Maria berlari kecil menghampiri Naya ketika mereka berpapasan di depan kantor. Dia menyadari, pria yang baru saja mengantar Naya dengan mobil hitam adalah Lukas. Mata Naya terbelalak, keningnya mengkerut, mulutnya mengucapkan nama Lukas tanpa suara yang lalu diiyakan Naya dengan anggukan.“Gue nggak salah lihat, kan? Dia di Jakarta? Sejak kapan?”Naya merapikan rok selututnya. “Tadi malam, tiba-tiba ngasih kabar kalau dia ke sini.”“Terus?”“Apanya yang terus?”“Ketemu nyokap dong?”Naya mengangkat bahu. “Iya gitu deh.”“Astaga, lo pasti pusing, kan? Secara nyokap lo udah juga ketemu sama Evan.” Maria mengamati sekitar, memastikan tidak ada siapapun di dekat mereka. “Waktunya lo milih, Lukas apa Evan? Pacar lo atau selingkuhan lo itu.”Mereka menaiki lift. “Evan juga udah jadi cowok gue, Ia. Dia janji bakal ada di samping gue. Jadi…”“Jangan bilang lo…..”Pintu lift terbuka. Tanpa melanjutkan ucapan, mereka berjalan ke meja masing-masing. Walau dari balik kubikel terlihat Maria yang m
Baca selengkapnya