Semua Bab KEJUTAN UNTUK SUAMIKU: Bab 21 - Bab 30
111 Bab
21. Part 21
 KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 21"Oh, Anisa yang mau. Ya udah nggak apa-apa. Sana berangkat! Hati-hati, ya?" Lah, aku pikir Mama sependapat denganku untuk menunda USG, ternyata ia malah mendukung keinginan Anisa."Jangan lupa nanti mampir ke toko dan mengambil roti serta susu," pesan Mama saat aku membuka pintu mobil."Iya, Mas. Susu hamilku juga sudah habis. Aku mau ambil beberapa di toko sekalian buat persediaan," sahut Anisa yang sudah duduk manis di dalam mobil.Ah, ya, benar kata Mama kemarin. Meskipun aku tidak ikut memberi modal di toko itu, tetapi aku punya andil besar dalam mengembangkan toko yang menyediakan aneka kebutuhan sehari-hari itu. Boleh dikatakan toko milik Ulfa itu minimarket yang menyediakan aneka barang mulai dari yang enak dimakan sampai yang  tidak dapat dimakan seperti sabun, diapers, sandal sepatu dan lain sebagainya.***Aku dan Anisa sedang menunggu di kursi antrian saat melihat seor
Baca selengkapnya
22. Part 22
 KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 22"Kamu mau ke mana, Mas?" Anisa meraih tanganku saat hendak berbalik untuk mengejar Ulfa. Ya, aku harus mendapatkan dia kembali sebelum terlambat."Aku harus menemui Ulfa." Aku menepis tangan Anisa."Maaf, Pak. Sebenarnya ini ada apa? Dan siapa wanita ini?" tanya sang dokter."Saya istrinya Pak Rey dan sekarang saya sedang hamil anaknya," jawab Anisa."Istri? Maksudnya? Bukankah istri Pak Rey itu Bu Ulfa? Dan dia juga sekarang sedang hamil?" "Em." Aku menggaruk kepala yang tidak gatal."Kenapa, Pak?" tanya wanita berkaca mata itu lagi."Iya, Dok. Dia istri baru saya." Aku nyengir. Pipiku menghangat, mungkin berubah warna menjadi merah karena malu."Terus, bagaimana dengan Bu Ulfa? Apakah dia masih berstatus istri Bapak? Lalu, bagaimana dengan anak yang ada dalam kandungannya? Maaf, Pak. Sebenarnya saya tidak berhak mengetahui masalah keluarga terlalu mendalam sepert
Baca selengkapnya
23. Part 23
 KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 23Bukan hanya Ulfa yang sedih dengan penyakitnya yang dapat menghambat kehamilannya,  aku dan Mama juga merasakan hal yang sama.Satu tahun terakhir, Ulfa mengkonsumsi obat untuk meredakan sakit saat ia datang bulan. Ya, setiap tamu bulanan itu datang, ia selalu kesakitan yang teramat sangat. Bahkan untuk berjalan pun ia tidak sanggup. Ia harus merangkak meski hanya sekadar ingin ke kamar mandi. ia hanya berbaring sambil terus memegangi perutnya yang katanya seperti ditusuk-tusuk benda tajam.Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil. Perjuangan dan kesabaran berbuah manis, tetapi kenapa harus sekarang di saat aku sudah bosan melihatnya?"Selamat, ya, Pak. Akhirnya Bu Ulfa hamil juga." Dokter membuyarkan lamunanku tentang perjuangan Ulfa yang sangat berat untuk bisa mendapatkan buah hati."I--iya, Dok. Kalau begitu saya permisi mau mengejarnya." Aku berbalik dan meninggalkan Anisa bersama dokter te
Baca selengkapnya
24. Part 24
 KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 24"Aku hanya ingin menemui Ulfa, bukan mau bekerja seperti biasanya." "Kalau begitu silahkan menemui Bu Ulfa di rumahnya, Pak," kata Ning. "Ayo kita pulang, Mas!" Anisa menggandeng tanganku dan membawa satu keranjang belanjaan lagi yang lebih banyak dari yang pertama."Kamu ambil apa saja sampai sebanyak ini?" Aku mendelik melihat barang belanjaan Anisa. "Kamu lihat sendiri, Mas. Aku hanya ambil susu, dan aneka makanan ringan." Anisa menunjuk isi keranjang."Tolong dibungkus, ya?" Anisa meletakkan dua keranjang bawaannya di atas meja kasir.Petugas kasir segera memasukkan satu persatu sambil menghitungnya di depan mesin penghitung."Semuanya 1.257.000 ribu, Mbak." Wanita bernama Ning itu tersenyum manis dan meletakkan barang belanjaan di atas meja.Anisa mengambil barang belanjaan yang sudah di kemas itu, tetapi Ning menahannya."Maaf Mbak uangnya mana?"
Baca selengkapnya
25. Part 25
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 25Aku menarik tangan Anisa yang terus meronta meminta untuk dilepaskan. Bukan hanya menarik, kali ini aku juga menyeretnya agar segera sampai mobil. Aku ingin mengantar wanita ini pulang, setelah itu aku ingin menemui Ulfa. Jika menemui Ulfa bersamanya bisa kacau semuanya.Sepanjang perjalanan Anisa terus cemberut, dia merajuk karena tidak diizinkan membawa pulang barang belanjaan."Eh, menantuku yang cantik sudah pulang." Mama menyambut kami dengan senyum mengembang di bibirnya.Anisa tidak menjawab sapaan Mama. Jangankan salim, berbicara pun tidak. Ia masih cemberut dan menghentakkan kaki di lantai dengan keras.Mama menunjuk Anisa dengan memajukan dagunya dan aku hanya merespon dengan dengan melambaikan tangan. Anisa langsung masuk kamar dan menutup pintu dengan kasar, lebih tepatnya membanting hingga membuat Mama terlonjak kaget."Pesanan Mama mana, Rey?" Mama menadahkan tangan usai Anisa
Baca selengkapnya
26. Part 26
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 26Saat ini kami hanya mengandalkan gaji dari Gibran--adikku satu-satunya yang bekerja di percetakan. Satu orang yang bekerja dan yang makan empat orang tentu tidak akan cukup jika makan mewah. Mie instan sudah matang dan tinggal menuang ke dalam mangkuk yang sudah berisi bumbu. Bau harum dari bubuk soto gurih yang khas seketika menguar di dapur. Makanan sudah siap, sekarang tinggal memanggil ibu yang sedang menonton acara televisi. Kulihat ia tertawa sendiri saat melihat acara yang ia tonton lucu."Wah, kamu buatin aku mie ya, Mas?" Anisa yang tadi berada di kamar, tiba-tiba sudah siap di meja makan. Dengan sigap ia menarik kursi dan duduk. Tangannya sudah siap membawa sendok dan garpu dan siap menyantap mie yang masih mengepulkan uap panas itu."Itu buat Mama, Nis." Aku menarik mangkuk dari tangan Anisa."Yah, buat aku mana? Aku, kan juga lapar?" Anisa mengerucutkan bibir."Kamu bikin sendiri, ya? I
Baca selengkapnya
27. Part 27
 KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 27"Mama nggak mungkin marah sama menantu yang akan memberikan Mama cucu." Seukir senyum terbit di bibir mama."Tuh, kan? Mama aja nggak marah. Sekarang kamu masak lagi, Mas!" ucap Anisa santai sambil menikmati mie buatanku."Pokoknya Mama tidak akan membiarkan menantuku ini capek." Mama duduk di kursi dekat Anisa dengan tangan ia letakkan di atas meja.Aku memasak mie buat Mama meski dengan menggerutu. Mentang-mentang lagi hamil, menantunya itu nggak boleh ngapa-ngapain termasuk masak mie yang sangat mudah ini.Ini yang disebut harapan tidak sesuai ekspetasi. Aku yang berniat poligami agar hidup bahagia malah menjadi seperti ini akhirnya. "Sekarang aku mau menemui Ulfa." Aku meletakkan mie yang sudah matang di hadapan Mama."Aku ikut." Teriak Mama."Mama, kan lagi makan?""Makannya nanti saja, sekarang belum lapar." "Ma, aku sudah buatin mie dengan susah
Baca selengkapnya
28. Part 28
 KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 28Dadaku bergemuruh melihat Ulfa terlihat akrab di lelaki di hadapannya itu. Aku yang sudah Mengkhinati Ulfa, tetapi aku sendiri yang sudah sakit hati. Bagaimana ini? "Ma, aku nggak mau pisah sama Ulfa," ucapku dengan hati meradang melihat istri yang selama ini sangat kucintai sedang bersama lelaki lain yang usianya pasti lebih tua dariku. "Sudahlah, kamu sudah punya Anisa sekarang. Apalagi Ulfa juga sudah punya lelaki lain. Ayo, tunggu apalagi. Ambil gambar mereka dulu sebelum nyamperin mereka." Ibu berkata dengan berbisik sambil menggoyangkan lenganku. Aku menuruti perintah mama, setelah mendapatkan gambar yang pas, aku dan mama keluar dari persembunyian dan siap menyapa wanita yang sedang berduaan itu."Ulfa?" Aku dan mama bebarengan menyebut namanya dan kubuat seolah-olah shock. "Mas Rey?" Ulfa tampak biasa saja dan tidak ada kekagetan di wajahnya seperti seseorang yang ketahua
Baca selengkapnya
29. Part 29
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 29"Kamu halu lagi, Ul?" Mama maju dan meraba kening wanita yang dulu selalu ia sayang. Ya, Mama memang sangat menyayangi Ulfa apalagi saat pertama kali Ulfa terlambat datang bulan. Ia menyambutnya dengan bersuka cita."Mulai sekarang kamu tidak boleh capek, Sayang. Semua pekerjaan rumah biar Rey yang handle. Mama juga akan tinggal di sini bersama kalian." Mama berjingkrak kegirangan waktu itu."Rey, Mama akan naik pangkat sebentar lagi," imbuh Mama dengan mata berbinar."Naik pangkat?" "Iya, kamu juga. Mama akan menjadi nenek dan kamu akan menjadi ayah. Aku mau dipanggil Oma saja, deh. Hehe lucu juga." Mama tertawa lebar.Namun, tidak lama setelah itu Ulfa kembali datang bulan dan membuat Mama kecewa berat. Ia kembali ke rumah dan tinggal bersama Gibran lagi.Semenjak itu setiap kali Ulfa bilang terlambat datang bulan, Mama tidak pernah percaya. Bahkan, ia menganggap Ulfa sebagai pembohong."K
Baca selengkapnya
30. Part 30
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 30Ya, mana aku tahu." Mama melengos."Sekarang katakan ada tujuan apa kalian datang ke mari? Kalau tidak ada yang penting, lebih baik kalian pulang, aku sedang sibuk," ucap Ulfa dengan tangan bersedekap."Sombong, padahal punya rumah juga hasil dari merebut!" ujar Mama sinis."Aku tidak pernah merasa merebut rumah ini dari siapapun. Mas Rey sendiri yang sudah memberikan dengan suka rela." "Cukup! Benar apa yang dibilang client saya--Bu Ulfa, kalau tidak ada yang penting silahkan kalian pulang saja. Biarkan Bu Ulfa istirahat," timpal Pak Wira yang katanya akan membantu Ulfa itu."Ul, aku ke sini karena mau minta bagianku di toko itu. Meskipun aku tidak ikut menanam modal, tetapi kamu tidak boleh lupa kalau aku ikut andil dalam mengembangkan toko itu. Kamu masih ingat, kan? Bagaimana perjuanganku di awal berdirinya toko itu hingga bisa jadi seperti itu," "Ya, aku ingat dan tidak akan pernah lupa." Ulfa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status