Semua Bab KEJUTAN UNTUK SUAMIKU: Bab 41 - Bab 50
111 Bab
41. Part 41
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 41 "Kamar Mbak Anisa mana?" Bella berdiri. "Mau ngapain?"  "Aku mau ngasih tahu agar ia tidak terlalu manja di rumah ini," jawab Bella ketus. Gibran memberi tahu kamar tidurku yang saat ini ada Anisa di dalamnya. Tanpa segan, wanita berbibir seksi itu menggedor pintu kuat-kuat. "Woah, siapa yang berani membangunkanku?" Anisa membuka pintu sambil sesekali menguap dan mengucek mata. "Oh, jadi ini istri Mas Reyhan yang katanya sedang hamil dan tidak pernah mau ngapa-ngapain itu?" Bella memandang Anisa dari ujung kepala hingga ujung kaki sambil manggut-manggut. "Masih cantikan aku," imbuh Bella. "Kamu siapa?" tanya Anisa. "Perkenalkan namaku Bella, wanita yang akan menjadi ratu di rumah ini." Bella mengulurkan tangan. "Ratu?" Dahi Anisa mengernyit. "Ya."  "Jangan mimpi kamu, ya! Aku adalah ratu di rumah ini dan tidak akan pernah ada yang dapat menggantikan posi
Baca selengkapnya
42. Part 42
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 42"Gib, apakah kamu sudah berpikir baik-baik untuk menikahi Bella?" tanyaku usai Bella pulang dan kini kami hanya duduk bertiga."Yakinlah. Dia cantik dan seksi. Kurang apalagi?" jawab Gibran tanpa menoleh dan masih tetap fokus dengan ponsel di tangannya."Aku tidak setuju." "Mama juga," "Kenapa?" Gibran menoleh dan meletakkan ponselnya."Belum apa-apa aja sok ngatur, bagaimana nanti setelah benar-benar menjadi istri?" tanyaku yang diiyakan oleh Mama."Yang mau menikah siapa?" "Kamu." Kami menjawab serempak."Nah itu tahu, biarkan aku yang mengambil keputusan untuk menikah dengan siapa. Ini hidupku dan kalian tidak punya hak untuk melarang ataupun mengaturnya." "Mama tidak suka dengan wanita sombong sepertinya." "Mama pikir Anksa itu bukan wanita sombong? Hah? Selain sombong dia juga pemalas. Sebenarnya aku lebih sreg dengan Mbak Ulfa, orangnya baik, lema
Baca selengkapnya
43. Part 43
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 43Wanita itu tersenyum. Oh my God, kenapa senyuman itu masih seperti yang dulu, manis dan begitu menyejukkan hati."Ulfa, kamu kembali, Sayang?" Aku melongo. Bahkan bisa kemasukan lalat mulut ini."Mas, aku ke sini hanya ingin memberikan ini." "Apa ini?" Aku menerima dengan tangan gemetar dan masih bertanya padahal sudah bisa menebak apa isi dari amplop bersampul coklat itu.Aku menghela napas perlahan, gara-gara sibuk dengan Anisa yang menurutku rewel, sampai lupa datang ke pengadilan sehingga Ulfa mudah mendapatkan surat cerai ini.Sidang perceraian akan cepat selesai jika hanya salah satu pihak yang datang karena hakim akan menganggap setuju. Berbeda jika kedua belah pihak yang datang, tentu akan ada percekcokan atau eyel-eyelan yang menyebabkan lamanya proses perceraian  karena sidang sering ditunda.Aku jadi menyesal, seharusnya kemarin-kemarin aku menyempatkan diri untuk datang ke pengadil
Baca selengkapnya
44. Part 44
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 44"Kalau begitu aku mau pulang." Ulfa menutup kembali baju yang pas di badan itu dengan menaikkan resleting jaketnya."Tunggu! Mama belum begitu percaya kalau ini memang asli. Coba kamu buka bajumu sehingga aku bisa yakin kalau tidak ada apa-apa di dalam baju itu." Mama mencegah Ulfa."Apa? Buka baju?" Ulfa terbelalak mendengar permintaan Mama."Iya, kenapa? Takut kalau kebohonganmu terbongkar di sini?" "Aku tidak mau menampakkan auratku di depan lelaki yang sekarang bukan mahram-ku lagi." "Alah bilang saja kalau kamu nggak berani buka baju karena sebenarnya kamu tidak hamil. Mama ini sudah berpengalaman, jadi bisa tahu mana yang benar-benar hamil dan mana yang hanya pura-pura," ucap mama sinis."Terserah mau bilang apa, tetapi aku tidak mau buka baju di sini. Kalau Tante tidak percaya dengan kehamilanku ini, enggak masalah. Aku juga tidak rugi. Permisi!" Ulfa melengos dan berbalik."Tunggu, U
Baca selengkapnya
45. Part 45
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 45"Mama? Kenapa makanannya tidak dimakan? Nanti sakit, lho, kalau nggak makan?" Aku meletakkan kembali sendok berisi makanan yang hendak kumasukkan ke dalam mulut. Saat ini kami tengah makan berdua, Anisa tidak permah mau makan bareng. Ia selalu makan lebih dulu. Kulihat makanan di piring Mama yang terdiri dari oseng tempe masih utuh padahal aku sudah nambah. Tidak seperti biasanya ia seperti ini. Dari tadi ia hanya membolak-balik makanan di piringnya tanpa dimasukkan ke dalam mulut.Kuakui makanan ini memang tidak enak. Bukan karena aku sendiri yang masak, tetapi karena kurang bumbu. Ya, kunci kelezatan masakan adalah dari bumbu yang digunakan. Chef andal sekalipun kalau masak tanpa bumbu juga nggak bakalan enak.Tadi aku berinisiatif masak tempe karena mulai bosan makan mie instan setiap hari meski rasanya ganti-ganti. Aku pikir masak tempe murah dibanding mie instan. Ternyata malah lebih mahal karena harus beli
Baca selengkapnya
46. Part 46
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 46"Aku mau ke rumah Ulfa. Mau ikut?" "Mau ngapian ke sana lagi? Sudahlah, Rey, lupakan wanita uang sok ngaku hamil itu." "Aku mau jual mobil, Ma." "Kok dijual? Terus nanti kita naik apa kalau mau ke mana-mana? Mama nggak mau, ya, kalau harus jalan kaki, naik ojek, atau angkot?" "Memangnya Mama mau ke mana? Bukankah setelah papa meninggal, nggak pernah ke mana-mana, ya?" Aku mengernyitkan dahi."Memang." "Makanya lebih baik mobil itu dijual saja, nanti uangnya buat makan. Buat apa punya mobil kalau makan cuma nasi putih. Lebih baik nggak punya mobil, tetapi bisa makan enak setiap hari." "Pinter juga kamu, Rey. Mama juga sudah kangen makan di restoran mewah langganan Mama saat papamu masih hidup. Tetapi untuk apa kita ke rumah Ulfa kalau mau jual mobil? Memangnya dia yang mau membelinya?" "Mama lupa kalau surat-surat mobil ada padanya? Bahkan suratnya juga at
Baca selengkapnya
47. Part 47
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 47"Bagaimana, Ul? Apakah Mama boleh membelai anak kita?" tanyaku sekali lagi karena wanita yang semakin terlihat cantik  itu  tidak mau penjawab pertanyaan Mama.Wanita itu tersenyum sehingga terlihat semakin manis karena adanya lekukan di pipinya."Boleh, kan?" "Silahkan, masa iya cuma mau mengelus nggak boleh? Asal jangan sampai punya pikiran untuk mencelakakannya," jawab Ulfa."Aku hanya ingin membelainya agar ia tahu ada mamanya yang sangat menyayanginya. Eh, bukan Mama, tetapi Oma. Haha lucu juga, ya, sebentar lagi aku akan dipanggil Oma padahal sepertinya baru kemarin aku memakai seragam SMP." Mama tersenyum sendiri.Mama menghela napas perlahan, kulihat tangannya gemetar saat terulur dan semakin dekat dengan perut Ulfa."Sekarang aku percaya kalau kamu memang hamil, Ul. Maafkan Mama yang tidak pernah percaya ucapanmu," ucap Mama dengan tangan masih menempel di perut Ulfa. Entah apa yang me
Baca selengkapnya
48. Part 48
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 48"Aku mau kamu rujuk dengan Reyhan. Kamu menjadi istrinya lagi dan berhubung Reyhan ini anakku, otomatis kamu menjadi menantuku. Kamu mau kan?" "Aku nggak mau, Ma. Rujuk kembali dengan Mas Reyhan sama artinya dengan menjilat ludah sendiri dan aku nggak mau jatuh di lubang yang sama." Ulfa menggeleng."Kamu nggak mau kembali dengan Reyhan dan menjadi menantuku lag? Tadi katanya sudah memaafkan?" ucap Mama kecewa."Aku memang sudah memaafkan Tante dan Reyhan, tetapi bukan berarti mau rujuk. Memaafkan dan rujuk itu beda, Tan," ucap Ulfa tegas."Mama mau kamu rujuk dengan Reyhan," "Aku nggak mau, Tan. Sekali sudah pisah, ya, pisah aja, enggak ada rujuk-rujukan. Pernikahan itu bukan permainan yang dibuang dan kemudian diambil lagi.""Tolonglah, Ul. Terima Reyhan kembali menjadi suamimu dan izinkan mama untuk tinggal di sini agar dapat menemani cucuku nanti. Kamu pikir mudah mendapatkan lelaki baik dan ga
Baca selengkapnya
49. Part 49
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 49"Kamu memang bukan anak kecil, tetapi semua itu Mama lakukan karena sayang. Please izinkan Mama, ya?" Mama mengusap pundak Ulfa dengan mata berkaca-kaca seperti dalam serial animasi upin ipin sebagai pertanda ia memohon dengan sangat."Tante." Ulfa meralat ucapan Mama yang ingin dia memanggil wanita yang sudah melahirkanku itu seperti aku memanggilnya."Tante nggak usah khawatir. Aku pasti bisa jaga diri." "Tapi, Ul?""Tante punya Anisa dan dia juga sedang hamil. Kalau Tante tinggal di sini, Anisa bagaimana? Jangan bilang Tante akan mengajak untuk tinggal di rumah ini juga. Oh, ya kalau kalian ke sini hanya mau membuktikan kehamilanku, silahkan pulang? Kalian sudah percaya kalau aku hamil, kan?" ucap Ulfa seraya menyenderkan tubuhnya di kursi."Kamu mengusirku, Ul?" Mama melotot dan terlihat kesal rayuannya tidak mempan. Ya, mantan istriku itu memang selalu teguh pendirian. Sekali bilang tidak tetap tidak.
Baca selengkapnya
50. Part 50
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 50Aku menggandeng tangan Mama setelah mendapatkan surat berharga yang kumaksud. Awalnya mama enggan ikut pulang denganku, tetapi Ulfa tetap menyuruh pulang."Ul, apa kamu tega sama Mama? Rumah itu sebenarnya sudah menjadi milik Gibran, jadi kita hanya nebeng di sana. Sebentar lagi adiknya Rey itu mau menikah dan kau tahu tidak?" tanya Mama dengan tatapan memelas."Aku enggak tahu dan enggak mau tahu dengan urusan kalian. Mau itu rumah Gibran atau bukan yang penting kalian pergi," jawab Ulfa dengan menggelengkan kepala."Gibran mau nikah, Ul!"Ulfa terdiam dan melengos. Ia tidak  menanggapi ucapan Mama demgan wajah datar tanpa ekspresi. Sepertinya ia memang sudah tidak peduli lagi dengan urusan yang ada sangkut pautnya denganku. Kenapa ia tidak kaget Gibran akan menikah?"Tanya lah Ul atau setidaknya kaget adik iparmu itu akan menikah? Bukankah kamu tahu si Gibran itu orangnya dingin, tetapi kok pada akhirnya punya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status