All Chapters of PENDEKAR MACAN KUMBANG: Chapter 31 - Chapter 40
98 Chapters
FITNAH LAGI
"Ada hubungan apa sebenarnya Si Codet dengan Putra Senopati itu?" tanya Bayu Buwana dalam hati. Perwira tersebut curiga jika sosok serba hitam ada hubungannya dengan Angga dan Adyaksa. Meskipun dia tidak punya bukti bahwa keduanya terlibat dalam kekacauan di Paladu. "Tidak ada sama sekali Tuan. Kebetulan dia ingin membuang senjata ini, lalu saya memintanya. Daripada dibuang mending dipakai untuk membelah kayu saja," ucap Angga. "Coba aku ingin lihat, apa pedang sebagus itu tumpul?" pinta Perwira Bayu Buwana sambil mengadahkan tangan. Angga hanya menunduk, bingung mau memberikan atau tidak. "Apa kau tak ingin memberikannya padaku?" tanya sang perwira lagi. Angga akhirnya mengangguk, kemudian meletakkan pedang ke tangan Perwira Bayu Buwana dengan kedua tangannya. Namun alangkah terkejutnya sang perwira, ketika tahu betapa beratnya pedang tersebut. Jika ditimbang beratnya sama dengan satu buah kapak pembelah
Read more
SENOPATI DARMAYAKSA
“Betul Angga malam tadi bersama saya?” sanggah Jati Luhur.“Sebaiknya Tuan Putri dan Jati Luhur ikut kami ke Paseban, silakan berikan keterangan di sana. Kami hanya diberi perintah untuk membawa Si Codet ke sana,” ucap Perwira Tinggi.Semua pada akhirnya setuju untuk bersama-sama menuju ke Paseban untuk melihat hukuman yang akan dijatuhkan kepada Angga. Sesampainya di Paseban, yang berada di dekat Istana Utama, terletak di tengah-tengah Istana Paladu. Tampak semua sesepuh kerajaan sudah berada di kursi kehormatan masing-masing. Semua sudah menyiapkan pertanyaan yang mirip dengan apa yang dikatakan oleh Perwira Tinggi. Jati Luhur juga telah memberi keterangan bahwa dia bersama Angga tadi malam. Namun ada beberapa pihak yang masih tidak percaya dengan keterangan tersebut. “Tetapi pisau kecil itu ada di kamar Gara! Itu adalah bukti yang tak terbantahkan,” ucap Ki Wiranata, Ketua Partai Bukit Merah.&n
Read more
TERSANGKA MAKAR
Namun yang terjadi justru di luar dugaan, Perwira Palangka malah menyerang Gusti Patih. Lelaki itu tampak kesetanan dengan merebut golok yang dipegang oleh Gusti Patih. Sayangnya golok kecil simbol kerajaan Paladu justru menancap di leher Perwira Palangka. Lelaki tersebut tewas sebelum dia bersaksi siapa yang menyuruhnya membunuh beberapa orang di Paladu."Ada yang tidak beres dengan Perwira Palangka dan Gusti Patih?" tanya Angga dalam hati. Saat dia melihat kejadian tersebut karena Gusti Patih membisikkan sesuatu sebelum Perwira Palangka merebut goloknya. Ternyata bukan hanya Angga yang melihat keanehan tersebut, tetapi juga Adyaksa. Bahkan Gusti Prabu sendiri raut wajahnya juga berubah melihat kejadian tersebut. Hal itu terjadi karena Gusti Patih Singa Maruta tidak pernah berdiri dari tempat duduknya ketika ada acara di Paseban. Namun semua yang berada di Paseban tampak hanya bisa geleng-geleng kepala, tak menyangka jika Perwira Palang
Read more
MAIN PAKSA
Tuan Putri Lintang Ayu merupakan delegasi Sayembara dua tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, dia mencapai babak semifinal sebelum kalah oleh Adyaksa. Semenjak kekalahan itu keduanya tak lagi akrab karena Adyaksa dianggap tidak mau mengalah dengan Tuan Putri. "Tetapi dia sekarang sudah mendaftarkan diri dari sebagai perwakilan dari Kerajaan Patuha," ucap Ki Pramana. Hal itu jelas membuat Tuan Putri tampak terkejut dengan apa yang didengarnya. "Kenapa paman bisa tahu hal itu?""Tadi ketika melihat daftar peserta yang sudah mendaftar, ada namanya," ucap Ki Pramana, "Kita tidak boleh sembarangan memilih perwakilan mengingat orang yang mendaftar mempunyai kedigdayaan tinggi,""Betul Paman, Pangeran Mahesa juga ikut mewakili Sindang Nagara," ucap Tuan Putri. Gadis itu paham jika Pangeran tersebut memiliki kedigdayaan di atas rata-rata tokoh di Tanah Suci. "Namun jika memaksakan anggota Partai yang ada di Lembah Hijau itu sama saja bunuh
Read more
KEDOK JATI LUHUR
"Aku mengerti kekhawatiran yang kau rasakan. Maka akan ku ajari beberapa jurus Partai Lembah Hijau kepadamu,""Dengan waktu tinggal tiga hari lagi?" "Aku percaya kamu bisa melakukannya, ilmu Pengemis Tua Edan saja bisa dikuasai dengan waktu sangat singkat. Masa dengan ilmu sederhana milikku tidak bisa mengikutinya?" Mendengar ucapan Ki Pramana, Angga hanya bisa mengangguk. Situasi membuatnya tidak ada pilihan lain selain mengiyakan permintaan orang di hadapannya. "Tetapi aku tidak bisa berjanji untuk bisa memenangkan pertarungan!" seru Angga. "Kami tidak memintamu untuk menang, tetapi justru punya tugas lain," ucap Ki Pramana lagi. "Apa maksud Paman?""Tolong hentikan Partai Bukit Merah untuk menjuarai Sayembara," ucap Ki Pramana. Hal itu jelas membuat Angga kaget, belum mengerti apa yang direncanakan pria paruh baya di depannya itu. "Kenapa seperti itu?" Angga betul-betul tidak mengerti. 
Read more
AJARAN KI PRAMANA
"Itu karena aku tidak mau ada urusan dengan Prabu Jantra Maheswara, Raja Sindang Nagara," ucap Jati Luhur lagi. Menjelaskan bahwa Partai Telaga Emas adalah sekutu dari Kerajaan Sindang Nagara. Sama seperti Partai Bukit Merah dengan Kerajaan Paladu. "Berarti yang membunuh ayahku?" tanya Angga mencoba menerka siapa orangnya. "Benar. Orang pemerintahan dan Partai Telaga Emas!""Jika begitu urusannya, Ketua Partai Telaga Emas mengincar diriku bukan hanya urusan kematian Paman Ranu Paksi. Bukan juga karena terkena rayuan Seta Jelang?""Betul Angga! Ketika mendengar nama belakang yang kau pakai adalah Saksana. Mereka ketakutan jika dirimu akan membalaskan kematian ayah angkatmu itu," tambah Jati Luhur. Malam itu seakan menjadi titik awal, sebuah tabir mulai terbuka. Angga kini paham kenapa dirinya diincar, semua karena ada sangkut paut dengan ayah angkatnya. "Terus kenapa Paman baru bicara sekarang?" tanya Angg
Read more
SAYEMBARA DIMULAI
Sebuah pohon tumbang ketika Jati Luhur menyerang Angga secara tiba-tiba. Membuat Angga kaget, mau tak mau menyerang gurunya dengan kemampuan seadanya. Kini Angga memutuskan untuk tidak menggunakan Ilmu Macan Kumbang. Menggunakan kemampuan yang didapat dari Jati Luhur saat masih di Gunung Larang. "Sepertinya sudah cukup, kamu berada satu tingkat di atas orang kedigdayaan seusiamu. "Terima kasih Paman!" seru Angga yang kini merasa bertambah kuat. "Sekarang kau harus dikubur di bukit ini sampai fajar menyingsing. Itu akan membuat dirimu jauh lebih kuat dalam waktu cepat," ucap Jati Luhur. Tujuan dari Jati Luhur adalah membuat Angga memiliki daya tahan yang cukup kuat. Sehingga dengan mengubur Angga di bukit supaya seluruh kemampuan menghisap racun cepat bereaksi pada tubuhnya.***Lembah hijau seakan bergemuruh ketika ada sebuah pertarungan antara dua orang. Pertama adalah seorang pemuda berpakaian abu-abu s
Read more
LAWAN PERTAMA
"Terima kasih atas kehadiran para tamu undangan juga peserta yang berada di tanah Suci. Mohon jika penyambutan kami ala kadarnya, tidak semegah acara sebelumnya. Namun kami berharap acara bisa lancar sampai menemukan siapa pemenang dengan cara jujur."Ucapan itu diamini oleh berbagai pihak, berharap tidak ada kecurangan di Sayembara. "Sebagai hadiah untuk pemenang adalah seratus koin emas."Mendengar ucapan Gusti Prabu semua tampak senang karena uang sebesar itu dapat membeli lima puluh ekor kerbau ukuran dewasa. "Sebagai tambahan, jika pemenangnya seorang laki-laki dapat berkesempatan untuk menjadi pendamping Tuan Putri Lintang Ayu Kencana."Mendengar hal itu semua orang tampak riuh, terutama para laki-laki yang menjadi peserta. Mana ada orang yang tak mau menjadi pasangan Tuan Putri. "Aku harus memenangkan Sayembara, supaya Tuan Putri jadi milikku," ucap salah satu peserta sambil tersenyum. Hanya ada dua oran
Read more
BAHAN OLOKAN
Prana Sinta yang mewakili Partai Pasir Kuning berhasil mengalahkan lawannya dari Partai Laut biru. Sedangkan Pangeran Mahesa menang mudah ketika menghadapi wakil dari Partai Ngarai Pelangi. Perwira Bayu Buwana dengan susah payah berhasil mengalahkan lawan dari Perguruan Gajah Berotot. Begitu juga pertarungan lainnya yang sudah dapat diprediksi siapa yang akan memenangkan pertarungan. Hanya ada satu orang yang membuat semua orang kaget, yaitu kalahnya Boganata dari perwakilan dari Partai Pesisir Putih. Putra Ketua Partai Bukit Merah itu kalah oleh pria yang menutupi wajahnya dengan caping berwarna hitam. Wajahnya tidak terlihat, membuat sosoknya menjadi misterius, pembawa acara hanya menyebutkan nama Janata. Ilmu 'Serbuan Angin Topan' tak mampu meruntuhkan lawannya. Justru yang terjadi sebaliknya, lawannya yang memiliki kemampuan pasir dapat membalikkan serangan. Ketika angin bertemu pasir menjadi sangat sulit karena pandangan tertu
Read more
HASIL YANG TAK DISANGKA
Namun ketika Suma Braja menyerang, yang terjadi justru malah mengundang tawa. Anehnya dengan mudah Angga dapat menghindari serangan dari lawannya. Ketika tangan kanan dipukul, malah akan beradu dengan bokong Angga. Ketika akan ditendang malah menendang angin karena Angga sudah di belakangnya. Hal itu jelas membuat semua orang terkejut melihat apa yang terjadi di lapangan. "Kemampuan apa yang digunakan pemuda itu. Itu bukan kedigdayaan dari Partai Lembah Hijau?" tanya Ketua Partai Telaga Emas dalam hatinya. Dia seperti mengenal jurus tersebut, namun lupa kapan dan di mananya. KRAKK!Tiba-tiba ada suara yang keluar dari tubuh Angga ketika berdiri. "Sepertinya pinggangku encok, matilah aku," ucap Angga sambil menepuk jidat. Namun yang terjadi justru membuat riuh penonton akibat tingkah aneh dari Gara Codet. Jelas membuat Suma Braja tampak kesal dengan Angga yang mempermainkan dirinya. Suma Braja kemudi
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status