All Chapters of Gairah Memabukkan Selingkuhanku: Chapter 41 - Chapter 50
60 Chapters
Bab 41: Punggung Evan Rasuli
Kedua mata Adrian menatap serius wajah Naya, terlihat kaget, tapi berusaha tetap santai. Membuat Naya merasa nyaman. Entah mengapa ia bisa dengan lancar mengucapkan fakta itu, Naya hanya butuh tempat mengadu. Tidak selalu menutupi hubungan 'terlarang' dia bersama Evan. "Lo anaknya berani juga ya ternyata. Gue kira pendiem gitu. Kagak masalah, selama lo bisa tanggung jawab." Adrian menyodorkan potongan durian terakhir.Naya menggeleng. "Kenyang banget."Jujur, Naya ingin bercerita banyak tentang pengkhianatannya terhadap Evan. Menjelaskan mengapa dia bisa melakukan itu. Bagaimana awal mula bertemu Evan dan bagaimana dia mau mengambil risiko di baliknya. Selama ini hanya ada Maria yang menjadi tempat aduan."Mama tahu kok." Naya menambah informasi."Serius? Terus?""Ya… Nggak yang gimana. Kan kamu tahu Mama pengen banget aku cepetan nikah. Jadi dia nggak begitu peduli. Yang penting secepatnya aku nikah."Jangankan soal Evan, toh Mama saja menjodohkan dia dengan Adrian walau tahu hubung
Read more
Bab 42: Penawaran yang Menarik
Perasaan campur aduk yang sulit diutarakan. Itu alasan mengapa Naya menangis sambil memeluk punggung Evan erat. Ada perasaan kesal karena pria itu tidak peka dengan kecemburuannya terhadap Aninditha. Ada pula perasaan kesal karena ia sendiri gengsi untuk mengungkapkan rasa cemburu itu.Sungguh, Naya tidak punya bakat posesif. Bahkan selama berhubungan dengan Lukas dan pacar sebelumnya, dia memilih cuek, membuang jauh sikap cemburu. Naya selalu ingin membuat sang pacar merasa bebas, tidak terkekang. Tidak tahu mengapa, bersama Evan jadi seperti ini."Mau aku temenin malam ini?" Evan mengambil helm dari tangan Naya.Tidak seperti biasanya, kali ini Naya menggeleng. "Capek banget hari ini. Agak mabuk duren ini. Mau langsung tidur."Evan menghela napas. "Padahal aku masih kangen. Kangen banget."Naya mengulas senyum simpul. "Aninditha mana?"Walau tidak ingin memulai perdebatan, tapi Naya ingin menanyakan keberadaan perempuan itu. Aninditha yang sekian jam lalu berhasil membuatnya cemburu
Read more
Bab 43: Merencanakan Kejutan
"Ide bagus sih, Na." Maria memoles lipstick pada bibirnya. Pencahayaan toilet kantor yang lumayan baik membuat pantulan bayangan wajah Maria tampak istimewa. Rambut ikalnya yang baru saja ia potong memberi kesan lebih segar.Sementara Naya sibuk mengaitkan peniti pada kemejanya. Tanpa ia sadari, kancingnya sudah menghilang entah kemana."Kapan lagi kan lo kasih kejutan buat Lukas?"Naya berdecak. "Bukan gitu, selain setengah hati aku lagi nggak pengen ketemu dia, ya aneh aja. Mau ngapain? Kangen? Dikit. Tapi rasa khawatirnya lebih banyak.""Lo takut ketahuan selingkuh apa gimana?" Dengan cuek Maria bertanya lantang."Ssst.. Kurang gede tuh suara. Ngerti, kan? Aku nyamperin pacarku dan kasih kejutan, sedangkan aku punya cowok lain di sini. Terus udah beberapa kali kepikiran buat milih Evan dibandingkan Lukas yang nggak juga kasih kejelasan. Mana Mama tuh terus-terusan nanya. Ngerti?" Ada getaran di suara Naya."Seenggaknya lo datengin buat tanya lebih jelas. Mau lanjut apa nggak. Lo se
Read more
Bab 44: Rahasia Maria
Maria menarik cepat tangan Naya, memintanya ikut ke lantai dasar. Wajahnya begitu panik. Tidak ada penjelasan yang keluar dari mulut Maria, dia hanya bolak-balik menatap layar ponselnya. Pertanyaan-pertanyaan yang Naya ucapkan pun tidak ada yang ia jawab.Ini anak kenapa, sih? Naya bingung sendiri. Maria menaruh telunjuknya di bibir dan meminta Naya diam saja. Mereka berdiri tepat di balik pilar gedung. Tidak lama seorang wanita dengan usia sekitar 40 tahun ke atas memasuki pintu lantai dasar. Suara high heels-nya terdengar sama.Wanita itu mengenakan dress bermotif bunga. Panjangnya selutut. Tas bermerk mahal menempel di lengannya. Naya tidak bisa melihat jelas wajah wanita itu karena kaca mata gelapnya. Rambutnya panjang lurus dan rapi, terlihat berkilau.Ketika wanita itu melewati pilar, aroma parfum mahal menyerbak. Terlihat ada seorang asisten, perempuan muda yang mengikutinya di belakang seperti ekor. Wanita bersama asistennya itu masuk ke dalam lift dan menghilang."Ini kita ng
Read more
Bab 45: Kepuasan yang Maria Dapatkan
Maria melepas sepatu pantofel, menaruhnya di antara susunan sepatu lain. Sementara Naya sejak tadi sudah sibuk menyalakan AC, melepas blazernya. Bersiap sebagai pengacara yang menerima cerita dari kliennya. Tahu bahwa sang klien salah, tapi tetap harus ia bela.Naya menarik napas, lalu membuangnya perlahan. “Jadi gimana? Rencana lo?”“Resign? Gue mikirnya gini. Jujur, gue nggak ada perasaan apapun sama Pak Vincent. Lo tahu sendiri kan tipe gue gimana? Cuma… Selain dia hobi jajanin gue..”“Oh! Jadi tas mahal lo yang katanya hadiah itu dari dia?!”“Itu salah satunya. Minggu lalu dia bawa gue liburan singkat ke Jogja.”“Yang lo izin sakit itu?”Maria mengangguk cepat. “Dan lo tahu kan kelanjutannya?”Rasanya Naya ingin membuang jauh pikiran kotornya, tapi tidak bisa. Dia paham cara bermain temannya itu. Dan apalagi yang dilakukan pasangan selingkuh saat liburan cukup jauh?“Ternyata dia jago, Na. Jago banget.” Dengan wajah yang memerah, pikiran Naya flashback ke satu minggu lalu. Saat di
Read more
Bab 46: Menggelinjang Berulang Kali
Khusus malam ini, Maria memutuskan menginap di apartemen Naya. Entah bagaimana caranya pria berkumis tipis itu membuat Maria kehilangan akal. Bahkan dia dengan semangat bercerita pada Naya tentang bagaimana Pak Vincent memberinya rasa puas.Naya memasang lembaran sheet mask dengan hati-hati di wajahnya. "Tumben banget, sama cowok-cowok lain nggak pernah kamu sampai segininya, Ia."Maria mengangkat bahu. "Gue sendiri heran, apa dia pakai pelet ya? Gue ada di posisi yang kalau Pak Vincent minta jatah tiap hari pun gue jabanin.""Wah parah… Fix dipelet." Naya terkekeh sambil tetap berusaha membuat masker di wajahnya tidak lepas."Bukan yang pertama, tapi so far jadi yang terbaik bagi gue. Cuma ya sayang aja, udah jadi suami orang."Teringat, bagaimana malam pertama bersama Pak Vincent. Liburan ke Jogja yang awalnya dalam rangka refreshing setelah beres menyelesaikan proyek, jadi sesi honeymoon mereka berdua. Maria ingat bagaimana pria itu membujuknya untuk tidur di satu kamar hotel, mesk
Read more
Bab 47: Perjanjian Maria dengan Pak Vincent
Maria mendesah kencang saat pria di atasnya mengeluarkan cairan dalam senggamanya. Meski dia belum benar-benar mencapai puncak, tapi Maria merasa sangat puas. Menyadari hal itu, Pak Vincent kembali menarik dan mendorong miliknya dengan gerakan lebih cepat. Hanya ada suara mereka berdua di dalam kamar yang saling berpadu. Sesekali Pak Vincent menciumi puting kemerahan Maria yang mengeras. “Pak… Aku…” Belum tuntas melanjutkan kata-katanya, Maria merasakan aliran dalam tubuhnya yang membuatnya gemetar hebat. Giliran ia yang mencapai puncak. “Ahhhh…..” Mereka mengatur napas masing-masing. Pak Vincent perlahan menarik miliknya, membuat Maria kembali mendesah panjang. Tidak tahu setan seperti apa yang sudah menguasai dirinya, tapi Maria begitu menikmati. Sampai dia melupakan bahwa pria di sampingnya saat ini adalah suami dari seseorang. Hanya semalam, apa yang salah? Tanya Maria pada dirinya sendiri. Toh banyak pria di luar sana yang rutin ‘jajan’ demi memenuhi kebutuhannya. Anggap saja
Read more
Bab 48: Merancang Kejutan untuk Lukas
Kalau saja Lukas yang sekarang sama seperti dua tahun lalu. Ketika Naya benar-benar memantapkan hati bahwa pria itu memang jodohnya, mengisi kekosongan yang sebelumnya ia sedang rasakan. Tidak, kini Lukas malah menciptakan banyak kekosongan yang berkembang menjadi tanda tanya.Naya menghela napas, berat. Lagi-lagi chat yang tadi malam ia kirim belum juga dibaca oleh Lukas. Begitupun dengan panggilan telepon yang berkali-kali tidak diangkat. Ada apa sebenarnya? Naya mulai berpikir mengenai ide menyusul Lukas ke Surabaya. Lagipula, sudah lama dia tidak berlibur ke luar kota.Selama Evan masih berada di sampingnya dan baik-baik saja perihal Lukas, Naya merasa masih aman. Egois, tapi ini jalan yang ia ambil disertai alasan-alasan kuat. Bukan sekadar bermain saja tanpa banyak pertimbangan. Naya hanya membutuhkan ‘tempat terakhir’, membuatnya yakin untuk menjalani hubungan lebih serius, hingga menjadi keluarga yang utuh.“Ngapain lu, kesambet setan pantry baru tahu..” Bimo mencolek bahunya
Read more
Bab 49: Perang Dunia di Kantor
Baru saja menginjakan parkiran kantor, memasuki lobby lantai dasar, bersiap menekan tombol lift, perasaan tidak enak tiba-tiba terasa. Naya melirik jam di tangan, meregangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Tidak tahu mengapa sejak bangun pagi, perasaannya terasa kacau. Mungkin karena pikirannya yang sedang sibuk menerka-nerka.Naya sontak menghela napas ketika pintu lift di hadapannya terbuka. Seorang junior dengan gerakan panik muncul dan menatapnya dengan ekspresi yang tidak terbaca. Kemudian dia menarik lengan Naya untuk segera menjauh dari lift."Ada apa? Kenapa?" Kening Naya mengkerut, sambil mengamati pintu lift yang sudah menutup dengan sendirinya."Mbak, jangan naik dulu." Junior itu melihat ke sekitar, memastikan tidak ada siapapun yang mendengar ucapannya.Naya semakin tidak paham. "Kenapa sih, Ta?""Lagi ada perang dunia di atas, Mbak. Jangan ke atas dulu, udah kita di sini dulu aja. Karena suasananya nggak enak banget." Lita menahan lengan Naya."Gimana gimana?""Mbak Mar
Read more
Bab 50: Hadiah dari Evam untuk Naya
Hari ini berlalu begitu saja. Tanpa pamit, setelah berbincang dengan HRD, Maria langsung mengosongkan mejanya, pergi meninggalkan kantor tepat sebelum jam makan siang tadi. Perempuan itu meminta Naya untuk diam, berpura-pura tidak tahu, dan membatasi interaksi dengannya hari ini. Maria tidak mau rekannya itu terbawa ke dalam skandal dirinya dengan Pak Vincent.Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi jujur Naya ingin menangis. Ada rasa sedih, bersalah, juga kehilangan atas kepergian Maria dari kantor. Bukan hanya satu dua bulan saja, ataupun satu tahun, tapi mereka berdua telah menjadi rekan kerja dalam waktu yang cukup lama.Ada rasa menyesal dalam hati kecil Naya saat mengingat bagaimana ia memilih diam dan membiarkan Maria mengambil risiko besar soal hubungannya bersama Pak Vincent. Harusnya dia bisa mengingatkan. Apalagi Maria menjadi selingkuhan dari orang penting di kantor yang kalau dipikir ulang, benar-benar 'ekstrim'.Naya memejamkan mata. Bagaimana rasanya jadi selingku
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status