu anakku ini laki-laki atau perempuan." Anisa mengusap perutnya yang masih rata."Kenapa mesti buru-buru USG? Kapan-kapan aja, ya kalau sudah sekitar empat atau lima bulan agar terlihat lebih jelas." "Aku nggak mau, Mas. Pokoknya besok harus USG." Aku menghela napas perlahan, wanita ini kalau punya keinginan harus selalu dituruti. Apalagi kata Mama, aku harus selalu mengalah karena ia sedang hamil. Menyebalkan.
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status