All Chapters of PENDEKAR MACAN KUMBANG: Chapter 51 - Chapter 60
98 Chapters
SIASAT SANG PANGERAN
"Apa kau menyerah saja dengan melompat dari panggung?" tanya orang yang berhasil unggul atas lawannya. "Itu tidak akan terjadi, aku adalah pendekar terbaik dari Paladu. Tidak akan kalah dengan semudah itu," ucap Perwira Bayu Buwana yang tampak berusaha berdiri. Meskipun kedua tangannya sulit digerakkan, namun rasa angkuh pada dirinya membuat dia masih kuat berdiri. Padahal dia sudah kesakitan saat memegang pedang yang seakan tak bisa berjalan dengan keinginannya "Lebih baik pertarungan dilanjutkan tanpa pedang, bagaimana?" tanya Saka Wulan. Sebuah kepedulian namun lebih terlihat menyepelekan dari sudut lawannya. "Jangan menyepelekan diriku, aku tidak akan kalah!" ucap Perwira Bayu Buwana menyerang Saka Wulan membabi buta tanpa senjata. Perwira Bayu Buwana menyerbu dengan ilmu kedigdayaan yang dimilikinya. Mulai dari pukulan, guntingan hingga tendangan coba untuk dikeluarkan. Namun hasilnya nihil, dia seperti menyerbu
Read more
LAWAN TANGGUH
Suara benda patah itu adalah pedang milik Saka Wulan yang terpotong menjadi tiga bagian. Padahal pedang tersebut hanya menerima sebuah tinju dari Pangeran Mahesa. "Ilmu macam apa yang dimiliki oleh Pangeran itu?" keluh Saka Wulan dalam hati. Namun dia tidak waspada ketika serangan lain muncul dari Sang Pangeran. Sebuah pukulan bayangan menerjang gadis mungil berkulit sawo matang tersebut. BUKK! Saka Wulan terhempas jauh keluar dari panggung akan dipastikan jika dia akan kalah. Saka Surya Sang kakak tak sempat menolong adiknya yang terlempar jauh dari tempatnya duduk. Beruntung ketika Saka Wulan akan terhempas ke bangku penonton, ada seseorang yang berhasil menangkap dirinya. Orang tersebut tak lain adalah Angga yang entah kenapa sudah berada di tempat tersebut. Padahal sebelumnya dia duduk di bangku peserta yang jaraknya cukup jauh. "Saka Wulan sudah keluar dari panggung, pemenangnya adalah Pangeran Mahesa
Read more
KEDIGDAYAAN TAK DIKENAL
TRANG! Nawangsih tampak terkejut ketika pedang sampai ke punggung Kala Pitung. Pedang tersebut seperti menebas besi hingga mengeluarkan suara besi beradu. "Apa dengan cara licik seperti itu, kau dapat menang denganku?" tanya Kala Pitung yang sudah berbalik ke arah Nawangsih. Kaget dengan apa yang terjadi, Pendekar Lebah Madu itu hilang fokus. Ketika pukulan bayangan bertubi-tubi yang kembali dilayangkan oleh Kala Pitung membuat wanita itu terhempas cukup jauh.BRUKK!. Nawangsih terluka parah ketika tubuhnya menghantam kursi penonton hingga jebol. Namun sepertinya dia tidak kuat menahan serangan hingga terluka dalam. Beruntung lukanya tak separah Suma Braja yang pukulan yang dilancarkan lebih cepat. Sepertinya Kala Pitung memang berniat untuk membunuh anggota Partai Telaga Emas itu. Membuat para penonton seakan tidak percaya jika orang bernama Kala Pitung sangat berbahaya. "Bagaimana mungkin orang berbahaya sepert
Read more
GADIS CANTIK YANG CEMBURU
Semua menyaksikan bagaimana panggung roboh akibat dua serangan saling beradu. Suatu ajian tersebut beradu kencang seperti gunung api meletus membuat panggung porak poranda. 'Pukulan Gunung Meletus' milik Saka Surya beradu dengan Pukulan Tak dikenal. Namun pukulan Kala Pitung mirip dengan 'Pukulan Topan Menggusur Gunung' yang hilang puluhan tahun lalu. Kondisi di panggung di luar dugaan, semua tampak tertegun dengan apa yang terjadi. Bingung apa yang harus diputuskan, siapa pemenang sebenarnya. Saka Surya masih berada di dalam kawasan panggung, namun ada di tanah. Hal itu karena panggung ambruk akibat serangan luar biasa dahsyat tersebut. Sedangkan Kala Pitung juga dengan kondisi yang sama, namun masih menginjak papan. Sehingga terlihat masih di atas panggung, meskipun sudah roboh ke bawah. "Bagaimana ini, Gusti Prabu?" tanya Senopati Darmayaksa. "Entahlah hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya!""Apa kit
Read more
KEKALAHAN SAKA SURYA
"Ditutup!" Angga menempelkan telunjuk ke bibir sebagai bekas untuk diam. Lalu menunjuk ke arah penginapan yang ada di lantai dua tempat Prana Sinta menginap. Ternyata di tempat tersebut ada dua orang sedang penasaran, Angga tahu siapa kedua orang tersebut. Suara dari mereka terdengar dari Angga dan Sinta berada, sehingga keduanya memutuskan untuk menguping pembicaraan. Ternyata mereka sedang menceritakan sesuatu yang penting, membuat Angga dan Sinta sadar harus
Read more
PRANA SINTA VS RADIAKSA
Seta Jelang berusaha terus memastikan siapa pemuda itu. Jelas dia pernah bertemu sebelumnya, mencoba meraba siapa sebenarnya pemuda itu. "Aku yakin dia pemuda yang kucari, luka codet itu aku sendiri yang melakukannya!"Seta Jelang mulai sadar jika Angga masih hidup karena luka coret di pelipis kiri menjadi bukti. Hal itu karena luka itu memang Seta Jelang yang melakukannya. Namun sepertinya lelaki itu ingin memastikan apa benar dia Pendekar Macan Kumbang. Menunggu sampai pada akhirnya pemuda itu akan menunjukkan dirinya. Pangeran Mahesa juga merasa aneh dengan orang bernama Kala Pitung tersebut. Meskipun dia dekat dengan Seta Jelang dan Ketua Partai Telaga Emas dia tak tahu apa-apa. Sepertinya. Pangeran itu hanya dijadikan senjata untuk melancarkan ambisi Seta Jelang dan sekutunya. Kembali ke arena pertarungan dimana empat orang lain di kelompok tiga sudah berdiri. "Kita sudah memasuki ke kelompok tiga, dimana ada Radiaksa
Read more
PENDEKAR ULAR HIJAU DARI PASIR KUNING
Prana Sinta dibuat mundur lewat serangan tersebut, namun masih bisa bertahan. Namun sepertinya dia terluka parah akibat tekanan dari badai pasir dari Radiaksa. Apalagi dengan kemampuan memanipulasi pasir, jarak pandai gadis itu terganggu. Bahkan penonton tidak jelas melihat apa yang sebenarnya terjadi di panggung. "Hebat juga, kau mampu menahan 'Pukulan Badai Pasir' milikku!"Prana Sinta tersenyum kecut melihat apa yang terjadi pada dirinya. Dia paham tanpa pedang miliknya, kesusahan untuk menaklukkan lawannya. Namun dia tak mungkin mengeluarkan pedang Ular Sanca Bagedor miliknya. Padahal senjata itu andalannya yang membuat dia bisa menaklukkan lawannya. Radiaksa yang melihat pukulan badai pasir tidak bisa menaklukkan lawannya. Mengeluarkan sebuah kipas yang dapat membuat angin puting beliung yang sangat kencang. Sama seperti kemampuan yang dimiliki Kala Pitung yang membuat lawannya sulit menghadapinya. "Ternyata kau akhirn
Read more
SOSOK YANG DIPANGGIL PAMAN
Benar saja Prana Sinta menggunakan kemampuannya dengan mengubah pedang menjadi seekor ular Sanca. BRUKK! KRAS! Manusia Pasir alias Radiaksa itu pada akhirnya tak bisa menahan pedang sakti milik Prana Sinta. Bahkan tangan Radiaksa terkena sabetan hingga tangan kirinya tak bisa bekerja di dalamnya. Dia hanya bisa terlihat ketika berada di luar arena pertarungan. "Pemenangnya adalah Prana Sinta dari Partai Pasir Kuning!
Read more
ANGGA VS RADEN DANU KOSWARA
"Jika yang kau khawatirkan Tuan Putri, kau jelaskan nanti. Tetapi kau harus ingat dua lawan itu harus kau kalahkan!" Sosok itu berpakaian betul-betul menghilang dari tempat-tempat tersebut. Sedangkan Angga memutuskan untuk segera menuju ke lokasi Sayembara. Ada banyak orang yang tersenyum kepadanya untuk memberi dukungan. Tuan Putri Lintang Ayu Kencana juga tersenyum memberi dukungan. Juga Prana Sinta yang membuat Tuan Putri cemberut. Juga Saka Wulan yang terus melakukan sesuatu agar membuat Perhatian Angga. 
Read more
BAHAYA RANTAI PETAKA BUMI
"Ayahku seorang Juragan dari Srimanganti," jawab Angga jujur ​​yang membuat semua orang terkejut. Hal itu jelas karena orang menganggap Angga hanya orang biasa dengan penampilan anehnya. Namun dengan bicara seperti itu jelas membuat gurunya, Jati Luhur kesal. Juga teman-temannya yang ikut menutupi siapa dirinya seperti Adyaksa, Prana Sinta, Saka Surya dan Saka Wulan. Semua tampak gemas dengan Angga yang merasa tak berdosa mengungkapkan jati dirinya. Padahal dia sudah menjaga hal itu selama berada di Paladu. 
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status