All Chapters of DALAM CENGKERAMAN SANG MAFIA: Chapter 11 - Chapter 20
148 Chapters
BAB 11 TANGGAL SATU
Tanggal satu akhirnya tetap tiba, Amanda kembali datang menemui Dom. Kali ini Amanda langsung dipersilahkan masuk tanpa diantar pengawal. Ketika Amanda tiba Dom terlihat sedang bicara dengan dua orang anak buahnya dan langsung dia perintah untuk pergi begitu melihat Amanda yang sudah berdiri di ambang pintu. Amanda sempat berpapasan dengan dua orang pria bertubuh tinggi besar itu ketika mereka keluar. Diam-diam Amanda mulai menghapal masing-masing wajah yang dia temui di rumah tersebut. Amanda tidak mau kecolongan dan tidak akan tinggal diam jika ada salah satu dari mereka yang berani berkeliaran di sekitar putrinya. "Senang melihatmu datang tepat waktu," sambut Dom dengan seringai kesombongannya yang tidak terbaca. Entah dia benar-benar senang atau untuk sekedar mengejek. Amanda tetap berjalan mendekati pria tinggi besar itu tanpa rasa gentar meski wajarnya dia takut karena tatapannya sama sekali tidak ramah. "Jika ini hutang aku ingin ada perhitungannya!" t
Read more
BAB 12 KEBOHONGAN
Dom benar-benar mengirim makana ke kamarnya meski pria itu sudah tidak kembali. Amanda cuma memandangi makanan di hadapannya dengan pikiran yang sebenarnya sedang tidak berani dia jabarkan. 'Satu tahun' pikir Amanda, satu tahun dirinya akan menjalani ini demi putri, sumi, dan keluarga kecilnya. Amanda tidak yakin apa dirinya akan sanggup sementara mengingat perbuatan mereka seperti tadi saja rasanya Amanda tidak sanggup untuk menatap Ardi lagi. Dom memang terkutuk, tapi Amanda juga mulai berpikir jika ini menjadi pilihannya maka dia harus segera bisa berdamai dengan kondisi ini dan mencari celah karena dia tidak mau kalah dan sia-sia. Amanda telah menyetujui kesepakatannya, sesuatu yang telah di putuskan hanya tinggal dijalani. Ponsel Amanda tiba-tiba berbunyi dan muncul pesan dari Ardi. [Apa kau sudah menjemput sisi?]
Read more
BAB 13 MENYEMBUNYIKAN KEBOHONGAN
Ketika kembali meminum pil KB-nya pagi ini Amanda masih sama sekali tidak curiga jika Ardi sudah mengetahuinya. Ardi juga pergi ke kantor seperti biasa tidak menanyakan apa-apa. Amanda mengantar sampai ke pintu dan memberi ciumannya sebentar. Amanda juga harus segera mengantarkan Sisi ke sekolah, mulai sekarang dia harus lebih ekstra menjada putrinya. Begitu sampai di halaman parkir sekolah, Amanda terus meperhatikan orang-orang di sekitarnya. Amanda sudah menghapal semua wajah anak buah Dom dan yakin akan segera mengenalinya jika melihat mereka di manapun. Amanda sangat waspada dan tidak lupa berpesan pada guru di sekolah putrinya agar tidak mengijinkan siapapun menjemput atau menemui Sisi. Amanda memang jadi semakin paranoid tapi sebenarnya dia hanya seorang ibu, dan ibu manapun pasti juga akan bertindak sepertinya jika tahu putrinya sedang ikut dalam bahaya.
Read more
BAB 14 SEPERTI PERSELINGKUHAN
Sepulang dari mengantar Sisi di acara ulang tahun sepupunya, Amanda sekalian mampir di apotek untuk membeli pil dan alat kontrasepsi pria. Entah bagaimana caranya Amanda ingin memaksa Dom untuk memakainya. Walaupun bukan mau Amanda tapi nyatanya dia tetap merasa seperti seorang istri yang sedang menyembunyikan perselingkuhan. Akhir pekan artinya tinggal tiga hari lagi dan Amanda masih kesal kenapa Dom bisa seenaknya. Begitu sampai di rumah ternyata Ardi juga sudah pulang. "Bagaimana pestanya?" sambut Ardi sambil merentangkan lengang untuk membiarkan putri mereka melompat naik ke gendongannya. "Aku juga mau ulang tahun?" rengek Sisi. "Itu masih enam bulan lagi." "Apa itu lama?"
Read more
BAB 15 SEPERTI WANITA TAK BERMORAL
'Ketika menatap mata Dom sepertinya Amanda mengetahui sesuatu, sesuatu yang akan dia simpan sendiri setelah ini!' Amanda mengikuti perintah Dom dengan patuh ketika pria itu mengajaknya pindah ke kamar, tapi bukan berarti Anda tidak memperhatikan. Amanda mulai memperhatikan semuanya, tidak boleh lengah. Amanda sama sekali tidak bodoh, dan sebenarnya dia mengenal lelaki itu lebih dekat dari pada urat di nadinya. Amanda mendengar suara deras dari air shower di kamar Dom, pria itu mandi sendiri karena Amanda menolak diajak mandi setelah kembali disetubuhi. Amanda lelah dan butuh waktu sejenak sebelum kembali berpakaian. Sampai di sini Amanda juga semakin yakin dengan apa yang dia pikirkan. Dom tidak akan bisa menipunya lagi, Amanda hanya perlu mencari celah karena tahu dia tidak akan menang jika langsung menyerangnya dari depan, Dom tidak
Read more
BAB 16 ARDI SUDAH TAHU
Ardi mengembalikan kotak kecil itu ke dalam tas Amanda tapi Ardi masih tetap belum bisa berhenti memikirkan benda itu sampai mereka makan malam. Ardi mengajak Amanda makan malam di restoran yang dipilih Amanda. Amanda juga sengaja pergi dengan memakai gaun seolah mereka benar-benar sedang pergi kencan berdua. Walaupun Amanda terlihat sangat cantik dan menyenangkan tapi pikiran Ardi malah jadi semakin risau karena tahu istrinya semakin pandai menyembunyikan rahasia darinya. Ardi kemudian bertanya mengenai acara amal. "Bagaimana dengan acara amalnya?" "Sepertinya akan diundur sampai bulan depan." "Jadi tidak jadi pertengahan bulan ini?" "Kami berencana membuat acara yang lebih besar di sebuah hotel. Tapi kami harus mencari sponsor,
Read more
BAB 17 SEDIKIT KETENANGAN
Meski masih masuk dalam takaran kebohongan tapi paling tidak kadarnya sudah berkurang setengahnya setelah Amanda tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi mengkonsumsi pil KB-nya. Hubungan Amanda dan Ardi juga semakin membaik. Amanda memiliki harapan jika pinjaman Ardi disetujui dia tidak perlu lagi melayani keinginan DOM, dia tidak perlu mengkhianati suaminya. Amanda rela menjalani kondisi yang tidak nyaman ini bukan karena takut miskin tapi karena memang sudah bersangkutan dengan nyawa orang-orang yang dia cintai. Semua orang akan memiliki insting untuk mempertahankan diri dengan cara apapun  jika terancam. Setelah tidak memiliki kecurigaan terhadap Amanda Ardi juga semakin tenang dan bisa menyelesaikan semua pekerjaannya dengan baik. Ardi tinggal menunggu kabar persetujuan atas pinjamannya. Hanya itu cara yang dia punya untuk menyelamatkan keluarga kecilnya bersama Amanda.
Read more
BAB 18 MENGUJI KESABARAN
"Sungguh Dom, semua omong kosong ini berakhir jika sampai Ardi tahu aku bersamamu!" desis Amanda sambil menjentikkan jari telunjuknya yang kaku. Dom sama sekali tidak perduli dia tetap menyetir tanpa menoleh Amanda. Amanda sama sekali tidak bisa berpikir karena masih terlalu kalut. Kali ini dirinya mungkin masih bisa lolos tapi bagaimana dengan lain kali, tadi itu sudah nyaris saja membuatnya mati. Dom baru menghentikan mobilnya di sebuah plataran kosong yang sepi dan jauh dari mana-mana. Amanda langsung melihat ke sekeliling,  nampak seperti bekas pelabuhan yang terbengkalai. Pagar kawat yang sudah terseok miring dan sebagian Ambruk mencuat, tong-tong berkarat yang dibiarkan tergeletak dimakan cuaca. Sinar mata hari masih sangat terik meskipun sudah lewat tengah hari, Amanda mendengar suara camar dan melihat lantai beton di depa
Read more
BAB 19 MENJAGA RAHASIA
"Apa Ardi tidak memberitahumu jika sudah menjemput Sisi?" tanya ibu Amanda. "Tidak," jawab Amanda ketika baru masuk ke rumah ibunya. "Tadi kelihatanya dia tergesa-gesa." "Oh," Amanda buru-buru ingat untuk memeriksa ponselnya dan juga baru sadar jika ponselnya masih mati. " Ternyata, ponselku mati." Bahu Amanda melemas pasrah. Ibu Amanda cuma balas mengedikkan bahu melihat reaksi putrinya. "Sebaiknya aku segera pulang." Amanda berpamitan pada ibunya untuk pergi lagi. Tidak tahu kenapa tiba-tiba Amanda sangat takut karena tidak biasanya Ardi seperti ini. Ardi menjemput Sisi sendiri tanpa memberi tahunya. Nampaknya Amanda memang
Read more
BAB 20 SEMBRONO
Sejak mendengar nada dering ponsel Amanda yang sama dengan nada dering yang Mona dengar dari dalam mobil berkaca gelap waktu itu, kecurigaan Mona terhadap Amanda memang semakin menjadi-jadi, tapi Mona tidak mau memberi tahu Ardi karena selam itu hanya spekulasi tanpa bukti dia tidak mau mengambil resiko menghancurkan kebahagiaan orang lain. Sebenarnya Mona tidak membenci Amanda secara personal, Mona tidak akan membenci seseorang dengan membabi-buta hanya karena alasan pribadinya sendiri. Mona hanya kakak perempuan yang tulus menyayangi adik laki-lakinya, dia juga akan ikut bahagia terhadap apapun yang membuat adiknya bahagia. Sering kali ipar ingin ikut campur atau saling tidak menyukai bukan karena apa yang sebenarnya benar-benar tulus ikut bahagian atas kebahagiaan keluarganya. Kebanyakan mereka hanya memelihara ketidak senangan pri
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status