All Chapters of Di Atas Ranjang Dokter Sonya: Chapter 71 - Chapter 80
390 Chapters
71. Kejutan Selamat Pagi
"Hei ... kamu kenapa?" tanya Awan saat mendapati Sonya yang berwajah lesu semenjak percintaan terakhir mereka beberapa saat yang lalu. "Hah? Apa kenapa?" tanya Sonya sembari menutupi kegundahan hatinya setelah mendengarkan perkataan terakhir Awan yang mengatakan kalau Awan akan bertanggung jawab bila Sonya hamil. Sonya senang mendengar Awan mau bertanggung jawab akan apa pun yang terjadi pada dirinya, namun, hatinya sakit saat menyadari arti lain dari kalimat Awan. Perkataan Awan itu seolah menyadarkan Sonya, kalau pria muda itu masih menginginkan anak dari rahimnya, yang sialnya rahim itu sudah tidak ada lagi di dalam tubuhnya, entah di mana rahim itu berada Sonya tidak tahu. Yang Sonya miliki saat ini hanya indung telurnya saja, tidak ada rahimnya sama sekali. Lalu bagaimana caranya Sonya bisa memberikan keturunan untuk Awan? Tidak mungkin dia menyewa wanita lain untuk hamil anaknya dan Awan, lalu dia berpura-pura hamil dengan menggunakan bantal, seperti cerita
Read more
72. Pertengkaran Pertama
"Ngapain kamu di sini!?" pekik Sonya kaget sembari membelitkan lebih banyak lagi selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang dari tatapan Emir yang seolah menembus selimutnya."Ngapain? Kamu lupa ini rumah aku, kamu istri aku dan aku tinggal di sini?" tanya Emir sembari mengelus bahu Sonya yang terasa lembut di ujung jemarinya."Aku nggak pernah lupa itu semua, Emir." Sonya menepis tangan Emir keras, entah kenapa dia tidak suka disentuh Emir walaupun suaminya itu berhak melakukannya."Baguslah," bisik Emir sembari beranjak dari duduknya dan melepaskan pakaiannya satu persatu hingga menyisakan boxer."Ngapin kamu buka baju?" tanya Sonya waswas."Mau mandi, mau ikut?" tanya Emir sembari menolehkan kepalanya melewati bahu dengan wajah tidak bersalah.Sonya menggemeretakkan giginya, ini yang paling ia benci dengan Emir. Emir selalu melakukan kesalahan yang membuat kepalanya pecah lalu pergi dan datang kembali dengan muka tidak ber
Read more
73. Mesin ATM Berjalan
Hati Sonya kalut saat Awan mengatakan kalau Emir adalah suaminya dan langsung menutup sambungan telepon. Seketika itu juga Sonya sadar kalau Awan mungkin menyukainya namun, dia terlalu sulit untuk digapai. Statusnya yang istri orang membuat dirinya dan Awan tidak bisa menjalin kasih dengan benar. Menyedihkan."Sonya, Sayang ...."Sonya mengalihkan pandangannya dari piring yang ada di depannya ke arah sumber suara dan mendapati mertuanya datang bersama sopirnya Tarno. "Ibu, kenapa Ibu ada di sini?" tanya Sonya kaget saat mendapati Parwati ada di rumahnya sembari membawa banyak bahan makanan. "Nggak usah repot-repot, Bu."Parwati mendekati Sonya dan memeluknya seerat mungkin, "Ibu kangen, Nak. Kan Ibu udah bilang kemarin kalau Ibu ingin datang. Jadi, Ibu datang," ucap Parwati sembari mengecup pipi kiri dan kanan Sonya."Oh ... iya, Bu. Tapi, ini ngerepotin Ibu, kan, bisa aku sama Emir datang ke tempat Ibu," sahut Sonya sembari melepaskan p
Read more
74. Kekagetan Miska
Brak .... Miska yang sedang mengetik terlonjak kaget saat mendengar suara pintu dibanting sekeras mungkin oleh Emir yang masuk dengan wajah menahan emosi dan amarah. "Emir kamu kenapa?" tanya Miska kaget dengan reaksi Emir yang penuh angkara murka saat masuk ruangan kerja. "Si wanita jalang itu benar-benar bikin aku kesal!?" maki Emir sembari berkacak pinggang dan mengatur napasnya, berusaha untuk menenangkan dirinya. Emir tahu kalau bertemu kembali dengan Sonya hanya akan menguras emosinya, kekeraskepalaan Sonya benar-benar membuat Emir harus menahan emosinya agar tidak menggampar mulut istrinya itu. Dia pernah hampir kelepasan saat dirinya bertemu dengan Sonya di rumah sakit kemarin dan ditolong oleh rekan kerja Sonya yang bernama Awan. "Kenapa lagi sama istri kamu, Emir?" tanya Miska sembari melepaskan kacamatanya dan berjalan ke arah kekasihnya itu. Lelaki di mana ia menggant
Read more
75. Ide Sinting Emir
"Emir masa kamu mau jual apartemen aku?" rengek Miska sambil menatap Emir yang sedang meminum kopinya. Setelah mereka bercinta dengan sangat kilat dan tanpa mendapatkan kepuasannya sama sekali, Miska kaget karena mendengar perkataan Emir yang ingin menjual apartemennya.Tuhan ... apakah otak kekasihnya ini kesetrum? Kenapa dia harus menjual apartemennya? Miska akan mempertahankan segalanya dengan segala cara karena untuk mendapatkan apartemen, mobil dan semua barang-barang dari Emir, Miska harus melakukan semua yang Emir inginkan termasuk menderita karena sangat jarang mendapatkan orgasme karena keegoisan Emir.
Read more
76. Sandwich Generation
Miska membanting pintu apartemennya dengan sengat keras, dengan urakan ia lemparkan semua barang ke sembarang arah berusaha untuk melepaskan amarahnya karena permintaan Emir yang memintanya untuk menjual apartemennya atau melakukan hubungan badan dengan dua orang sekaligus. Iya ... kekasih keparatnya itu ingin menjual dirinya. Sinting!?"Huek ...." Miska merasakan rasa mual saat membayangkan dua orang pria menyentuh tubuhnya, seketika itu juga ia berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semuanya di closet."Sinting kamu, Emir!? Kamu gila!?" maki Miska sembari menekan tombol flush dan duduk di samping closet, rasa asam karena sudah memuntahkan isi perutnya benar-benar membuat Miska beranjak dari sana ke arah dapur untuk mencari sesuatu yang bisa ia pergunakan untuk meredakan indra perasanya itu.Tangan Miska meraih gelas berisi air
Read more
77. Keputusan Miska
Miska sedang bergelung di dada Emir dalam keadaan telanjang, jangan tanya apa yang baru saja mereka lakukan. Miska dan Emir sudah kembali bersetubuh sedetik setelah Miska mengungkapkan permohonan maafnya saat ia membuka pintu apartemennya.Jemari Emir sibuk bergerak naik dan turun di punggung Miska yang mulus dan hangat. Menggelitik Miska dengan sentuhannya sembari menonton TV."Emir ... aku ...." Miska memutar otaknya untuk mengungkapkan apa yang saat ini mengganjal di hatinya."Kenapa, Sayang?" tanya Emir."Papa aku harus kemoterapi dan adik aku harus bayar uang sekolah, aku ... aku bingung," rengek Miska sembari menekan payudara telanjangnya ke dada Emir, berusaha menggoda Emir agar mau membantunya.Elusan di belakang punggu
Read more
78. Mengenang Kenikmatan Terlarang
"Miska ... gimana?" Asha berlari ke arah Miska yang baru saja melangkahkan kakinya ke dalam ruang tunggu ICU. Miska tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya pelan, tubuhnya lelah bukan main namun, ia memaksakan diri untuk datang ke rumah sakit untuk menemui keluarganya. "Kamu udah makan?" tanya Asha kaget dengan betapa kuyunya Miska. "Kamu kenapa?" Asha menggerakkan wajah Miska yang kedua pipinya memerah. Tangan Miska menyentuh pipinya pelan, "Kebanyakan pakai blush on," dusta Miska sembari menghela napas pelan, mencoba untuk melupakan apa yang baru terjadi beberapa jam yang lalu. Sebuah kejadian yang tidak ingin Miska ingat lagi seumur hidupnya. "Masa blush o—" "Mah ... aku ke bagian administrasi dulu, biar Papa bisa langsung dioperasi," bisik Miska sembari menggerakkan wajahnya agar tidak disentuh Asha. Bukan tanpa sebab, karena bila Asha menyentuhnya rasanya sakit.
Read more
79. Ketulusan Sonya
"Eka ... Awan mana?" tanya Sonya saat melihat Eka melintas di hadapannya. "Gimana, Dok?" tanya Eka sembari menghentikan langkahnya. "Kuping kamu harus diperiksa THT atau gimana?" hardik Sonya kesal karena Eka tidak mendengar pertanyaan yang menurut dirinya simple. "Awan mana?" Eka hanya bisa tersenyum kecil saat mendengar perkataan Sonya yang judes, sampai detik ini Eka masih tidak paham mengapa Awan bisa jatuh hati pada Sonya, padahal menurut dirinya Sonya itu tidak ada manis dan lucu-lucunya. Lebih mirip singa yang siap membunuh siapa pun yang membuat perkara dengannya, terlalu mandiri. "Awan Kurniawan?" ulang Eka. Sonya menepuk dahinya dengan kesal, benar apa yang dikatakan Lidya kalau Eka adalah lelaki yang sangat-sangat lemot. "Iya ... Awan Kurniawan, memang ada Awan lain di rumah sakit ini kecuali dia?" "Oh ... Awan mah tadi lagi galau, berapa kali dia tadi nggak fokus, Dok," jawab Eka yang sudah dari tadi siang kesal dengan kelakuan Awan yang selal
Read more
80. Aku Bukan Siapa-siapa.
"Dokter Sonya," ucap Awan kaget saat tiba-tiba Sonya berdiri di hadapannya sembari mendorong wanita bernama Miska."Ngapain kamu di sini?" tanya Sonya ketus sembari melipat kedua tangannya di dada. "Sony—""Bu Sonya," koreksi Sonya sembari memberikan tatapan tajam setajam silet. "Bu Sonya, Dokter Sonya, bukan Sonya!?""Dok," panggil Awan yang kaget dengan amukkan Sonya pada Miska, kenapa Sonya sebegitu marahnya pada Miska. Sonya menggerakkan bahunya dengan kesal saat merasakan tangan Awan, berusaha mengenyahkan tangan Awan. "Kamu ngapain di sini saya tanya?" "Itu ... saya, saya ...." Miska kebingungan untuk menjawab pertanyaan Sonya, ini pertama kalinya ia bertemu langsung berdua dengan Sonya tanpa ada Emir setelah Sonya mengetahui kalau ia adalah selingkuhan Emir. "Saya apa? Ngapain kamu di sini!?" sentak Sonya."Hmm ... Bu Sonya, saya permisi dulu, yah." Miska berusaha untuk pergi meninggalkan Sonya. Dia tidak terlalu suka berhadapan dengan Sonya sa
Read more
PREV
1
...
678910
...
39
DMCA.com Protection Status