All Chapters of Lelaki yang Terbuang: Chapter 411 - Chapter 420
448 Chapters
Bab 411
Hiyaaa!Dua anak buah lelaki berkulit gelap itu menyerang Gallen dan Grizelle secara bersamaan.Suara adu jotos dan tendangan terdengar riuh, seperti tabuhan genderang dalam tempo cepat.Bisa saja Gallen melumpuhkan mereka dalam hitungan detik, tapi dia sudah cukup lama tidak bermain-main.Tak apalah menghabiskan sedikit waktu untuk bersenang-senang. Sekadar melakukan pemanasan.Dugh!Tendangan Gallen melempar lelaki berambut gondrong yang menjadi lawan tarungnya.Lelaki itu mendarat dengan posisi tertelentang setelah terbang sejauh tujuh meter, dengan ketinggian nyaris menyentuh langit-langit lorong."Akh!" Nasib Grizelle justru sebaliknya. Ia terkena sabetan pisau rahasia lawan dan terjajar mundur."Shadow!" Gallen menahan punggung Grizelle.Lelaki berkulit gelap tertawa mengejek, "Haha ... kau The Death Shadow yang terkenal? Pantas saja kau tak mau menyerah. Rupanya nama besarmu telah membuatmu sombong."Tapi sayang, penampilanmu hari ini mengecewakanku. Cih! Kemampuanmu tidak lebi
Read more
Bab 412
"Tenanglah! Selama masih ada aku, kau tidak akan mati." Gallen menenangkan Grizelle."Selama kamu bersamaku, mati di sini pun tidak terlalu buruk. Ini bukan pertama kalinya kita berada dalam situasi seperti ini."Grizelle balas menghibur, walau hati kecilnya tidak terlalu yakin apakah mereka mampu menaklukkan jeruji besi yang menjulang tinggi dan menembus langit-langit itu untuk bisa keluar dengan selamat."Rumah nenekku penuh dengan misteri. Tidak mungkin nenekku sengaja membuat jalan buntu. Ayo temukan sesuatu!""Ah, kamu benar!"Keduanya sibuk tegak meraba dinding, kemudian merangkak mengelus lantai.Hingga perut keduanya keroncongan dan tubuh terasa lelah, tak ada satu pun tombol atau tuas yang menjadi pemicu terbukanya pintu rahasia yang mereka temukan.Gallen dan Grizelle duduk merapat, bersandar pada dinding dengan kedua kaki tertekuk.Gallen meraih tangan Grizelle, menautkan jemari mereka erat-erat. Dibawanya punggung tangan Grizelle ke mulut, dikecupnya hangat."Terima kasih
Read more
Bab 413
Tubuh Gallen dan Grizelle meluncur deras, seakan-akan mereka sedang menikmati wahana seluncuran pada arena rekreasi water boom.Menjerit pun percuma. Tak akan mengubah keadaan. Keduanya memejamkan mata, meresapi kecepatan luncur yang mereka alami seraya mereka-reka di mana dan bagaimana mereka akan berakhir.Swing!Buk!Gallen terbang, lalu mendarat di atas lorry. Sepasang tangan robotik membelit erat pinggangnya, sedetik menjelang lorry itu melaju dengan kecepatan tinggi, menjelajahi lorong panjang.Hal yang sama terjadi pula pada Grizelle.Keduanya membuka mata dan berpegangan erat pada plang melintang yang ada di bagian depan.Mereka tak ubahnya seperti tengah menaiki wahana roller coaster.Lorry terus meluncur mengikuti jalur rel, hingga berhenti mendadak.Belitan tangan robotik terlepas dari pinggang Gallen, disertai daya dorong yang kuat pada pantatnya.Gallen terbanting ke udara. Tinggi, menembus langit-langit lorong. Tiga kali Gallen berputar di udara, sebelum akhirnya jatuh t
Read more
Bab 414
"Aku jadi makin lapar." Grizelle mengusap perutnya yang kempis."Ayo tinggalkan tempat ini! Mungkin di desa itu ada warung nasi."Gallen menuntun tangan Grizelle. Menuruni lereng yang tak terlalu tinggi.Mereka berjalan melintasi pematang sawah sambil terus bergandengan tangan.Pematang sawah itu tidak terlalu lebar. Gallen ingin memastikan Grizelle dapat melintasinya dengan aman dan selamat. Jangan sampai sang istri tercinta jatuh menyemplung ke genangan lumpur sawah."Itu mereka! Tangkap! Jangan biarkan mereka lolos!"Teriakan marah membuat langkah Gallen dan Grizelle terhenti.Sambil berlari, beberapa orang bapak-bapak menunjuk-nunjuk ke arah mereka. Sebagian bahkan mengacungkan parang.Kelompok kaum adam itu memecah menjadi dua. Mengepung Gallen dan Grizelle dari dua arah yang berlawanan."Apa yang terjadi?" Grizelle bertanya lirih dalam mode bingung. "Mereka semakin dekat. Ayo lari!""Aku juga tidak tahu, tapi kalau kita melarikan diri, itu hanya akan memicu kemarahan yang lebih
Read more
Bab 415
Kriyuuut!Perut Grizelle kembali bernyanyi. Irama seriosa dengan nada suara sopran. Wajah cantik Grizelle memucat."Maaf, Pak. Tapi saya benar-benar lapar," lirih Grizelle.Tak tega melihat penderitaan Grizelle, Pak Kades akhirnya meminta istrinya untuk menyiapkan makanan untuk dua orang tamu mereka.Selama Gallen dan Grizelle menikmati makan siang yang sangat terlambat, warga terus berkasak-kusuk tak sabar. Namun, tidak juga ingin beranjak."Omong-omong, Pak Gallen dan istri kenapa bisa sampai tersesat di hutan dekat sini?" tanya Pak Kades di sela-sela suapannya menemani sang tamu makan.Ia pikir lebih baik menginterogasi dalam suasana santai dan tertutup daripada disaksikan warganya yang mungkin tak mampu menahan emosi."Ceritanya panjang, Pak. Intinya seperti yang saya bilang tadi. Kami menyelamatkan diri dari kejaran penjahat dan tak menyangka terdampar di pinggiran hutan desa ini."Pak Kades manggut-manggut walau tak sepenuhnya mengerti."Para petani sangat marah pada kami. Merek
Read more
Bab 416
"Minggir, Nak Rohmat! Jangan halangi kami untuk menuntut keadilan!" hardik lelaki berkumis tebal, berang.Tubuh Rohmat terdorong-dorong, hingga akhirnya pegangan tangannya terlepas dari bingkai pintu.Lelaki berkumis tebal dan rombongannya merangsek masuk.Mendengar suara ribut-ribut, Pak Kades meninggalkan ruang tengah."Ada apa ini?""Mana dua orang perusuh itu, Pak Kades?" Usia yang lebih tua membuat lelaki berkumis tebal berani berkata lantang pada Pak Kades.Pak Kades melirik Gallen yang sedang fokus pada laptop bersama istrinya."Apa Anda sudah tidak waras, Pak Kades? Mereka sudah menghancurkan harapan para petani, tapi Anda memanjakan mereka dengan fasilitas canggih!""Tenanglah, Pak Kumis! Mereka justru sedang membantu kita.""Apa?! Anda jangan bercanda, Pak Kades! Mana ada penjahat membantu korbannya.""Pak Kumis, tolong ... kendalikan diri Anda!""Berhasil, Pak Kades!" seru Gallen.Pak Kades bergegas menghampiri Gallen, meninggalkan Pak Kumis begitu saja."Lihat! Ternyata be
Read more
Bab 417
"Anu, anu ... bicara yang jelas, Pak!"Warga saling lempar pandang dan sikut-menyikut."Bapak-Bapak, Ibu-Ibu ...." Pak Kades melotot.Setelah didesak oleh rekan-rekannya, seorang lelaki muda akhirnya bergerak maju."M–maaf, Pak Kades. Menurut pengumuman ini, m–mereka berdua adalah penjahat yang sedang diburu."Lelaki itu menyerahkan ponselnya kepada Pak Kades.Pak Kades mengernyit membaca pengumuman sayembara yang berhadiah ratusan juta, bila berhasil menemukan keberadaan sepasang penjahat yang melarikan diri dari penjara ruang bawah tanah.Foto Gallen dan Grizelle saat terkurung di balik kerangkeng besi dalam lorong kediaman keluarga Kyler terpampang nyata.Semua mata kini terang-terangan tertuju pada Gallen dan Grizelle. Begitu pula dengan sepasang netra kelam Pak Kades.Lelaki yang menjadi pemimpin tertinggi di desa itu memindai sekujur tubuh Gallen dan Grizelle dengan saksama.Dia juga mendekatkan layar ponsel ke wajah mereka."Umm, tidak mirip sedikit pun!" gumamnya, mengusap dag
Read more
Bab 418
Kadir melirik istrinya sekilas sebelum menjawab ragu. "Rencananya iya, Pak Kades. Kenapa, Pak Kades? Pak Kades mau menitip dibelikan sesuatu?"Kebiasaan warga desa memang seperti itu. Jika ada yang kebetulan pergi ke kota, mereka tak segan untuk minta tolong dibelikan barang kebutuhan, terutama yang berhubungan dengan peralatan ataupun perlengkapan tani."Oh tidak, Mang Kadir. Saya bukan mau minta dibelikan sesuatu, tapi ...." Pak Kades bimbang. Mang Kadir membawa serta istrinya. Rasanya segan kalau menitipkan Gallen dan Grizelle bersama mereka."Bilang saja, Pak Kades! Tidak usah sungkan begitu! Kita di desa ini kan sudah biasa tolong-menolong.""Tapi Mang Kadir, saya mau menitipkan teman." Pak Kades menoleh pada Gallen dan Grizelle. "Mereka ingin kembali ke kota sore ini juga. Apa boleh mereka menumpang mobil Mang Kadir?"Kadir memperhatikan Gallen dan Grizelle, lalu menoleh ke belakang lewat kaca yang membatasi ruang kemudi dan bak."Saya tidak keberatan, Pak Kades. Tapi ... apa me
Read more
Bab 419
Gelegar halilintar terus sambung-menyambung. Lengan Grizelle kian erat memagut pinggang Gallen.Mata beningnya yang terasa perih terkena lelehan air hujan tak lepas dari memandang Gallen, seolah-olah netra sebiru lautan dalam milik sang suami menyimpan kekuatan magis, yang mampu mengalirkan perasaan tenang.Bibir Grizelle mulai gemetar menahan dingin.Gallen dapat merasakan pertahanan badan Grizelle mulai melemah melawan cuaca.Tak ada tempat bagi mereka untuk berteduh. Mobil yang mereka tumpangi tak mungkin singgah di tengah persawangan. Terlebih di kala senja mulai menggandeng dinginnya hujan."Dingin," lirih Grizelle tanpa sadar seraya mengetatkan pelukannya.Jaket Gallen yang memayunginya tak mampu melindungi dirinya dari ganasnya terpaan hujan.Tak ada cara lain. Gallen melumat bibir Grizelle yang terasa dingin. Lembut. Namun, lama-kelamaan intensitasnya meningkat seiring tuntutan kebutuhan.Gallen tak akan membiarkan Grizelle mati kedinginan. Karena itu, ia harus mampu menciptak
Read more
Bab 420
"Eit! Aku juga mau masuk!"Gallen mengganjal celah pintu kamar mandi yang hendak menutup rapat dengan sebelah kaki."Mundur! Gantian. Aku dulu."Grizelle mendorong daun pintu, tapi Gallen tak membiarkan sang istri menang.Seringai Gallen semakin lebar setelah berhasil masuk. Ia memepet Grizelle hingga ke dinding di bawah shower."Mari kubantu buka baju!""Keluar!"Gallen tersenyum miring. "Jangan galak-galak, Sayang! Kau membuat gairahku makin membara."Tangan Gallen terulur, meraih kancing blouse Grizelle yang paling atas.Grizelle menangkap tangan Gallen. "Tolong, kita gantian, oke? Aku janji tidak akan lama.""Ssst! Mandi bersama itu lebih menghemat waktu dan ..." Gallen mendekatkan bibir ke telinga Grizelle, berbisik dengan nada serak, "lebih menyenangkan."Bibir lembut Gallen membelai daun telinga Grizelle setiap kali ia mengucapkan kata demi kata. Menghadirkan sensasi geli yang membuat sekujur tubuh Grizelle meremang.Sejenak pikiran Grizelle kosong, terbius oleh sensasi aneh ya
Read more
PREV
1
...
404142434445
DMCA.com Protection Status